Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

PERDARAHAN
SALURAN
CERNA
Pembimbing :
Dr. Kriston Silitonga , sp A

Ayu Maharani Setiawan


1361050212
Pendahuluan
• Perdarahan saluran cerna merupakan keluhan yang jarang dijumpai
pada anak

• Perdarahan saluran cerna dapat bermanifestasi sebagai perdarahan


yang akut akibat hilangnya sejumlah darah dan kadang dapat
menyebabkan gangguan hemodinamik
Definisi
Perdarahan yang berasal dari saluran cerna
Hematemesis  darah pada muntahan dapat berupa darah segar
atau kehitaman
Hematochezia  keluarnya darah segar dari rektum karena
perdarahan saluran cerna bawah atau perdarahan masif saluran
cerna atas
Melena  darah kehitaman seperti teh akibat perdarahan saluran
cerna atas
Epidemiologi
• Prevalensi perdarahan saluran cerna atas berkisar antara 10% dari keseluruhan
penyebab perdarahan pada anak, sedangkan prevalensi perdarahan saluran cerna
bawah lima kali lebih rendah.

• Angka mortalitas antara 3,5-14%

• Insidens perdarahan SCBA bervariasi mulai dari 48-160 kasus per 100.000
populasi, insidens tertinggi pada laki-laki dan lanjut usia.

• Risiko kematian dipengaruhi oleh usia, ada/tidaknya syok, komorbid dan diagnosis
yang mendasari
Faktor Risiko
Faktor risiko perdarahan saluran cerna pada anak :
1. Infeksi Helicobacter pylori
2. Penyakit berat atau kritis
3. Penggunaan obat non steroidal anti inflammatory drugs (NSAID)
4. Penyakit hati kronik
5. Malformasi pembuluh darah
6. Tumor saluran cerna
Patogenesis
Infeksi H.pylori, NSAID, alkohol, stress emosional

Jalur COX, memicu


produksi prostanoid

↓ barrier asam lambung, pepsin

↓ proteksi mukosa

Ulkus mukosa 
perdarahan
Perbedaan Klinis Perdarahan Saluran Cerna Atas dan Bawah

SUMBER TANDA UMUM


Saluran cerna bagian atas Hematemesis
Melena
Hematokezia akibat perdarahan berat
Usus halus Melena atau hematokezia
Saluran cerna bagian bawah Umumnya hematokezia kecuali motilitas usus
berjalan lambat
ALUR PENILAIAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

Hematemesis, melena, hematochezia

Penilaian awal ; hemodinamik, urine, penyakit dasar, pasang NGT

Tidak stabil Stabil


• akses intravena Anamnesis dan pemeriksaan
• blood typing fisik
• resusitasi cairan

Pemeriksaan penunjang
Kondisi membaik
(monitoring klinis)

Tidak ada perbaikan


Anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan
penunjang
Konsultasi bedah
Diagnosa KLinis
Anamnesis :
Usia anak
Riwayat konsumsi makanan atau obat (NSAID)
Durasi perdarahan  akut atau kronis
Jenis perdarahan  hematemesis, melena atau hematochezia
Gejala gastrointestinal lainnya
Muntah berulang
Riwayat perdarahan sebelumnya
Riwayat trauma abdomen
Pemeriksaan fisik pada perdarahan saluran cerna

Kulit Pucat, ikterus, ekimosis, hematom, akral hangat/dingin,


spider angiomata

Kepala, mata, THT Infeksi, pembesaran tonsil, perdarahan


Kardiovaskuler • Tekanan darah
• Denyut jantung dan tekanan nadi (diperiksa saat
berbaring, duduk dan berdiri)
• Pengisian kapiler

Abdomen Massa, hepatomegali, splenomegali, kaput medusa


Perineum Fisura, fistula, lesi vaskuler, hemoroid
Rektum Darah segar, melena

05/24/2021 12
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Uji Guaiac  mengetahui adanya perdarahan


Kadar hemoglobin atau hematokrit
Jumlah dan fungsi trombosit
Studi koagulasi
Golongan darah  keperluan transfusi
Uji fungsi hati
Ureum dan kreatinin
Uji Apt-Downey  darah ibu tertelan bayi

05/24/2021 13
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto polos abdomen
 menunjukkan tanda-tanda NEC (dilatasi usus,
penebalan dinding usus, pneumatosis intestinalis)
Barium enema
 menunjukkan adanya polip, malrotasi, intususepsi
Foto kontras saluran cerna atas
 pasien yang disertai dengan odinofagia, disfagia
atau drooling

05/24/2021 14
Pneumatosis
intestinalis

Dilatasi usus

Foto polos pada NEC

05/24/2021 15
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
USG abdomen
 mengetahui hipertensi portal dan penyakit hati kronis
CT Scan dan MRI
 menunjukkan vaskularisasi abdomen
Angiografi
 alat diagnostik dan terapi pada perdarahan aktif dan
kronik

05/24/2021 16
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI

Indikasi endoskopi
1. Hematemesis, melena, hematochezia 
esofagogastroduodenoskopi
2. Hematochezia  sigmoidoskopi fleksibel
3. Hematochezia  kolonoskopi
4. Perdarahan GI yang tidak jelas  enteroskopi
dan video capsule endoscopy

05/24/2021 17
TEMUAN ENDOSKOPI
Klasifikasi Forress
1. I – perdarahan aktif (Ia = merah segar, Ib = lambat)
2. II – perdarahan baru (IIa = tanpa perdarahan aktif, IIb =
jendalan darah, IIc = bercak berwarna)
3. III – tidak ada bukti perdarahan

05/24/2021 18
PENGELOLAAN
Perdarahan saluran cerna berat
1. Stabilisasi jalan nafas, oksigenasi dan sirkulasi
2. Pemantauan hematokrit
3. Pasang NGT
4. Koreksi gangguan trombosit, koagulasi dan elektrolit
5. Pemberian laktulosa, dekontaminasi usus dan
farmakoterapi mengontrol perdarahan
6. Supresi asam lambung dan antibiotika
7. Pemeriksaan endoskopi  lokasi perdarahan

05/24/2021 19
PENGELOLAAN
Perdarahan saluran cerna tidak berat
1. Pasang NGT
2. Pengawasan tanda utama
3. Koreksi gangguan koagulasi dan elektrolit
4. Mencari etiologi

05/24/2021 20
ALUR TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA

Perdarahan saluran cerna atas non varises

Periksa status hemodinamik, pasang NGT

Perdarahan tidak berat Perdarahan berat atau


atau hemodinamik stabil hemodinamik tidak stabil
atau berhenti

Resusitasi : oksigenasi,
kristaloid, transfusi bila perlu
Terapi empiris
(acid suppression therapy)
Upper endoscopy
untuk diagnosis dan terapi
Terapi selanjutnya sesuai
diagnosis
21
ALUR TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA

Perdarahan saluran cerna atas dengan varises

pasang NGT

• bila ada tanda syok  resusitasi cairan


• transfusi tombosit jika trombositopenia
• koreksi koagulopati

Farmakologi
• vasopresin
• octreotide
• somatostatin

Endoskopi
• skleroterapi
• endoscopic variceal ligation
22
PENGELOLAAN
Terapi farmakologis perdarahan saluran cerna

Indikasi Obat Dosis


PERDARAHAN AKTIF
• inhibisi sekresi asam
lambung IV
• Ranitidin Antagonis H-2 Infus kontinyu 1 mg/kgBB
Bolus 3-5 mg/kgBB/hari
• Omeprazole PPI 1 mg/kgBB/hari

• agen vasoaktif IV
• octreotide Analog Bolus 1 mcg/kgBB
somatostatin dilanjutkan 1 mcg/kgBB/jam
dapat ditingkatkan sampai 4
mcg/kgBB/jam

• vasopresin 0.002 – 0.005


Hormon unit/kgBB/menit
antidiuretik

05/24/2021 23
PENGELOLAAN
TabelTerapi farmakologis perdarahan saluran cerna

Indikasi Obat Dosis


PENCEGAHAN
REBLEEDING
• inhibisi sekresi asam
lambung oral
• Ranitidin Antagonis H-2 2-3 mg/kgBB/dosis (2-3x/hari)

• Omeprazole PPI 1-1,5 mg/kgBB/hari (1-


2x/hari)
• Sukralfat Local adhesive 40-80 mg/kgBB/hari (4 dosis)
paste
• Pencegahan
rebleeding varises oral
• propranolol Penurunan aliran 1 mg/kgBB/hari dalam 2-4
darah mesenterika dosis
(beta bloker)

05/24/2021 24
Kesimpulan
• Perdarahan saluran cerna adalah hilangnya darah dalam jumlah yang
tidak normal pada saluran cerna mulai dari rongga mulut hinga ke
anus.
• Prevalensi perdarahan saluran cerna atas berkisar antara 10% dari
keseluruhan penyebab perdarahan pada anak, sedangkan prevalensi
perdarahan saluran cerna bawah lima kali lebih rendah.
• Dalam penatalaksanaan perdarahan Saluran cerna banyak faktor yang
berperan terhadap hasil pengobatan
Daftar Pustaka
• Suraatmaja Sudarat. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Cetakan ketiga. Sagung Seto. 2010. 204-227
• Juffrie Mohammad,Oswari Hanifah. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. IDAI. 2011. 27-47
• Windiastuti, Endang. Buku Kegawatan Pada Bayi Dan Anak. Cetakan 1. Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Universitas Indonesia. 2012. 24-31
• Longstreth GF. Epidemiology of hospitalization for acute gastrointestinal hemorrage: a population
based study. Am J Gastroenterol. 1995;90:206-10.
• The Indonesian Society of Gastroenterology. National consensus on management of non-variceal
upper gastrointestinal tract bleeding in Indonesia. Acta Medica Indonesiana. 2014;46(2):163-71
• Anand, B.S., Katz, J., 2011. Peptic Ulcer Disease, Medscape Reference, Professor. Department of
Internal Medicine, Division of Gastroenterology, Baylor College of Medicine. Available
from:http://emedicine.medscape.com/
• Jutabha, R., et al. 2003. Acute Upper Gastrointestinal Bleeding. Dalam: Friedman, S.L., et al. Current
Diagnosis & Treatment in Gastroenterology 2 ed. USA: McGraw-Hill Companies, 53 – 67.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-
4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai