Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK/STANDAR ASUHAN

BRONKIOLITIS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
………………. 00 1 dari 1
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur
……………. …………………………………………..

Pengertian (Definisi) Penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil
(bronkiolus) yang fas kecil (bronkiolus) yang terjadi pada anak <2
tahun dengan insidens tertinggi pada usia sekitar 2  –  6 bulan dengan
penyebab tersering respiratory sincytial.
Anamnesis Gejala klinis :
1. Batuk.
2. Pilek.
3. Tanpa demam atau hanya subfebris.
4. Sesak nafas.
5. Sulit makan. menyusu, minum.
Pemeriksaan Fisik 1. Wheezing.
2. Ekspirasi memanjang.
3. Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi.
4. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
5. Ronki pada auskultasi dada.
Kriteria Diagnosis 1. Derajat ringan : disamping batuk dan kesulitan nafas, hanya
terdapat nafas cepat.
2. Derajat berat : batuk dan kesulitan bernafas ditambah minimal
salah satu berikut ini :
a. Pernafasan cuping hidung.
b. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
c. Foto thorax terdapat gambaran pneumoni.
d. Tidak dapat menyusu / minum / makan, atau memuntahkan
semuanya.
e. Kejang, letargis / tidak sadar.
f. Sianosis.
g. Distress pernafasan berat.
Diagnosis Bronkiolitis

Diagnosis Banding 1. Kelainan jantung.


2. Bronkopneumonia
3. Aspirasi benda asing.
4. Abses paru.
5. Miokarditis
6. Fibrosis kistik

Pemeriksaan 1. Foto dada AP dan lateral : gambaran hiperinlasi paru


Penunjang (emfisema) dengan diameter anteroposterior membesar pada
foto lateral serta dapat terlihat bercak konsolidasi yang
tersebar.
2. Analisis gas darah.
Terapi 1. Oksigenasi.
2. Pemberian cairan (sesuai umur, rumus Halliday segar).
3. Antibiotik dapat diberikan pada keadaan umum yang kurang
baik : curiga pada infeksi sekunder (pneumoni atau pada
penyakit yang berat).
a. Ampisilin / Amoksisilin 25 –  50 kg BB/kali (iv) setiap 6
jam.
b. Bila pasien datang dengan klinis berat dikombinasi dengan
Kloramfenikol 25 mg/kgBB/kali setiap 8 jam atau
Gentamycin 5  –   7 mg/kg BB/hari dibagi dalam dosis
tunggal atau dua kali pemberian.
c. Alternatif lain ; Ceftriaxon 80 –  100 mg/kg BB/kali dosis
tunggal.
4. Kortikosteroid : Dexamethason 0,5 mg/kg BB dilanjutkan
dengan 0,5 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3 –  4 dosis.
5. Dapat diberikan nebulasi β-agonis (Salbutamol 0,1 mg/kg
BB/dosis sehari 4 –  6 kali) diencerkan dengan normal salin.
6. Pemberian simptomatik sesuai gejala.
Edukasi 1. Kebutuhan nutrisi dan cairan.
2. Lanjutkan : pemberian ASI.
3. Hentikan pemberian makan atau minum bila ada tanda-tanda
distress nafas.
4. Kebersihan lingkungan.
5. Kompres bila demam.
6. Waspada bila ada gejala klinis yang memberat : nafas cepat,
kesulitan nafas, dan sianosis.

Prognosis Dinyatakan baik bila :

1. Status gizi baik.


2. Kemajuan klinis.
3. Komplikasi teratasi.
Bayi dengan Bronkiolitis besar kemungkinan akan menderita mengi di
kemudian hari
Tingkat Evidens III
Tingkat Rekomendasi A
Penelaah Kritis
Indikator Medis 1. Tidak didapatkan sesak / mengi.
2. Tidak didapatkan dehidrasi.
3. Intake per-oral baik.
Kepustakaan 1. Behrman, Kliegman, & Jenson. 2004. Nelson Textbook of
Pediatrics (17th ed). Philadelpia : WB Saunders Company.
2. IDAI. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu
Kesehatan Anak. Surabaya : RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Pudjiadi, Antonius., dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis
IDAI. Jakarta : IDAI hal 250 – 5. 5.
4. WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah
Sakit. Jakarta: WHO Indonesia dan Depkes RI hal 86 – 93.

Anda mungkin juga menyukai