Anda di halaman 1dari 21

HEMOSZTSIS : PATOFI S IOLOGI

DAN P E T,{ATALAKSAI,{AAT,{
KELAll/Alf KLII,{IK
CHARLES S. GREENBERG, M.D.

Sistim hemostasis berfungsi memulai pembekuan Trombosit berikatan dengan subendotel melalui
darah dan menghentikan perdarahan. Koagulasi meru- kolagen dan molekul perlekatan lain dalam subendotel.
pakan proses yang merubah darah dari keadaan cair Perlekatan trombosit mengeluarkan tomboksane A,
menjadi bekuan darah seperti agar. Sistim hemostasis dan serotonin, yang akan merangsang vasokonstriksi
juga mencegah pembekuan yang tidak diinginkan dan lebih lanjut. Bila trombosit mengeluarkan senyawa dari
trombosis. Seri reaksi rumit yang meliputi protein granula padatnya dan granula alfa, ntercksi tambahan
plasma, trombosit dan pembuluh darah ikut berperan trombosit-trombosit terbentuk pada proses yang dise-
untuk mengatur pembekuan darah. Cacat patologi pada but agregasi trombosit. Agregasi trombosit juga dido-
sistim hemostasis dapat menimbulkan perdarahan atau rong oleh tromboksan A2, yang disintesis oleh trom-
trombosis. Trombosis merupakan proses pembekuan bosit dan trombin, yang terbentuk pada permukaan
darahtidak diinginkan yang menimbulkan cedera jaring- trombosit.tD
an. Patofisiologi pembekuan darah, tes laboratorium, Agregat trombosit membentuk sumbat hemosta-
produk transfusi, dan obat-obat yang digunakan untuk tik awal. Selain itu, fiombosit berfungsi secara bio-
merawat hemostasis dan gangguan trombosis akan.di- kimia untuk merangsang pembentukan trombin. I ?
bicarakan pada bab ini. Trombin (enzim yang ikut dalam mengubah darah ke
agar fibrin) dibentuk melalui protein plasma dalam sis-
tim koagulasi.tc
TINJAUAN KEJADIAN ANATOMI DAN Protein koagulasi berfungsi sebagai molekul aktif
BIO KIMIA PADA HEMOSTASIS sampai diaktifkan oleh tahap reaksi pioteolitik yang
berakhir dengan pembentukan trombin. Trombin me-
Tahap anatomi dan biokimia pada hemostasis rubah fibrinogen yang mudah larut menjadi agar fibrin
dapat dilihat pada Tabel 1. Reaksi ini didaftarkan yang tidak dapat larut, yang mengelilingi dan memper-
berturutan untuk menegaskan tahap-tahap yang ikut kuat agregat trombosit awal.f 2
berperan pada koagulasi darah. Pertimbangan tenlang Sumbat fibrin-trornbosit akan menjadi stabil untuk
reaksi ini secara terpisah akan bermanfaat untuk me- menghindari gaya merusak bekuan darah. Faktor pem-
ngetahui tingkat timbulnya cacat patologi pada he- bekuan darah XIII akan dirubah oleh trombin ke fak-
mostasis. terutama pada pembicaraan tentang ganggu- tor XIIIa, enzim penstabilisasi fibrin. Faktor VIIIa
an klinik (Tabel 2). berfungsi untuk memperkuat bekuan fibrin dan mem-
Hemostasis dimulai oleh luka jaringan, yang me- buatnya tahan I terhadap plasmin. enzim pendegradasi
nyebabkan gangguan sel endotel dan terbukanya ja- fibrin, yang mengakhiri pembentukan dan stabilisasi
ringan subendotel (Tabel 1). Vasokonstriksi merupa- sumbat hemostatik.
kan respon awal terhadap luka dan timbul melalui Reaksi pembekuan darah diatur untuk mencegah
pengerutan sel otot polos di dalam dinding pembuluh. trombosis yang tidak diinginkan dan berbahaya pada
Vasokonstriksi berfungsi mengurangi aliran darah me- pembuluh yang tidak terluka. Pada pembuluh darah
lalui pembuluh yang rusak. Luka lokal pada neuron yang besar, yang menyediakan darah ke berbagai
dan trombosit di dekatnya. menimbulkan rangsang jaringan, pembekuan harus dibatasi pada permukaan
bagi vasokorrtriksi. 1 8 pembuluh darah. Bila tidak, aliran darah ke jaringan

98
HEMOSTASIS: PATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK 99

TABEL 1. Keiadian Arutomi dan Biokimia pada Hemostasis TABEL 2.Kelairun Kinik Hemostais dan Efeknya
atas Reaksi Pembekuan Darah
Luka dan Vasokonstriksi Kelainan Klinik
Reaksi Koagulasi
Luka vaskular mengganggu sel endotel dan memaparkan ja-
ringan ikat subendotel dan menimbulkan vasokonstriksi Perlekatan trombosit Sindroma von Willebrand,
Perlekatan Trombosit Penyakit Bernard-Soulier
- Trombosit inelekat pada subendotel melalui pengikatan de- Reaksi pelepasan trombosit Penyakit kumpulan PenYim-
ngan kolagen dan faktor VIII:vWF panan
Reaksi Pengeluaran Trombosit Agregasi trombosit Menelan aspirin
Trombosit akan mengeluarkan ADP, serotonin dan trom- Trombastenia Glanzinann
Pembentukan tromLtn Hemofilia A dan B
bokinase Az
Penyakit hati
A.gregasi Trombosit Defisiensi vitarnin K
ADP dan trombokinase ,{2 menyebabkan membrana ter- Pembentukan fibrin Sindroma DIC
buka untuk menerima fibrinogen; fibrinogen berikatan Stabilisasi bekuan Defisiensi faktor XIII
untuk merangsang agregasi trombo sit. Pencernaan fibrin Defi siensi penghambat ob f las-
Pembentukan Trombin min
Luka jaringan merangsang sistem pembekuan datah dan me- Regulasi pembentukan trom- Defisiensi antitrombin III
ruyebabkan pembentukan trombin; pembentukan trombin Defisiensi Protein C
dipercepat oleh trombosit
Pembentukan Fibrin Singkatan: DIC = Koagulasi intravaskular diseminata
Trombin mengubah fibrinogen yang mudah larut menjadi
anyaman benang-benang fibrin yang memperkuat agregasi
trombosit Perdarahan hebat dan komplikasi trombotik dapat
Stabilisasi Bekuan Darah timbul bila ada cacat pada sistim hemostatik. Kelainan
'Irombosit dan massa fibrin dibuat tahan terhadap gaya de-
gradasi fibrin melalui reaksi hubungan silang dikatalisis-
klinik hemostasis dapat dilihat pada Tabel 2 dan akan
laktor XIIIa dibicarakan nanti pada bab ini.
Pencernaan Fibrin
Plasmin, enzim pelarut bekuan darah utama; secara proteo- DASAR ANATOMI HEMOSTASIS
iitik mendegradasi fibrin; plasmin terbentuk dari piasmino- Dinding Vaskular dan Sel Endotel
gen oleh aktivator plasminogen yang dikeluarkan jaringan
vaskular Sel endotel mengelilingi permukaan semua pem-
Pengaturan pembentukan trombin buluh darah dan berkontak langsung dengan darah. De-
Protein plasma mengatur pembentukan dan fungsi trombin ngan mikroskop cahaya, sel terlihat sebagai "susunan
di dalam sirkulasi darah
batu koral" yang mengelilingi dinding pembuluh darah..
Perbaikan Pembuluh Darah yang Luka
Trombosit mengeluarkan faktor pertumbuhan yang me- Sel-sel endotel memiliki ciri struktur yang unik, yang
mungkinkan proliferasi sel endotel vaskular dan otot po1os, bervariasi, tergantung pada letak dan ukuran pembuluh
yang memperbaiki struktur pembuluh darah yang terluka darah. Kapiler merupakan pembuluh terkecil dari
mikrosirkulasi dan terutpma terdiri dari sel-sel endotel
Singkatan: vWF = faktor von Willebrand; ADP = adenosin
serta membrana basalis.l 8
difosfat.
Kapiler di otak terdiri dari sel-sel endotel dengan
hubungan intersel yang ketat serta terus menerus, se-
vital yang dilayani oleh pembuluh darah, akan ter- dang yang dihati mempunyai lubang, yang memungkin-
ganggu. Sistim hemostatik menggunakan beberapa kan masuknya makromolekul. Komponen plasma di-
protein pengatur untuk melokalisasi pembentukan ganti oleh endotel melalui lubang vesikel, saluran inter-
trombin dan mencerna fibrin. sel atau irtrasel.
Setelah koagulasi dimulai, sistim fibrinolitik di- Pembuluh darah besar di dalam sirkulasi memiliki
aktifkan agar melarutkan fibrin dan mempertahan- subendotel yang mengandung kolagen, glikoprotein,
kan keadaan pembuluh darah. Sistim fibrinolitik meng- dan glikosaminoglikan yang membentuk tunica intima.
gunakan plasmin untuk mendegradasi fibrin secara Di balik intima terdapat sejumlah sel otot polos, fibro-
enzimatik. Plasmin terbentuk dari plasminogen oleh blast dan kolagen yang disebut tunica media. lapisan
aktivator plasminogen. Aktivator plasminogen di- luarnya disebut tunica adventitin, terdiri dari fibroblas
keluarkan dari dinding pembuluh pada daerah pem- dan kolagen.
bekuan darah. Sel-sel endotel bermeltabolisme aktif dan berfungsi
Setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan pada beberapa tahap pembekuan darah. Sel-sel endotel
terhenti, jaringan vaskular harus diperbaiki. Trombosit meiintesis dan mengeluarkan prostaglandin, PGI2, yang
mengeluarkan faktor pertumbuhan yang membantu disebut lxga prostasiklin, suatu vasodilator potensial
perbaikan jaringan luka dengan merangsang proliferasi dan penghalang perlekatan trombosit serta agregasi
sel vaskular dan fibroblast. trombosit.
100 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN I

Prostasiklin menghambat agregasi trombosit de- donat dari fosfolipid membrana (Gainbar 1). pada
ngan mendorong adenilase siklase dalam membrana tahap berikutnya, siklooksigenase rnengubah asam ara-
trombosit untuk menghasilkan adenosin monofosfat kidonat menjadi zat antan labil yang diubah oleh sin-
siklik (cAMP). Kenaikan cAMP trombosit akan meng- tesis prostasiklin dalam selendotel menjadi pGI2.18
hambat pembentukan fibrinogen dan faktor VIii: Trombosit juga mensintesis asam arakidonat, te-
vWF (faktor von Willebrand) pada membrana trom- Iapi gagal untuk membentuk prostasiklin karena tidak
bosit. Reseptor fibrinogen memngsang agregasi trom- mengandung prostasiklin sintetase. Namun, trombOsit
bosit, sedang faktor VtrI:vWF mengatur perlekatan dapat merubah asam arakidonat menjadi tromboksan
tromb osit. Pro stasiklin ju ga menghalangi vaso konstriksi Az, su?tu vasokonstriktor kuat dan zat pengagregasi
dengan membentuk trombokinase 42 dan membuat tr5mbosit (Gambar 1).
vaso konstriksi sebagai suatu tahap sementara. Endotel yang utuh bertanggung jawab untuk mem-
Sintesis dan pengeluaran prostasiklin dari se1 pertahankan darah dalam keadaan cair. Hal ini di-
endotel menghalangi penimbunan trombosit yang tidak gambarkan oleh *kegagalan darah untuk membekuan
diinginkan. Sel-sel endotel mengeluarkan prostasiklin bila segmen pembuluh darah tersumbat. Bila sel_sel
dan memperbesar sintesis prostasiklin bila dirangsang endotel dalam segmen yang tersumbat, cedera, akan
oleh trombin dan.senyawa lain yang terbentuk pada terjadi pembekuan dalam pembuluh yang cedera ter-
daerah cedera jaringan. sebut. Sifat nontrombogenik endotel memungkinkan
ahli bedah memasang torniket ke anggota gerak untuk
Pada tahap sintesis prostasiklin pertama, enzim waktu yang lama, selama tindakan ortopedi dan vasku-
fosfolipase A di membrana mengeluarkan asam araki- lar.

Ra ngsang

t
Membran Reseptor
t
Membran Fosfolipid

Fosfolipase 42
Fosfolipase C

lnositol Asam Arakidonat


Gambar 1. Metabolisme Trifosfatase
t Diasilgliserol

fosfolipid membrana di da-


I

Asam Lemak Aspirin


lam trombosit dan sel en- V -x
Siklooksigenase Menghambat
I
dotel-peranan dalam me. Protei n
ngatur Iungsi trombosit I Kinase C
dan endotel.
i
Mobilisasi
i
Fosfori lasi
Kalsium Prbtein

I I
Si ntesis Sintesis
Agregasi Trombosit
Trombokinase Prostasik lin
(Trombosit) ( Endoret )

Tromboksan Prostacyclin
.42 (PG12)

i i
Vasokonstriksi Vasodilatasi
dan Agreqasi dan Hambatan
Trombosit Agregasi
Trombosit
HEMOSTASIS : PATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK 101

Pembekuan darah c[cegart oleh endotel karena Arntomi Trombosit dan Pembentttkan Sumbat
darah tidak berkontak dengn faktor iaingan. Ia juga Hernostntik
disebut sebagai tromboplastin jaringan, faktor jaringan Hemostasis normal membutuhkan fungsi tom'
berupa protein yang diperlukan untuk memulai pem- bosit yang tepat dan bersirkulasi dalam jumlah mencu-
bekuan darah. Faktor jaringan dapat ditemukan kupi untuk membentuk sumbat hemostatik primer dan
intrasel dan berhubungan dengan permukaan banyak menghentikan perdarahan. Tromb osit merupakan frag-
a
sel dalam tubuh.l men berbentuk cakram,2-3 mikron, yang dikeluarkan
Faktor jaringan memulai pembekuan dengan oleh megakariosit di dalam zumsum tulang. Trombosit
mengikat faktor pembekuan darah VII dan merubah- dalam keadaan istirahat dapat mempertahankan ben-
nya menjadi faktor VIIa. Faktor VIIa mendorong pem' tuk cakramnya dengan bantuan pita melingkar mikro-
bentukan tombin melalui pembentukan bertahap tubulus rangka sel dan mikrofilamen (Gambar 2).
reaksi dalam lintasan koagulasi. Sel-sel endotel mensin- Permukaan tombosit mempunyai invaginasi yang
tesis permukaan selnya. Keadaan ini membantu me- berhubungan dengan membrana dalam, menyebabkan
mastikan bahwa endotel tidak merangsang pembekuan bentuk luar trombosit seperti busa (Gambar 2). Salur-
darah. Namun bila endotel terluka, faktor jaringan an-saluran membrana dalam trombosit tidak ber-
akan dikeluarkan atau terpapar dan reaksi koagulasi hubungan dengan permukaan sel yang mengikat kal-
dimulai. sium dengan cara serupa seperti pada retikulum endo-
plasma sel otot. Saluran membrana memungkinkan
Endotel berfungsi membatasi reaksi koagulasi bila trombosit memiliki kontak yang luas dengan protein
sudah dimulai oleh dua mekanisme. Sel endotel me' plasma.
m.iliki reseptor permukaan untuk merubah protein Trombosit tetap dalam peredaran darah selama
antikoagulan, yang disebut protein C, ke bentuk aktif. rata-rata 8 hari kecuaf ia menemukan jaringan yang
Protein C adalah protein plasma yang tergantung pada
cedera dan ikut berperan dalam reaksi pembekuan
vitamin K, yang dirubah ke protein Cu (suatu anti-
darah, mengikat bekuan darah, atau keluar dari pe-
koagulan) oleh kerja kombinasi trombin dan protein
redaran darah oleh limpa.
permukaan endotel yangdisebut trombomodulin.e
Bila telah diaktifkan, protein C^ akan mendegradasi
faktor pembekuan darah Va dan VIIIa, kofaktor pen- Badan padat -. Granula
ting yang berperan dalam mengatur tingkat pemben- Mitokondria
Mikrotubulus
tukan trombin. Dengan degradasi proteolitik kofaktor
ini, pembentukan trombin akan dibatasi. Sel endotel
yang utuh di dekat daerah cedera jaringan akan mem-
batasi reaksi koagulasi. Jaringan dengan cedera sel
endotel tidak memiliki mekanisme perlindungan ini,
dan protein Cu tidak akan terbentuk.
-antikoagulan
Molekul seperti heparin juga ada
Susunan
pada sel endotel. Molekul ini berfungsi sebagai ko- tubular padat
faktor untuk merubah antitrombin III menjadi inhi-
bitor enzim dalam koagulasi darah, termasuk faktor Membrana sel

XIIa, XIa, IXa, Xa dan trombin.2 2 Gambar 2. Strukrur tronxbosit. Dingram ini menuniukkan
Endotel juga berfungsi untuk memperbesar degra- strukrur ftombosit seperti dilihat dengan mikroskop elektron.
dasi bekuan darah dengan mengaktifkan proses fibri- Bagian terluar meliputi membrana sel dtn daerah submembran,
nolitik. Sel-sel endotel mensintesis dan mengeluarkan ternwsuk filamen khusrts. Daerah ini membenruk dinding trom'
bosit dan saluran gais sistem katalikular yang berhubungan de'
protein yang disebut aktivator plasrninogen, yang me-
ngan permukaan. Sitoplasma trombosit mengandung mikrofi'
ngaktifkan sistim fibrinolitik. Aktivator fibrinolitik lamen dan pita melingkar mikrotubulus serta glikogen. Dalam
mengikat bekuan fibrin dan merubah plasminogen sitoplasma tertatwn mitokondria, granula alfa dan benda asing
menjadi plasmin, enzim pembekuan darah utama. Obat padat. Sistem membrara trombosit terdili dai sistetn kanali'
yang merangsang pengeluarkan aktivator plasminogen kular yang berhubungan dmgan permukaan, dan sistem
sel endotel sedang dibentuk dan dites untuk mengu- tubulus padnt, yang berfungsi sebagai retikulum sarkoplasma
trombosit dan pengatr,tr kandungan kalsium sel. (Disadur dari
rangi insiden trombosis pascabedah. Aktivator plasmi- White J.G. , dan Gerrard, J.M.: Anatomy and stntctural organi-
nogen jaringan disintesis dengan teknik biologi mole' zation of the platelet. In Colman, R.W., Hirsh, J., Marder
kular modern, dan akan segera tersedia untuk usaha V.J., and Salzman, E.ll. (Ed.): Hemostasis and Thrombosis:
lisis selektif bekuan darah patologik di dalam arteria Basic hinciples and Clinical Practice. Philadelphia, J.B. Lippin-
coronaria dan pembuluh darah yang lain. cott Company, 1982.)
142 BUKUAJARBEDAHBAGIAN I
Normalnya tombosit tidak menempel pada sel merah yang khas, dapat dijumpar pada trombosis
endotel atau trombosit lain. Namun setelah endotel vena. Bila lumen pembuluh benar-benar sempit,
bekuan
cedera, tombosit akan melekat, kehilangan bentuk darah akan meluas ke kedua arah sampai mencapai
ca_
cakramnya, dan menyebar pada jaringan ikat suben- bang pembuluh darah yang lain. Trombus yang
meluas
dotel. Trombosit yang menempel mengeluarkan se- sangat mudah pecah dari dinding pembuluh darah
dan
rotonin dan adenosin trifosfat lAfp) dan adenosin mem-bentuk emboli pada peredaran darah pulmonalis.
difosfat (ADP) dari granula padat dan mensintesis
serta mengeluarkan molekul tromboksan A,2 yang al:an . Trombus arteri juga cenderung terbentuk pada
daerah aliran darah turbulen di dalam sirkulasi arteri
lebih memperbesar interaksi trombosit-troirbosit, me- bergerak cepat bertekanan tinggi. Namun tingkat alir-
nambah ukuran sumbat hemostatik. an yang cepat dalam sirkulasi arteri mendorong trom_
Trombosit juga mengandung granula alfa, yang bus arteri untuk tetap terlokalisasi dan eritrosit tidak
mengandung protein koagulasi, termasuk faktor V: terjebak. Trombi arteri tampak putih ketimbang merah
fibrinogen, faktor VIII:vWf; dan fibronektin; serta karena ia hanya mengandung trombosit dan fibrin.
protein spesifik-granula alfa seperti faktor IV trom- niU
trombus arteri terlepas, ia akan membentuk emboli
da-
bosit, beta-trombo$obulin, dan faktor pertumbuhan lam sirkulasi dan menimbulkan cedera organ dengan
yang berasal dari tombosit. menyumbat penyediaan darah arteri ke organ (organ-
Sitoplasma trombosit memiliki sejumlah besar pro- organ).1 3
tein kontraktil, termasuk aktin, protein pengikat aktin,
dan miosin, yang merangsang reaksi kontraksi. Sim-
panan glikogen dan mitokondria dalam sitoplasma
trombosit menghasilkan energi untuk metabolism
BIOKIMIA DAN FISIOLOGI HEMOSTASIS
anaerob dan aerob (Gambar 2).
Perlekatan Trombosit
Isi granula alfa, granula padat, dan granula lisosom
dikeluarkan ke sistim kanalikular yang berhubungan
Proses perlekatan trombosit sangat penting untuk
dengan permukaan, dalam hubungannya dengan
hemostasis normal. Molekul faktor VIII;vWF memiliki
kontraksi mikrofilamen aklomiosin. Membrana intasel
peran fisiolog yang penting dalam perlekatan trom-
yang tidak berhubungan dengan permukaan sel, mem-
bosit. Subunit terkecil dari faktor VIII;vWF disintesis
bentuk sistim membrana tubulus padat (DTS) yang
oleh sel-sel endotel sebagai polipetida 230.000 dalton,
memiliki kemampuan untuk mengikat dan mengeluar-
yang bersirkulasi sebagai agregatdisulfida dengan berat
kan ion kalsium. Banyak respon intrasel trombosit
terhadap isyarat membrana diperantarai oleh kenaik-
molekul lebih besar dariI juta dalton. Jaringan suben-
dotel mengandung faktor VtrI;vWF, yang dapat dike-
kan konsentrasi kalsium di dalam sitoplasma.
luarkan dari sel endotel atau terikat dengan plasma.
Agregasi trombosit menghasilkan timbunan lokal
dari trombosit-trombosit yang saling menempel, yang Trombosit melekat pada subendotel dengan ban_
mengurangi aliran darah melalui lubang pada dinding
tuan kolagen, faktor VIIIyWF, atau molekul fibro-
pembuluh. Agregat trombosit juga mempercepat pem- nektin. Perlengkapan trombosit merubah bentuk
bentukan trombin dengan menyediakan daerah peng- cakram menjadi bentuk batang panjang datar serta
ikatan khusus untuk faktor pembekuan darah Xa dan tipis, yang menyebar ke seluruh segmen pembuluh
V. Daerah ikatan ini membuat permukaan trombosit darah yang rusak. Daerah ikatan khusus terbentuk
sebagai daerah efisien untuk sistim enzim,yang disebut
pada trombosit untuk kolagen, faktor VIII:vWF dan
fibronektin.l o
kompleks protrombinase, yang mengubah protrombin
menjadi trombin. Sumbat hemostatik terakhir terdiri Trombosit tidak mudah melekat terhadap pem-
dari trombosit yang dikelilingi oleh anyaman benang- buluh yang rusak bila VIII;vWF tidak terdapat di dalam
plasma atau bila jumlahnya kurang normal. Gangguan
benang fibrin.
klinik yang berasal dari ketidak<rormalan jumlah atau
Trombus Vena'dan Arteri kualitas pada molekul VIII;vWF disebut penyakit von
Willebrand. Dewasa ini, banyak penyakit khusus yang
Secara anatomi, trombosis, vena dimulai pada ditemukan pada pasien dengan penyakit von Wille_
daerah tepat di balik katup vena. Daerah ini memiliki brand. Tipe penyakit von Willebrand khusus ini akan di-
cukup banyak aliran darah. Pada daerah ini, trombosit bicarakan pada teks lain dan di luar lingkup bab ini.r o
melekat terhadap endotel yang rusak dan timbul pe- Trombosit mengikat faktor VIII:vWF dengan
nim*bunan fibrin. Trombus vena biasanya langsung me- reseptor glikoprotein khusus pada membrana plasma-
lekat ke dinding pembuluh darah dan menjalar ke arah nya, yar,g dikenal sebagai glikoprotein Ib. pada pe-
aliran darah. Eritrosit terjebak dalam massa trombosit nfakit Bernard-Soulier. membrana trombosit tidak me-
dan benang-benang fibrin yang membentuk trombus miliki glikoprotein I dan kekurangan trombosit mem-
HEM OSTASIS : PATO FISIO LOGI DAN PE NATALAKSANAAN KE LAINAN KLINI K t03

buatnya tidak dapat melekat pada jaringan ikat suben- membrana sel untuk mengaktifkan protein kinase C.
dotel. Tindakan operasi yang dilakukan pada penderita Protein kinase C memfosforilasi molekul yang diperlu-
penyakit von Willebrand atau Bernard-Soulier menim- kan untuk sekresi trombosit. Inositol trifosfat ber-
bulkan perdarahan yang hebat, kecuali bila cacat tindak sebagai kurir kedua untuk menggerakkan
faktor VIII; vWF dan trombosit diperbaiki masing- kalsium intrasel. Kalsium yang dimobilisasi tampak
masing melalui transfusi kriopresipitat atau trombosit. penting untuk sekresi dan agregasi trombosit (lihat
Gambar 1).
Agregasi Trombosit Lintasan umum akhir bagi agregasi trombosit me-
Setelah trombosit melekat pada pembuluh yang
liputi pengikatan flbrinogen terhadap membrana trom-
bosit untuk menguatkan ikatan tombosit-trombosit.
terluka, akan terbentuk ikatan trombosit-trombosit
yang stabil pada proses agregasi trombosit. Bila tidak
Trombosit tidak beragregasi, bila tidak ada fibrinogen
'
atau reseptor fibrinogen.to t
ada agregasi trombosit, pembentukan sumbat hemo-
Daerah ikatan fibrinogen pada trombosit terdiri
statik primer akan gagal. Agregasi trombosit merupa'
kan reaksi rumit yang meliputi reaksi pengeluaran dari glikoprotein IIb dan III membrana trombosit.
Pada gangguan yang disebut trombastenia Glanzmann,
trombosit, fosfolipase 42. dan pemecahan C dari
membrana trombosit kekurangan glikoprotein IIb dan
membrana fosfolipid, perirbahan kadar cAMP intrasel,
mobilisasi kalsium intuasel dan timbulnya reseptor
III; trombosit ini tidak beragregasi, walaupun dapat
melekat dengan normal. Pasien trombastenia Glanz-
fibrinogen pada permukaan sel.
mann, biasanya mengalami gangguan perdarahan serius
Reaksi pelepasan trombosit merupakan analog
jangka lama. Keadaan ini menunjukkan bahwa agregasi
proses sekresi sel-sel lain. Selama reaksi pengeluaran,
granula bergabung dengan membrana sel dan menge- trombosit diperlukan untuk hemostasis normal.
luarkan isi nya. Trombin, serat kolagen subendotel,
epinefrin dan ADP merupakan perantara fisiologis Faktor Koaguhsi Darah, pr*boboo Bertabap
reaksi pelepasan. Granula alfa dirangsang untuk di-
Ko a galasi dn n Pe ni be ntu ka n Tr o m bin.
lepaskan sebelum ganula padat. Reseptor membrana
khusus untuk ADP merupakan perantara fisiologis Faktor koagulasi yang mengatur pembentukan
reaksi pelepasan. Granula alfa dirangsang untuk di- trombin merupakan molekul protein yang disintesis
lepaskan sebelum ganula p-adat. Reseptor membrana hati. Hepatosit mensintesis sebagian besar protein
khusus untuk ADP, epinefiin, kolagen dan trombin, koagulasi, termasuk fibrinogen, protrombin, faktor
sudah ditentukan sifatnYa. ro V, VII, VIII:C, IX, X, XI, Xil dan XIII, serta inhibitor
Kadar cAMP intrasel terbukti ikut berperan dalam koagulasi protein, antitro mbin III, inhibitor o2 -plasmin
mengatur agregasi trombosit. Senyawa yang mening- dan protein C. Kekecualian utama sintesis hepatosit
katkan kadar cAMP akan menghalangi agregasi trom- bagi protein koagulasi adalah sintesis se1 endotel bagi
bosit (prostasiklin, dipiridamol), sedang yang merang- faktor VIII:vWF. Walaupun faktor protein VIII:C dan
sang agregasi trombosit akan menurunkan tingkat faktor VIIIyWF disintesis pada daerah yang berbeda,
cAMP (ADP, epinefrin).zo Reseptor membrana trom- faktor ini beredar di dalam plasma sebagai su3tu
bosit bergabirng dengan adenilase siklase, eniim yang komplek.'i+ Selain fungsi sintesis hapatosit, selKupper
mensintesis cAMP. Dalam tahun belakangan ini, kurir di dalam hati melakukan fungsi katabolisme untuk me-
kedua selain cAMP sudah ditemukan, yang meng- ngeluarkan protein koagulasi diaktivasi.
hubungkan reseptor membrana ke proses sekresi. Proses koagulasi normal tergantung pada vitamin
Sistim serupa juga ada dalam trombosit. Beberapa K. Faktor koagulasi yang tergantung pada vitamin K
agonis trombosit merangsang fosfolipase A2 mem- adalah protein C dan faktor II (protrombin), Vil, IX
brana, yang mengeluarkan arakidonat dari membrana dan X. Semua protein ini mengandung gugusan asam
fosfolipid dan suatu prekusor untuk sintesis pros- glutamat dikarboksilasi. Reaksi karb oksilasi dikatalisis
taglandin. Pro duk sintesis prostaglandin, tromboksan oleh sistim enzim yang tergantung pada vitamin K di
A2 mgnambah reaksi pelepasan dan agregasi trom- dalam hepatosit. Bentuk karboksilasi terikat ke fosfo-
Lo
bosit. lipid trombosit bila ada kalsium dan memperbesar
Akhir-akhir ini, pelepasan fosfolipid yang me- reaksi koagulasi yang menyebabkan pembentukan
ngandung inositol oleh fosfolipase C terbukti ber- trombin2a.
fungsi sebagai kurir kedua agonis trombosit.l i'Rrukri Bila tidak ada vitamin K, faktor koagulasi akan di-
pengeluaran trombosit yang diperantarai trombin dan sintesis, disekresi dan beredar dalam bentuk yang gagal
agregasi berhubungan dengan pengeluaran fosfolipase mempercepat pembentukan trombin. Warfarin (suatu
C dari lemak inositol untuk membentuk diagliserol antikoagulan oral) menghalangi reaksi karboksilasi yang
dan inositol trifosfat. Diasilgliserol berberfungsi dalam tergantung pada vitamin K, dan protein yang tergafl-
104 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

tung pada vitamin K disekresi dalam bentuk non- lah di luar lingkup pembicaraan ini (lihat Kepustakaan
fungsional. Keadaan ini menjelaskan sifat antikoagulan pada akhir bab).
antagonis vitamin K. Kekurangan vitamin K juga meng. Protein plasma yang berperan untuk pembentukan
hasilkan protein koagulan nonfungsional yang secara trombin diberi tanda huruf Romawi, berdasar pada
tak sengaja akan menimbulkan keadaan antikoagulan urutan penemuannya dan tata nama yang sudah di_
dan memperbesar risiko perdarahan.T 4 terima secara Intemasional (Tabel 3). Bila protein di-
Massa awal trombosit yang menutupi pembuluh rubah menjadi serin protease (bentuk aktifnya), maka
darah yang luka tidak cukup memberi perlindungan ia berfungsi dalam perubalun bertahap reaksi yang me-
hemostasis, kecuali bila diperkuat dengan fibrin. nyebabkan pembentukan trombin. Faktor V dan VII
Fosfolipid di permukaan trombosit akan menambah berfungsi sebagai kofaktor pada perubahan bertahap
pembentukan trombin. Trombin mendorong pem- koagulasi dan tidak secara langsung merubah protein
bentukan fibrin dan stabilisasi fibrin, yang memper- nonaktif menjadi serin protease (Gambar 3).
kuat tahap awal agregasi tombosit. Melalui kerja Ada dua lintasan (intrinsik atau ekstrinsik) berbe-
kombinasi protein koagulasi plasma dan permukaan da untuk memulai pembentukan fibrin. protein pada
trombosit, trombin akan terbentuk. Trombin keluar lintasan ini (dikenal sebagai pembentukan bertahap
dari permukaan trombosit, masuk ke plasma, dan me- koagulasi) bertanggung jawab untukmemulai dan mem-
rubah fibrinogen larut menjadi benang-benang fibrin perbesar pembentukan trombin (Gambar 3). Rangsang
yang tidak mudah larut. Gangguan pembentukan trom- kecil pada tahap pertama pembentukan bertahap inl
bin sekunder terhadap kekurangan protein koagulasi diperbesar secara katalisis pada tiap tahap dalam cara
plasrna fungsional akan menimbulkan gangguan per- sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar trombin ter-
darahan yang serius. Hemofilia A dan B (masing-ma- bentuk dengan cepat.l 1
sing kelainan faktor VIII:C dan IX) akan menimbul- Sistem intrinsik dimulai melalui kontak protein
kan gangguan perdarahan jangka panjang yang serius. plasma (faktor XII, prekalikrein, dan kininogen dengan
Manifestasi klinik dan laboratorium dari hemofilia berat molekul tinggi) dengan permukaan bermuatan
A dan B serta kekurangan protein koagulasi lain ada- negatif, seperti kaca. Lintasan ekstrinsik memulai pem_

TABEL 3. Protein Koagulasi


I

Kadar Plasma Tingkat Hemostatik produk Waktu Paruh


Protein (mg./100 ml.) Efektif* pengganti (Hari atau Jam) Fungsi
Fibrinogen I 80-360 100 mg./100 ml Cryopresipitate 4 hari Membentuk bekuan fibrin
Protrombin 10,0 20-407o Plasma
(Faktor II)
2-3 hari Membentuk trombin dan meng-
aktilkan librinogen; faktor
V, VIII dan XIII; trombosit
Faktor V dan protein C
2,0 2s% Plasma I hari Kofaktor untuk faktor Xa, akti-
Faktor VII vasi protrombin
0,1 10-20% Plasma jam
Faktor VIII:C
6 Mengaktilkan laktor IX dan X
0,1 2s% FaKtol VIII 8-12 jam
(faktor Kol'aktor laktor IXa, aktivasi
dimurnikan laktor X
(antihemolili)
Faktor VIII.vWF 2,0 25% Cryopresipitat t hari Memperantarai perlekatan trom-
(faktor von
Willebrand) bosit
Faktor IX 1.0 20% Plasma 1 hari Mengaktifkan taktor X
ljaktor IX
dimurnikan
Faktor X 1,0 Plasma 1-2 hari Mengaktilkan protrombin
Faktor XI 0,s ts-2s% Plasma 2-3 hari Mengaktifkan taktor IX
Faktor XII 2,0 (rcn Tidak perlu Mengaktilkan faktor XII dan
Faktor XIII prekalikrein
1,0
(falitor stabi-
s% Cryopresipitat 4 ltai Hubungan silang kovalen dengan
lisasi fibrin) ikatan monomer t-ibrin satu sa-
ma lain dan inhitritor a2-plas-
min terhadap fibrin
xNilai dinyatakan sebagai persentase
aktivitas koagulasi normal
H E M OSTA S IS : PATO F I S IO L OGI DAN PE NA TALA KS AN AAN KE LAINAN KLINI K 105

EKSTRINSIK
XI, VII dan IX kongemtal, dapat mengalami.perdarah-
INTR INSIK
an spontan atau komplikasi perdarahan yang serius
Permukaan
setelah operasi. Keadaan ini menunjukkan bahwa lin-
Kontak
gkXIIo- tasan intrinsik perlu untuk memperkuat pembentukan
Kininogen HMW I Luka Jaringan\'
+ \ trombin, walaupun tidak merangsang pembentukan
(pre-talit<rein) |
Faktor Jaringan + Vll trombin itu sendiri.
I
s.-Jro I "," Akhir-akhir ini, para penetti menemukan bahwa
--- - -t- ----EIo' ada hubungan erat antara kedua proses tersebut. Se'

=-L-1,,- / telah faktor Vtr diaktifkan oleh faktor jaringan untuk


membentuk faktor VIIa, faktor VIIa merubah faktor
sr ler-,co" / IX menjadi IXa dalam lintasan intrinsik.la Selain itu,
:-!-: -Lz faktor XIIa dapat merubah faktor VII menjadi VIIa.
r t_ lPLco*z Selanjutnya trombin, produk kedua lintasan tersebut,
Protrombin (lll.+ lrombrn (lla' dapat diumpan balik dan memperkuat pembentukan-
Fibrin
nya sendiri dengan mengaktifkan kofaktor protein
Xtll + fibrinogun
yang digunakan pada kedua proses tersebut, mis.
-l-*"la+ t {tarut)
Fibrin'Cross-litrked' (tidak larut)
faktor V dan VIII. Faktor Xa juga dapat diumpan
balik dan mengaktifkan faktor VII.Ia
Gambar 3. Sistem intrinsik dan ekstrinsik koagulasi darah dan Lintasan utama untuk memulai pembentukan
interkeri any a. Lintasan ekstrinsik memulai pernbentukan trom-
trombin melalui pelepasan atau pemaparan faktor
bin melalui cedera iaingan dan pemaparan faktor iaingan' jaringan. Faktor jaringan merangsang pembentukan
Faktor XI mengikat faktor jaingan dan langsung mengaktif-
kan faktor X meniadi Xa- Faktor V, Xa,permukaan fosfolipid trombin melalui pengikatan ke faktor VII bila ada
trombosit (PL), dan kalsium (&2+) berlungsi sebagai kompleks kalsium dan fosfolipid serta kemudian merubah fak-
protrombin untuk mernbentuk trombin (faktor IIa)' Lintasan tor X menjadi Xa. Faktor Xa mengikat permukaan
intinsik merangsang pembentukan trombin rnelalui kontak trombosit dan membentuk kompleks protrombinase
permukaan. Faktor XIa akan mengaktifkan faktot IX untuk
yang secara proteolitik merubah protrombin menjadi
membentuk IXa. Faktor IXa akan mengaktiftan faktor IX
untt)k membennk IXa. Faktor IXa mengubah faktor X menia- trombin (Gambu 3). Kompleks protrombinase ber-
iti Xa mehlui keria kombinasi VIII:C (faktor VIII:C, faktor peran penting dalam pengeluaran trombin. Elemen pen-
anti-hemofitia), permukaan fosfolipid dan kalsium. Faktor Xa ting untuk pembentukan kompleks protrombinase
mengubah protrombin meniadi trornbin seperti disebut di atas' pada permukaan trombosit adalah faktor V, kalsium,
Fibin yang mudah larut dibenruk oleh trombin dtn dictabil' fosfolipid trombosit, dan faktor Xa. Bila salah satu
kan oleh faktor XIIa untuk membenak fibrin ndak larut' Lin'
tasan intinik dan ekstinsik berhubungan melalui faktor faktor ini tidak ada, kecepatan pembentukan trombin
7
XIIa, faktor akrtvasi VII meniadi VIIa, dan aktivasi faktor dan beku darah berkurang.l
VIIa meniadi IX. Selain itu, trombin iuga kembali mengaktif- Faktor VII juga dapat merangsang'pembentukan
kan faktor WI, Xil, fi, VIil, V dan X' Reaksi ini iuga akan trombin melalui aktivasi faktor IX bila ada faktor ja-
m emp erkua t P emb en tukan t ro mb in'
ringan, kalsium, dan fosfolipid. Kemudian faktor IXa
akan membentuk faktor Xa, memperkuat kompleks
protrombinase, perubahan protrombin, dan pemben-.
bentukan trombin melalui intbraksi faktor VII dengan tukan fibrin melalui lintasan intrinsik (Gambar4).1a
senyawa yang berasal dari jaringan, faktor jaringan'
Lintasan koagulasi intrinsik berfungsi untuk meng-
Faktor jaringan adalah suatu fosfolipoprotein yang ter-
aktifkan faktor X melalui faktor kontak. Faktor kon-
dapat di dalam sebagian besar jaringan. Pembagian
tak meliputi faktor XII, kininogen berberat molekul
reaksi koagulasi menjadi dua proses berbeda, sangat
tinggi dan prekalikrein. Bila plasma berkontak dengan
bermanfaat untuk menginterpretasi tes laboratorium
permukaan bermuatan negatif, ketiga faktor kontak
koagulasi. Namun perbedaan yang tajam antara kedua
bersama-sama mengaktifkan faktor XI. Faktor XIa
lintasan ini gagal untuk menjelaskan banyak segi he-
akan mengaktifkan faktor IX. Pada reaksi berikut ini,
mostasis klinik. Dalam tahun belakangan ini' ada bukti
yang terjadi pada permukaan fosfolipid, faktor VIII:C
bahwa kedua lintasan ini berfungsi bersama-sama dalam
mempercepat aktivasi faktor IXa bagi faktor X. Faktor
rnembentuk trombin.le
Xa dirakit ke kompleks protrombinase, dan terbentuk
Peranan fisiologi lintasan intrinsik dalam merang-
trombin (Gambar 4).
sang pembekuan tampaknya terbatas, karena orang de-
ngan kekurangan faktor XII, kininogen berberat mole- Kekurangan faktor IX dan XI dapat menimbulkan
kul tinggi, dan prekalikrein kongenital, tidak meng- masalah perdarahan jangka panjang yang serius, yang
alan.ri perdarahan spontan atau perdarahan pada saat menggambarkan lebih lanjut kepentingan hntasan
operasi. Sebal-iknya, orang dengan kekurangan faktor intrinsik dalam memperkuat pembentukan trombin.
106 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN T

dilator, yang dapat menimbulkan hipotensi. Lintasan


rrombin ,z-\ kontak koagulasi dianggap diaktifkan selama septi.
( \ Nrr"s.un kemia,
\\,\J NNF'_2 reaksi alergi dan reaksi transfusi. Keadaan ini
Qr'"'*'"o'" )NY dapat menyebabkan terbentuknya hipotensi yang ber_
hubungan dengan keadaan klinik. Has' penelitian ini
I
menunjukkan bahwa pada keadaan klinik tertentu,
\!Sompleks prorrombinase lintasan intrinsik diaktifkan dan berperan penting
dalam respon hospes terhadap rangsang immunologi.s
Fattor x), - -, Protrombin/
Faktor Pengatur Pembe ntukan Trombin
%nFaktorV Pernbentukan trombin harus diatur, bila tidak;

"fin Sgg#;rfS;- permukaan fibrin akan terbentuk pada daerah jauh dari cedera
Ad&$o66ao6d;-ua Y'T?:1. jaringan dan menimbulkan cedera organ tersebar.
FOSIO ilp tO Se_
cara klinik; pembentukan trombin yang terus menerus
Gambar 4. Pembentukan trombin melafui komp,leks protrom- dan tidak teratur dalam peredaran darah dikenal se-
biruse. Permukaan fosfolipid mmgandung kompleks protrom-
binase yang terisi faktor Xa, kalsium, dan kofaktor faktor V.
bagai sindroma kcwgulasi intravaskular diseminata
hotrombin larut dikeluarkan oleh kompleks protrombinase (DIC). Mntrombin III aktif merupakan penghalang
untuk membentuk trombin. herah ikatan fosfolipid pada pro- fisiologi utama pembentukan trombin. Antitrombin
trombin mengandung sisa asam gamma-karboksilglutamot, yang III diaktifkan oleh molekul heparin atau mirip heparin
dikeluarkan setelah pembentukan trombin dan disebut fragmm pada permukaan endotel.zt Heparin mengikat
F1-2. (Dari Mosher, D.F.: In MacKinney, A.A. (Ed.): anti
Pathophysiology of Blood. New York, John Wiley & Sons,
trombin III dan membentuk kompleks heparin-anti-
1984.) trombin III. Kompleks kovalen dengan salah satu dari
beberapa.-serin protease dalam sistem koagulasi, faktor
Xa, IXa, XIa, atau trombin (Gambar 5).22'-ftompleks an-
Secara klinik, pemulaian dan pembentukan trombin titrombin Ill-protease akan dibersihkan oleh hati. Se-
dapat terjadi melalui lintasan intrinsik maupun ekstin- telah pembentukan kompleks antitrombin III-protease,
sik. Interaksi antara kedua lintasan ini mungkin lebih heparin akan dikeluarkan dan mengkatalisis pemben_
realitis daripada usaha memisahkan lintasan ini. tukan kompleks heparin-antitrombin III tambahan
Kalikrein, suatu produk lintasan kontak koagulasi, (Gambar 5).
yang menyebabkan bmdikinin dilepaskan dari kini- Pembentukan trombin dibatasi lebih lanjut oleh
nogen berberat molekul tinggi. Bradikinin suatu vaso- aktivasi protein C dikatalisis trombin pada permukaan

Kompleks
Heparin-Antitrombin ll I

,a
I
Pusat I
I
\
seri n \

qi'i ,r--\
{4\
lo
t1:
t'" 6. i

2 s I r
Kompleks
Trombin-Antitrombin I I I
lambar 5. Mekanisme keria hepain dan antitrombin III. Heparin mengikat antitrombin III melalui gugtsan lisin pada anrtffombin
III, yang membentuk kompleks heparin-antitrombin III (Panel 2). Ia memaparkan &tgusan argin;n"p,odo antitrombin
mengikat kovalen trombin dan sein protease lain dalnm perubahan bertahap koagulasi
III, yang
17ot to, it, IXa dan Xa) (panet 3). Benak
kompleks antitrombin lll'ftombin dan hepain dikeluarkan. Heparin dapat mengkatalisii
reaksi serupa gntara molekul antitrombin
r!!bt' dan trombin (Panel 4). Kompleks heparin-antitrombin III dapt mengiambat sebagian besar serin protease (faktor xIIa,
IXa, xa dan ffombin) dalam sistem koagtlnsi, sehingga mmghambat pembintukan tromiin dan
trombin. (Disadur dengan izin
Rosenberg, R.D-: Hepain-antithrombin system. In Colmtn, R.ll., Hirsh, J., Marder, V.I., and Salzman, E.W. (Ed.): Hemosta-
sis and Thrcmbosis: Basic hinciples and Clinical Practice. Phitadetphia,
J.B. Lippincott Company, 19g2.)
HEilIOSTASI.S: PATOFISIOLOGIDANPENATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK 107

sel endoiel. Protein C diaktivasi (orotein C1) memecah' disebut protofibfl. hotofibril ini membesar dengan
kan faktor VIIIa dan Va serta mengurangi kecepatan membentuk barisan molekul panjang, yang membuat
pembentukan trombin. benang-benang fibrin. Kemudian benang-benang ter-
Prostasiklin-seperti disebut di atas, suatu vaso- sebut akan saling berhubungan dan membentuk anyam-
dilator kuat-dilepaskan oleh endotel pada daerah pem' an serat bercabang, yang menghasilkan gel (Gambar
6).r z
bekuan darah dan memudahkan pemulihan aliran
darah. Perbaikan aliran darah pada daerah cedera Faktor koagulasi darah XIII mengikat fibrin dan
vaskular akan mengencerkan konsentrasi faktor koagu- dirubah oleh trombin menjadi faktor XIIIa. Faktor
lasi aktif, yang mengurangi kecepatan pembentukan XIIIa menghubung silang secara kovalen monomer
trombin. Kecepatan reaksi enzimatik pada perubahan fibrin berdekatan. Faktor XIIIa juga menghubung si-
bertahap koagulasi tergantung atas konsentrasi lokal lang penghambat a2-plasmin, penghambat utama
faktor pembekuan darah diaktivasi. plasmin, menjadi bekuan darah. Faktor XIIIa meng-
ikat fibrin secara mekanis, yang lebih kuat dan tahan
Pembentukan dan Stabilisasi Fibrin XIII juga memung-
tedradap lisis dari plasmin.to Faktor

Merubah fibrinogen menjadi anyaman benang-


kinkan penyembuhan luka, karena beberapa pasien
yang kekurangan faktor XIII menderita dehisensi luka
benang fibrin stabil terjadi melalui kerja trombin.
dan pembentukan jaringan parut abnormal.l 6
Trombin secara prote olitik melepaskan fibrinopeptida
A dan B dari monomer fibrin pembentuk molekul Pencertuan Fibrin oleb Sistem Fibrinolitik
fibrinogen (Gambar 6). Monomer fibrin mendapat ke'
mampuad menghubungkan dengan fibrinogen atau Sewaktu proses hemostasis dimulai, fibrinolisis di
dengan monomer fibrin lainnya. Bila monomer fibrin mulai. Pengaturan tertutup trombosis dan fibrinolisis
saling berhubungan, akan terbentuk konfigurasi yang ini berfungsi sebagai mekanisme efektif untuk melarut-

Ftbrinogert

j Trombin

bpo.-o
11@g@--eaDimer Fibrin

$ +Factor Xllla

Polimer antara

Fibrin berhubungan
si lang

Plasmin {:' Plavnin $ Plavnin {l


-@@ -o--'o@- -O--O€F-O- Kompleks
Degradasi

-€t- @@' o
YO/DY
@ YY/OXO
Fibrin
DD/E

Gambar 6. Pembentukan tibrin dan fibrin dikatalisis-plasrnin-pemecahan faktor XIIIa yang mengfuubungkan silang fibin. Fibrino-
gen dikeluarkan oleh trombin untuk membentuk monomer frbrin yans berhubungan dan membentuk dimer ftbin. Kemudian mo
nomer fibin tambahan ditatnbahkan dan faktor XIIIa mmgkatalisis hubungan silang kovalen antara daerah D dan monomer fibrin
di dekatnya. Polimer fibrin antara tumbuh untuk rnembentuk protofibil berutas dua. Plasmin pemecahan hubungan silang serat
librin oleh pemecahan proteolitik sntaro daqah D dan E. Produk pemecahan ,yang dapat larut, yang dilepaskan merupakan
kompleks fibin berhubungan silang berberat molekul tinggi yang berhubungan secara nonkolaven (diperlihatkan dalam kotak ter-
tutup). (Diwdur atas izin Marder V.f., Francis, C.ll/,, and Doolittle, R.F.: Fibinogen structure and physiology. Dalam Colman
R.ltt,, Hirsh, f., Marder, V.J., and Salzman, E.ht, (Ed,): Hemostasis and Thrombosis: fusic Principles and Ainical Practice, Phila-
delphia, f.B. Lippincott Company, 1982.)
108 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

kan fibrin. Selama pembentukan fibrin, plasminogen len. Produk akhir pemecahan plasniin atas fibrin
mengikat fibrin dan karena itu, terletak pada lokasi berhubungan silang adalah molekul yang disebut
ideal untuk memulai lisis bekuan darah. plasminogen fibrin berhubungan silang adalah molekul yang disebut
tetap tidak aktif sampai protease yang dsebut akti- dimer D-D dan fragmen E. Dimer D-D adalah produk
vator plasminogen iaringan, mengikat fibrin dan me- pemecahan plasmin akhir dari fibrin yang mengandung
rubah plasminogen menjadi plasmin. Aktivator plasmi_ daerah D dari dua monomer fibrin berdekatan yang
nogen jaringan dikeluarkan dari dinding pembuluh dihubung silang oleh faktor XIIIa. Produk pemecahan
darah pada daerah pembentukan trombin. Aktivator fibrinogen yang dicerna plasmin dibersihkan dari sir-
plasminogen jaringan gagal untuk merubah plasmi- .kulasi oleh hati.
nogen menjadi plasmin dalam peredaran darah karena
harus mengikat permukaan fibrin agar dapat berfungsi
dengan baik. Bila aktivator plasminogen jaringan meng_ Eaaluasi Laborato;rium pasien Bedab dengan
ikat fibrin, ia meningkatkan pemecahan proteolitik dari llhsahb Hemostasis
plasminogen ke plasmin.3 Dokter yang merawat pasien gangguan hemostasis
Aktivator plasminogen fisiologi yang penting lain- harus memadukan keterangan klinik dan laboratorium
nya, urokinase, dibentuk di ginjal dan dikeluarkan me- bagi penatalaksanaan efektif. Untuk ini diperlukan
lalui urina. Urokinase, berbeda dengan molekul aktiva- interpretasi yang tepat atas tes koagulasi dan mem-
si plasminogen jaringan, dapat langsung mengubah perhatikan keterbatasarmya. Data klinik yang diper-
plasminogen menjadi plasmin bila tidak ada fibrin. oleh dari pemeriksaan pasien dan pembahasan anam-
Streptokinase, suatu protein bakteri, digunakan .resis sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang
secara klinik sebagai aktivator plasminogen untuk me- tepat. Dokter harus mengenal bahwa tes koagulasi
ngobati trombosis vena, emboli pulmonalis, dan infark tidak mengukur trombosit dan reaksi grermukaan sel
myocardium. Strep tokinase mengikat plasminogen dan endotel yang memainkan peranan penting selama
membentu k komple ls pla smin ogen-strepto kinase yan g koagulasi in vivo. Ia tetap keterbatasan utama tes
merubah plasminogen menjadi plasmin. Baik streptoki- laboratorium koagulasi. Sebagian besar tes koagulasi
nase maupun urokinase, keduanya dapat merubah laboratorium dilakukan dengan plasma yang kurang
plasminogen menjadi plasmin dalam peredaran darah. trombosit dan fosfolipid buatan merupakan pengganti
Pembentukan plasmin di dalam plasrna menyebabkan permukaan trombosit.
degradasi fibrinogen maupun fibrin.3 Walaupun ada keterbatasan ini, tes koagulasi labo_
Plasmin hanya berfungsi singkat di dalam plasma ratorium memang memberi keterangan yang tepat ten_
karena inhibitor plasmin bekerja cepat (penghambat tang beberapa fase apesifik koagulasi darah (Tabel 4)
a2-plasmin) yang mentak-aktifkan enzim. Dalam beku- serta tentang tingkat fungsional dan imunologi
an fibrin, plasmin berfungsi lebih lama karena konsen- faktor-faktor koagulasi. Karena itu koagulasi labora-
trasi penghambat a2-plasmin lebih rendah. plasmin torium ini berperan penting dalam diagnosis prabedah
pada dasarnya tidak diakti{kan di dalam bekuan darah gangguan koagulasi bawaan, yang membimbing terapi
oleh inhibitor q2 -plasmin yang berikatan dengan fibrin. penggantian protein dan pemantau terapi antikoagu-
Plasma juga mengandung sistem lain yang lebih lambat lasi.
untuk menghambat plasmin.c2-Makroglobulin plasma Riwayat klinik tetap merupakan keterangan
secara perlahan menghambat pembentukan plasmin de- tunggal yalg terpenting bagi para dokter. Selain itu,
ngan mengikat plasmin dan menghalanginya agar tidak tes koagulasi laboratorium digunakan juga untuk peng-
memecahkan fibrinogen atau fibrin. j ganti riwayat klinik. Luas tes koagulasi laboratorium
Plasmin memecah fibrinogen, yang merniliki struk- yang diperlukan untuk memastikan bahwa sistem
tur trinodular melalui rangkaian reaksi proteolitik hemostatik dapat benar-benar membatasi pengeluaran
untuk membentuk fragmen X, Y, D dan E. Reaksi darah selama operasi kecil tetap kontroversial. Evaluasi
ini dibuat diagram dalam gambar 7. plasmin mencerna laboratorium yang menyeluruh harus dilakukan se-
utas fibrin dalam rangkaian reaksi yang sama seperti belum operasi besar (mis. thorax, abdomen atau susun-
terlihat pada gambar 6. Fibrin yang distabilkan oleh an saiaf pusat) untuk tiap pasien yang memberi
faktor XIIIa, memiliki ikatan kovalen yang dibentuk respon positif terhadap setiap pertanyaan berikut ini,
antara daerah D di dekatnya pada molekul monomer Apakah ada riwayat perdarahan keluarga ? Apakah
fibrin yang terpisah. Produk pemecahan fibrin yang ada perdarahan yang besar setelah operasi atau pen-
larut dilepaskan oleh p€mecahan plasmin pada tempat cabutan gigi ? Apakah anda sering epistaksis atau be_
di antara daerah D'dan E. Produk pemecahan fibrin berapa banyak tampon hidung yang anda perlukan ?
adalah komplela fibrin berhubungan silang berberat Apakah perdarahan timbul tanpa trauma pada sendi
molekul tinggi yang dihubungkan secara non-kova- atau otot ? Apakah perdarahan berasal dari gusi atau
HEMOSTASIS : PATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK 109

TABEL 4, Tes Koagulwi Laboratorium yang Lazim dan


Hu bunganny a dengan Reaksi Koagulasi

Tes Laboratorium Reaksi Koagulasi

Waktu perdarahan Perlekatan trombosit dan agregasi


Fibrinogen A$egometri trombosit Pengeluaran dan agregasi trombo sit
Waktu protrombin (PT) Pembentukan trombin melalui Pro-
ses ekstrinsik
t Waktu tromboplastin Pembentukan trombin melalui pro-

@ Fragmen X
parsial diaktivasi (f IT)
Waktu pembekuan
trombin
Waktu reptilase
ses intrinsik
Pembentukan fibrin

Pembentukan fibrin
Produk pemecahan Pemecahan fibrin dan fibrinogen
fibrin(ogen)

/ \

Fragmen Y
"o
Fragmen D
fibrin diukur
an kadar
dengan waktu trombin dan/atau penentu-
fibrinogen yang dapat membeku (Tabel 4).
Trombosit harus dapat melekat dan beragregasi
normal sebelum operasi besar. Waktu perdarahan
mengukur baik perlekatan trombosit maupun agregasi
/ I trombosit. Penentuan waktu perdarahan dilakukan
dengan meniup manset tekanan darah menjadi 40 mm
-€r Hg dan menentukan potongan 1 mm standard di
lengan atas dengan bantuan alat sekali pakai. Setelah
Garnbar 7. Pemecahan fibinogen oleh plasmin dan produk
dibuat insisi, dicatat waktu yang diperlukan agar per-
pemecahan
-potipeptida fibrinogen.
Fibinogen terbenruk dai tiga ranni
t*pisah yang disebut rantui a, Pdan 7. Rantai'ran' darahan dari insisi kulit berhenti. Waktu perdarahan
tai ini memiliki ikatan dintlfida inter4an antar rantai serta normal kurang dari 10 menit. Waktu perdarahanle-
tersusun tiga dimmi sebagai tiga nodula. Dua noduln D iden- bih lama bila jumlah trombosit kurang dari 100.000
tik terletak pada kedw sisi fragmen E smffal. Fragmen E me- per mm3 atau bila ada cacat pada perlekatan atau
ngandung daerah yang fibrinopeptida A dan B-nya dipecah ma- agregasi trombosit. Aspirin dapat memperpanjang
sing-masing dai rantai a dan $
Strukrur tinodular fibrinogen
waktu perdarahan selama beberapa menit setelah
terlihat pada puncak diagrarn. Kedua daerah D meluas, yang
menuniukkan bagian rantai. Plasmin memecah fibinogen de' waktu perdarahan biasa. Namun setiap pasien dengan
ngan mula-mula melepaskan tambahan rantai oLini dai daerah waktu pembekuan darah lebih dari 12 menit serta
D, yang membentuk fragmen X. Ketnudian fragmen X dipe' menggunakan aspirin, harus diperiksa untuk menentu-
cah oleh pemecahan khusus antara daerah D dan E, yang meng kan abnormalitas perlekatan dan agregasi trombosit"
hasilkan fragmen Y dan D. Fragmen Y akan dipecah lebih lan-
jut di antara fragmen daerah D dan E untuk membentuk frag' Agregometri trombosit digunakan untuk me-

mm D dan E. (Disalin dengan izin Marder V-J., Francis C.W, meriksa agregasi trombosit di laboratorium. Plasma
and R.W. Hirsh J., Marder V.J., dan Salzman E.At' (Ed.): He- yang banyak mengandung trombosit diinkubasi dengan
mostasis and Thrornbosis: Basic Principles and Clinical Prac' agonis trombosit (ADP, epinefrin, kolagen). Suspensi
t i c e. Phil ade lphia, J. B. Lip pin cot t Co rnp any, 1 9 8 2. ) ini diaduk dan dicatat perubahan transmisi cahaya me-
lalui larutan trombosit (Gambar 8). Beberapa respon
yang berbeda dapat dijumpai, tergantung atas tipe dan
kulit ? Apakah perdarahan berlebihan atau memar konsentrasi agonis. Konsentrasi ADP yang rendah
timbul setelah pemakaian aspirin ? hanya merangsang perubahan bentuk trombosit, yang
Tes koagulasi laboratorium mempunyai kemam- menyebabkan penurunan mendadak transmisi sinar
puan mengukur perlekatan dan agregasi trombosit, (Gambar 8 tA]). Ia diikuti dengan gelombangagregasi
pembentukan trombin dan pembentukan fibrin. Waktu primer, yang merupakan interaksi tro mbosit-tro mbosit
perdarahan mengukur perlekatan, pengeluaran dan reversibel (Gambar 8 tB]). Gelombang agregasi sekun-
agregasi trombosit. Agregometri trombosit mengukur der timbul pada konsentrasi agonis yang lebih tinggi
realai pengeluaran dan agregasi trombosit. Lintasan dan mencerminkan agregasi trombosit tak reversibel
intrinsik dan ekstrinsik pembentukan trombin dapat (Gambar 8 ICI). Gelombang agregasi sekunder di-
dievaluasi dengan wakru priirombin (PT) dan waktu perantarai oleh reaksi pelepasan sintesis tromboksan
tromb opln stin par siel dinktivasi (aPTT). Pembentukan A2. Dengan adanya aspirin, tak ada gelombang agregasi
110 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Trombosit DiteraPi
negatif (asam elagat atau ,celite,) tanpa kalsium untuk
Aspirin I+
- ls membentuk faktor XIIa. Waktu yang diperlukan untuk
lf
li12. membentuk bekuan darah diukur setetatr ditambah
kalsium dan fosfolipid.
t-
lJ
lo Suatu gangguan laboratorium dan klinik yang
l-
..
tromDostr
t umum terjadi selama periode prabedah : pasien dengan
Normal l:loi aPTT tidak normal, yang tidak memiliki riwayat per-
t;
l3
darahan. Penatalaksanaan tepat bagi masalah ini sudah
l6
dibicarakan i.erinci. Tes abnormalitas harus dipertegas
l;'
l='
dan harus dilakukan tes pencampuran. Setelah satu
ld bagian plasma normal dicampur dengan satu bagian
t- plasma pasien, campuran 1 : t harus membentuk apTT
Gambar 8. Agregometri trombosit. Agregaw nombosit in vitro normal. Plasma miskin trombosit yang normal me-
diperiksa dengan mmgukur transmisi sirar melalui plasma kaya miliki sekurang-kurangnya 5Vo dai semua faklor koa-
trotnbosit yang diaA* pada 37aC. Trawmisi sinar bertambah gulasi pada campuran I : I dan apTT normal. Bila cam-
bila agregat trornbosit sudah terbentuk. Respon pertanurnya puran I : 1 tepat, dapat dianggap bahwa plasma pasien
perubahan bentuk trombosit (A); diikuti dengan gelombang
ogrega$ pimer (B), kemudian gelombang agregasi sekunder,
kekurangan faktor koagulasi intrinsik. Bila tidak ada
yang terjadi menyertai reaksi pelepasan. Diperlihatkan trom- riwayat perdarahan, maka apTT yang lama pada cam_
bosit dari pasien yang menggurwkan aspirin. Tlombosit-ditera- puran I : I yang tepat disebabkan oleh kekurangan
pi aspirtn tumpak tidak mempunyai gelombang agregasi sekun- faktor XII, prekalikcin atau kininogen dengan berat
der, walaupun terjadi pmtbahan bentuk dan gelombang agre- molekul tinggi. Bila tidak ada perbaikan apTT, maka
gasi pimer.
ada penghambat yang akan merubah pembentukan
trombin atau fibrin.
trombosit sekunder (Gambar 8 tcl ). Cacat serupa Penghambat terlazim yang akan dideteksi dengan
juga terdapat pada pasien cacat kumpulan simpanan aPTT adalah antikoagulan fupus, suatu molekul imu-
bawaan, defisiensi kongenital dalam tromboksane sin- noglobulin yang memperpanjang aPTT karena meng-
tetase A2 atau defisiensi siklooksigenase.l0 ikat fosfolipid buatan yang digunakan pada pemeriksa-
Mo difikasi agre gometer yang dikembangkan akhir- an aPTT. Bila antikoagulan lupus mengikat fosfolipid,
aktrir ini memantau agregasi trombosit dalam darah maka ia menunda pembekuan darah in vitro karena
lengkap. Alat ini memiliki keuntungan yang mengukur menghalangi terbentuknya kompleks protriimbinase
agregasi dan pelepasan trombosit dalam lingkungan pada permukaan fosfolipid yang digunakan pada peme-
lebih fisiologis yang mengandung sel-sel darah lain. riksaan. Antikoagulan lupus saja tidak menimbulkan
Perdarahan bermakna secara klinik dapat terjadi gangguan perdarahan karena antibodi ini tidak meng-
pada pasien defisiensi faktor pembekuan ringan, walau- hambat perakitan bagi kompleks protrombinase pada
pun tes koagulasi prabedah normal. PT dan aPfi tetap permukaan trombosit in vivo. Pemeriksaan pencampur-
normal sampai kadar faktor koagulasi kurang dair 3Wo. an abnormal laianya disebabkan oleh molekul fibri-
Karena itu pasien hemofilia A atau B yang ringan nogen yang tidak normal (disfibrinogenemia) dan he-
mungkin tidak terdeteksi, kecuali anamnesis yang parin. Ia dapat diidentifikasi sebagai penyebab peme-
cermat menggambarkan kecenderungan perdarahan.2l riksaan pencampuran abnormal oleh fumanya waktu
Beberapa gangguan koagulasi herediter, dapat me- trombin.
nimbulkan gAngguan pembekuan darah yang serius dan Waktu trombin adalah suatu ukuran sensitif pem-
tidak terdeteksi dengan PT, aPTT, fibrinogen atau bentukan fibrin. Tes ini dilakukan dengan menambah
waktu trombin. Ia meliputi sindroma von Willebrand; trombin ke plasma miskin trombosit dan mengukur
kekurangan faktor XIII dan defisiensi penghambat waktu yang diperlukan untuk pengeluaran fibrinogen
'c2-plasmin. Gangguan ini dapat dideteksi sebelum ope- oleh trombin dan polimerisasi, yang membentuk gel
rasi dengan tes laboratorium lebih dikhususkan dan fibrin. Waktu pembekuan trombin normal bervariasi,
spesifik. tergantung pada konsentrasi trombin yang digunakan
Pada koagulasi laboratorium, waktu yang diperlu- pada pemeriksaan. Pada sebagian besar laboratorium,
kan untuk membekukan plasma yang miskin trombosit ia lO-20 detik. Waktu pembekuan trombin menjadi la-
setelah penambahan faktor jaringan, kalsium dan fosfo- ma bila ada penghambat pemecahan fibrinogen oleh
lipid, disebutsebagai waktu protrombin. Pembentukan trombin (mis. heparin produk pemecahan, fibrin, dis-
trombin melalui lintasan intrinsik diukur dalam labora- fibrinogenemia). Waktu trombin juga menjadi lama bila
torium dengan aPTT. aPTT dilakukan melalui inkubasi tingkat fibrinogen di bawah 80 mg per 100 ml atau le-
plasma miskin trombosit dengan senyawa bermuatan bih dari 400 mg per 100 ml.
H EM OS TA S I S : PAT O F I S IO L O G I DAN PE NATA LA K S ANAAN KE LAINAN KLINIK 111

Fibrinogen dianalisis dengan teknik serupa seperti rum memiliki lebih dari 40 pg per ml, maka sangat
yang digunakan untuk mengukur waktu pembekuan menggambarkan fibrinolisis berlebihan.
trombin, kecuali bahwa ditambahkan lebih banyak Akhir-akhir ini, analisis aglutinisasi lateks telah di-
trombin pada pemeriksaan ini. Pada konsentrasi trom- kembangkan untuk mengukur dimer D-D yang berasal
bin yang lebih tinggi, tes dibuat tidak sensitif terhadap dari fibrin yang dibentuk oleh pemecahan fibrin ber-
kadar terapi heparin (0,2 - 0,4 unit per ml). Karena hubungan silang oleh plasmin. Analisis ini mempunyai
analisis ini mengukur fibrinogen yang dapat membeku, kemampuan mengukur produk pemecahan spesifik
maka bentuk fibrinogen tidak dapat membeku (disfibri' fibrin. Dewasa ini anatsis pemecahan fibrin yang ter-
nogen) akan terdetelsi sebagai penurunan kadar fibri sedia tidak secara spesifik mengukur produk pemecah-
nogen yang dapat membeku. an fibrinogen atau mendeteksi produk pemecahan
Penentuan kadar fibrinogen imunologi dapat me- fibrinogen.
mungkinkan bentuk fibrinogen yang dapat membeku
dan tidak dapat membeku. Penentuan kadar ini dilaku- Penatalaksanaan Kelainan Hemosntik pada
kan dengan mengukur ukuran cincin imunopresipitat Pasien Bedah
yang terbentuk dengan menggunakan lempeng agar
Gangguan hemostatik pada pasien bedah dapat di-
yang mengandung antibodi anti-fibrinogen. Rentang
kategorikan sebagai cacat pada salah satu dari beberapa
kadar normal 185 - 360 mg Per 100 ml.
tahap hemostasis. Yang akan dibicarakan adalah (1) ke-
llaktu reptihse merupakan suatu tes penting da-
s. lainan trombosit, (2) kelainan pembentukan trombin,
lam evaluasi pasien dengan wakiu pembekuan trombin
abnormal, Walaupun trombin dihalangi oleh kompleks
(3) kelainan pembentukan fibrin, (4) kelainan fibri-
nolisis dan (5) kelainan trombotik.
antitrombin Ill-heparin, namun reptilase tidak di-
hambat. Karena itu heparin akan memperlambat waktu
pembekuan trombin dan tidak memiliki pengaruh pada
KELAINAN TROMBOSIT
waktu reptilase. Reptilase se cara proteolitik mengeluar- Kelainan trombosit yang tersering pada pasien
kan fibrinopeptida B dari fibrinogen. Monomer fibrin bedah adalah trombositopenia, Perdarahan spontan
yang berasal dari reptilase berpolimerisasi, membentuk timbul bila konsentrasi trombosit dalam peredaran
benang panjang dan gel fibrin. Waktu reptilase meman- darah berkurang. Dari pengalaman klinik, perdarahan
jang karena adanya penghambat pelepasan fibrino- spontan terjadi bila jumlah trombosit kurang dari
peptida A (disfibrinogenemia), produk pemecahan 20.000 per mm3. Belum ditetapkan dengan kuat
fibrin, dan penghambat polimerisasi fibrin. konsentrasi trombosit yang memungkinkan operasi
Sistim fibrinolitik biasanya diaktivasi bila trombin dilakukan dengan aman, walaupun sebagian besar ahli
masuk ke peredaran darah. Bukti laboratorium bahwa bedah dan ahli anestesiologi lebih suka hitung trom-
plasminogen telah dirubah menjadi plasmin, diperoleh bosit lebih dari 100.000 per mm3. Kemampuan trom-
secala tidak langsung melalui pengukuran produk pe' bosit untuk melekat, beragregasi dan membatasi per'
mecahan fibrinogen dan fibrin yang berasal dari plas- darahan berkurang bila hitung trombosit kurang dari
min. Produk pemecahan fibrin(ogen) merupakan ukur- 100.000 per mm3. Namun ada kekecualian peraturan
an tidak langsung adanya plasmin dalam peredaran ini. Pasien dengan perusakan trombosit oleh reaksi
darah. Pembentukan plasmin terlokalisasi secara fisio- imun, yang disebut purpura trombositopenia imun
logi pada bekuan fibrin. Namun pada keadaan patologi, (ITP) memiliki hemostasis normal, sewaktu tom-
ia dapat masuk peredaran darah serta memecahkan bosit kurang dari 50.000 per mm3 karena dapat segera
fibrinogen, faktor V dan VIII. membentuk trombosit-trombosit muda yang se mpurna
Fibrinogen dipecahkan dalam rangkaian bertangga secara hemostatik. Juga ada pasien dengan hitung
oleh plasmin untuk membentuk fragmen X, Y, D dan trombosit lebih dari 100.000 per mm3 yang mudah
E (lihat Gambar 7). Produk pemecahan ini diukur mengalami perdarahan karena fungsi trombositnya
tidak langsung dari kemampuannya untuk bertindak tidak normal akibat obat, uremia atau kelainan trom-
sebagai antitrombin dan penghambat polimerisasi bosit intrinsik,mis. 'storage pool disease'.
fibrin yang menggunakan waktu trombin. Ia juga Pertanyaan pertama yang perlu ditanyakan se-
diukur secara langsung di dalam serum yang meng- waktu memeriksa pasien trombositopenia tentang apa-
gunakan pemeriksaan aglutinasi lateks. Pemeriksaan kah sumsum tulang cukup membentuk trombosit.
ini terdiri dari partikel lateks yang dibungkus antibodi Bila jumlah trombosit berkurang lebih dari 25% dalam
terhadap fibrinogen atau fragmen D dan E. Bila plasma 24 jam pada saat tidak ada perdarahan, maka ke'
dibiarkan membeku, maka.pasti ada kurang dari 10 rusakan trombosit dan bukan berkurangnya produksi
pg per ml antigen fibrinogen di dalam serum. Bila se- sumsum, yang merupdkan alasan paling logis dari
112 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

trombositopenia. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi 3. Bentuk faktor VIII:vWF berberai molekul ting_
merupakan metode paling langsung untuk memastikan gi yang berikatan dengan trombosit berkurang (penya-
, produksi trombosit. Jumlah megakarosit dalam sum- kit von Wllebrand tipe III).
' sum tulang berkurang bila sumsum cedera akibat obat 4. Ada antibodi terhadap faktor VIII:vWF (penya_
(mis. etanol atau obat kemoterapi kanker). kit von Willebrand akuisita). r o
Trombositopenia pada pasien bedah umumnya Pasien penyakit von Willebrand kadang-kadang
disebabkan oleh peningkatan kerusakan trombosit sulit diduga prabedah, kecuali ada anamnesis yang cer-
akibat obat. Operasi saja jarang menimbulkan trombo_ mat.
sitopenia, walaupun trombosit digunakan lebih banyak Secara klinik pasien ini mungkin terserang per_
untuk membatasi perdarahan. Selama operasi atau darahan ringan. Tes laboratorium untuk memastikan
pascabedah, dapat timbul trombositopenia karena adanya faktor VIII:vWF dapat digunakan untuk me-
obat. Heparin dan simetidin merupakan dua dari agen nentukan apakah pasien memiliki (l) pengurangan jum_
yang tersering disertai trombositopenia karena obat. lah antigen faktor VIII:vWF, (2) antigen faktor VIII :
Antibodi untuk melawan obat tersebut atau kompleks vWF yang tidak memungkinkan perlekatan trombosit
obat-trombosit dapat melapisi trombosit dan menye- atau (3) ukuran kompleksfaktor VIII:vWF yang tidak
babkan ia dikenali oleh sistem retikuloendotel dan normal. Pada pasien dengan riwayat perdarahan serta
dibuang dari peredaran darah. PT dan aPTT normal, tes-tes ini harus dilakukan se_
Kadang-kadang heparin merangsang agregasi trom_ belum operasi besar. Waktu perdarahan tidak selalu
bosit dalam peredaran darah, yang menimbulkan abnormal pada pasien-pasien ini, walaupun waktu per- q*
emboli arteri yang berbahaya. Namun pada sebagian darahan pasca-aspirin biasanya memanjang.
besar keadaan, trombositopenia yang berhubungan Agregasi trombosit abnormal timbul pada berbagai
dengan heparin dapat sembuh spontan atau sembuh kelainan kongenital, termasuk (1) ,storage pool disease,
segera setelah heparin dihentikan. pasien bedah dengan (granula padat defisiensi kandungun nif;; (2)
ke_
septikemia pascabe dah sering trombositopenia. Septi_ kurangan sintesis siklooksigenase atau tromboksan
kemia menyebabkan trombositopenia melalui peng_ A? kongenital; (3) kekurangan reseptor fibrinogen
ikatan immunoglobulin ke trombosit, yang memper_ (trombastenia Glanzmann); (a) kekuiangan granula
besar pembuangan dari sirkulasi. alfa(sindroma trombosit Gray); dan (5) kekurangan
Terapi trombositopenia dapat menambah kerusak- gerak kalsium. Walupun ia kelainan klinik yang jarang
an trombosit, tergantung atas etiologinya. pada sebagi_ terjadi, namun terbukti kepentingan hubungan struktur_
an besar kasus trombostopenia karena oba1, penghenti_ fungsi trombosit yang normal pada hemostasis. r o
an obat sudah cukup untuk mengobatinya. Bila timbul Agregasi trombosit abnormal disebabkan oleh
perdarahan pada penderita trombositopenia, diperlu- penggunaan aspirin. Dosis aspirin tunggal dapat
meng_
kan transfusi trombosit. Trombosit diberikan pada hambat tak reversibel siklooksigenase membiana trom_
pasien secara profilaksis, bila hitung trombosit kurang bosit untuk keseluruhan masa hidup trombosit. Karena
dari 20.000 per mm3 untuk mencegah perdarahan itu agregasi trombosit akan abnormai selama lebih dari
spontan yang berbahaya pada susunan saraf pusat. I minggu setelah pemberian dosis tunggal aspirin (650
Pasien yang menerima heparin dan yang rcrserang mg). Aspirin menghambat agregasi trombosit. tetapi
trombositopenia harus diamati untuk melihat tanda_ tidak merubah perlekatan trombosit.
tanda trombosis arteri. Bila,ada trombosis arteri, he_ Defisiensi granula 'stolage pool' dan granula
parin harus dihentikan dan,antikoagulan harus diganti alfa
akuisita, dapat tedadi selama sindroma DIC dan
operasi
dalam bentuk lain, seperti.warfarin. Bila pasien yang di- pintas.
beri heparin menderita trombositopenia ringan, maka
dokter memiliki pilihan seperti menggantinya dengan
tipe heparin lain (mis. dari sapi ke babi) atau meng_ KELAINAN PEMBENTUKAN TROMBIN
amati pasien dengan cermat. Bila jumlah trombosit
Ke lainan pemben tukan trombin biasanya didia gno-
berkurang lebih dari 50.000 per mm3 atau bila timbul sis prabedah bila dilakukan pemeriksaan riwayat yang.
kelainan pembekuan darah, maka heparin harus segera. teliti. Kadang-kadang keiainan pernbentukarr trombin
dihentikan. kongenital dapat didiagngsis pascabedah. Sebagai con_
Perlekatan trombosit abnormal terjadi pada ke- toh, pada pasien dengan kekurangan faktor XI ringan,
adaan ini : perdarahan tidak terjadi sampai setelah operasi. Se_
l. Reseptor membrana trombosit untuk laktor baliknya pada pasien dengan hemofilia A berat (ke_
VIII:vWF tidak ada (sindroma Bernard_Soulier). kurangan faktor VIII) atau hemofilia B (kekurangan
2. Konsentrasi faktor VIII:vWF berkurang (penya- faktor IX), ada riwayat perd.arahan spontan ke sendi
kit von-Willebrand tipe I). dan otot. Dengan peningkatan konsentrasi plasma bagi
HEMOSTASIS: PATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK 113

faktor yang defisiensi sampai tingkat hemostatik bedah adalah hipotensi, septikemia, abses, nekrosis
efektif (lihat Tabel 3), pasien hemofilia A yang berat jaringan dan reaksi transfusi. Apa pun penyebab pato-
atau kekurangan faktor lain, dapat dioperasi dengan loginya, reaksi koagulasi dimulai, yang mengaktivasi
aman. trombosit, menggunakan faktor ko4gulasi, menimbun
Kekurangan vitamin K sering timbul pada pasien fibrin pada mirkosirkulasi dan merubah plasminogen
bedah. Faktor II, VII, IX dan X disintesis tanpa jumlah menjadi plasmin. Manifestasi laboratorium rangsangan
karboksilasi asam glutamat yang normal pada ke- koagulasi menetap ini merupakan kombinasi hasil-hasil
kurangan vitamin K. Molekul ini gagal mendegenerasi- tes abnormal, termasuk trombositopenia, PT atau aPTT
kan trombin secara normal. Kekurangan ini timbul yang lama, hipofibrinogenemia, dan kenaikan produk
karena diet makananyang kurang mengandung vitamin, pemecahan fibrin (ogen). Tanda klinik dan labora-
hambatan sintesis vitamin K karena terapi antibiotika, toriurir sindroma ini merupakan hasil langsung pem-
malabsorpsi lemak atau penggunaan vitamin K oleh bentukan trombin dan plasmin yang berlebihan (Gam-
hati yang tidak normal. Selain itu, bila ada penyum- bar 9).6
batan saluran empedu, maka vitamin tidak terserap Terapi sindroma DIC harus diarahkan pada rang-
karena garam empedu yang diperlukan untuk pe- sangan yang memulai reaksi koagulasi. Ini berarti
nyerapan normal vitamin K tidak masuk ke tractus mengobati penyakit penyebabnya serta mengobati
gastroin testinalis. manifestasi klinik dari perdarahan dan/atau trombosis.
Ada beberapa preparat vitamin K yang tersedia Atau rangsang yang menimbulkan koagulasi sudah ada
untuk mengobati defisiensi ini. Pasien bedah yang sejak beberapa jam pada saat sindroma DIC ditemukan
membutuhkan bentuk vitamin K parenteral dianjur- secara klinik.
kan untuk menerimanya secara subkutis, sehingga me- Setelah terapi ditujukan pada penyebabnya, tetapi
mastikan absorpsinya. Bila timbul perdarahan, vitamin perdarahan masih terus berlangsung, maka terapi peng-
K dan plasma beku segar harus diberikan bersama ka- gantian untuk jumlah trombosit yang rendah, kon-
rena diperlukan I - 2 hari bagi hati untuk mensintesis sentrasi fibrinogen yang rendah atau kurangnya faktor
ulang faktor vitamin K fungsional. Plasma beku segar koagulasi, perlu dipertimbangkan. Bila timbul trom-
mengandung sejumlah besar faktor ini, untuk mem' bosis arteri atau vena, maka terapi heparin diindikasi-
bantu hemostasis segera bila tidak ada cukup waktu kan untuk mencegah emboli dan trombosis lebih lan-
bagi hati untuk mensintesis ulang faktor tersebut. jut. Bila fibrinolisis menimbulkan perdarahan yang
serius, maka terapi heparin harus dimulai sebelum
KELAINAN PEMBENTUKAN FIB RIN memberikan asam epsilon-aminokaproat (Amicar)
Sindroma koagulasi intravaskular diseminata untuk menghambat sistem fibrinolitik.
sangat berbahaya bagi pasien bedah. Faktor patologi Pada pasien penyakit hati, kadar fibrinogen yang
yang merangsang timbulnya sindroma ini pada pasien dapat membeku sering berkurang (disfibrinogenemia

Gambar 9. Akibat klinik


KEJADIAN YANG
dan laborat orium sindroma MENYEBABKAI\
koagulasi intravaskular di' TROMBOSIS
seminata. Bila ada rang'
sangan yang kuat untuk ak-
KEJADIAN YA
tivasi koagulasi, maka akan MENYESABKAN
timbul beberaPa keadaan TROMBOSIS
yang menyebabkan trom-
bos,s atau Perdarahan. (Di- SUMBATAN TROM. FIBR INO LISIS KONSUMSI
BOTIK PADA
salin dengan izin Marder MIKNOSIRKULASI PADA TROMBOSIT DAN
M KI]OSI RKU LASI PROTEIN KOAGULASI

ill
V.J. : Microvascular throm- SEMUA ORGAI.I
I

In Lichtman, M.A.
bosis.
(Ed.): The Science and
Practice of Clinical Me-
dicine, vol. 6. New York, TANDA-TANDA TROMBOSIS M IKROVASKULAR
Grune & Statton, 1980.) o Neurologi: Multifokal, delirium, koma. o Neurologi: perdarahan intracerebrum.
o Kulit: lskemia lokal, gangren superf isial. o Kulit: petekia, ekimosis, rembesan venapungsi.
o Gin.lal: oliguria, azotemia, nekrosis cortex t Gin.ial: hematuria.
O Paru-paru: sindroma gawat pernapasan akuta. o Membrana mukosa: epistasis, rembesan gingiva
O Gastrointestinalis: ulserasi akut. I Gastrointestinalis: perdarahan besar.
114 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

akuisita). Molekul fibrinogen yang dibentuk hati pada tiga protein plasma penting : (1) antitrombin III, (2)
pasien ini memiliki kandungan karbohidrat yang lebih protein C dan (3) protein S.
besar (asam sialat) yang menganggu pembentukan Trombosis vena profunda berulang dapat timbul
polimer fibrin. Kadar imunologi fibrinogen akan nor- p ada pasien dengan- kelain an antitro mbin III k ongenital.

mal pada pasien ini. Secara klinik, molekul fibrinogen Kenyataan ini m€mpertegas kepentingan klinik anti-
abnormal yang terbentuk pada penyakit hati tidak me- trombin III dalam mencegah trombosis pada sisi vena
nimbulkan perdarahan, bila tidak ada kekurangan sirkulasi. Gangguan antitrombin III kongenital terjadi
faktor koagulasi tambahan. sekunder dari trombosis berat, sindroma DIC, terapi
Pasien yang lahir dengan molekul fibrinogen heparin, peryakit hati dan kelainan pembuangan pro-
abnormal (disfibrinogenemia kongenital) dapat me- tein pada ginjal serta tractus gastrointestinalis. Ke-
miliki kecenderungan mengalami perdarahan atau kurangan antitrombin III kongenital dapat menimbul-
trombosit. Pasien disfibrinogenemia dengan kecende- kan kelainan trombotik pada keadaan klinik.
rungan perdarahan mungkin rnembutuhkan terapi Selama terapi heparin, ada penurunan junrlah
pengganti dengan'cryoprecipitate' untuk memperbaiki antitrombin III. Selain itu, sindroma DIC dapat me-
cacat dalam pembentukan fibrin sebelum operasi. ngurangi jumlah antitrombin III dengan menambah
Hanya kadang-kadang saja, pasien lahir dengan molekul penggunaan antitrombin III, untuk membatasi pem-
fibrinogen normal, tetapi dengan jumlah fibrinogen bentukan trombin. Antitrombin dan efek anti-faktor
rendah atau tidak ada dalam peredaran darah (hipo- Xa dan antitrombin III berperan penting atas kerja an-
disfibrinogenemia atau afibrinogenemia). Pasien ini titrombotik antitrombin III. Analisis heparin akhir-
mungkin membutuhkan terapi penggatian dengan akhir ini diperkenalkan dan dapat mengukur jumlah
'cryoprecipitate'. heparin dalam contoh klinik dengan menjumlah ke-
mampuan kompleks heparin-antitrombin III dalam
plasma untuk menghambat faktor Xa atau aktivitas
KELAINAN SISTEM FIBRINOLITIK
trombin.
Secara klinik, kegagalan mengatur sistim fibri- Protein C adalah protein plasma lain yang ber-
nolitik dapat menimbulkan perdarahan. Selama operasi fungsi membatasi pembentukan trombin. Gangguan
prostata, urokinase membasahi jaringan dan melisis protein C kongenital sudah ditemukan dan dianggap
fibrin dengan cepat. Asam epsilon-aminokaproat meng- berhubungan dengan trombosis vena profunda serta
hambat lisis bekuan darah dengan menghambat ikatan superfisialis berulang. Pasien bedah belum ditemukan
plasminogen dengan fibrin. Obat ini sudah digunakan memiliki kelainan protein C kongenital, kecuali bila
untuk mengurangi aktivitas fibrinolitik dan komplikasi ia mengalami sindroma DIC. protein C diaktifkan
perdarahan pada pasien yang mengalami operasi pros- pada permukaan sel endotel bila penyakit autoimun
tata dan pasien hemofilia yang mengalami perawatan melukai endotel atau bila trauma lokal memodifikasi
gigi. Asam epsilon-aminokaproat tidak boleh diberikan permukaan sel endotel, maka protein C tidak dapat di-
pada pasien dengan rangsangan intravaskular kontinu aktifkan. Ia akan menimbulkan segmen pembuluh
untuk pembekuan darah karena mereka membutuh- darah yang mudah mengalami trombosis. Baru-baru ini
kan sistem fibrinolitik fungsional untuk mencegah sudah dilakukan penelitian tentang hal tersebut.
timbunan fibrin. Gagal ginjal dan komplikasi trombosis Protein S adalah protein yang tergantung pada
lain dapat terjadi bila pasien koagulasi intravaskular vitamin K, yang berfungsi untuk melokalisasi protein
diterapi dengan asam epsilon-aminokaproat.l t C pada permukaan fosfolipid. Bila tidak ada protein
Secara klinik jarang terdapat kelainan fibrinolisis S, maka aktivasi protein C terganggu dan fungsinya
primer tanpa rangsangan yang mendasari untuk trom- berkurang. Kekurangan protein S kongenital terbukti
bosis. Pasien tumor ganas kadang-kadang memiliki dapat menimbulkan kelainan trombotik yang mirip
tumor yang menghasilkan sejumlah besar aktivator pada protein C.7
plasminogen. Aktivator plasminogen dapat menimbul- Trombosis vena profunda pascabedah merupakan
kan keadaan fibrinolitik sendiri, walaupun lebih sering komplikasi operasi dan istirahat baring. pada pasien
merupakan rangsangan yang mendasari bagi trombosis yang mengalami operasi abdomen untuk tumor ganas
(mis. sindroma DIC). ginekologi atau pasien yang menjalani operasi panggul
rekonstruksi, trombosis vena profunda pascabedah
dapat terjadi. Sebagian besar trombosis terjadi pada
KELAINAN TROMBOTIK PADA PASIEN BEDAH
vena anggota gerak bawah karena pada daerah ini,
Pasien bedah dapat mengalami kelainan sistem aliran darah berkurang. Secara Kinik, trombosis vena
henrostatik yang menimbulkan trombosis. Untuk profunda menimbulkan penyumbatan pada aliran
mencegah trombosis, sistem hemostatik mengandung darah, yang merangsang timbulnya respon peradangan
HEM OSTASI S : PATO FISIOLOGI DAN PE NATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK 115

pada vena. Bekuan darah pada sistem vena profunda perifer, yang menimbulkan perubahan metabolisme
mempunyai komplikasi utama emboli yang berada yang mengakibatkan asidosis laktat. Bila aliran olsigen
dalam sirkulasi pulmonats. jaringan tidak membaik, maka dapat timbul disfungsi
Embolisasi pulmonalis adalah proses dengan beku- organ menetap. Pada jantung, bila tekanan darah me-
an darah dalam sistem vena profunda, terlepas dari din- nurun di bawah titik kritis, maka arteria coronaria
ding pembuluh dan masuk ke sirkulasi pulmonalis. Se- akan kurang diperfusi dan memperburuk fungsi jantung
bagian besar emboli berasal dari sistem vena profunda serta menimbulkan kematian. Bila lebih dari 50%
atau vena pelvis Can mengganggu fungsi oksigenasi pa- volume darah dikeluarkan, maka siklus penurunan
ru-panr atau fungsi jantung, bila emboli menyumbat perfusi jaringan dan pemburukan curah jantung tidak
(lebih dzn 6Wo) sirkulasi pulmonalis.
sebagian besar akan dapat ditoleransi. Kematian pada pasien yang
Emboli arteri dari daerah trombosis pada arteria meninggal karena syok disebabkan oleh luka jaringan
aterosklerotik dapat menimbulkari cedera jaringan yang yang berasal dari penurunan perfusi jaringan perifer.
serius dan disfungsi organ, tergantung pada besar dan Pasien penyakit arteria coronaria tidak dapat
letak emboli. mentoleransi kehilangan sejumlah besar darah karena
Sindroma pasca-flebitis suatu komplikasi trom- arteria coronarianya tidak cukup bervasodilatasi untuk
bosis vena profunda yang serius. Sindroma ini merupa- menaikkan aliran darah bila ada penurunan tekanan
kan akibat langsung kerusakan katup vena oleh trom- darah. Kenyataan ini harus dipertimbangkan dalam
bus. Ia menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik menentukan kapan dan bagaimana transfusi tersebut
pada vena perforantes betis, yang normalnya mengalir- akan diberikan.
kan darah dari vena superfisialis ke sistem vena pro- Faktor-faktor yang mengatur aliran oksigen
funda. Bila katup perforantes rusak, maka aliran darah jaringan, sangat rumit dan meliputi mekanisme peng-
terdorong ke sistem superfisialis selama kontralai gantian gas paru-pam, hematokrit, curah jantung dan
otot betis bawah. Kenaikan aliran darah merangsang afinitas oksigen hemoglobin. Hematokrit adalah per-
timbulnya edema dan mengganggu fungsi jaringan sentase volume darah lengkap yang terdiri dari eritrosit.
subkutis. Sehingga menimbulkin perubahan warna dan Hematokit normal 35 - 45%. Dengan kehilangan
ulserasi kulit yang serius. darah yang cepat,. hematokrit akan tetap konstan
karena ruang vaskular berkontraksi dalam jumlah yang
Terapi Transfiisi padn Pasien Bedah sama dengan massa eritrosit. Jadi perubahan hemato-
Bank darah dapat memberikan produk darah dan krit 2-3% untuk tiap unit (500 ic) pengeluaran darah.
plasma yang diperlukan untuk oksigenasi jaringan dan
hemostasis. Pasien bedah mungkin membutuhkan PENATALAKSANAAN PERDARAHAN BESAR
eritrosit, trombosit atau komponen plasma selama
Banyak pasien bedah yang mengalami syok dan
perumah-sakitan. Efek kehilangan darah pada manusia
perdarahan besar. Kelambatan dalam memberikan
akan dibicarakan secara ringkas, karena akibat pato-
darah untuk pasien-pasien ini dapat berpengaruh
fisiologi kehilangan darah harus dibedakan dari efek
buruk atas kesempatan kelangsungan hidupnya. Pada
transfusi yang terlalu besar, bila timbul perdarahan
keadaan ini, mungkin tidak cukup untuk melakukan
yang hebat.
pencocokan silang lengkap. Jadi disini harus diberikan
darah golongan O negatif. Pada keadaan darurat dengan
PATOFISIOLOGI PERDARAHAN PADA MANUSIA golongan darah pasien diketahui, maka bank darah
Akibat patofisiologi perdarahan pada manusia ter- dapat dengan cepat memberikan golongan darah yang
gantung atas luas dan kecepatan keluarnya darah. Se- diperlukan.
lain itu, keadaan fisik pasien juga menentukan tingkat Pada banyak kasus perdarahan, harus dilakukan
perdarahan ditoleransi. Bila l0 -15% volume darah usaha untuk mengurangi darah yang dikeluarkan. Pada
sirkulasi dikeluarkan dengan cepat (dalam 30 menit), keadaan tertentu, hal ini bisa berarti memulai operasi
maka pembuluh darah besar akan berkontraksi dan pada pasien yang masih berdarah. Pertimbangan ber-
gejalanya ringan. Blla 3Wo volume darah dikeluarkan ikutnya harus pada pemulihan perfusi ke jaringan vital.
(l ,5 - 2,0 liter), sebagian besar pasien akan menunjuk- Perfusi merupakanfaktor utama, karena adanya cadang-
kan tanda dan'gejala syok disertai gelisah, dispne, an bermakna dalarn kapasitas darah mengangkut
hipotensi, kulit dingin dan pengurangan jumlah urina. oksigen. Untuk inilah cairan harus segera diinfus pada
Curah jantung berkurang dan tubuh mengatur ulang penderita yang sedang berdarah untuk meningkatkan
aliran darah melalui vasokonstriksi ke jantung dan otak perfusi.
dengan mengorbankan organ-organ lain. Aliran Sistem hemostatik mungkin gagal selama terapi
oksigen ke jaringan sangat terganggu pada jaringan transfusi masif pada pasien perdarahan. Keadaan ini
r16 BUKU ATARBEDAH BAGIAN 1

sering menimbulkan kebingungan tentang jumlah darah salah satu dari beberapa tahap patologi (perdarahan,
yang diperlukan dan apakah darah transfusi dapat me- hemolisis, produksi sumsum tulang berkurang) dan bila
nimbulkan kelainan hemostatik. Setelah pasien ke- ada kebutuhan untuk memperbaiki pengangkutan
hilangan satu volume darah (sebanding dengan berat oksigen jaringan.
badan dalam kg X 70 cc per kg atau 5 liter darah), Darah untuk transfusi berasal dari larutan anti-
hatya 25 - 35% darah asli pasien yang tetap berada koagulan yang mengandung sitrat, serta mengandung
dalam peredaran darah. Karena itu hitung trombosit glukosa (sitrat-fosfat-dektrosa, CPD). Bila darah sudah
pasien yang menerima 5 unit darah tanpa menerima diambil dan disimpan di dalam lemari pendinSn 40 C
trombosit akan berkurang mmpai 60.000 - 90.000 selama lebilr dari 6 jam, maka komponen sel dan
per mm kubik dengan menganggap bahwa jumlah plasma akan mulai kehilangan fungsinya. Leukosit
trombosit semula 250.000 per mm kubik. Karena itu dan trombosit tidak lagi berfungsi setelah 24 jam,
hitung trombosit kurang dari 60.000 per mm kubik aktivitas antikoagulan faktor VIII berkurang setelah
pada pasien ditransfusi masif, disebabkan oleh kon- 48 jam, faktor V tidak stabil setelah 5 hari dan eritrosit
sumsi trombosit melalui proses koagulasi. tidak lagi bermanfaat setelah 3 minggu.2 3
Sedikit bukti yang mendukung konsep bahwa Damh segar adalah darah diantikoagulasi yang ber-
transfusi darah menimbulkan kegagalan hemostatik, umur kurang dari 6 jam. Darah segar sulit diperoleh
tanpa adanya penyebab lain. Sebagian besar ahli ber- karena adanya masalah logistik untuk mendapat per-
pendapat bahwa cacat hemostatik pada transfusi sediaan donor siap pakai. Karena itu, penggunaan
masif merupakan kombinasi dari darah transfusi kliniknya sangat terbatas. Bila tersedia, darah segar
yang mengandung agen sitrat pengikat kalsium, infus merupakan pilihan terbaik untuk banyak penderita
plasma yang kekurangan faktor V dan VtrI fungsional perdarahan besar. Dalam prakteknya, satu unit eritro-
serta koagulasi intravaskular. Sehingga cacat hemosta- sit dikumpulkan ('packed'), satu unit plasma beku
tik pada pasien transfusi masif disebabkan oleh pening- segar dan satu unit trombosit, dapat memberikan kom-
katan konsumsi trombosit dan faktor koagulasi serta ponen yang sama seperti satu unit darah segar.
bukan bukan hanya karena efek transfusi dan pe- Darah lengkap adalah darah diantikoagulasi yang
ngenceran. sudah disimpan lebih dari 6 jam dan mungkin sudah
Natrium sitrat men'chelate'ion kalsium dan men- kehilangan fungsi trombosit, faktor V serta VIII.
cegah darah membeku selama penyimpanan. Bila di- Eritrosit dikumpulkan diperoleh den gan mensentrifusi
transfusi produk darah yang mengandung sitrat, maka darah lengkap dan menyingkirkan plasmanya. Sel
sitrat akan mengurangi ionisasi kalsium. Secara klinik, darah yang tetap ada, memiliki hematokrit 7 S%.Entro-
besar efek ini biasanya tidak menimbulkan masalah sit ini dapat memenuhi kebutuhan untuk mernperbesar
merugikan apa pun. Kadar kalsium diionisasi yang massa eritrosit sirkulasi tanpa berpengaruh pada
cukup untuk reaksi koagulasi dan untuk fungsi jantung volume plasma. Tiap unit eritrosit dikumpulkan yang
normal, biasanya dipertahankan selama transfusi masif. ditransfusikan akan menaikkan hematokit 2 - 3%.
Jarang terjadi penurunan serius kadar kalsium diioni- Eritrosit ini tersering digunakan dan merupdkan kom-
sasi, yang membufuhkan terapi dengan larutan intra- ponen eritrosit yang paling mudah diperoleh dari bank
vena yang mengandung kalsium. darah.
Hipotermia sering terjadi pada transfusi masif, Pasien mungkin akan menderita demam dan meng-
karena darah disimpan dalam keadaan didinginkan. gigil setelah transfusi eritrosit. Pasien ini membutuhkan
Hipotermia dapat menimbulkan beberapa kelainan komponen darah miskin leukosit. Ia diberikan sebagai
hemodinamik pada pasien transfusi masif. preparat eritrosit telah dicuci dan harus digunakan da-
lam 24 jam. Eritrosit beku merupakan sumber terbaik
TRANSFUSI ERITROSIT bagi darah yang miskin leukosit dan tersedia untuk pe-
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan nyimpan golongan darah yang sangat jarang.
pada saat melakukan terapi transfusi. Pertama, berapa
banyak darah yang dikeluarkan pasien ? Dapatkah TRANSFUSI TROMBOSIT
pasien mentoleransi kehilangan darah lebih lanjut ? Trombosit dapat sangat bermanf'aat dalam penata-
Apakah perdarahan sudah terhenti ? Apakah pasien laksanaan pasien trombositopenia atau pasien yang
dapat menggantikan sendiri plasma dan faktor sel yang mendapat cacat trombosit setelah operasi. Trombosit
hilang ? Bila pertanyaan-pertanyaan ini sudah diper- donor tunggal yang diambil secara acak ditanam dalam
timbangkan dan diambil keputusan untuk melakukan satu unit darah segar, yang sudah disentrifugasi untuk
transfusi eritrosit, maka jenis produk darah yang membuang eritrosit. Satu unit trombosit donor tunggal
mengandung eritrosit harus ditentukan. Eritrosit di- mengandung cukup banyak trombosit untuk menaik-
indikasikan bila massa eritrosit berkurang melalui kan jurnlah trombosit 10.000 per mm3, bila diukur 1
|TEMOSTASIS : PATOFISIOL OGI DAN PE NATALAKSANAAN KELAINAN KLINIK It7
jam setelah transfusi pada pasien dewasa. Trombosit KOMPLIKASI TERAPI TRANSFUSI
yang ditransfusi akan tetap ada dalam sirkulasi, waktu
paruh selotar 6 hari. Trombosit donor acak hanya di- Transfusi darah membawa risiko hepatitis dan
berikan untuk pasien perdarahan dengan iwayat reaksi merugikan lainnya. Hepatitis parca-transfusi
trombositopenia ( ( 100.000 trombosit per mm3) timbul pada 8 - lWo pasien yang menerima transfusi
atau untuk pasien dengan jumlah trombosit kurang dari dan tersering disebabkan oleh virus tipe non A dan
20.000 per mm3. Antibodi dapat dibentuk terhadap non-B (7V") atau cytomegalovirus dan virus hepatitis
antigen HLA pada trombosit donor acak. Pada pasien B. Data epidemiologi terbaru menunjukkan bahwa
imunisasi ini, ada kegagalan untuk mendapatkan pe- sindroma defisiensi imun akuisita (AIDS) disebabkan
ningkatan hitung trombosit setelah transfusi trombosit oleh agen infeksi, yang paling mungkin suatu virus,
donor acak. Trombosit identik HLA menunjukkan yang disebarkan melalui produk darah. Agen infeksi
bahwa pasien sensitif terhadap antigen HLA. Trom- ini dinamai HTLV-UII
^Risiko
('human T cell lymphotropic
retrovirus-Ill).' jangka panjang produk darah
bosit identik HLA diperoleh dengan memisahkan darah
dari saudara yang diidentifikasi identik HIA dengan yang berasal dari penderita HTLV-III tetap belum di-
mesin trombositferesis. Transfusi granulosit yang baru ketahui. Secara klinik, produk darah tidak boleh di-
akhir-akhir ini diperkenalkap, secara teknis memungkin- gunakan sembarangan, karena senyawa bioaktif dapat
kan penggunaan mesin leukoferesis. Namun pada se- menimbulkan efek merugikan.
bagian besar pasien bedah, penggunaan mesin ini ku- Akibat buruk lainnya realai transfusi hemolittk.
rang praktis. Limfosit yang aktif secara metabolik, Reaksi ini biasanya terjadi segera setelah pemberian
juga terdapat dalam trombosit dan darahlengkap serta transfusi dan menyebabkan nyeri dada berat, nyeri
memiliki kemampuan memulai reaksi host-graft' pada 'flank, demam, kedinginan dan hipotensi. Hemolisis
penerima diimunosupre si yang parah. terjadi intravaskular serta menimbulkan hemoglobi-
nemia dan hemoglobinuria. Koagulasi intravaskular
TERAPI KOMPONEN PLASMA DAN dan gagal ginjal akuta merupakan akibat langsung
TERAPI PENGGANTIAN reaksi transfusi hemolitik. Reaksi ini sangat jarang ter-
jadi dan biasanya disebabkan oleh kesalahan identi-
Plasma beku segar dibuat dengan sentrifugasi fikasi pasien atau darah ketimbang masalah dalam ke-
untuk menyingkirkan trombosit dari plasma yang ter- mampuan tindakan pencocokan silang untuk meng-
tinggal setelah penyiapan eritrosit dikumg'ulkan. identifikasi darah yang sesuai.
Plasma miskin trombosit disimpan pada
-20oC, karena Reaksi leukoaglutinin timbul lebih sering daripada
aktivitas faktor V dan VIII lebih stabil pada reaksi transfusi hemolitik, dengan frekuensi satu per 40
-200C
daripada bila disimpan pada 40C. Plasma beku segar transfusi. Biasanya timbul di akhir transfusi. Reaksi ini
diindikasikan untuk terapi segera penderita perdarah- hanya disertai oleh demam dan kedinginan.
an, yang memiliki cacat koagulasi karena penyakit
hati, terapi Walfarin, DIC atau transfusi eritrosit masif. Karena sebagian besar reaksi transfusi disebabkan
Plasma beku segar juga digunakan pada penatalaksana- oleh leukoaglutinin dan karena pasien bedah mem-
an pasien defisiensi faktor II, V, X, IX atau XI konge- butuhkan darah, maka transfusi harus diteruskan bila
nital. tidak ada perubahan tekanan darah, bila gejala ringan
'Cryoprecipitate' dibuat dengan membekukan plas- dan timbul pada akhir transfusi, bila plasma dan urina
ma pada -90oC dan membiarkannya menghangat sen-
tidak menunjukkan tanda hemolisis atau bila pasien
diri sampai 4oC. Setelah penghangatan ulang, akan ter- sudah pernah diberi transfusi serta hanya mengalami
tinggal presipitat gelatin; presipitat yang kaya fibrino- demam dan menggigil setelah pemberian darah ter-
gen, faktor VIII:vWF dan faktor Wll:protein koagu- sebut. Berbeda dari reaksi ringan ini, reaksi transfusi
lan, dibanding dengan plasma semula. Unit 'cryopreci hemolitik parah harus giat diterapi dengan menghenti-
pitate' tunggal diberikan 15 kan transfusi dan memperbaiki tekanan darah melalui
-25 cc. Walaupun volume- pemberian cairan serta vasopresor.
nya kecitr, 'cryoprecipitate' memiliki konsentrasi pro-
tein yang tinggi dan dapat meluas bermakna volume Secara Kinik, bila pasien menerima transfusi darah
plasma.'Cryoprecipitate' diindikasikan pada pasien dan mengalami demam dan kedinginan, rnaka kepu-
bedah yang mengalami perdarahan serta memiliki ting- tusan harus diberikan tentang apakah terjadi reak-
kat fibrinogen kurang dari 100 mg per 100 ml. 'Cryo- si transfusi hemolitik yang berat. Transfusi darah
precipitate' juga diindikasikan pada terapi pasien hemo- harus dihentikan serta identifikasi pasien dan darah
filia A (kekurangan faktor VIif dan sindroma von harus diperiksa ulang. Urina dan plasma diperiksa bagi
Willebrand. Tiap unit'cryoprecipitate' mengandung warna kecoklatan atau merah, yang menunjukkan ada-
200 mg fibrinogen; 150 unit faktor VIII:vWF dan 100 nya hemolisis. Unit darah harus dikembalikan ke bank
unit faktor VIII :koagulan. darah dan diambil contoh plasma pasca-transfusi.
118 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Purpura pasca-transfun merupakan penyebab tidak Thompson, A. R., and Harker, L. A.: Manual of Hemostasis and Throm-
bosis, 3rd ed. Philadelphia, F. A. Davis Company, 1983.
biasa bagi trombositopenia pada pasien bedah yang Bufu iai mpilkan fuhua singkat hcmstrcb du r,cnbmis sdtt ditulis
ditransfusi belakanean ini.
Pasien densan trombosit uan* nahuisw kd&au. Pdmn ini mgganhrkan pnd&ata poto
fsiologi ke kclaiw hcmtatik dan trmbotik Ktripn rutakhinya dsi
kekurangan antigen"PlAr dan antibodi riA'l 1t% popu- kcpwtakau ncrtut ia buht bamnfut bagi sru profesioml kadutor
lasi) dapat mengalami trombositopenia berat setelah ybng bminat dalm tels volw tunggal yang rcrtohu pnbckwn dodt

transfusi produk yang mengandung antigen PIAI. Pa-


sien ini mungkin membutuhkan plasmaferesis dan
transfusi dengan trombosit negatif PIAI bila timbul
KEPASTAIOMN
perdarahan yang memb ah ay akan ty aw a.2 ?
Reaksi transfusi lan yang jarang terjadi tetapt
berat, menimbulkan gawat pernapasan dan syok, yang 1. Berridge, M. J., and Irvine, R. F.: Inositol trisphosphate, a novel
timbul pada pasien ditransfusi yang kekurangan IgA second messenger in cellular signal transduction. Nature, 312:315,
1984.
dan menriliki antibodi anti-IgA. Pasien ini mungkin 2. Centers for Disease Control Task Force on Kaposi's Sarcoma and
membutuhkan eritrosit telah dicuci ('washed') untuk Opportunistic Infections: Epidemiologic aspects of the current
outbreak.of Kaposi's sarcoma and opportunistic infections. N. Engl.
mencegah kekambuhan reaksi ini. 23 J. Med.,306:248,1982.
3. Collen, D.: On the regulation and control of fibrinolysis. Thromb.
Haemost., 43:77 , 198O.
4. Collins, J. A.: Hernorrhage, shock, and burns: Pathophysiology and
KEPASTNAMN TERPILIH treatment. In Petz, L. D., and Swisher, S. N. (Eds.): Clinical
Practice of Blood Transfusion. New York, Churchill Livingstone,
Colman, R. W., Hirsh, J., Marder, V. J., and Saleman, E. W.: Hemostasis 1981, pp. 425-453.
and Thrombosis Education: Basic Principles and Clinical Practice. 5. Colman, R. W.: Surface-mediated defense reactions: The plasma co4tact
Philadelphia, J. B. Lippincott Company, 1982. activation system. J. Clin- Invest., 73 :L:249, 7984.

Smba keprct&aan talndu yang digwatan wuk mjm& patanyau 6. Colman, R. W,, Robboy, S. J., and Minna, I. D.: Disseminated
spaifik dalu ilmu duo d.an bidang Hinik hemt6b. Muing-reing b& intravascular coagulation: A reappraisal. Ann. Rev. Med.,30:359,
1979.
dikoug oleh ahli ilm duu du ahliHhi*ddamhmtub. T&s ini aku
rcmbqikan mhuisw pembahrcu rcdalan dan kcpwnlaan lw. Ia
7. Comp, P. C., and Esmon, C. T.: Recurrent venous thrombo€mbolism
in patients with a.partial deficiency of protein S. N. Engl. J. Med.,
salah satu htku te}s paling mtakhir dan tatrduyang gmh dirakit untulc
311:1525,1985,
yang baminat dalan Trenbelwn doah.
8. Deuel, T. F., and Huang, J. S.: Platelet-derived growth factor: Struc-
ture, function, and roles in normal and transformed cells. J. Clin.
Hirsch, J., and Brain, E. A.: Hemostasis and lhrombosis: A Conceptual lnvest.,74:669,1984.
Approach. New York, Churchill Livingstone, 1983. Esmon, C. T.: Protein C: Biochemistry, physiology and clinical impli-
Buku irt mggonbeku pr66 hercstotik rcrrcI dan &nrmal yug rc- ' 9. cations. Blood,62:1155, 1983.
nitdlulkan padoahan du kelainu tlombtilL Ad4 dizgrm untuk tiq ali- 10. George, J. N., Nurden, A. T., and Phillips, D. R.: Molecular defects
nca yang {&if rcngingatkan penyajian tqaiis. Buku iai ditekonqduiku in interactions of platelets with the vessel wall. N. Engl. J. Med.,
xbagai tels ptw ut*dibrca aleh nahrciwayug bamirct rcmhami J]1:1084,1984.
wn hewtotih Patuyau 1da akhir tiap fub wkartu hal pn' 11. Griffin, J. D., and Ellman, L.: Epsilon-aminocaproic acid (EACA).
titg. Semin. Thromb. Hemostasis, 5:27, 1978.
12. Hermans, J., and McDonagh, J.: Fibrin: Structure and interaction.
Hirsh, J., Genton, E., Hirsh, E., and Hull, R.: Venous Thromboembolism. Semin. Thromb. Hemos., 8:11,7982.
New York, Grune & Stratton, 1981. 13. Hirsh, J., Genton, 8., and Hull, R.: Venous Thronboembolism. New
B*u t 16 mtakhit dan kfowtif ilituju*an bagi Tntogcnais, diagnosis, York, Grune & Stratton, 1978.
taapi du kompli*ui tortembolbre vm. Paguang telah rembua b4- 14. Jackson, C. M., Nemerson, Y.: Blood coagulation. Ann. Rev.
ny& sokongan bambu bagi lapugn ini du rcmputryai pengalam Biochem., 49:745, 1980.
klinikyang fuu. 15. Lapetina, E. G., Watson, S. P., and Cuatrecasas, P.: Myo-inositol
Koepke, J. A. (Ed.): Laboratory Hematology, vols. 1 and 2. New York, 1,4,5-trisphosphate stimulates protein phosphorylation in saponin-
1984. permeabilized human platelets. Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A.
81:7431,1984.
Euka ahliyug mmatkan pada segi laboratuimhmtologL Di sm-
teks
16. Lorand, L., Losowsky, M. S., and Miloszewski, K.J.M.: Human factor
pitg itu odz bfu itolm kduavolurcyong rcmbahu segiHinikdanl6qa' XIII: Fibrin-stabilizing factor. Prog. Hemost. Thromb., 5:245, 1980.
roriam kelaitan dalam pembekun darah Bob tentang taaPi trosfrei dm 17. Majerus, P., et al.: The formation of thrombin on platelet surface. 1n
rcaksi mugiltrn tuhdap r,:arcfrei rcmbiku fuh6n tepadu topi* 7m' Mann, K. G., and Taylor; F. B. (Eds.): The Regulation of Coag-
titg. Metodt ltrlibat dalnil tu lfroratuin Tntbekun darah dibahu dn ulation. New York, Elsevier, 1980, p. 215.
rcnelanku kcpolum pengendtlbn kulitu dalm bidang inl 18. Majno, G., and Joris, I.: Endothelium: A review. Adv. Exp. Med.
Biol., 104:769,7978.
Mosher, D. F.: 1n MacKinney, A. A.. Jr. (Ed.): Pathophysiology of Blood. 19. Marlar, R. A., Kleiss, A. J., and Griffin, H.: An alternative extrinsic
New York, John Wiley and Sons, 1984. pathway of human blood coagulation. Blood, 60:1353,7982.
Bt/ru ini bahcan singkat ilmu duar dm segi Hiaik hrerois. Mtalah pq- 20. Moncada, S., and Vane, J. R.: Arachidonic acid metabolites and the
kcmbmgan kuw yang dilhtti jawbu rcnkrika pnekuu pda mkm interaction between platelets and blood vessel walls. N. Engl. J.
Hin* srcmn hemostalik Med.,300:1142, 1979.
21. Rappaport, S. I. Preoperative hemostatic evaluation: Which tests, if
Petz, L. D., and Swisher, S. N. (Ed.): Clinical Practice of Blood Transfusion. any? Blood, 61 :229, 1983.
New York, Churchill Livingstone, 1981. 22. Rosenberg, R. D., and Rosenberg. J. S.: Natural anticoagulant mech-
anisms. J. Clin. Invest., 74:1, 7984.
Disnting oleh dua ahli dalom bidug irurchemarologi dan trusfrci" buka
23. Simpson, M. B., Jr.: Adverse reactions to transfusion therapy: Clinical
t&s ini mafuhu imuolo6i, thdakan pwuoku silang, rclde pwga'
and laboratory aspects. /z Koepke, J. A. (Ed.): Laboratory He-
wtu iluah dan praktck transfoi Hink Bab 21 dan 22 diaib oleh Dr. JA' matology. New York, Churchill Livingstone, 1984, pp. 1175-1228.
Collirc, serang ahli ihlam patofsiologi sy& hemagiL dan realoh toapi 24. Stenflo, J.: Vitarnin K, prothrombin, and 1-carboxyglutamin K acid.
tansfwl Bd ini rcnekuku akibat paofsiologi padoahu dan rcng' Adv. Enzymol., 46:7, 7978.
gartuku caa tqalri trarefwi babda hba meapengruhi kelangswgu 25. Thiagarjan, P., and Shapiro, S. S.: Lupus anticoagulants. Prog. Hemost.
hiifup psicn. Thromb.,5:198,1982.

Anda mungkin juga menyukai