Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GAGAL NAFAS DAN ALAT BANTU NAFAS


MEKANIK ( VENTILATOR )
 

Di Susun Oleh :
SRI YUNIARTI
P1914020
 
 
LATAR BELAKANG

 Masalah pernapasan menempati urutan tertinggi dalam menentukan

prioritas penanganan kegawatan maupun kekritisan. Hal ini berdasarkan


kenyataan bahwa ketika seseorang tidak mendapatkan oksigen, meskipun
dalam hitungan menit maka bisa berakibat fatal.
 Berbagai penyakit yang berkaitan dengan pernapasan pada akhirnya

akan berujung pada kondisi gagal napas. Hal ini membutuhkan penanganan
khusus, dimana oksigenisasi masih tetap terpenuhi meskipun pasien sudah
tidak mampu lagi bernapas. Ventilator adalah suatu system alat bantuan
hidup yang dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi
pernapasan yang normal.
DEFENISI

Gagal napas adalah gangguan pertukaran gas antara udara dengan sirkulasi
yang terjadi di pertukaran gas intrapulmonal atau gagguan gerakan udara dan
masuk keluar paru. ( Hood Alsagaff, 2004:185 )
 Gagal napas merupakan keadaan ketidakmampuan tubuh untuk menjaga
pertukaran gas seimbang dengan kebutuhan tubuh sehingga mengakibatkan
hipokseia dan hiperkapnia.
patofisiologi

Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot


intercostalis berkontraksi, rongga dada mengembang dan terjadi
tekanan negatif sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan
fase ekspirasi berjalan secara pasif . Pada pernafasan dengan
ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan
memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi
adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat.
Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraks paling positif.
Etiologi

1.Depresi Sistem Saraf Pusat


2.Kelainan Neurologis Primer
3.Efusi pleura, hematoraks dan pneumothoraks
4.Trauma
5.Penyakit akut paru
6.Penyakit akut paru
Tanda dan gejala

.Tanda
a. Gagal Napas Total
1)Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.

2)Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak
ada pengembangan dada pada inspirasi
3)Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
b. Gagal nafas parsial
1)Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
2)Ada retraksi dada
Gejala 
a. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2
menurun)
b. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan gas-gas darah arteril


Hipoksemia

Ringan : PaO2 < 80 mmHg

Sedang : PaO2 < 60 mmHg

Berat : PaO2 < 40 mmH

2. Pemeriksaan rontgen dada


Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan
proses penyakit yang tidak diketahui
3. Hemodinamik
Tipe I : peningkatan PCWP
4. EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan
jantung di sisi kanan Disritmia
Penatalaksanaan medis

1. Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal
prong
2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu
(CPAP) atau PEEP
3. Inhalasi nebuliser
4. Fisioterapi dada
5. Pemantauan hemodinamik/jantung
6. Pengobatan : a. Brokodilator b. Steroid
7. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
pengkajian

a. identitas
Nama Pasien:An. Y.N
Usia :50 thn
Jenis Kelamin :perempuan
Alamat :patallasang makassar
Pendidikan :
Pekerjaan :petani
Agama :islam
ANAMNESIS

Keluhan utama: sesak


Riwayat penyakit sekarang:
Keluarga mengatakan pasien mengeluh sesak
napas ,batuk berdahak dan tidak enak badan sejak 5
hari pasien di bawa ke RS oleh keluarga karena
kondisi pasien tidak kujung mebaik. Setelah
dilakukan pemeriksaan di IGD di dapatkan hasil
tanda-tanda vital:TD 130/90 mmHg,
Diagnosa keperawatan

1.Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakit

3.Ketidakefektifan pola nafas berhubungandengan kelelahan, pengesetan ventilator yang


tidak tepat, obstruksi selang ETT
4.Cemas berhubungan dengan penyakti kritis, takut terhadap kematian
5.Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang ETT

6.Resiko tinggi komplikasi infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang
ETT

7.Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, selang ETT,
ansietas, stress
8.Nyeri berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, letak selang ETT
Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang


dapat digunakan sebagai alat ukur kerberhasilan suatu asuhan
keperawatan yang dibuat. Evaluasi berguna untuk menilai setiap
langkah dalam perencanaan, mengukur kemajuan klien dalam
mencapai tujuan akhir dan untuk mengevaluasi reaksi dalam
menentukan keefektifan rencana atau perubahan dalam
membantu asuhan keperawatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai