Anda di halaman 1dari 41

Disusun Oleh: Kelompok 17

1. I Nengah Bayu Ananda (17C10078)


2. Luh Ade Alit Juwita Anjani (17C10079)
3. Putu Ayu Ema Satya Dewi (17C10080)
• Anemia adalah keadaan
rendahnya jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin
(Hb) atau hematokrit (Ht)
dibawah normal. Anemia
menunjukkan suatu status
penyakit atau perubahan
fungsi tubuh (Smeltzer,
2001)..
1) Anemia Aplastik
2) Anemia Defisiensi Besi
3) Anemia Megaloblastik (Defisiensi Vitamin B12
dan Defisiensi Asam Folat)
4) Anemia Sel Sabit
5) Anemia Hemolitik
 Menurut Price & Wilson (2005) penyebab anemia dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a) Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe, Thalasemia, dan
anemi infeksi kronik.
b) Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat menimbulkan anemi
pernisiosa dan anemi asam folat.
c) Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat menimbulkan anemia aplastik dan
leukemia.
d) Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma
2. Kehilangan darah
a) Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi secara mendadak.
b) Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorrhagia
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis)
Hemolisis dapat terjadi karena:
a) Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk mencegah
kerusakan eritrosit.
b) Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit
misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan obat
acetosal
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral
Fe
1. Hb menurun (< 10 g/dL),thrombosis/trombositopenia, pansitopenia
2. Penurunan BB, kelemahan
3. Takikardi, TD menurun, penurunan kapiler lambat, ekstremitas dingin, palpitasi, kulit
pucat.
4. Mudah lelah, sering istirahat, nafas pendek, proses menghisap yang buruk (bayi).
5. Sakit kepala, pusing, kunang – kunang, peka rangsang
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab
yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa faktor diluar sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
.
 woc new.doc
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan
anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan
kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan
rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh,
termasuk otak. Anemia berat, gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot
jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung
yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengurangan oksigen
1. Pemeriksaan laboratorium hematologis

• dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.


Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen,
Tes penyaring seperti kadar hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan
MCHC), asupan darah tepi..

Pemeriksaan • untuk mengetahui kelainan pada sistem leukosit dan trombosit.


Pemeriksaan yang dikerjakan meliputi laju endap darah (LED),
rutin hitung diferensial, dan hitung retikulosit. .

Pemeriksaan • dilakukan pada kasus anemia dengan diagnosis definitive


meskipun ada beberapa kasus diagnosisnya tidak memerlukan
sumsum tulang pemeriksaan sumsum .
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis
 Faal ginjal
 Faal endokrin
 Asam urat
 Faal hati
2. Pemeriksaan penunjang lain
 Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi.
 Radiologi: torak, bone survey, USG, atau limfangiografi.
 Pemeriksaan sitogenetik.
 Pemeriksaan biologi molekuler (PCR: polymerase chain reaction, FISH:
fluorescence in situ hybridization).
Anemia Aplastik
 Transplantasi sumsum tulang.
 Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG).
 Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia tersebut.
 Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan transfuse sel-sel darah merah dan
trombosit.
 Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia dari kontak dengan orang-orang yang
menderita infeksi
Anemia defisiensi besi
 Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa malignasi gastrointestinal, fibroid
uteri, atau kanker yang dapat disembuhkan.
 Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah samar.
 Berikan preparat besi orang yang diresepkan.
 Hindari tablet dengan salut enteric, karena diserap dengan buruk.
 Lanjutkan terapi besi sampai setahun setelah perdarahan terkontrol.
Anemia defisiensi vitamin B12:
 Pemberian suplemen vitamin atau susu kedelai difortifikasi (pada vege tarian
ketat).
 Suntikan vitamin B12 secara IM untuk kelainan absorpsi atau tidak terdapatnya
faktor-faktor instriksik.
 Cegah kambuhan dengan vitamin B12 selama hidup untuk pasien anemia
pernisiosa atau malabsorpsi yang tidak dapat diperbaiki.
Anemia defisiensi asam folat:
 Pemberian diit nutrisi dan 1 mg gram asam folat setiap hari.
 Asam folat IM untuk sindrom malabsorpsi.
 Asam folat oral diberikan dalam bentuk tablet (kecuali vitamin prenatal).
Anemia sel sabit
 Arus utama terapi adalah hidrasi dan analgesia.
 Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per hari.
 Berikan dosis adekuat analgesik narkotik.
 Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih ringan.
 Transfusi dipertahankan untuk krisis aplastik, krisis yang tidak responsive terhadap terapi,
pada preoperasi untuk mengencerkan darah sabit, dan kadang-kadang setengah dari masa
kehamilan untuk mencegah krisis.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
2. Identitas Penanggung Jawab
• Nama : Ny. M
• Nama : Tn. A
• Umur : 65 Tahun
• Umur : 30 Tahun
• Status perkawinan : Menikah
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Desa Penekol Ambal,
• Tanggal Masuk : 16 Juli 2012 Kebumen
• Tanggal Pengkajian : 16 Juli 2012 • Hubungan dgn Klien : Anak
• Diagnosa Medik : Stadium
1. Keluhan Utama
Saat dikaji pasien mengatakan badannya 3. Riwayat Penyakit Dahulu
terasa lemas .
Pasien mengatakan Pasien pernah BAB
berwarna hitam
2. Riwayat Kesehatan Sekarang 4. Riwayat Penyakit Keluarga
 Pasiendatang ke IGD RSUD Kebumen pada Tidak ada keluarga yang mengalami
tanggal 16 Juli 2012 dengan keluhan badan penyakit seperti yang dialami pasien.
terasa lemas,pusing,pucat anemis. Pada saat
pengkajian pada tanggal 16 Juli 2012 jam
16.00 WIB di Ruang Dahlia RSUD Kebumen
pasien mengatakan merasakan lemah dan
letih, BAB 3x, haus, membran mukosa bibir
kering, kulit teraba hangat dan tampak
kemerahan, dan didapatkan hasil TTV pasien
TD: 150/90 mmHg, N: 80 x/menit, S: 38,3 ̊ C,
RR: 22 x/mnt dan CRT > 3 detik
1. Makan dan minum
• Sebelum sakit : Klien biasa makan secara mandiri tanpa bantuan orang lain dengan frekuensi 3x/hari
dengan menu nasi dan lauk pauk seperti tahu, tempe, dan kadang-kadang ikan atau daging
• Setelah sakit : Klien makan ½ porsi dari menu makan yang disediakan RS

2. Gerak dan aktivitas


• Sebelum sakit :Klien dirumah beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain

• Selama sakit : Klien tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena sedang dirawat di RS. Klien hanya
berbaring di tempat tidur dan tampak lemah
 3. Kebersihan diri

 Sebelum sakit
 Klien sebelum sakit biasa mandi 2x per hari serta menggosok gigi 2 x per harridan Klien biasa memakai
pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain
 Selama sakit
 Selama dirawat klien dibantu perawat dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygienenya dan
selama dirawat klien dalam berpakaian di bantu keluarga
4. Rasa aman
• Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak mencemaskan keadaanya dan percaya kepada Tuhan
memberikan yang terbaik pada hambaNya
• Setelah sakit : Pasien mengatakan cemas dan takut berada di rumah sakit tetapi pasien pasrah dengan
penyakit yang diderita dengan terus tetap berobat di rumah sakit
5. Rasa nyaman
Sebelum sakit : Pasien tidak merasa nyeri.

Saat dikaji : Pasien mengatakan pusing dan lemas


KU : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,0 0 C
RR : 22 x/menit

1. Mata
Sklera anikterik, konjungtiva anemis
2. Mulut
Mukosa bibir kering ,stomatitis berangsur sembuh
3. Kulit
Tampak kemerahan pada warna kulit, Capillary Refill Time (CRT) > 3 detik
1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

HB 5,3 g/dl 11,7-17,3

Urea 28,3 mg/dl 10-50

Crea 0,58 mg/dl 0,5-0,9

SGOT 43,4 (H) u/L 1-31

SPGT 30,5 u/L 1-32


2. Therapi
1). Oral
Captopril : 3 x 1 tab
2). Parenteral
Infus RL : 16 tpm
Cefo : 2 x 1 gr
Rantin : 2 x 1 amp
Lasix (premed) : 1 amp
Transfusi PRC (Pack Red Cell) 2 kolf
No Tgl/jam Data Fokus Etiologi Masalah
1 senin, Ds : Penurunan Perfusi jaringan
16/7/2012 Pasien mengatakan lemas dan hemokosentrasi darah perifer tidak efektif
Jam 16.30 pusing
Do :
Wajah tampak pucat
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir kering
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Hb : 5,3 g/dl
CRT : > 3 detik
2 12-2-10 Ds : Penurunan sel darah Intoleransi Aktivitas
17.00 Pasien mengatakan letih merah
Do :
Pasien terlihat lemah dalam
beraktifitas, misalnya selalu dibantu
dalam pemenuhan makan dan
toileting
3. Ds : pasien mengatakan tidak Kurang adanya Kurang
mengetahui tentang penyakit yang informasi pengetahuan
sedang dideritanya
Do :
-Pasien tampak bingung
-Pasien nampak banyak bertanya tentang
penyakit yang dideritanya
 Perfusi jaringan perifer tidak efektif b.d Penurunan hemokosentrasi darah ditandai dengan

pasien mengatakan pusing dan lemas, wajah tampak pucat, Konjungtiva Anemis, Mukosa bibir
kering, TD : 150/90 mmHg, Nadi : 90 x/menit, dan Hb : 5,3 g/dl dan CRT > 3 detik

 Intoleransi aktifitas b.d penurunan sel darah merah ditandai dengan pasien mengatakan letih,

pasien terlihat lemah dalam beraktifitas, misalnya selalu dibantu dalam pemenuhan makan dan
toileting dan HB : 5,3 g/dl

 Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyait anemia ditandai dengan pasien

mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang dideritanya dan Pasien tampak
bingung dan banyak bertanya tentang penyakit yang dideritanya
Tgl / Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
jam Keperawat
an
1 senin, Ketidak Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk mengetahui
16/7/2 efektifan tindakan keperawatan keadaan keaadaan umum
012 Perfusi 3 x 24 jam masalah umum pasien dan
Jam jaringan perfusi jaringan dapat menentukan
16.30 perifer b.d teratasi hasil : intervensi yang tepat
penurunan - Tanda – tanda vital
hemokosen dalam batas normal 2. Tanda-tanda vital
trasi darah - Mukosa bibir lembab 2. Ukur tanda – stabil menunjukkan
- Hb meningkat tanda vital tingkat toleransi
- Wajah tidak pucat terhadap aktivitas baik
-Konjungtiva tidak
anemis,
-CRT < 3 detik
3. Monitor intake & 3. Untuk
output mengumpulkan dan
menganalisis data
pasien untuk
mengatur
keseimbangan cairan

4. Tinggikan kepala 4.Meningkatkan


tempat tidur sesuai ekspansi paru dan
toleransi memaksimalkan
oksigenasi untuk
kebutuhan seluler
5. Observasi 5. Untuk mengetahui
pemberian cairan IV keseimbangan cairan
(RL)
6. Anjurkan keluarga 6.Mengurangi
untuk memotivasi kehilangancairan
pasien minum
banyak
7.Mengidentifikasi
7. Kolaborasi defisiensi dan
Pemberian tranfusi kebuuhan pengobatan
darah sesuai program atau respon terhadap
terapi yang diberikan
Tgl / Diagnosa Tujuan Intervensi
jam Keperawata
n
2 Kamis, Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1.Mempengaruhi pilihan
16/7/20 aktifitas b.d tindakan keperawatan 3 ADL pasien intervensi/bantuan.
12 penurunan x 24 jam toleransi 2.Meningkatkan harga
Jam sel darah aktifitas dapat dilakukan 2. Motivasi pasien diri dan semangat untuk
16.40 merah dengan kriteria hasil : untuk melakukan berusaha terus menerus
-Pasien dapat beraktifitas aktifitas 3. Mengawasi masukkan
dengan normal kalori atau kualitas
-Asupan nutrisi adekuat 3. Pantau asupan kekurangan konsumsi
- Mampu melakukan nutrisi untuk makanan
aktifitas sehari-hari(adls) memastikan 4. mengetahi pola
secara mandiri keadekuatan istirahat
- Saaat melakukan sumber-sumber
aktifitas fisik tampa di energi
sertai peningkatan TD,N 4. Pantau pola
adi,RR istirahat pasien
Anjurkan pasien
melakukan aktivitas
semampunya
5. Anjurkan pasien 5.Meningkatkanaktivit
melakukan aktivitas as secara bertahap
semampunya sampai normal dan
memperbaiki tonus
otot

6. Kolaborasi dalam 6.Mengidentifikasi


pemberian transfusi defisiensi dan
darah kebuuhan pengobatan
atau respon terhadap
terapi yang diberikan
Tgl / Diagnosa Tujuan Intervensi
jam Keperawata
n
3 Kamis, Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan Mempermudah dalam
16/7/20 pengetahuan tindakan keperawatan pasien tentang memberikan penjelasan
12 b.d 2 x 24 jam masalah penyakit anemia pada pasien
Jam kurangnya kurang pengetahuan 2. Berikan informasi
16.40 informasi dapat teratasi dengan yang tepat kpd pasie 2. Pasien dan keluarga
kriteria hasil : tentang penyakit yang mengerti tentang
-Pasien mengetahui dideritanya Anemia
tentang penyakit yang 3. Diskusikan
sedang dialamunya perubahan gaya 3 mencegah keparahan
- Pasien mampu hidup yang digunakan penyakit
melaksanakan untuk mencegah
prosedur yang di komplikasi 4.memberi gambaran
jelaskan secara benar tentang pilihan terapi
- Pasien mampu 4. Diskusikan tentang yang bisa di gunakan
menjelaskan apa yang terapi dan pilihannya
di jelaskan oleh
perawat atau tim
kesehatan lainnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/tgl/ja Implementasi Respon Paraf


DX m

1 senin, 1. Memonitor O: KU cukup


16/7/2012 keadaan umum TD : 150/80 mmHg
16.45 2. Mengukur tanda- N : 100 x /menit
16.50 tanda vital S : 36,0 0 C
R : 22 x/mnt
RL 16 tpm
17.00 3. Mengobservasi
pemberian cairan O: Pasien kooperatif
IV (RL)

17.00 4. Memotivasi
pasien untuk
banyak istirahat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No DX Hari/tgl/jam Implementasi Respon Paraf

2 senin, 1. Memotivasi pasien S : Pasien dapat


16/7/2012 untuk melakukan memahami
17.10 aktifitas
2. Memantau asupan O : Pasien makan ¼ porsi,.
17.15 nutrisi untuk Masuk 1 kolf, tidak ada
memastikan alergi
keadekuatan sumber- -Pasien terlihat tidur
sumber energy
17.15 3. Mengkolaborasikan
dalam pemberian
19.30 transfusi darah
4. Memantau pola
istirahat pasien
No Hari/tgl/jam Implementasi Respon Paraf
DX

3 Senin , Mengkaji pengetahuan pasien tentang penyakit S: Pasien mengatakan


16/7/2012 yang dideritanya tidak mengetahui tentang
20.00 penyakitnya

1 selasa, 1. Memonitor keadaan umum


17/6/2012 2. Mengobservasi pemberian cairan IV (RL) O: KU baik
14.30 3. Mengukur tanda-tanda vital -RL 20 tpm
14.40 4. Mengkolaborasikan dalam tranfusi darah 1
kolf O : TD : 130/80 mmHg
14.45 N : 90 x /menit
S : 36,0 0 C
16.40 R : 20 x/mnt

2 selasa, 1. Memotivasi kembali pasien untuk melakukan S : Pasien dapat


17/7/2012 aktifitas memahami
17.00 2. Memantau asupan nutrisi untuk memastikan O : Pasien makan ½ porsi
17.10 keadekuatan sumber-sumber energy
3. Memantau pola istirahat pasien O: Pasien terlihat
No Hari/tgl/jam Implementasi Respon Paraf
DX

3 selasa, Memberikan informasi tentang penyakit yang O : Pasien kooperatif saat


17/7/2012 sedang dideritanya diberika pengertian tentang
20.30 penyakitnya

1 Rabu , 1. Memonitor keadaan umum


18/7/2012 2. Mengobservasi pemberian cairan IV (RL) O: KU baik
14.30 3. Mengukur tanda-tanda vital RL 20 tpm
14.40 4. Memgkolaborasikan dalam pemberian tranfusi
darah 1 kolf TD : 130/80 mmHg
14.45 N : 90 x /menit
S : 36,0 0 C
16.40 R : 20 x/mnt

2 selasa, 1. Memotivasi kembali pasien untuk melakukan S : Pasien mengatakan


18/7/2012 aktifitas dapat memahami
17.00 2. Memantau asupan nutrisi untuk memastikan O : Pasien makan ½ porsi
17.10 keadekuatan sumber-sumber energy
3. Memantau pola istirahat pasien O: Pasien terlihat
N0 Tgl / Evaluasi Ttd
dx jam

1 senin, S : Pasien mengatakan masih lemah dan pusing


16/7/20 O : Pasien masih terlihat lemah, TD :
12 180/90 mmHg, N : 90 x /menit, HB : 5,3
20.00
g/dl
A : Masalah gangguan perfusi jaringan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi:
2 senin, S : Pasien mengatakan masih lemah.
16/7/20 O : Pasien masih terlihat lemah, HB : 5,3
12 g/dl
20.10
A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
N0 Tgl / Evaluasi Ttd
dx jam

3 senin, S : Pasien mengatakan sudahmengetahui tentang


16/7/20
12 penyakitnya
20.15 O : terlihat tenang dan pasien sudah tidak bertanya tentang
penyakitnya
A : Masalah kurang pengetahuan teratasi
P : Pertahankan intervensi
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai