• Penyakit Covid 19 disebabkan oleh virus SARS Cov 2 yang memberikan manifestasi klinis mulai dari tanpa gejala sampai
dengan gagal nafas yang membutuhkan support ventilator.
• Hasil pemeriksaan biomarker akan menjadi tidak berarti dalam memprediksikan penurunan kondisi pasien Covid 19 jika
tidak disertai dengan triage pasien yang membutuhkan pengawasan ketat dan yang tidak.
• Uji diagnostik dan biomarker severity marker covid 19 dijadikan sebagai Rapid Triage pasien covid 19 yang datang ke
RS.
• Studi ini bertujuan untuk membandingkan beberapa biomarker dan skor klinis dalam memprediksikan kematian,
penggunaan NIV dan kebutuhan perawatan di ICU.
CLINICAL SCENARIO
• Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak
1 hari disertai demam dan batuk. Pasien adalah pasien Covid Confirmed yang
menjalani isolasi mandiri sejak 6 hari yang lalu.
Hb 12.5, AL 12.3, Plt 101, neutrofil 80%, limfosit 9%, Na/K/Cl 138/4,1/96,
ur/cr 54/1.2, alb 3.5, LDH 125, Procalcitonin 0.5, IL-6 85 pg/ml, CRP kuantitatif
• Pasien dirawat inap di ruangan isolasi khusus Covid 19. Keluarga pasien menanyakan
kepada dokter kemungkinan kesembuhan pada pasien?
SEARCH STRATEGY
Apakah sampel representative, didefinisikan dan
diamati pada keadaan yang sama dari perjalanan
penyakitnya?
YA.
Apakah Follow up pada seluruh pasien dilakukan
secara lengkap dan dalam waktu yang memadai?
YA
- Follow up pasien selama 28 hari dihitung sejak masuk RS.
- Lost of follow up 62 (33%) oleh karena incomplete biomarker.
(apakah dapat dikatakan lost of follow up?)
- 187 pasien masuk kriteria inklusi.
Apakah kriteria outcome dibuat obyektif dan tidak
bias?
• YA.
Outcome of prediction was:
- ICU admission,
- NIV with continuous positive airway pressure (CPAP) or bi-level
positive airway pressure (BIPAP) outside the ICU
- Death
(defined below as ‘severe disease’).
Apakah dilakukan adjustment untuk factor prognostik yang
penting?
YA
Berapa besar kemungkinan kejadian
outcome pada periode waktu tertentu?