SESAK NAFAS
KELOMPOK 2A:
REGGINA RAHMA 1861050014
S H E I L A Z I VA N A A N G E L I C A KU R N I A 1861050015
G R E TA C H R I S TA B E L 1861050070
W U L A N N O V I TA 1861050096
J O N AT H A N J O S A FAT RA L E T TA M B U N A N 1 8 6 1 0 5 0 1 1 6
LEO MAHENDRA 1861050118
KASUS
Sesak Nafas
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang diantar
ibunya ke ruang emergensi dengan keluhan sesak nafas
sejak satu jam yang lalu.
Tugas:
Fenomena apa yang terjadi pada anak ini?
LEARNING OBJECTIVES:
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan
menjelaskan tentang:
1. Definisi Sesak Nafas dan Klasifikasi Gangguan Respirasi
Dengan Simtom Sesak Nafas.
2. Patofisiologi Terjadinya Gangguan Respirasi Sesak
Nafas.
3. Anamnesis pada Pasien Dengan Gangguan Respirasi
Sesak Nafas.
4. Pemeriksaan Fisik pada Pasien Gangguan Respirasi
Sesak Nafas.
5. Penyakit Kegawatdaruratan.
6. Tata Laksana Gangguan Respirasi Sesak Nafas.
DEFINISI SESAK NAFAS
(DYSPNEA)
• Sesak napas didefinisikan keadaan yang
terjadi akibat mekanisme pernapasan tidak
dapat memenuhi kebutuhan proses
metabolisme dalam tubuh. (Kapita Selekta FK
UI,
• Sesak napas (dyspnea) merupakan keluhan
subyektif yang timbul bila ada perasaan tidak
nyaman maupun gangguan/kesulitan lainnya
saat bernapas yang tidak sebanding dengan
tingkat aktivitas.
VARIASI DISPNEA
• Takipnea : napas yang cepat
• Hiperpnea : napas yang dalam
• Orthopnea : sesak napas pada posisi
tidur
• Plaptinea : sesak napas pada posisi
tegak (berdiri)
• Trepopnea : sesak napas pada posisi
berbaring ke kiri/kanan
KLASIFIKASI GANGGUAN RESPIRASI
DENGAN SIMTOM DYSPNEA
KLASIFIKASI DYSPNEA
Berdasarkan lama
terjadinya:
• Dyspnea akut
• Dyspnea subakut
• Dyspnea kronik
DYSPNEA AKUT
Terjadi pada periode menit hingga hari.
Contohnya, terjadi gangguan di:
Saluran pernapasan atas dan intrathoracic
Laryngeal edema atau asma akut
Parenkim pulmoner
Non-cardiogenic pulmonary edema
Proses infeksi akut seperti pneumonia bakteri
Cavum pleura
Pneumothorax
Vaskularisasi pulmoner
Emboli pulmoner
DYSPNEA SUBAKUT
Terjadi pada periode hari hingga minggu.
Contohnya, terjadi gangguan di:
Cavum pleura
Efusi pleura
Parenkim paru akibat infeksi
Pneumocystis jiroveci pneumonia pada
penderita AIDS
Pneumonia karena Mycobacterium
DYSPNEA KRONIK
Terjadi pada periode minggu hingga
tahun.
Contohnya:
COPD (Chronic Obstructive Pulmonary
Disease)
Emfisema
Bronkitis Kronik
Asthma Kronik
ETIOLOGI TERJADINYA SESAK
NAFAS
ETIOLOGI
1. Kekurangan Oksigen
- Gangguan konduksi maupun difusi gas ke paru
- Obstruksi jalan napas
- Berkurangnya alveoli ventilasi
- Fungsi restriksi yang berkurang
5S
1. SAPA
2. SENYUM
3. SALAM
4. SOPAN
5. SANTUN
A. MENANYAKAN IDENTITAS LENGKAP
1. NAMA PASIEN
2. UMUR PASIEN
3. PENDIDIKAN PASIEN
4. PEKERJAAN PASIEN
5. ALAMAT PASIEN
6. AGAMA PASIEN
7. SUKU PASIEN
8. STATUS PASIEN
KOMUNIKASI MEDIS
B. KELUHAN UTAMA
Keluhan tersebut dapat menggambarkan
system yang sedang mengalami gangguan
KELUHAN YANG SERING DIDAPATKAN
• BATUK
• BANYAK DAHAK
• BATUK DARAH
• NYERI DADA
• SESAK NAPAS
• NAPAS BUNYI
C. MENGGALI RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
SACRED 7
1. ONSET
Keluhannya sejak kapan ?
2. LOKASI
dimana lokasi keluhan tersebut ?
3. KUALITAS
seperti apa keluhan tersebut ?
4. KUANTITAS
seberapa hebat keluhan tersebut ?
5. KRONOLOGIS
bagaimana asal mula keluhan tersebut, dan bagaimana kelanjutannya
6. MEMPERINGAN / MEMPERBERAT
- sudah minum obat ?
- apa yang memperberat keluhan tersebut?
• Perkusi
Pemeriksaan Fisik untuk sesak nafas
• Auskultasi
Pemeriksaan Fisik untuk sesak nafas
Bunyi tambahan
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat
mengukur sebagian terbesar volume dan kapasitas paru.
Spirometri merekam secara grafis atau digital, volume
ekspirasi paksa (forced expiratory volume in 1 second/FEV1)
dan kapasitas vital paksa (forced vital capacity/FVC).
Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk
pengkajian fungsi ventilasi paru secara mendalam. Jenis
gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Gangguan fungsi obstruktif (hambatan aliran udara) : bila
nilai rasio FEV1/FVC <70%
b. Gangguan fungsi restriktif (hambatan pengembangan
paru) : bila nilai kapasitas vital (vital capacity/VC) <80%
dibanding dengan nilai standar.
Pemeriksaan Penunjang
INDIKASI
a. Diagnostik
- Evaluasi keluhan dan gejala (deformitas rongga dada, sianosis,
penurunan suara napas, perlambatan udara ekspirasi,
overinflasi, ronki yang tidak dapat dijelaskan)
- Evaluasi hasil laboratorium abnormal (foto toraks abnormal,
hiperkapnia, hipoksemia, polisitemia)
- Menilai pengaruh penyakit sistemik terhadap fungsi paru
- Deteksi dini seseorang yang memiliki risiko menderita penyakit
paru (perokok, usia >40 tahun, pekerja yang terpajan substansi
tertentu)
Pemeriksaan Penunjang
KONTRA INDIKASI
Absolut : Tidak ada
Relatif : Batuk darah, pneumotoraks, status kardiovaskuler
tidak stabil, infark miokard baru atau emoli paru, aneurisma
selebri, pasca bedah mata.
Pemeriksaan Penunjang
Teknik infasif
1. Intubasi Trakea
2. Krikotirodotomi
3. Trakeostomi
Terapi Oksigen
Memberikan oksigen (aliran gas) pada tekanan 1 atmosfir (76 mmHg) sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam darah.
Pengobatan
1. Asma :
membebaskan obstruksi saluran pernapasan dengan
pemberian bronkodilator inhalasi kerja cepat (β2 –
agonis)
Mengurangi inflamasi sal. Napas serta mencegah
kekambuhan dengan pemberian kortikosteroid sistemik
yang lebih awal.
2. PPOK :
Bronkodilator kerja cepat : β2-agonis dan
antikolinergik dosis ditinggikan dan frekuensi
pemberian dinaikakan.
Steroid : oral / IV
NON - FARMAKOLOGI
• Bina hubungan yang baik antara
pasien dengan dokter.
• Kurangi pemaparan factor risiko.
• Stop Merokok.
• Pakai pelembap udara
(humidifier).
DAFTAR PUSTAKA:
• Setiadi S, Nafrialdi. Anamnesis &
Pemeriksaan Fisis Komprehensif. Interna
Publishing: Pusat Penelitian Ilmu Penyakit
Dalam.
• Harrison T.R, Thorn G.W. Principles of
Internal Medicine. Fauci A.S, editor. McGraw-
Hill; 2008.
• Standar Kompetensi Dokter. Jakarta: Konsil
Kedokteran Indonesia; 2006. ISBN 979-
15546-4-1.