Anda di halaman 1dari 2

Bab IV

Pembahasan

A. Gambaran umum

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Pagi Ciracas memiliki sebuah kantin di dalam

sekolah yang menjajakan berbagai minuman kemasan (botol, kaleng, pop ice, nutri

sari) dan es teh, serta makanan kemasan (chiki, biskuit, wafer, permen) dan mie

(goreng, rebus), bakso dan burger. Selain itu, siswa dapat membeli makanan pada

penjual jajanan di luar sekolah. Siswa-siswa bebas keluar masuk gerbang saat jam

istirahat (pukul 08.30-09.00, dan pukul 11.00-11.30).

Penjual jajanan keliling banyak terdapat disekitar sekolah, baik saat waktu

istirahat sampai pulang sekolah. Jajanan yang dijual cukup bervariasi, seperti bakso,

batagor/siomay, burger, telur dadar mini, cilok, cimol, gorengan, cimin, donat, kue

leker, es jeruk, es potong, dan lain-lain. Serta tidak jauh dari sekolah terdapat warung

yang menjual berbagai makanan dan minuman kemasan. Oleh karena itu, siswa/i

SDN 10 Pagi Ciracas mempunyai banyak pilihan jajanan, baik yang dijual di kantin

sekolah, warung, maupun penjual jajanan keliling.

B. Interpretasi angka anemia

Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau

konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan

fisiologis tubuh. Menurut WHO dan pedoman Kemenkes 1999, cut-off points anemia

berbeda-beda antar kelompok umur, maupun golongan individu. Kelompok umur atau

golongan individu tertentu dianggap lebih rentan mengalami anemia dibandingkan

kelompok lainnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan rujukan hb < 12 g/dl

untuk dikatakan anemia pada anak umur 6 – 12 tahun, sesuai dengan Riset Kesehatan
Dasar taun 2013. Pada penelitian didapatkan responden yang mengalami anemia

dengan kadar Hemoglobin <12mg/dl sebanyak 8 responden (14,8%). Angka ini lebih

kecil daripada angka anemia pada anak umur 5-14 tahun menurut hasil RISKESDAS

tahun 2013 yaitu 26,4 %. Hal ini disebabkan karena pada RISKESDAS, penelitian

dilakukan secara menyeluruh dilakukan pada semua anak umur 5-14 tahun baik yang

tinggal di perkotaan maupun pedesaan, sedangkan pada penelitian hanya dilakukan di

1 sekolah dasar yang berada di perkotaan. Menurut hasil RISKESDAS 2013, angka

kejadian anemia di pedesaan lebih tinggi daripada di perkotaan.

C. Interpretasi angka kecacingan dan hubungannya dengan anemia

D. Interpretasi status gizi dan hubungannya dengan anemia

Pada penelitian ini, status gizi ditentukan berdasarkan Standar Antropometri

Penilian Status Gizi Anak yang dikeluarkan oleh KEMENKES pada tahun 2010 yaitu

perbandingan IMT dengan umur (IMT/U). Pada penelitian ini didapatkan.............

Anda mungkin juga menyukai