PERDARAHAN
SALURAN
CERNA
Pembimbing :
Dr. Kriston Silitonga , sp A
• Insidens perdarahan SCBA bervariasi mulai dari 48-160 kasus per 100.000
populasi, insidens tertinggi pada laki-laki dan lanjut usia.
• Risiko kematian dipengaruhi oleh usia, ada/tidaknya syok, komorbid dan diagnosis
yang mendasari
Faktor Risiko
Faktor risiko perdarahan saluran cerna pada anak :
1. Infeksi Helicobacter pylori
2. Penyakit berat atau kritis
3. Penggunaan obat non steroidal anti inflammatory drugs (NSAID)
4. Penyakit hati kronik
5. Malformasi pembuluh darah
6. Tumor saluran cerna
Patogenesis
Infeksi H.pylori, NSAID, alkohol, stress emosional
↓ proteksi mukosa
Ulkus mukosa
perdarahan
Perbedaan Klinis Perdarahan Saluran Cerna Atas dan Bawah
Pemeriksaan penunjang
Kondisi membaik
(monitoring klinis)
05/24/2021 12
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
05/24/2021 13
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto polos abdomen
menunjukkan tanda-tanda NEC (dilatasi usus,
penebalan dinding usus, pneumatosis intestinalis)
Barium enema
menunjukkan adanya polip, malrotasi, intususepsi
Foto kontras saluran cerna atas
pasien yang disertai dengan odinofagia, disfagia
atau drooling
05/24/2021 14
Pneumatosis
intestinalis
Dilatasi usus
05/24/2021 15
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
USG abdomen
mengetahui hipertensi portal dan penyakit hati kronis
CT Scan dan MRI
menunjukkan vaskularisasi abdomen
Angiografi
alat diagnostik dan terapi pada perdarahan aktif dan
kronik
05/24/2021 16
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
Indikasi endoskopi
1. Hematemesis, melena, hematochezia
esofagogastroduodenoskopi
2. Hematochezia sigmoidoskopi fleksibel
3. Hematochezia kolonoskopi
4. Perdarahan GI yang tidak jelas enteroskopi
dan video capsule endoscopy
05/24/2021 17
TEMUAN ENDOSKOPI
Klasifikasi Forress
1. I – perdarahan aktif (Ia = merah segar, Ib = lambat)
2. II – perdarahan baru (IIa = tanpa perdarahan aktif, IIb =
jendalan darah, IIc = bercak berwarna)
3. III – tidak ada bukti perdarahan
05/24/2021 18
PENGELOLAAN
Perdarahan saluran cerna berat
1. Stabilisasi jalan nafas, oksigenasi dan sirkulasi
2. Pemantauan hematokrit
3. Pasang NGT
4. Koreksi gangguan trombosit, koagulasi dan elektrolit
5. Pemberian laktulosa, dekontaminasi usus dan
farmakoterapi mengontrol perdarahan
6. Supresi asam lambung dan antibiotika
7. Pemeriksaan endoskopi lokasi perdarahan
05/24/2021 19
PENGELOLAAN
Perdarahan saluran cerna tidak berat
1. Pasang NGT
2. Pengawasan tanda utama
3. Koreksi gangguan koagulasi dan elektrolit
4. Mencari etiologi
05/24/2021 20
ALUR TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA
Resusitasi : oksigenasi,
kristaloid, transfusi bila perlu
Terapi empiris
(acid suppression therapy)
Upper endoscopy
untuk diagnosis dan terapi
Terapi selanjutnya sesuai
diagnosis
21
ALUR TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA
pasang NGT
Farmakologi
• vasopresin
• octreotide
• somatostatin
Endoskopi
• skleroterapi
• endoscopic variceal ligation
22
PENGELOLAAN
Terapi farmakologis perdarahan saluran cerna
• agen vasoaktif IV
• octreotide Analog Bolus 1 mcg/kgBB
somatostatin dilanjutkan 1 mcg/kgBB/jam
dapat ditingkatkan sampai 4
mcg/kgBB/jam
05/24/2021 23
PENGELOLAAN
TabelTerapi farmakologis perdarahan saluran cerna
05/24/2021 24
Kesimpulan
• Perdarahan saluran cerna adalah hilangnya darah dalam jumlah yang
tidak normal pada saluran cerna mulai dari rongga mulut hinga ke
anus.
• Prevalensi perdarahan saluran cerna atas berkisar antara 10% dari
keseluruhan penyebab perdarahan pada anak, sedangkan prevalensi
perdarahan saluran cerna bawah lima kali lebih rendah.
• Dalam penatalaksanaan perdarahan Saluran cerna banyak faktor yang
berperan terhadap hasil pengobatan
Daftar Pustaka
• Suraatmaja Sudarat. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Cetakan ketiga. Sagung Seto. 2010. 204-227
• Juffrie Mohammad,Oswari Hanifah. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. IDAI. 2011. 27-47
• Windiastuti, Endang. Buku Kegawatan Pada Bayi Dan Anak. Cetakan 1. Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Universitas Indonesia. 2012. 24-31
• Longstreth GF. Epidemiology of hospitalization for acute gastrointestinal hemorrage: a population
based study. Am J Gastroenterol. 1995;90:206-10.
• The Indonesian Society of Gastroenterology. National consensus on management of non-variceal
upper gastrointestinal tract bleeding in Indonesia. Acta Medica Indonesiana. 2014;46(2):163-71
• Anand, B.S., Katz, J., 2011. Peptic Ulcer Disease, Medscape Reference, Professor. Department of
Internal Medicine, Division of Gastroenterology, Baylor College of Medicine. Available
from:http://emedicine.medscape.com/
• Jutabha, R., et al. 2003. Acute Upper Gastrointestinal Bleeding. Dalam: Friedman, S.L., et al. Current
Diagnosis & Treatment in Gastroenterology 2 ed. USA: McGraw-Hill Companies, 53 – 67.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-
4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia