Anda di halaman 1dari 33

CASE REPORT

POST LAPARATOMI
KET
Kepaniteraan Klinik Anestesi FKUKI
RSUD Cibinong Periode 4 September - 29
September 2017

Vircha Anakotta
1261050038
Identitas Pasien
> No.RM : 11117606
> Nama : Ny. S
> Tanggal Lahir : 12-06-1984 (33 tahun)
> Alamat : Blok B VIII No 4 Cimanggu Permai
> Ruang Rawat : Anggrek 2
> DPJP : dr. Ahmad Sofyan, Sp.OG
> Diagnosa : G2P1A0 H7-8 minggu dengan KET
Anamnesis

> KU : nyeri perut bagian bawah


> RPS :Pasien datang ke IGD RSUD Cibinong mengaku hamil dengan
keluhan sakit perut bagian bawah sejak pukul 04.30 (14 jam SMRS).
Nyeri perut tidak berkurang dan pasien BAB cair 2x. Pasien belum
pernah USG hamil dan HPHT tanggal 15/07/2017.Pasien selama ini
ANC di Puskesmas.
> RPD : DM (-), HT (-), alergi (-), asma (-), riw. operasi/anestesi (-), riw.
penyakit lambung disangkal, riw. BP 6 bulan yll.
> Riwayat Persalinan : anak 1 -> usia 1 tahun 10 bulan lahir normal di
bidan
Pemeriksaan Fisik
UMUM STATUS OBSTETRI
> Kesadaran = Composmentis > TFU belum teraba, nyeri tekan
> Keadaan Umum = tampak sakit (+)
berat > Vagina Tussae = portio tebal
> TTV = TD 80/60 mmHg, N lunak, nyeri (+)
112x/m, RR 32 x/m, S 36 0 C
> Mata = Conjungtiva Anemis
+/+
> Thoraks = dbn
> Abdomen = BU (+), nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang (09/09/2017) jam
12:05 di IGD
> Hb = 10.1 g/dL
> L = 306400/uL
> Tr = 323000/uL
> Ht = 30.3 %
> Masa Pendarahan = 3 menit
> Masa Pembekuan = 11 menit
> GDS = 174 mg/dL
> HBsAg (-)
Pemeriksaan Penunjang (09/09/2017) jam 15:10 di Bangsal
Anggrek

> Hb = 5.2 g/dL


> L = 15420/uL
> Tr = 212000/uL
> Ht = 14.7%
Terapi IGD
> IVFD RL 2250 RL
> Observasi KU dan TTV
> Mm : Keterolac inj 1 ampul
> Ceftriaxone inj 1 gr
> Caltofren supp no I
> Ranitidine inj 1 amp/12 jam
Durante Operasi
Durante Operasi
Post Operasi
> KU = dalam pengaruh obat bius
> Kesadaran =belum sadar penuh
> TTV = TD 131/76 mmHg, N 102x/m, RR 17x/m, SpO2 100 %
> SIMV VC = TV 450, RR 14

> Pasien rencana masuk ICU


Pemberian Terapi
> IVFD =Ringer Asetat 1500 cc/24 jam
> Transfusi PRC 1000 cc (4x)
> Medikamentosa =
- Analgetik : Keterolac 3x30 mg
- Mual/muntah : Tramadol 3x100 mg
- Obat lain : Asam traneksamat 3x500 mg
Dobutamin 2,5 mg/kg/menit

> Takar urin/jam dan balance cairan/24 jam


> Cek lab darah post operasi
Pemeriksaan Penunjang di ICU 09/09/2017 jam
23:50
> Hb 9.4 g/dL
> L 17510 /uL
> Tr 111000/uL
> Ht 28.7 %
> GDS 164 mg/dl
Transfusi Darah
Perawatan Hari-2 di ICU (10/09/2017)
Pemeriksaan Penunjang jam 06:45
> GDS 121 mg/dL
> Analisa Gas Darah =
- PCO2 32 mmHg
- PO2 191 mmHg
- BE 3 mmol/L
- HCO3 26 mmol/L
- SO2 100%
- FiO2 40%
- pH 7.52
Pemeriksaan Penunjang jam 10:43
> Hb 8.2 g/dL
> L 8070 /uL
> Tr 105000/uL
> Ht 23 %
Pemeriksaan Penunjang jam 23:55
> Hb 9.0 g/dL
> L 9630 /uL
> Tr 127000/uL
> Ht 26.9 %
> 126 mg/dL
Perawatan Hari-3 di ICU (11/09/2017)
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil

1. Perubahan Kardiovaskular
2. Perubahan Hematologi
3. Perubahan Ventilasi
4. Perubahan Gastrointestinal
5. Perubahan Metabolisme
Pemilihan Teknik Anestesia Obstetrik
> Regional = teknik mudah, awitan cepat, dan harga murah.
> Combined anesthesia = digunakan pada kasus komplikasi yang perlu
prosedur lebih lama
> GA = kondisi umum sangat buruk, gg. hemostasis, menolak tindakan
anestesi regional, dan tidak koperatif.
Teknik Anestesia Obstetrik

REGIONAL GENERAL ANESTHESIA

> Spinal, Epidural, Combined > Harus selalu di persiapkan


> Keuntungan : berkurangnya > Teknik Rapid Sequence
kebutuhan obat Intubation dengan ETT no 6,5
dan balon cuff.
> Keuntungan : persiapan pre-
operatif lebih singkat, resiko
simpatektomi kecil
> Kerugian : tidak IMD
Langkah GA untuk Bedah Caesar
1. Berikan antasid untuk meningkatkan pH lambung

2. Pasang alat pemantau, pastikan lengkap

3. Posisikan pasien untuk left uterine displacement

4. Denitrogenasi dengan O2 aliran tinggi 2-5 menit atau 4 x napas dalam

5. Setelah lokasi operasi siap, inisiasi dengan RSI dengan tiopental 4-5 mg/kg dan
suksinilkolin 1-1,5 mg/kg. Induksi dapat dilakukan juga dengan propofol, pelumpuh otot
alternatif lain adakah rokuronium.

6. Pemeliharaan anestesi ddengan N2O 50% dan O2 50% mrnggunakan isofluran 0,3-0,5%.

7. Setelah bayi lahir, tingkatkan konsentrasi N2O hingga 70%


Komponen Dalam Anestesia Umum
> Dahulu dikenal "Trias Anestesi" = hipnosis, analgesia, dan arefleksia.
> Sekarang komponen anestesi umum lebih luas, meliputi ;
1. hipnosis (hilangnya kesadaran)
2. Analgesia (hilangnya rasa sakit)
3. Arefleksia (hilangnya refleks motorik tubuh, memungkinkan
imobilisasi)
4. Relaksasi otot, memudahkan prosedur pembedahan dan memfasilitasi
intubasi trakeal
5. Amnesia (hilangnya memori pasieb selama menjalani prosedur)
Keuntungan dan Kerugian GA

KEUNTUNGAN KERUGIAN

> Pasien tidak sadar, cegah > Sangat mempengaruhi


ansietas fisiologi

> Efek amnesia > Perlu pemantauan holistik dan


rumit
> Memungkinkan prosedur yang
lama > Tidak dapat mendeteksi gg.
SSP
> Memudahkan kontrol penuh
ventilasi pasien > Resiko komplikasi pasca
bedah lebih besar
> Perlu persiapan yang lebih
Stadium Anestesi

1. Stadium Induksi
2. Stadium Eksitasi
3. Stadium Pembedahan
1. Plana 1 : mata berputar kemudian terfiksasi
2. Plana 2 : refleks kornea dan laring hilang
3. Plana 3 : dilatasi pupil, refleks cahaya hilang
4. Plana 4 : Lumpuhnya otot IC, pernafasan
abdominal&dangkal

4. Stadium Overdosis obat anestetik


Manajemen Preoperatif
> Anamnesis,
> Pemeriksaan Fisik,
> Pemeriksaan Penunjang
> Penentuan Status Fisis
> Puasa
> Premedikasi
Periode Intra Bedah, Persiapan Anestesia
> S SCOPE
> T TUBE
> A AIRWAY
> T TAPES
> I INTRODUCER
> C CONNECTOR
> S SUCTION
Periode Pasca Bedah
Intubasi Entotracheal Tube
> Keuntungan : pengamanan total jalan nafas dan kemudahan
penghisapan sekret.
> Kerugian : ETT merupakan tindakan invasif, pemasangannya dapat
traumatik, dan bagi pasien dengan jalan napas hiperreaktif dapat
mencetuskan asma.Jika terlalu dalam pada salah satu bronkus, dapat
hipoksia atau atelektasis satu paru.
> Komplikasi : trauma,spasme laring
Prioritas Pasien ICU

1. Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
tertitrasi.
2. Kriteria pasien ini memerlukan pelayanan canggih di ICU, sebab sangat
beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera
3. Pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, yang
disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,
secara sendirian atau kombinasi.
4. Pasien dalam prioritas ini bukan merupakan indikasi masuk ICU.
Referensi
> Buku Ajar Anestesiologi Departemen Anestesiologi dan Intensive Care
FKUI tahun 2012
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai