Anda di halaman 1dari 29

BATUK KRONIK

Patogenesis Hingga Implementasi Klinis


Harry Akza Putrawan
Definisi
• Batuk à refleks proteksi penting à mencegah aspirasi dan
meningkatkan pembersihan saluran napas
• Batuk kronik à batuk yang berlangsung selama lebih 8 minggu pada
dewasa dan 4 minggu pada anak
• Batuk kronik à mengganggu dan dikaitkan dengan berbagai macam
etiologi penyebab

Eur Respir J 2019


Batuk Kronik
• Batuk kronik à mengganggu kualitas hidup, menyebabkan muntah,
nyeri otot, patah tulang rusuk, inkontinensia urin, kelelahan , sinkop,
dan depresi.
• Efek psikososial à rasa malu dan mempengaruhi interaksi social

Eur Respir J 2019


Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580
Prevalens
• Sebuah meta-analisis memperkirakan prevalens global batuk kronis
pada populasi orang dewasa sekitar 10%
• Sekitar 35% anak prasekolah melaporkan batuk pada waktu tertentu
dalam sebulan
• Laporan batuk kronis pada populasi anak bervariasi antara 1% di India
9% di Eropa Timur dan 5-12% di Cina dengan peningkatan di daerah
dengan polusi udara yang lebih tinggi.

Eur Respir J 2019


Prevalens

CHEST !"#$%&'()*+,($#-$#$./0-12345-"#$%-#6-#78-(
Etiologi
Penggunaan Angiotensin- Aspirasi kronik
converting enzyme inhibitor Pertusis
Asma Tuberkulosis
Pemicu lingkungan ILD
Reflux Gastroesofagus Tumor paru
Bronchitis eosinofilik non asma Pneumonia persisten
Perokok OSA
Sindrom batuk saluran napas atas Bronkiektasis
Penyakit jantung

Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580


Mekanisme Batuk
• Batuk à membersihkan saluran pernapasan dari lendir dan sekret
(kurang lebih 20-30 ml per hari)
• Jumlah sekresi pernapasan tergantung pada pajanan harian terhadap
iritan
• Melindungi saluran pernapasan dari aspirasi benda asing partikel
tertentu, patogen, akumulasi cairan, tetesan postnasal, peradangan,
dan mediator yang terkait dengan saluran pernapasan

JURNAL RESPIRASI, MAY 2020, VOL 06 (02); 85-96


Mekanisme batuk
• Batuk dimulai dengan serangkaian manuver pernapasan yang memicu
pengeluaran tiba-tiba dari udara menciptakan suara batuk yang khas
• 3 Fase batuk :
1. Fase Inspirasi
2. Fase Kompresi
3. Fase Ekspirasi

JURNAL RESPIRASI, MAY 2020, VOL 06 (02); 85-96


Fase Inspirasi
• Diawali oleh inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara,
pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka
• Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar
antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional
• Penelitian lain menyebutkan jumlah udara yang dihirup berkisar
antara 50% dari tidal volume sampai 50% dari kapasitas vital

JURNAL RESPIRASI, MAY 2020, VOL 06 (02); 85-96


Fase kompresi
• Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi, glotis akan
tertutup selama 0,2 detik
• Tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50 – 100
mmHg
• Penutupan glotis mempertahankan tekanan intratoraks yang
dikombinasikan dengan kontraksi otot dinding dada, diafragma, dan
dinding perut

JURNAL RESPIRASI, MAY 2020, VOL 06 (02); 85-96


Fase Ekspirasi
• Glotis terbuka, menghasilkan aliran udara ekspirasi dan suara batuk
yang tinggi dan kompresi pada saluran pernapasan besar. Aliran udara
yang tinggi mengeluarkan lendir dan membersihkan saluran
pernapasan
• Fase ekspirasi dibagi menjadi 3 bagian: (1) fase ekspulsi dengan suara
batuk pertama yang eksplosif; (2) fase kedua, seiring dengan
hilangnya aliran ekspulsif, amplitudo suara juga menghilang; dan (3)
fase ketiga, glotis yang tertutup sebagian menghasilkan getaran suara
teratur yang disebut suara kedua

JURNAL RESPIRASI, MAY 2020, VOL 06 (02); 85-96


Mekanisme Batuk
Patofisiologi
• Stimulasi kompleks lengkung refleks batuk diawali dengan iritasi pada
reseptor batuk di trakea, carina, cabang saluran pernapasan besar,
saluran pernapasan kecil, dan faring.

Mekanik Kimiawi

Asam, panas, dan senyawa


Benda asing, mirip capsaicin, yang memicu
refleks batuk melalui aktivasi
Tumor vanilloid tipe 1 (reseptor
capsaicin)
Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580
Patofisiologi

Eur Respir J 2019; 54: 1900889


IMPLEMENTASI KLINIS
4 penyebab paling sering batuk kronik :
1. Upper Airway Cough Syndrome (UACS)
2. Asma
3. Non-Asthmatic Eosinophilic Bronchitis (NAEB)
4. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
UPPER AIRWAY COUGH SYNDROME
• UACS, sebelumnya disebut sebagai postnasal drip syndrome
• Rinosinusitis kronis, rinitis alergi, rinitis non alergi
• Rinore, hidung tersumbat, bersin, gatal, dan drainase postnasal
mengarahkan ke diagnosis.

Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580


Asma dan PPOK
• Prevalens asma pada penderita batuk kronik berkisar antara 24%
hingga 29%.
• Jika pemeriksaan fisis dan temuan spirometri tidak memberikan
diagnosis, tes provokasi bronkus (tes inhalasi metakolin) dapat
dipertimbangkan.
• Resolusi batuk setelah pengobatan asma juga bernilai diagnostic
• PPOK merupakan salah satu penyebab batuk kronik

Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580


Non-Asthmatic Eosinophilic Bronchitis (NAEB)
• Batuk kronik pada pasien tanpa tanda atau bukti objektif obstruksi
aliran udara, respons jalan napas normal pada tes inhalasi metakolin,
dan eosinofilia sputum.
• Prevalens belum jelas, tetapi penelitian memperlihatkan peradangan
saluran napas pada pasien dengan batuk kronis menyumbang 10%
hingga 30% dari kasus yang dirujuk untuk pemeriksaan subspesialis.

Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580


Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
• Prevalens GERD dan penyakit refluks laringofaring sebagai faktor
penyebab batuk kronis bervariasi dari 4% hingga 73%
• Penelitian telah menunjukkan hubungan antara GERD dan batuk
kronis, tetapi patofisiologinya kompleks dan pengobatannya
kontroversial

Am Fam Physi- cian. 2017;96(9):575-580


Batuk Kronik
Algoritma batuk
kronik
Riwayat :
• Red Flags
• Riwayat
Penyebab Batuk pekerjaan/paja
diketahui atau nan lingkungan Merokok
mengarah ke • Riwayat ACEI
kondisi perjalanan Sitagliptin
mengancam jiwa • Pemeriksaan
fisis
• Radiologi

Obati dan Hentikan selama


diagnostic lebih paling sedikit 4
lanjut minggu
Tidak ada respons setelah 4-6
minggu

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


4 penyebab yang harus
dipertimbangkan:
1. UACS : Pencitraan sinus,
Nasopharyngoscopy, Evaluasi alergi
Riwayat : atau terapi empiris
• Red Flags Terapi inisial :
• Riwayat 2. Asma : Spirometri, Uji 1. UACS – A/D
pekerjaan/paja bronkodilator, Tes provokasi 2. Asma – ICS, BD, LTRA,
nan lingkungan bronkus, Evaluasi alergi atau terapi menghindari pencetus
• Riwayat 3. NAEB – ICS, menghindari
perjalanan empiris pencetus
• Pemeriksaan 3. Bronchitis eosinofilik non 4. GERD – PPI, perubahan
fisis asmatik : Sputum eosinophil, FENO, pola hidup
• Radiologi
Evaluasi alergi atau terapi empiris
4. GERD
*Untuk daerah endemis TB à
lakukan proses diagnostik
jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96
RED FLAGS Respon tidak adekuat
- Hemoptisis
- Perokok > 45 tahun,
selama 4-6 minggu
perubahan batuk,
perubahan suara menjadi
serak
- Usia 55-80 tahun dengan
Riwayat merokok 30 Pemeriksaan lanjutan dapat dipertimbangkan :
paks/tahun • Pemantauan pH esopgaheal 24 jam
- Sesak napas prominent
- Suara serak • Endoskopi
- Gejala sistemik : Demam, • Bronkoskopi
berat badan turun,
• Barium esopharam
edema perifer
- Sulit menelan Ketika • Pemeriksaan jantung
makan atau minum • Penyakit akibat kerja/lingkungan
Muntah
• Pertimbangkan penyebab yang jarang
- Pemeriksaan respirasi
tidak normal atau
kelainan pada radiologi

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


Tatalaksana
Farmakologi
- Terapi kausatif berdasarkan penyebab utama
- Antitusif sentral
- Antitusif perifer
- Ekspektorant
- Mukolitik
Non Farmakologi
- Cough physiotherapy
- Huffing technique
jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96
Antitusif Sentral
• Opioids à Morpine, codein
• Non opioid à Dextromethorphan, noscapine, GABA, anastesi lokal
(lidocaine, benzonatate, bupivacaine, mexiletine), Diphenhydramine,
Butamirate

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


Antititusif perifer
• Levodropropizine à agen non opioid bekerja pada sistem nervus
perifer. Obat ini memodulasi neuropeptide pada traktus respirasi
• Prenoxdiazine à desensitisasi reseptor batuk perifer (stretch
receptor)

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


Ekspektorant dan Mukolitik
• Mengurangi iritasi pada reseptor batuk
• Ekspektoran bekerja dengan meningkatkan ekpektorasi dan sekresi
mukus
• Mukolitik mengurangi viskositas dan elastisitas sekresi tractus
respirasi
• Contoh obat : ambroxol, bromhexin, guaifenesin, Ammonium
chloride, N asetilsistein

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


Non Farmakologi
• Pembersihan saluran pernapasan dapat terganggu pada pasien
dengan kelainan mekanisme batuk (misalnya kelemahan otot),
perubahan reologi mukus (misalnya fibrosis kistik), dan perubahan
pembersihan mukosiliar (misalnya bronkiektasis)
• Batuk dan huffing adalah manuver ekspirasi paksa dan merupakan
contoh cara membersihkan sekresi saluran pernapasan

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


Kesimpulan
• Batuk merupakan mekanisme pertahanan efektif saluran napas untuk
eliminasi benda asing termasuk pathogen di saluran napas
• Batuk dapat membersihkan tractus respirasi dari mucus dan sekresi (20-30
ml setiap hari)
• Batuk yang berkepanjangan (kronik) dapat berbahaya karena efek terhadap
pernapasan, aktivitas social, mengganggu tidur serta menurunkan kualitas
hidup
• Mekanisme batuk terdiri dari 3 fase yang diawali oleh stimulasi di reseptor
batuk
• Tatalaksana batuk kronik tergantung dari penyebab utama serta dapat
diberikan terapi farmakologi maupun non farmakologi

jurnal respirasi, may 2020, vol 06 (02); 85-96


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai