Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


BRONKIOLITIS
2021
RSUD LANDAK No. Dokumen No. Revisi Halaman
LANDAK 00 1/3

Ditetapkan oleh:
PPK Rawat Inap Direktur Utama
Tanggal terbit:
KSM Ilmu
14 Oktober 2021
Kesehatan Anak
Dr. H.S. Wahyu P., Sp.B.
NIP 19810715 200904 1 002
No.ICD 10 J.21.9 (Acute bronchiolitis, unspecified)
Pengertian Bronkiolitis adalah inflamasi pada bronkiolus
Anamnesis 1. Pasien mengalami demam atau riwayat demam,
umumnya tidak tinggi.
2. Pilek timbul sebelum gejala lain seperti batuk,
takipnea, sesak napas, dan kesulitan makan.
Batuk kering dan mengi khas untuk bronkiolitis.
3. Kesulitan makan yang diakibatkan sesak napas.
4. Bayi dengan tampilan toksik seperti mengantuk,
letargi, gelisah, pucat, motling, dan takikardi
membutuhkan penanganan segera.
Pemeriksaan 1. Napas cepat dengan fase ekspirasi memanjang
Fisik 2. Retraksi dinding dada (subkosta, interkosta, dan
supraklavikula).
3. Hiperinflasi toraks.
4. Mengi dan ronki basah halus (crackles) pada
seluruh lapang paru.
5. Apnea dapat terjadi pada bronkiolitis, terutama
pada anak dengan risiko tinggi seperti usia yang
sangat muda, bayi prematur, atau bayi berat lahir
rendah (BBLR).
Kriteria Klinis sesuai anamnesis dan pemeriksaan fisik di atas
diagnosis
Diagnosis 1. Pneumonia
Banding 2. Pneumonia aspirasi
3. Asma
4. Croup
5. Gagal jantung
6. Aspirasi benda asing
7. Pertusis
Pemeriksaan 1. Saturasi oksigen. Saturasi oksigen ≤92%
Penunjang membutuhkan perawatan di ruang intensif.
Saturasi oksigen >94% pada udara ruangan dapat
dipertimbangkan untuk dipulangkan.
2. Analisis gas darah. Diindikasikan pada
bronkiolitis dengan distres napas berat dan
kemungkinan mengalami gagal napas.
3. Foto toraks. Perlu dipertimbangkan pada bayi
dengan diagnosis meragukan atau penyakit
atipikal (tidak khas). Foto toraks sebaiknya tidak
dilakukan pada bronkiolitis yang tipikal. Foto
toraks pada bronkiolitis yang ringan tidak
memberikan informasi yang dapat memengaruhi
pengobatan.
4. Pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan darah rutin
tidak diindikasikan dalam menilai dan menata
laksana bayi dengan bronkiolitis tipikal.
Konsultasi Tidak ada
Perawatan Indikasi rawat inap:
Rumah Sakit
Bayi:
1. Sianosis
2. Saturasi oksigen <92%,
3. Frekuensi napas >60 x/menit
4. Distres pernapasan, apnea intermiten, atau
grunting
5. Penurunan kesadaran
6. Tidak mau minum/menetek
7. Keluarga tidak bisa merawat di rumah

Anak:
1. Saturasi oksigen <92%, sianosis
2. Frekuensi napas >50 x/menit
3. Distres pernapasan, retraksi epigastrium
4. Grunting
5. Terdapat tanda dehidrasi
6. Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Terapi/tindakan 1. Terapi bersifat suportif : pemberian oksigen dan
(ICD 9 CM) nasal suction.
2. Inhalasi β2-agonis kerja cepat (salbutamol) 0,05-
0,1 mg/kgBB/kali yang ditambahkan NaCl 3%
hingga 4 ml setiap 6-8 jam
3. Kortikosteroid intravena (deksametason intavena
bolus 1mg/kg/kali, dilanjutkan 8 jam kemudian
dengan dosis 0,5-1 mkg/kg/hari dibagi 3 dosis
selama 5 hari).
Tempat Ruang rawat inap anak
Pelayanan
PICU atas indikasi rawat :
1. Gagal mempertahankan saturasi oksigen >92%
dengan terapi oksigen
2. Perburukan status respiratori, ditandai dengan
peningkatan distres napas dan/atau kelelahan
3. Apnea berulang
Penyulit Gagal napas, pneumotoraks

Informed Tertulis untuk tindakan invasif


Consent
Tenaga Standar Dokter Spesialis Anak

Lama Perawatan 5 hari

Masa Pemulihan 2 hari


Hasil Sembuh tanpa gejala sisa, pada kasus yang berat dapat
meninggal
Patologi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Prognosis Dubius ad bonam pada kasus ringan – berat.
Tindak Lanjut Kontrol ke poliklinik anak dalam 3 hari setelah keluar
RS
Tingkat Eviden -
& Rekomendasi
Indikator Medis Kriteria pulang
1. Gejala dan tanda pneumonia menghilang
2. Asupan per oral adekuat
3. Pemberian antibiotik jika masih diperlukan dapat
diteruskan di rumah (per oral)
4. Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian
terapi dan rencana control
5. Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan
lanjutan di rumah
Edukasi 1. Penjelasan tentang penyakit yang dialami
2. Penjelasan tentang rencana pemeriksaan
diagnostik
3. Penjelasan tentang rencana pengobatan
4. Penjelasan tentang etika batuk dan higiene
personal
5. Edukasi saat pulang:
a. Pemberian hidrasi oral
b. Pemantauan suhu
c. Pemberian obat yang masih diperlukan
6. Hindari rokok dan iritan lain
Kepustakaan 1. Cunningham J. Bronchiolitis. Dalam: Wimot RW,
et al, penyunting. Kendig’s disorders of the
respiratory tract in children. Ed ke-7. Fiiladelphia:
Elsevier; 2019.h.420-26.
2. Watt KD, Goodman DM. Wheezing in infant:
bronchiolitis. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM,
Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson
textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia:
WB Saunders Co; 2007. h. 1773-77.
3. Scottish Intercollegiate Guidelines Network (SIGN).
Bronkiolitis in children a national clinical
guideline [diakses tanggal 5 juni 2009]. Edisi
pertama. Edinburg. 2006 . Diunduh dari:
http://www.sign.ac.uk.
4. Ko HM, Chu I. The evidence based management of
bronkiolitis. J Pediatr Neonatology [Internet]. 2009
[diakses tanggal 5 Juni 2009];10(1). Tersedia di:
http://www.ispub.com/journal/
the_internet_journal_of_pediatrics_and_neonatolog
y/ volume_10_number_1_11/article/the-evidence-
basedmanagement-of-bronkiolitis.html

Anda mungkin juga menyukai