Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN NILAI CT (Cycle Threshold) DENGAN GAMBARAN

GGO (Ground Glass Opacity) HASIL FOTO TORAKS PADA


PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT UMUM UKI

SKRIPSI

Jonathan Josafat Ralet Tambuan


1861050116

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Seluruh dunia sekarang ini sedang dilanda pandemi Covid-19 (Corona Virus
Disease 2019). Covid-19 ini berawal dari Wuhan, Cina pada tanggal 30 Desember
yang pertama kali dikenal dengan “Unexplained Pneumonia”. World Health
Organization (WHO) melaporkan pada tanggal 9 Januari 2020 bahwa wabah tersebut
disebabkan oleh virus korona baru (novel coronavirus).1,2 Virus ini terus menyebar
keseluruh dunia hingga pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Republik Indonesia
mengumumkan 2 kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia.3 Segala upaya yang
pemerintah lakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 ini tetapi belum
membuahkan hasil, dan hingga sekarang kasus positif Covid-19 di Indonesia
berjumlah 1.662.868 kasus (29 April 2021).4

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang


baru yaitu, SARS-CoV-2. Gejala yang ditimbulkan adalah gangguan pernafasan akut
seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas. Dapat juga disertai dengan lemas,
nyeri otot dan diare. Pada penderita Covid-19 yang berat, dapat menimbulkan
pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian.5

Untuk mendiagnosis Covid-19 perlu dilakukan pemeriksaan Polymerase


Chain Reaction (PCR) sebagai baku emasnya.6 Pemeriksaan PCR merupakan suatu
pemeriksaan molekuler berbasis reaksi rantai polymerase dari sampel klinis pasien.
Umumnya sampel yang diambil adalah swab cairan dari hidung dan tenggorok.
Sampel ini dimasukan ke dalam tabung khusus berisi cairan yang sering disebut
dengan virus transport media untuk menjaga kestabilan materi genetik virus dan
dibawa ke laboratorium. Selanjutnya sampel akan melalui prosedur ekstraksi, yaitu
proses menggunakan kita tertentu untuk mengeluarkan materi genetik virus. Virus
SARS-CoV-2 tergolong pada virus RNA, karena itu dalam mendeteksi virus ini
didahului proses konversi dari RNA menjadi DNA. Didalam pemeriksaan PCR
terdapat cycle threshold value (CT value). Nilai CT berbanding terbalik dengan
kemampuan virus untuk menular ke orang lain. Artinya, semakin tinggi nilai CT,
semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi. 7

Selain PCR, pemeriksaan radiologi juga dipakai untuk menunjang diagnosis


Covid-19. Radiologi mempunyai peran pada fase akut maupun pada periode setelah
pasien dinyatakan sembuh. Peranannya meliputi tahap diagnosis, monitoring terapi,
evaluasi pasca terapi, menentukan prognosis, dan membantu diagnosis bila
didapatkan komplikasi. Modalitas radiologi utama yang berperan adalah foto toraks
dan CT scan toraks. Hasil Pencitraan foto toraks pada pasien dengan Covid-19 pada
umumnya berupa konsolidasi atau infiltrat dengan tempat predileksi dominan di
lapangan bawah, perifer, dan bilateral. Foto toraks dapat terlihat dalam keadaan
normal pada fase awal atau pada pasien dengan klinis ringan. Gambaran CT scan
toraks pada pasien Covid-19 dapat berupa ground glass opacity (GGO), crazy paving
appearance, konsolidasi, penebalan bronkovaskular atau traction bronchiectasis,
dengan tempat predileksi di basal, perifer, dan bilateral. Gambaran GGO merupakan
gambaran yang umum ditemukan pada pasien Covid-19.8

Belum diketahui secara pasti apakah ada korelasi antara tinggi atau rendahnya
nilai CT terhadap gambaran CT scan toraks Ground Glass Opacity.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pasien yang didiagnosis Covid-19 selalu menunjukkan gambaran GGO pada
CT scan?
2. Apakah ada hubungan kadar nilai CT pada PCR dengan gambaran GGO pada CT
scan?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

1. Mengetahui hubungan nilai CT pada pemeriksaan PCR terhadap diagnosis


Covid-19 dan gambaran CT toraks Ground Glass Opacity pasien Covid-19
pada RSU UKI

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui rerata nilai CT pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum UKI.


2. Mengetahui jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSU yang
menunjukkan gambaran GGO.
3. Mencari kadar nilai CT pasien Covid-19 yang menunjukkan gambaran
GGO pada CT scan di RSU UKI

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah


mengenai pengaruh nilai CT terhadap diagnosis Covid-19 dan gambaran CT scan
toraks pada pasien Covid-19.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Covid-19

II.1.1 Pendahuluan

Covid-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Severe Acute
Respiratory Syndrome CoronaViruses 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan bagian
dari genus Betacoronavirus dan famili Coronaviridae. Virus ini merupakan virus RNA,
berkapsul dan tidak bersegmen yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus corona
merupakan zoonosis yaitu ditularkan antara hewan dan manusia. Penularan antar manusia
terjadi melalui droplet orang yang terinfeksi virus tersebut.

Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus mulai dari 48 jam sebelum gejala
muncul (presimptomatik) sampai 14 hari setelah gejala muncul. Maka dari itu penting untuk
mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet
dan benda yang sudah terkontaminasi. Beberapa kasus konfirmasi covid-19 tidak
menimbulkan gejala (asimptomatik), untuk kasus seperti ini risiko penularan rendah namun
masih ada kemungkinan terjadi penularan. SARS-CoV-2 dapat bertahan pada permukaan
plastik dan stainless steel selama 72 jam, pada tembaga selama kurang dari 4 jam, dan pada
kardus selama kurang dari 24 jam. Virus ini sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas.

II.1.2 Patogenesis dan Patofisiologi

Patogenesis SARS-CoV-2 belum dapat diketahui secara utuh, namun diduga tidak
jauh berbeda dengan patogenesis SARS-CoV yang sudah diketahui. Pada manusia, SARS-
CoV-2 terutama menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli. Virus tidak
bisa hidup tanpa sel inang, dia memerlukan sel inang untuk memperbanyak diri. Glikoprotein
yang terdapat pada membran SARS-CoV-2 akan berikatan dengan Angiotensin Converting
Enzyme 2 (ACE2). SARS-CoV masuk ke dalam sel diawali dengan fusi antara membran
virus dan membran plasma dari sel. Protein S berperan dalam proses pembelahan proteolitik
yang memicu terjadinya fusi membran.
II.1.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pasie covid-19 memiliki spektrum yang luas dan diklasifikasikan
menurut keparahan gejala yaitu, tanpa gejala (asimptomatik), sakit ringan, sakit sedang, sakit
berat dan sakit kritis. Menurut data 40% kasus mengalami sakit ringan, 40% kasus akan
mengalami sakit sedang, 15% kasus akan mengalami sakit berat da 5% kasus akan
mengalami sakit kritis.

Gejala yang paling sering muncul pada pasien covid-19 adalah demam, batuk kering
dan fatigue. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk produktif, sakit tenggorokan,
sesak napas, mialgia, artralgia, nyeri kepala, mual muntah, diare, kongesti nasal, hemoptisis,
nyeri abdomen dan kongesti konjungtiva
Tabel 2.1 Kriteria Gejala Klinis Dan Manifestasi Klinis Pada Pasien Covid-19

Mentri Kesehatan Republik Indonesia 2020 (87-88)


Tabel 2.1 Kriteria Gejala Klinis Dan Manifestasi Klinis Pada Pasien Covid-19 (Sambungan)

Mentri Kesehatan Republik Indonesia 2020 (87-88)

II.1.4 Penegakan Diagnosis

II.1.5 Tatalaksana
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dimana peneliti mencari


hubungan sebab akibat antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dan menggunakan
desain cross sectional yaitu data dari variabel-variabelnya diambil hanya 1 kali dalam waktu
yang sama.

III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.

III.2.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RSU UKI Cawang

III.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2021

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian.

III.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pasien terkonfirmasi Covid-19 di RSU UKI


Cawang periode Juni 2020 hingga Juni 2021

III.3.2 Sampe Penelitian

III.3.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien terkonfirmasi Covid-


19 yang sudah melakukan CT scan toraks.

III.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien yang tidak


terkonfirmasi Covid-19 dan belum melakukan CT scan toraks.

III.4 Metode Pengumpulan Data.


Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah data sekunder yang dikumpulkan
dari rekam medik pasien terkonfirmasi Covid-19 di RSU UKI Cawang periode Juni 2020
hingga Juli 2020.

III.5 Variabel Penelitian.

III.5.1 Variabel Independen

Gambaran GGO pada hasil CT scan toraks

III.5.2 Variabel Dependen

Nilai CT pada pasien terkonfirmasi Covid-19

III.6 Definisi Operasional.

No. Variabel Definisi


1. Ground Glass Opacity Peningkatan opasitas parenkim paru yang
(GGO) terlihat pada CT scan toraks. Terjadi
ketika secara histologi terjadi penebalan
dinding alveolus, penyempitan septum
alveolus, dan lumen alveolus terisi dengan
cairan, makrofag, atau neutrofil sehingga
pada CT scan toraks terlihat peningkatan
opasitas seperti bercak bercak putih.9
2. CT Value Hasil pemeriksaan RT-PCR dinyatakan
positif jika terdapat akumulasi sinyal
fluoresens. CT value adalah jumlah siklus
yang dibutuhkan hingga sinyal tersebut
melewati ambang batas. CT value
berbanding terbalik dengan jumlah asam
nukleat virus di dalam sampel, artinya
semakin tinggi nilai CT makan semakin
rendah jumlah asam nukleat virus yang
ditemukan di dalam sampel, begitu juga
sebaliknya. Ambang batas nilai CT
berbeda-beda setiap alat, tetapi pada
umumnya ambang batas nilai CT adalah
40.10

III.7 Pengolahan dan Analisis Data.

Pengolahan data meliputi pengeditan, pengkodingan, dan pengambilan nilai dan


program dimasukan dalam program SPSS dan dihitung frekuensinya dan dimasukan ke dalam
tabel. Analisis data dilakukan dengan metode analisis univariat untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari variabel-variabel yang akan diteliti. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan
metode bivariat untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nilai CT dengan gambaran
GGO pada CT scan toraks.

III.8 Alur Penelitian.

Mengurus perizinan data rekam medik di RSU UKI Cawang

Menentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

Melakukan pengumpulan data sesuai kriteria inklusi

Melakukan pengolahan dan analisis data

Menuliskan hasil dan kesimpulan penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Promed International Society for Infectious Diseases. Undiagnosed Pneumonia. 2019.


Diunduh dari https://promedmail.org/promed-post/?id=6864153%20#COVID19 28
April 2021.
2. World Health Organization. WHO statement regarding cluster of pneumonia cases in
Wuhan, China. 2020. Diunduh dari https://www.who.int/china/news/detail/09-01-
2020-who-statement-regarding-cluster-of-pneumonia-cases-in-wuhan-china 28 April
2021.
3. Layanan Darurat COVID-19. Linimasa Kebijakan Pemprov DKI Jakarta Terkait
Penanganan Covid-19. 2020. Diunduh dari https://corona.jakarta.go.id/id/kebijakan
28 April 2021.
4. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Peta Sebaran
Covid-19. 2021. Diunduh dari https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 29 April
2021.
5. Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Hindari Lansia dari Covid-19. 2020. Diunduh dari
http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-covid-
19.html 29 April 2021.
6. Word Health Organization. Tes Diagnostik untuk SARS-CoV-2. 2020. Diunduh dari
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/tes-diagnostik-
untuk-sars-cov-2.pdf?sfvrsn=71ceeae7_2 29 April 2021.
7. Rumah Sakit Universitas Indonesia. Mengenal CT (Cycle Threshold) Value Dalam
Diagnosis Covid-19. Diunduh dari https://rs.ui.ac.id/umum/berita/mengenal-ct-cycle-
threshold-value-dalam-diagnosis-covid-19 29 April 2021.
8. Firdausy AF, Fatoni AZ, Fitrianingsih AA, Seswanto B, Nissa C, Yudhantara DS. The
covidpedia opini, refleksi, review, dan praktik baik. Malang: Media Nusa Creative;
2021. 201-204.
9. Engeler CE, Tashjian JH, Trenkner SW, Walsh JW. Ground-Glass Opacity of the
Lung Parenchyma : A Guide to Analysis with High-Resolution CT. 1993. Diunduh
dari https://www.ajronline.org/doi/pdf/10.2214/ajr.160.2.8424326 24 Juni 2021
10. Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia. Apakah arti klinis nilai
Cycle Threshold (CT) pada hasil pemeriksaan real time RT-PCR. 2020. Diunduh dari
https://pamki.or.id/wp-content/uploads/2020/08/ARTI-KLINIS-NILAI-Ct.pdf 24 Juni
2021

Anda mungkin juga menyukai