Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

BRONKITIS
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM
Mampu menjelaskanasuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien bronkitis

KHUSUS
1. Menjelaskan konsep dasar pasien bronkitis: definisi,
tanda gejala, patofisiologi,penatalaksanaan
kegawatdaruratan
2. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan gawat darurat
pd pasien bronkitis: pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implementasi dan evaluasi
POKOK BAHASAN
KONSEP BRONKITIS
 Pengertian
 Tanda gejala
 Patofisologi
 Penatalaksanaan gawat darurat
KONSEP ASKEP GADAR BRONKITIS
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana Perawatan
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

BRONKITIS
PENGERTIAN
BRONKITIS
•Merupakan penyakit
saluran napas (bronkus)
karena infeksi dari
virus,bakteri,atau keduanya.

Merupakan penyakit pada saluran napas, bronkus (besar/kecil)


akibat perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi
elemen elastis dan otot polos brokus sehingga dpt memblok
aliran udara ke paru
ETIOLOGI
1. Faktor lingkungan meliputi polusi udara, merokok,
infeksi
 Infeksi bakteri (Staphylococcus, Pertusis,
Tuberculosis, mikroplasma), infeksi virus (RSV,
Parainfluenza, Influenza, Adeno) dan infeksi fungi
(monilia).
 Faktor polusi udara meliputi polusi asap rokok atau
uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis.
2. Faktor host meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi
dan riwayat penyakit paru yang sudah ada.
TANDA GEJALA
• Batuk
• produksi sputum (putih
atau hijau kekuningan)
• Dyspnea
• Mudah kelelahan
• sakit tenggorokan
• nyeri otot
• hidung tersumbat
• sakit kepala dapat
menyertai gejala utama.
• Demam
• Catatan : Pada bronkitis akut, batuk terjadi selama
beberapa minggu. bronkitis kronik ketika mengalami
batuk berdahak selama paling sedikit tiga bulan dalam
setahun.
KLASIFIKASI
• BRONKITIS AKUT
Adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena
infeksi virus yang melibatkan jalan napas
yang besar. Bronkitis akut pada umumnya
ringan. Berlangsung singkat (beberapa hari
hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14
hari. Meski ringan, namun adakalanya
sangat mengganggu, terutama jika disertai
sesak, dada terasa berat, dan batuk
berkepanjangan.
KLASIFIKASI
• BRONKITIS KRONIS
Eksaserbasi infeksi akut akan bronkitis kronik yang
dapat memperberat penyakitnya. Eksaserbasi infeksi
akut akan mempercepat kerusakan yang telah
terjadi, disamping itu kuman yang menyebabkan
eksaserbasi juga berpengaruh terhadap morbiditas
penyakit ini. Penyakit ini berlangsung lebih lama
dibandingkan bronkitis akut, yaitu berlangsung
selama 1 tahun dengan frekuensi batuk produktif 3
bulan selam 2 tahun berturut-turut.
PATOFISIOLOGI
Temuan utama pada bronkitis adalah hipertropi kelenjar
mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet
dengan infiltasi sel-sel radang dan edema pada mukosa
sel bronkus. Pembentukan mukosa yang terus
menerus mengakibatkan melemahnya aktifitas silia
dan faktor fagositosis dan melemahkan mekanisme
pertahananya sendiri. Pada penyempitan bronkial
lebih lanjut terjadi akibat perubahan fibrotik yang
terjadi dalam saluran napas.
PENATALAKSANAAN
PRE HOSPITAL
Pertimbangkan
penyebab BRONKITIS
dan berikan tindakan
awal sblm ke IGD; HOSPITAL
•Memberikan 1.Pasien dgn BONKITIS kronis msk
bronchodilator untuk
memperthankan jalan kategori triage kuning/kategori 2
nafas 2.Pertahankan A,B,C
•Berikan oksigen
mengurangi sesak
3.Identifikasi penyebab & atasi dgn
cepat & tepat
4.Berikan antibiotik & bronchodilator
5.Berikan ekspektorn jika mukus
banyak
PENATALAKSANAAN
PERTAHANKAN ABCD
1.Jalan nafas 4. Disability
Buka jln nafas & temukan benda asing, •Monitor neurogical
masukan Oral/Nasofaringeal airway tube, status
pasang collar neck jk trauma, jln nafas definitif
(intubasi/krikotirotomy)
2.Pernafasan
Berikan aliran tinggi O2 & pertahankan PCO2
35-45 mmHG
3.Sirkulasi
• Cek adanya denyut nadi besar (jk tdk ada • Monitor vital sign
nadi mk RJP) & jk ada perdarahan segera • Monitor intake
lakukan penekanan lnsgung output
• Berikan cairan isotonik (Saline/Ringers
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR

BRONKITIS
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN PRIMER
OBJEKTIF
SUBJEKTIF A : Kaji kepatenan jalan nafas
Batuk berdahak lebih dri B : Perub frekuensi nafas,
hiperventilasi, hipoventilasi,
satu minggu dan sesak dyspnea, apnue
naas C : Demam, hipotermi, diaforesis,
bradi/takikardia, hipo/hipertensi,
sianosis,
D : Tdk ada pergerakn, gelisah, posisi
dekortikasi, deseberasi, reflek pupil
tdk ada/lambat, GCS menurun
E : Kaji ada trauma, luka bakar di
mulut, bekas luka (pengguna obat-
obatan)
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN SEKUNDER
SUBJEKTIF OBJEKTIF
S : mudah kelelahan sakit Pemeriksaan Fisik
tenggorokan, sering flu dan Kepala leher :pucat, sianosis
batuk dalam waktu jangka Dada : Suara paru tambahan. Ronchi,
panjang wheezing
Ekstremitas : Sianosis, akral dingin dan basah
A : Ada tidaknya alergi
M : Terapi yg dijalani Pemeriksaan Penunjang
• Oksimetri (SaO2 turun/Hipoksia)
P : Rwyt asma, riwayat • Foto x-ray
pneumonia
L : Makan minum trakhir
E : Trauma medulla, konsumsi
narkotik

*Sign/Symptomp, Alergi, Medication, Past Medical History, Last Oral Intake, Event leading injury
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif bd
hiperskresi mukus dd sesak nafas,
ronchi, batuk berdahak
2. Pola napas tidak efektif bd
hiperventilasi dd peningkat RR, sesak
napas, wheezing, pernafasan abnormal
3. Ketidakefektifan Termoregulasi b.d
penyakit/trauma dd fluktuasi suhu
diatas/dibwh kisaran normal, takipneu,
takikardia, hipertensi, pucat, kulit
hangat/dingin
RENCANA PERAWATAN
Bersihan jalan napas tidakefektif
Tujuan; Setelah diberikan askep slm
4x150 menit maka diharapkan jalan
nafas membaik Intervensi;
1. Pertahankan ABC
Kriteria Hasil; 2. Kaji adanya sesak napas, ronchi
1.Batuk berkurang/efektif atau abnormalitas pernafasan
2.Sesak berkurang lainnya
3. Kaji nadi dan frekuensi nafas
3.Sianosis –
4. Observasi pernafasan abnormal
4.Ronchi berkurang (irama, kedalaman, kecepatan)
5.Oksimetri pulse >95% 5. Pantau tanda sianosis & pucat
6. Periksa oksimetri pulse
7. Kolaborasi pemberian
bronchodilator via nebuliser
8. Kolaborasi pemberian oksigen
RENCANA PERAWATAN
Ketidakefektifan Termoregulasi
Tujuan; Setelah diberikan askep slm
4x1 jam maka diharapkan
termoregulasi efektif

Kriteria Hasil; Intervensi;


1.Suhu dalam batas normal (36-37,5C) 1. Pertahankan ABC
2.RR 20x/mnt 2. Kaji faktor penyebab trauma/non
trauma
3.HR 60-100x/mnt
3. Berikan kompres air hangat
4.TD dlm bts normal 4. Kaji TD, nadi dan frekuensi nafas
5.Tdk ada pucat 5. Pantau adanya pucat & suhu kulit
6.Kulit teraba hangat 6. Kolaborasi pemberian IVFD utk
terapi cairan/dekstrose 40%
RENCANA PERAWATAN
Risiko Jatuh
Tujuan; Setelah diberikan askep slm
6 jam maka diharapkan risiko jatuh
tidak terjadi Intervensi;
1. Pertahankan ABC
Kriteria Hasil; 2. Identifikasi penyebab penurunan
1.GCS meningkat scr bertahap kesadaran (hipoglikemia,
hipoksia, hiperkarbia)
2.SatO2 > 95 3. Kaji TTV
3.Gula darah dlm bts normal 4. Pemeriksaan GCS
4.TTV dlm batas normal 5. Kolaborasi pemeriksaan SatO2
5.Tidak ada cedera 6. Kolaborasi pemberian IVFD utk
terapi cairan/dekstrose 40%
REFERENSI
• Ranjit, R. (2006). Emergency and intensive care
management of a comatose patient with intracranial
hypertension: current concepts. Indian Pediatrics, 43: 409-
415.
• Emergency Nurses Association. (2000). Emergency nursing
core curriculum. WB Saunders Company: Philadelphia
• Newberry, L., dan Criddle, L.M. (2005). Sheehy’s manual of
emergency care. Elsevier Mosby: St.Louis
• Caterino, J., dan Kahan, S. (2003). In a page emergency
medicine. Lippincott Williams & Wilkins: Baltimore
• Ooi, S., dan Manning, P. Eds. (2004). Guide to the essentials
in emergency medicine. McGraw Hill: Singapore.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai