SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Seluruh dunia sekarang ini sedang dilanda pandemi Covid-19 (Corona Virus
Disease 2019). Covid-19 ini berawal dari Wuhan, Cina pada tanggal 30 Desember
yang pertama kali dikenal dengan “Unexplained Pneumonia”. World Health
Organization (WHO) melaporkan pada tanggal 9 Januari 2020 bahwa wabah tersebut
disebabkan oleh virus korona baru (novel coronavirus).1,2 Virus ini terus menyebar
keseluruh dunia hingga pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Republik Indonesia
mengumumkan 2 kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia.3 Segala upaya yang
pemerintah lakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 ini tetapi belum
membuahkan hasil, dan hingga sekarang kasus positif Covid-19 di Indonesia
berjumlah 1.662.868 kasus (29 April 2021).4
Belum diketahui secara pasti apakah ada korelasi antara tinggi atau rendahnya
nilai CT terhadap gambaran CT scan toraks Ground Glass Opacity.
1. Apakah pasien yang didiagnosis Covid-19 selalu menunjukkan gambaran GGO pada
CT scan?
2. Apakah ada hubungan kadar nilai CT pada PCR dengan gambaran GGO pada CT
scan?
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Covid-19
II.1.1 Pendahuluan
Covid-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Severe Acute
Respiratory Syndrome CoronaViruses 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan bagian
dari genus Betacoronavirus dan famili Coronaviridae. Virus ini merupakan virus RNA,
berkapsul dan tidak bersegmen yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus corona
merupakan zoonosis yaitu ditularkan antara hewan dan manusia. Penularan antar manusia
terjadi melalui droplet orang yang terinfeksi virus tersebut.
Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus mulai dari 48 jam sebelum gejala
muncul (presimptomatik) sampai 14 hari setelah gejala muncul. Maka dari itu penting untuk
mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet
dan benda yang sudah terkontaminasi. Beberapa kasus konfirmasi covid-19 tidak
menimbulkan gejala (asimptomatik), untuk kasus seperti ini risiko penularan rendah namun
masih ada kemungkinan terjadi penularan. SARS-CoV-2 dapat bertahan pada permukaan
plastik dan stainless steel selama 72 jam, pada tembaga selama kurang dari 4 jam, dan pada
kardus selama kurang dari 24 jam. Virus ini sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas.
Patogenesis SARS-CoV-2 belum dapat diketahui secara utuh, namun diduga tidak
jauh berbeda dengan patogenesis SARS-CoV yang sudah diketahui. Pada manusia, SARS-
CoV-2 terutama menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli. Virus tidak
bisa hidup tanpa sel inang, dia memerlukan sel inang untuk memperbanyak diri. Glikoprotein
yang terdapat pada membran SARS-CoV-2 akan berikatan dengan Angiotensin Converting
Enzyme 2 (ACE2). SARS-CoV masuk ke dalam sel diawali dengan fusi antara membran
virus dan membran plasma dari sel. Protein S berperan dalam proses pembelahan proteolitik
yang memicu terjadinya fusi membran.
II.1.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pasie covid-19 memiliki spektrum yang luas dan diklasifikasikan
menurut keparahan gejala yaitu, tanpa gejala (asimptomatik), sakit ringan, sakit sedang, sakit
berat dan sakit kritis. Menurut data 40% kasus mengalami sakit ringan, 40% kasus akan
mengalami sakit sedang, 15% kasus akan mengalami sakit berat da 5% kasus akan
mengalami sakit kritis.
Gejala yang paling sering muncul pada pasien covid-19 adalah demam, batuk kering
dan fatigue. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk produktif, sakit tenggorokan,
sesak napas, mialgia, artralgia, nyeri kepala, mual muntah, diare, kongesti nasal, hemoptisis,
nyeri abdomen dan kongesti konjungtiva
Tabel 2.1 Kriteria Gejala Klinis Dan Manifestasi Klinis Pada Pasien Covid-19
II.1.5 Tatalaksana
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN