KASUS MOHR
Dr beralih mengoperasi telinga kanan krn ternyata
(setelah pasien dibius) ia melihat telinga kanan jauh
lebih parah dari telinga yang telah mendapatkan IC.
KASUS GERTI
Dr dipersalahkan di pengadilan tingkat pertama
sebab ia memotong kaki Gerti (10 th) yg tidak
disetujui orangtuanya, tetapi MA membebaskan Dr
atas dasar keselamatan anak jauh lebih penting d/p
keberatan orangtuanya (pertimbangan filosofis).
KASUS FORIENTINO
Dr dipersalahkan karena ia tidak memberikan
informasi bahwa tindakan ECT memiliki risiko,
yaitu dapat mengakibatkan rahang pasien patah
atau lidah terpotong, meski pasien telah
memberikan izin ECT.
KECUALI:
• Setuju terhadap tindakan yang dilakukan
• Tindakan berdasarkan Indikasi Medik &
ditujukan utk suatu tujuan yg nyata
• Tindakan dilakukan sesuai dengan Kaidah
Kedokteran yang diakui dalam dunia Medis
TINDAKAN MEDIK YANG
MEMERLUKAN IC (1)
1. Operasi invasive, baik mayor atau minor.
2. Semua bentuk tindakan medik yang punya
risiko lebih besar.
3. Semua bentuk terapi radiologi.
4. Terapi kejang listrik (ECT).
5. Semua tindakan medik eksperimental.
6. Semua tindakan medik yang menurut UU
diharuskan disertai informed consent.
(Roach, Chernoff dan Esley, 2000)
TINDAKAN MEDIS
YANG MEMERLUKAN IC (2)
1. Operasi invasive, major & minor, baik melalui
incisi atau melalui liang-liang tubuh (natural body
opening).
2. Semua tindakan medik yang memakai anesthesia.
3. Tindakan medik non-operatif yg punya risiko lebih
besar atau yang berisiko merubah struktur tubuh.
4. Tindakan medik yg menggunakan cobalt & x-ray.
5. Terapi kejang listrik (ECT).
6. Terapi yang masih bersifat eksperimental.
7. Semua bentuk tindakan medik yang memerlukan
penjelasan spesifik.
(Mancini M.R, Gale A.T)
TANGGUNGJAWAB DOKTER TERHADAP
PENDERITA EMERGENSI
Dokter diwajibkan oleh UU utk menolong seseorang
yang berada dalam kondisi emergensi jika :
a. bentuk pertolongannya masih berada dlm kontek
profesinya
b. pasien berada dalam jarak dekat dengan dokter.
c. dokter mengetahui bahwa ada kebutuhan akan
bantuan emergensi atau ada pasien dgn kondisi
serius.
d. dokter dinilai layak memberikan bantuan serta
memiliki peralatan yang diperlukan. (Gorton, 2000)
INFORMED CONSENT PADA PASIEN
EMERGENSI
1. Jika keadaan pasien masih memungkinkan maka
informed consent tetap penting, tetapi bukan prioritas.
2. Meski penting, namun pelaksanaannya tidak boleh
menjadi penghambat atau penghalang dilakukannya
tindakan pertolongan penyelamatan (emergency
care).
3. Permenkes, UUPK dan UURS menyatakan bahwa
dalam kondisi emergensi tidak diperlukan informed
consent.
4. Berbagai yurisprudensi di negara maju menunjukkan
hal yang sama, bahwa tindakan emergency care
dapat dilakukan tanpa informed consent.
EMERGENCY CARE PADA ANAK
TANPA IC ORANG TUA
Jika orangtua tak setuju, tindakan medik pada
anak dapat dilakukan dgn syarat:
1. Tindakan tsb merupakan tindakan
terapetik,bukan tindakan eksperimental.
2. Tanpa tindakan tsb anak akan mati.
3. Tindakan medik tsb memberikan harapan
atau peluang pada anak yg bersangkutan
untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat.
(Goldstein, Freud dan Solnit)
MATERI INFORMASI YANG WAJIB
DISAMPAIKAN
1. Alasan perlunya tindakan medik.
2. Sifat tindakan medik tsb (eksperimen atau non-
eksperimen).
3. Tujuan tindakan medik, yaitu diagnostik atau
terapetik.
4. Risiko dari tindakan medik.
5. Akibat ikutan yang tidak menyenangkan.
6. Ada tidaknya tindakan medik alternatif.
7. Akibat yg mungkin terjadi di kemudian hari jika
pasien menolak tindakan medik.
PEMBERIAN INFORMASI
1. Cukup lisan agar ada komunikasi dua arah.
2. Boleh ditambah dengan information sheet
sebagai pelengkap.
3. Jika informasi tdk cukup atau tdk diberikan
samasekali maka persetujuan yang telah
diberikan tidak syah demi hukum.
4. Pada pasien dengan “Don’t tell me, doctor”
syndrome maka pasien dianggap setuju jika
pasien menyerahkan sepenuhnya kepada
kebijakan dokter.
KEWAJIBAN
MEMBERIKAN INFORMASI
1. Berada di tangan Dr yang hendak melakukan
tindakan medik sebab ia yang tahu persis kondisi
pasien dan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan
medik yang akan dilakukannya.
2. Kewajiban tsb amat riskan apabila didelegasikan
kepada Dr lain, perawat atau bidan; tetapi bila hal
itu dilakukan dan terjadi kesalahan pemberian
informasi maka tanggungjawabnya tetap pada Dr
yang melakukan tindakan medik.
3. Di negara maju, tanggungjawab memberikan
informasi merupakan tanggungjawab yang tidak
boleh didelegasikan (non-delegable duty).
HAK MEMBERIKAN CONSENT
PEMBERIAN INFORMASI
Dokter Pelaksana Tindakan
Pemberi informasi
Penerima Informasi/Pemberi
Persetujuan
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDAI (v)
1 Diagnosis (WD & DD)
2 Dasar Diagnosis
3 Tindakan Kedokteran
4 Indikasi Tindakan
5 Tata Cara
6 Tujuan
7 Risiko
8 Komplikasi
9 Prognosis
10 Alternatif & Risiko
Lain-lain
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan tanda-tangan
hal-hal di atas secara benar dan jelas dan memberikan
kesempatan untuk bertanya dan/atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan tanda-tangan
hal-hal di atas secara benar dan jelas dan memberikan
kesempatan untuk bertanya dan/atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerima infor- tanda-tangan
masi sebagaimana di atas yang saya beri tanda/paraf di
kolom kanannya, dan telah memahaminya
* Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka
penerima informasi adalah wali atau keluarga terdekat
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya , nama______________________ ,
umur ______tahun, laki-laki/ perempuan*, alamat _____________________
______________________________________________________________ ,
dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukannya tindakan _______
____________________ terhadap saya / ________________ saya* bernama
_________________________, umur _______ tahun, laki-laki / perempuan*,
alamat _________________________________________________________
______________________________________________________________ .