Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VENTILATOR MEKANIK

DENGAN DIAGNOSA”PNEUMONIA”
DIRUANG RINRA 1
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :
NOVALINDA LAMATOKANG (S2019002)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2023
Definisi Pneumonia
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan
akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan
batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi (Nurarif & Kusuma, 2015). Menurut Ridha (2014) Pneumonia
adalah peradangan dari parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang dengan
atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding dinding alveoli dan rongga
interstisium yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat (Ridha, 2014).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pneumonia adalah peradangan akut


parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dimana
asinus terisi dengan cairan radang yang ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan mycoplasma(fungi).

Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi menurut Zul Dahlan 2001 dalam Padila (2013) :

a. Berdasarkan cirri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :

 Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus


atau loburis.
 Pneumonia atipikal, ditandai gangguan repirasi yang meningkat lambat dengan
gambaran infiltrast paru bilateral yang difus.

b. Berdasarkan factor lingkungan :

 Pneumonia komunitas
 Pneumonia nosokomial
 Pneumonia rekurens
 Pneumonia aspirasi
 Pneumonia pada gangguan imun
 Pneumonia hipostatik

c. Berdasarkan sindrom klinis :

 Pneumonia bakterial berupa: pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama


mengenal parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar
serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan
dan jarang disertai konsolidasi paru.
 Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan Mycoplasma,
Chlamydia pneumonia atau Legionella.
Etiologi Pneumonia

 Bakteri Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism gram
positif : Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri
gram negative seperti Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan P.
Aeruginosa. (Padila, 2013)
 Virus Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
(Padila, 2013)
 Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanah serta kompos. (Padila, 2013) d. Protozoa Menimbulkan terjadinya
Pneumocystis carinii pneumonia. Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami
immunosupresi. (Padila, 2013)

Patogenesis Pneumonia
Gambaran patologis dalam batas tertentu tergantung pada agen etiologis, Pneumonia
bakteri ditandai oleh eksudat intraalveolar supuratif disertai konsolidasi. Kasus pneumonia
bakteri kebanyakan disebabkan oleh bakteri Pneumonia pneumococcus. Proses infeksi
dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Pneumonia lobaris menunjukkan daerah infeksi
yang terjadi pada satuatu lebih lobus.Pneumonia lobularis atau bronkopneumonia
menunjukkan penyebaran daerah infeksi yang ditandai dengan bercak berdiameter sekitar
3-4 cm mengelilingi dan mengenai bronchus. (Irman Somantri, 2007) Stadium dari
pneumonia bakteri yang disebabkan oleh bakteri Pneumonia pneumococcus yang tidak
diobati adalah:

 Penyumbatan ( 4-12 jam pertama): eksudat serosamasuk kedalam alveolus dari


pemnuluh darah yang bocor.
 Hepatilasi Merah (48 jam berikutnya): paru – paru tampak merah dan tampak
bergaula karena eritrosit, fibrin, dan leukositpolimorphonuceus(PMN) mengisi
aleveolus.
 Hepatitasi Kelabu (3-8 hari): paru – paru tampak berwarna abu –abu karena leukosit
dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveolus yang terserang.
 Pemulihan (7-11 hari): eksudat mengalami lisis dan diireabsorbsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali kepada struktur semula.(Irman Somantri, 2007) 5.
Patofisilogi Pneumonia Penyebab pneumonia dapat virus, bakteri, jamur, protozoa,
atau riketsia, pneumonitis hipersensitivitas dapat menyebabkan penyakit primer.
Pneumonia terjadi akibat aspirasi. Pada klien yang diintubasi, kolonisasi trakhea dan
terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernapasan atas yang terinfeksi. Tidak semua
kolonisasi akan mengakibatkan pneumonia.

Mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa jalur :


 Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.
 Mikroorganisme dapat juga terinpirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari peralatan
terapi pernapasan yang terkontaminasi.
 Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat
menjadi patogenik.
 Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari
infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi(Asih & Effendy,
2004)

Tanda Gejala Pneumonia


Secara umum gambaran klinis pneumonia diklasifikasi menjadi 2 kelompok yaitu :

 Gejala umum : Demam, sakit kepala, maleise, nafsu makan kurang, gejala
gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare.
 Gejala respiratorik : Batuk, napas cepat (tachypnoe / fast breathing), napas sesak
(retraksi dada/chest indrawing), napas cuping hidung, air hunger dan sianosis.
Hipoksia merupakan tanda klinis pneumonia berat..

Faktor Risiko Pneumonia


Faktor risiko adalah faktor atau keadaan yang mengakibatkan seseorang rentan menjadi
sakit atau sakitnya menjadi berat (Kartasasmita, 2010)

a. Faktor Lingkungan

 Hasil penelitian juga menunjukkan seseorang yang tinggal di rumah yang dapurnya
menggunakan listrik atau gas cenderung lebih jarang sakit ISPA dibandingkan dengan
yang tinggal dalam rumah yang memasak dengan menggunakan minyak tanah atau
kayu. Selain asap bakaran dapur, polusi asap rokok juga berperan sebagai faktor
risiko.
 Ventilasi Udara Dalam Rumah Ventilasi mempunyai fungsi sebagai sarana sirkulasi
udara segar masuk ke dalam rumah dan udara kotor keluar rumah dengan tujuan
untuk menjaga kelembaban udara didalam ruangan. Rumah yang tidak dilengkapi
sarana ventilasi akan menyebabkan suplai udara segar didalam rumah menjadi
sangan minimal.

Penularan Pneumonia
Menurut WHO (2016), pneumonia dapat menyebar dalam beberapa cara. Virus dan
bakteri biasanya ditemukan di hidung atau tenggorokan seseorang yang dapat
menginfeksi paru – paru jika dihirup.Virus dan bakteri juga dapat menyebar melalui
droplet udara lewat batuk atau bersin.Selain itu, radang paru – paru bisa menyebar
melalui darah, terutama selama dan segera setelah lahir. (WHO, 2016)

Pencegahan Pneumonia
Menurut Kemenkes (2010) pencegahan pneumonia selain dengan menghindarkan
atau mengurangi faktor risiko dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan
pendidikan kesehatan di komunitas, pelatihan petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan
pedoman diagnosis dan pengobatan pneumonia, penggunaan antibiotika yang benar dan
efektif, dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus yang pneumonia berat.

Usaha untuk mencegah pneumonia :

 Meningkatkan derajat sosio-ekonomi


 Lingkungan yang bersih, bebas polusi

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Nama Pasien : Tn.A.D


Ruang/Kamar : Rinra 1
Diagnosa Medis : Pnemonia
No.Medical Record : 105832
Tanggal Pengkajian : 31-02-2023
Masuk Rumah Sakit : 31-02-2023

Identitas Pasien

Nama Pasien : Tn.A.D

Tempat/tanggal lahir : Takalar/28-03-1954

Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Smp

Alamat : jln perintis kemerdekaan no 25

Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama : Batuk,Demam,kurang napsu makan,


Kapan : sejak 4 hari yang lalu
2. Riwayat keluhan utama
Mulai timbulnya keluhan : sejak 4 hari yang lalu batuk,demam,napsu makan
berkurang
Sifat keluhan : hilang timbul
Keluhan lain yang menyertai : pusing
Faktor pencetus yang menimbulkan serangan : jika berbaring tengadah,klien
mengalami batuk berulang
3. Riwayat penyakit sebelum nya
Klien pernah mengalami sakit jantung dan dilarikan ke RSB tempat rutin klien
berobat

Pemeriksaan Fisik

 Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmhg
N : 62 x/mt
S : 38 derajat celcius
RR : 24 x/mt
 Kepala dan leher
Kepala :-
Sakit kepala : jika batuk,
dan pusing jika demam mulai naik.
Konjungtiva : merah muda
 Sistem respirasi
Keluhan : bunyi wizzing ( terasa sesak di dada )
 Sistem pencernaan
Keluhan : Dbn
Inspeksi : keadaan rongga mulut
Warna mukosa ( merah muda )

ANALISA DATA
DATA-DATA MASALAH PENYEBAB/ETIOLOGI
DS : Ketidak efektifan jalan nafas Pengumpulan secret
Pasien mengatakan batuk
sejak 4 hari yang lalu
DO:
-suhu : 38 derajat celcius
-RR : 24x/mt
Whezzing (+)

DS : Pemenuhan nutrisi kurang Intake yang tidak adekuat


Pasien mengatakan dari kebutuhan tubuh
mual,tidak makan sejak 4
hari yang lalu
DO :
-makanan yang disajikan
Cuma habis ¼ porsi
-pasien nampak lemas
-mukosa bibir kering
-BB=54 kg
-165 cm

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan pengumpulan secret


b. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN
Ketidak efektifan Tujuan:  pantau status pernapasan
jalan nafas Setelah dilakukan perawatan tiap 4 jam
berhubungan dengan selama 2x24 jam,jalan nafas  pertahankan posisi
pengumpulan secret efektif fowler/semi fowler
 Berikan oksigen sesuai
Kriteria: kebutuhan
- secret dapat dikeluarkan oleh  Kolaborasi pemberian
pasien ekspektoran
- klien mampu melakukan
batuk efektif
- pernapasan normal
18-20x/mt

Perubahan nutrisi Tujuan :  Pantau jumlah makanan


kurang dari Setelah dilakukan perawatan yang dikonsumsi setiap kali
kebutuhan tubuh 3x24 jam kebutuhan nutrisi makan
menjadi seimbang  Timbang BB setiap hari
 Anjurkan makan dalam
Kriteria : porsi kecil tapi sering
-napsu makan meningkat  Dorong pasien untuk
- pasien tidak tampak lemas mengkonsumsi makanan
- berat badan berangsur tinggi kalori dan tinggi
meningkat protein

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TGL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN

01-02- Ketidak efektifan 08.00 1.memantau status S=


2023 jalan napas b/d pernapasan klien tiap pasien mengatakan
penumpukan scret 4 jam batuk sejak 4 hari yang
- RR/24x/menit lalu
O=
Whezzing +
RR/24x/menit
08.15 2.mempertahankan A=
posisi fowler/semi Masalah belum
fowler teratasi
P=
08.20 3.memberikan o2 Intervensi lanjut
sesuai kebutuhan 3-5
Lpm
12.00 4.memberikann
obatn ambroxol 1 tab
01-02- Pemenuhan nutrisi 08.00 1.memantau jumlah S=
2023 kurang dari makanan yang Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh dikonsumsi mual,tidak napsu
b/d intake yang -makanan yang makan
tidak adekuat disajikan hanya habis O=
¼ porsi Makanan yang
disajikan habis ¼ porsi
08.15
2.menimbang BB tiap A=
hari Masalah belum
- BB=54 kg teratasi
P=
Intervensi lanjut
10.00 3.mengarjurkan
makan dalam porsi
kecil tapi sering
-makan tiap 1 jam

10.30 4.mengarjurkan
pasien untuk
mengkonsumsi
makanan yang tinggi
kalori dan tinggi
protein
02-02- Ketidak efektifan 08.00 1.memantau status S=
2023 jalan napas b/d pernapasan pasien Pasien mengatakan
penumpukan secret tiap 4 jam batuk berkurang
RR-20x/menit O=
Whezzing +
08.15 2.mempertahankan RR/20x/menit
posisi fowler/semi A=
fowler Masalah teratasi
sebagian
08.20 3.memberikan 02 jika P=
perlu Intervensi lanjut
4.memberikan obat
-Ambroxol 30 ms
-Azitromycin 500 g

02-02- Pemenuhan nutrisi 08.00


2023 kurang dari 1.memantau jumlah S=
kebutuhan tubuh makanan yang Pasien mengatakan
b/d intake yang dikonsumsi habis mual berkurang
tidak efektif 08.15 hanya ½ porsi O=
2.menimbang BB/hari Makanan yang
10.30 (BB=55 kg) disajikan habis ½ porsi
3.mengarjurkan A=
makan dalam porsi Masalah teratasi
kecil tapi sering sebagian
( makan tiap jam ) P=
12.00 Lanjut intervensi
4.Menganjurkan
pasien untuk
mengkonsumsi
makanan TKTP
-3 butir putih telur
dan susu/hari
03.02.2023 Ketidak efektifan 08.00
jalan nafas b/d S=
penumpukan secret 1.memantau status
Pasien mengatakan
pernapasan pasien
tidak mual lagi
tiap 4 jam
O=
08.15 - RR/18x/menit
Whezzing –
08.20
RR/18x/menit
2.posisi normal
A=
3.memberikan 02
12.00 Masalah teratasi
kalau perlu
sebagian
4.memberikan obat P=
-Ambroxol 30 mg Lanjut intervensi
03.02.2023
Pemenuhan nutrisi 08.00 -Azitromicin 500 kg
dari pemenuhan
tubuh b/d intake 1.memantau jumlah
yang tidak adekuat makanan yang S=
dikonsumsi (makanan Pasien megatakan
yang disajikan habis 1 tidak mual lagi
08.15 porsi O=
Makanan yang
2.menimbang BB/hari disajikan habis 1 porsi
10.00 - BB =55 kg A=
Masalah teratasi
3.menganjurkan P=
makan dalam porsi Hentikan intervensi
12.00 kecil tapi sering
(makan setiap jam)

4.menganjurkan
pasien untuk
mengkonsumsi
makanan yang TKTP
- 3 butir telur/hari
- susu 1x/hari

KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pneumonia pada Tn.A.D di ruang rinra 1 rumah
sakit umum haji makassar dapat disimpulkan :

 Pada saat pengkajian pasien mengeluh demam naik turun,nafsu makan menurun
dan batuk sejak 4 hari yang lalu.suhu 38 derajat celcius,RR 24x/menit,whezing
+,makanan yang disajikan Cuma habis ¼ porsi,mukosa bibir kering,BB 54 kg,TB 165
cm.
 Berdasarkan analisa data didapatkan 2 diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu
ketidak efektifan jalan nafas b/d penumpukan secret,pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
 Rencana keperawatan yang telah ditujukan untuk mengatasi masalah ketidak
efektifan jalan napas b/d dengan penumpukan secret dengan melakukan pantau
status pernapasan tiap 4 jam,pertahankan posisi fowler/semi fowler,berikan oksigen
sesuai kebutuhan,kolaborasi pemberian ekspetoran.pada diagnosa perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat dengan
melakukan pantau jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan,timbang BB
tiap hari,anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering,dorong pasien untuk
mengkonsumsi makanan TKTP.
 Implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai dengan intervensi yang telah
direncanakan.
 Evaluasi keperawatan pada Tn.A.D menggambarkan kondisis Tn.A.D sudah mulai
membaik ditandai dengan batuk berkurang,RR 18X/mt,makan sudah bisa
menghabiskan 1 porsi,ini dikarenakan perubahan keadaan pasien setelah dilakukan
tindakan keperawatan sudah teratasi sehingga pencapaian tujuan dan kriteria hasil
dari diagnosa keperawatan tersebut berhasil.

Anda mungkin juga menyukai