NUKHOLIFAH
221711012
Keperawatan Kritis
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
ARDS adalah keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut yang
berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru.
ARDS mengakibatkan terjadinnya gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba
ditandai dengan sesak nafas yang hebat, hipoksemia dan infiltrate yang menyebar
dikedua buah paru. ARDS (disebut juga syok paru) akibat cedera paru dimana
sebelumnya paru sehat, sindrom ini kurang lebih 150.000 sampai 200.000 pasien tiap
tahun, dengan laju mortalitas 65% untuk semua pasien yang mengalami ARDS. Faktor
risiko menonjol adalah sepsis kondisi pencetus lain termasuk trauma mayor, tenggelam,
inhalasi asap atau kimia. Perawatan akut secara khusus menangani perawatan kritis
dengan intubasi dan ventilasi mekanik.
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma
jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung. ARDS terjadi sebagian akibat
cedera atau trauma pada membrane alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran
cairan kedalam ruang intrerstisal alvelor dan perubahan dalam jaringan-jaringan kapiler.
Terdapat ketidak seimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat kerusakan pertukaran
gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-paru. ARDS menyebabkan penurunan
dalam pembentukan surfaktan yang mengarah pada kolaps alveolar. Komplian paru
menjadi sangat menurun atau paru-paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan
karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapin.
Oleh karena itu penanganan ARDS sangat memerlukan tindakan khusus dan perawat
untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan klien. Hal tersebut dikarenakan klien
yang mengalami ARDS dalam kondisi gawat yang dapat mengancam jiwa klien.
a. Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan ARDS?
Bagaimana etiologi dari ARDS?
Bagaimana patofisiologi dari ARDS?
Bagaimana manifestasi klinis dari ARDS?
Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari ARDS?
Bagaimana penatalaksanaan dari ARDS?
Bagaimana asuhan keperawatan dari ARDS?
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Definisi
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan sindrom yang ditandai
oleh peningkatan permeabilitas membrane alveolar-kapiler terhadap air, larutan dan
protein plasma di sertai kerusakan alveolar difus dan akumulasi cairan dalam perinkim
paru yang mengandung protein.
Sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri
yang terjadi setelah penyakit atau cidera serius.
Kondisi paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasannya terjadi pada
orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal dan
non pulmonal.
3. Etiologi
Depresi sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak ade kuat. Pusat pernapasan
yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan
medulla).
Kelainan primer neurologis
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan, impuls yang timbul dalam pusat
pernapasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke
saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan.
Efusi pleura, hemothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru.
Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Penyakit akut paru
Pneumonia disebabkan oleh bakteri dan virus.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah
Penurunan kesadaran mental
Dyspnea serta takipnea yang berat akibat hipoksemia
Terdapat retraksi interoksa
Sianosis
Hipoksemia
Auskultasi paru: ronkhi basah, krekels, wheezing
Hippotensi
6. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium
Analisis gas darah:
i. Hipoksemia (penurunan PaO2)
ii. Hipokapnia (penurunan PCO2) pada tahap awal karena hiperventilasi
iii. Hiperkapnia (peningkatan PCO2) menunjukan gagal ventilasi
iv. Alkalosis respiratori (pH>7,45) pada tahap dini
v. Asedosis respiratori atau metabolic terjadi pada tahap lanjut
Leukosit (pada sepsis), anemia, trombositopenia (reflek implamasi sistemik dan
injuri endotel), peningkatan kadar amilasee (pada pancreatitis).
7. Komplikasi
Infeksi paru
Abnormalitas pbstruktif (keterbatasan aliran udara)
Defek difusi sedang
Hipoksemia
Toksisitas oksigen
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancaman dengan segera
antara lain:
Terapi oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara potensial
mempunyai efek samping toksis.
Vetilasi mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanik, terapi modalitas ini
bertujuan untuk memberikan dukungan ventilasi sampai integritas membrane
alveolakapiler kembali membaik
Positif and Expiratory Breathing (PEEB)
Pemantauan oksigen Arteri Adekuat
Terapi farmakologi
Penggunaan kortisteroid untuk terapi masih kontroversial.
Pemeliharaan jalan nafas
Pencegahan infeksi
Dukungan nutrisi
Monitor semua system terhadap respon terapi dan potensial komplikasi
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN ARDS
1) Pengkajian
A. Airway
Peningkatan secret pernapsan
Bunyi nafas krekels, ronki
Jalan napas adannya sputum, secret , lender, darah, dan benda
asing
Jalan napas bersih atau tidak
B. Breathing
Distress pernapasan: pernapasan cuping hidung
Peningkatan frekuensi nafas
Nafas dangkal dan cepat
Kelemahan otot pernapasan
Reflek batuk ada atau tidak
Penggunaan otot bantu pernapasan
Irama pernapasan
Bunyi napas normal atau tidak
C. Circulation
Penurunan curah jantung: gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran
D. Disability
Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
Adannya trauma atau tidak pada thoraks
E. Exposure
Envomental control
Buka baju penderita tetapi cegah terjadinnya hipotermia
2) Pengkajian sekunder
A. Identitas pasien
Nama, Umur, pendidikan, suku, agama, alamat, tanggal pengkajian
B. Riwayat penyakit sekarang
kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit
C. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama
sebelumnya
D. Pemeriksaan fisik
B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara
tambahan seperti krekel, ronchi, wheezing
B2 (Blood)
Takikardi, tekanan darah bias normal atau meningkat (terjadinnya
hipoksemia)
B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi),
pingsan, nyeri kepala (penyebab karna adannya troma)
B4(Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukan adannya gangguan perfusi ginjal).
B5(Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji Karena bila ada gangguan
status nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan seperti cairan
yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat
edema paru.
B6(Bone)
Kelemahan otot, mudah lelah
3) Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-
perfusi
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan pertukaran gas tidak
adekuat
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan hilangnya
fungsi jalan nafas.
4) Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Gangguan Kriteria Hasil:
pertukaran gas Mendemontrasikan Identifikasi
berhubungan peningkatan ventilasi pasien
dengan dan oksigenasi yang perlunnya
abnormalitas adekuat pemasangan
ventilasi-perfusi Tanda – tanda vital alat jalan nafas
dalam rental normal buatan, lakukan
Memelihara fisioterapi dada
kebersihan paru-paru jika perlu
dan bebas dari distress Keluarkan
pernafasan secret dengan
batuk atau
suction
Monitori
kedalaman
irama dan
usaha respirasi
2 Ketidak efektifan Ktiteria hasil: Berikan
pola nafas Mendemokrasikan batuk bronkodilator
berhubungan efektif dan suara nafas yang bila perlu
dengan bersih, tidak ada sianosis dan Oxygen
pertukaran gas dispnea therapy,
tidak adekuat Menunjukkan jalan bersihkan
nafas yang paten mulut, hidung
(irama nafas, klien dan secret
tidak merasa tercekik, trakea
frekuensi pernafasan Pertahankan
dalam rentang normal, jalan nafas
tidak ada suara nafas yang paten
abnormal)
3 Ketidak efektifan Kriteria hasil : Meminta klien
bersihan jalan Mendemonstrasikan batuk untuk nafas
nafas efektif dan suara nafas yang dalam
bersih, tidak ada sianosis dan terdahulu
dyspnea sebelum
Menunjukkan jalan sebelum
nafas yang paten suctions
(irama nafas, klien dilakukan
tidak merasa tercekik, Berikan O2
frekuensi pernafasan dengan
dalam rentang normal, menggunakan
tidak ada suara nafas nasal untuk
normal) memfasilitasi
suctions
nassotrakeal.
5) Implementasi
Adalah pengelolaan dan perwujudan rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan dan implementasi disesuai dengan intervensi
6) Evaluasi
Klien dapat menunjukkan pertukaran gas tidak mengalami gangguan
Klien dapat menunjukkan keefektifan pola napas
Klien dapat merasakan keefektifan bersihan jalan napas
DAFTAR PUSTAKA