Anda di halaman 1dari 69

CASE REPORT

MENINGITIS BAKTERIAL
DAN ENSEFALITIS

Disusun Oleh :
Alvina Cita Indriani D
NIM 0961050194

Pembimbing : dr.Dina, SpA


KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD KOTA BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKI
PERIODE 2 Oktober 2017 - 9 Desember 2017
IDENTITAS PASIEN
• No. RM : 09.85.xx.xx
• Nama : An. A
• Jenis Kelamin :Perempuan
• Umur : 1 tahun 6 bulan
• Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi / 2 April 2016
• Alamat : Kp. Kapling Baru RT 001 Kelurahan Setia Makmur
• Suku Bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk RS : 3 November 2017
anamnesis
• KELUHAN UTAMA :
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi
dan kejang sejak 5 hari SMRS

• KELUHAN TAMBAHAN :
BAB encer disertai mual, muntah dan
penurunan nafsu makan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Anak A, usia 1 tahun 6 bulan dibawa oleh kedua orang tuanya ke IGD
RSUD Kota Bekasi dengan keluhan demam tinggi (39*) dan kejang sejak ±
5 hari SMRS.
• Keluhan disertai BAB encer > 3x/hari disertai muntah >4x/hari dan
penurunan nafsu makan.
• Riwayat kejang disertai penurunan kesadaran dialami pasien 2 hari SMRS.
Keluhan kejang berlangsung < 5 menit,2x dalam sehari, disertai
penurunan kesadaran dan mata mendelik ke atas.
• Orang tua pasien mengatakan sebelumnya pasien mengatakan sebelum
ke RSUD Bekasi , pasien sudah mendapatkan perawatan di RS Kartika
Husada namun tidak ada perbaikan dan disarankan untuk ke RSUD Bekasi.
• Orang tua pasien menyangkal adanya sesak (-), kebiruan pada bibir dan
ekstremitas (-), mudah lelah (-), jantung berdebar-debar (-)..
PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR
RIWAYAT
Alergi PENYAKIT
- DAHULU -
difteria
cacingan - diare (-)
Demam berdarah - kejang 8 bulan
Dan 1 tahun
Demam tifoid - kecelakaan -
otitis - morbili -
parotitis - operasi -
ISPA 7 bulan ikterus -
Penyakit jantung - Penyakit ginjal -
Penyakit darah - Radang paru -
tuberkulosa -
RIWAYAT KEHAMILAN/ KELAHIRAN
KEHAMILAN KELAHIRAN

MORBIDITAS KEHAMILAN : Tempat kelahiran : bidan


Hipertensi (-), DM (-), anemia (-), Penyakit Riwayat G2P0A1
Jantung (-), Penyakit Paru (-), Hipertensi saat Cara persalinan : partus pervaginam
kehamilan (-), Keputihan (-) Masa gestasi : 39 minggu
Keadaan bayi : BBL : 2700 gram,
Perawatan Antenatal : PB : 49 cm
ANC rutin ke bidan, ibu pasien menerima pucat (-), biru (-), kuning(-)
vitamin dan suntik TT 2x Nilai apgar : ibu pasien tidak tahu
Kelainan bawaan : tidak ada
RIWAYAT PERKEMBANGAN
– Pertumbuhan gigi :6 bulan (Normal: 5–9 bulan)
– Psikomotor :
• Tengkurap : 3 bulan (Normal: 3–4 bulan)
• Duduk : 6 bulan (Normal: 6–9 bulan)
• Berdiri : 11 bulan (Normal: 9-12 bulan)
• Berjalan : belum bisa (Normal: 13 bulan)
• Bicara : 11 bulan, 2 kata (Normal: 9–12 bulan)
• Membaca dan menulis : belum bisa (Normal: 6–7
tahun)
– Gangguan perkembangan mental / emosi: -
Umur (bln) ASI/PASI Buah/ Bubur susu Nasi tim
biskuit
0-2 ASI - - -
2-4 ASI - - -
4-6 ASI - - -

6-8 ASI + + -

8-10 ASI + + +

10-12 ASI + + +

14-16 ASI+Susu + + +
formula
16-18 ASI+ Susu + + +
formula

RIWAYAT MAKANAN
JENIS MAKANAN DAN MINUMAN FREKUENSI DAN JUMLAH
RIWAYAT MAKANAN
Bubur lunak dan penggantiBubur lunak, 2x1/2 piring/hari
sayur Setiap hari 2-3x/hari
daging Kadang-kadang 1x/minggu
telur 2-3x/minggu
ikan Sering, 4x/minggu, 1 ekor kecil/hari
tahu -
tempe -
Susu (merk tambahan) Susu SGM
Lain-lain : 300 ml/hari
Air putih
VAKSIN Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG RIWAYAT
2 bulan - - IMUNISASI
- - -
DPT/DT 2 bulan 4 bln 6 bln - - -
POLIO 0 bulan 2 bln 4 bln 6 bln - -
CAMPAK - - 9 bln - - -
HEPATITIS B O bulan 1 bln 6 bln - - -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
• Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan lain : Pucat (-), sianosis (-), ikterik ), dyspnoe (-)

Data Antropometri
• Berat badan : 8,9 kg
• Lingkar kepala : 48 cm
•Panjang badan :81 cm 
PEMERIKSAAN FISIK
• Nadi :90x/ menit, irama teratur, kuat, isi
cukup, ekual kanan kiri.
• Pernapasan :20 x /menit , tipe torako-
abdominal
• Suhu Tubuh :39,9 0C, suhu axilla
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normosefali, ubun-ubun besar
sudah menutup
Rambut: Warna hitam, distribusi merata dan
tidak mudah dicabut
Wajah : Simetris
PEMERIKSAAN FISIK
Mata:
Visus : Baik Ptosis : -/-
Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-
Konjungtiva anemis : -/- Cekung : -/-
Exophthalmus : -/- Oedem palpebral: +/+
Kornea Jernih : +/+
Nistagmus : -/-
Pupil : Bulat, isokor, d=2 mm
Refleks cahaya : Langsung +/+ , Tidak langsung +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga:
Bentuk : Normotia
Tuli : -/-
Nyeri tarik aurikula : -/-
Nyeri tekan tragus : -/-
Liang telinga : Lapang +/+
Membran timpani : Sulit dinilai
Serumen : -/-
Refleks cahaya : Sulit dinilai
Cairan : -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung:
Bentuk : Simetris
Napas cuping hidung : -/-
Sekret : -/-, jernih
Deviasi septum :-
Mukosa hiperemis : -/-
Hipertrofi konka : -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Bibir : Mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)
Mulut : Trismus (-), oral hygiene cukup baik, mukosa gusi berwarna
merah muda , mukosa pipi berwarna merah muda, arkus
palatum simetris dengan mukosa palatum berwarna merah
muda
Lidah: Normoglosia, mukosa berwarna merah muda, hiperemis (-) ,
atrofi papil (-), tremor (-), lidah kotor (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis,
uvula terletak di tengah
Leher : Bentuk tidak tampak adanya kelainan, edema (-),
massa (-), tidak tampak dan tidak teraba pembesaran tiroid maupun
KGB tidak tampak deviasi trakea
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks:Bentuk thoraks simetris saat inspirasi dan ekspirasi,
deformitas (-), retraksi suprasternal (-), retraksi intercostal (-),
retraksi subkostal (-)
Jantung:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis
sinistra
• Perkusi : Batas atas jantung ICS III linea parasternalsinistra
Batas kiri jantung ICS V linea midklavikula sinistra
Batas kanan jantung ICS III-IV linea sternalis kanan
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru:
• Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, tidak ada pernafasan
yang tertinggal , pernafasan tipe torako-abdomial,
deformitas(-), retraksi suprasternal (-), retraksi
interkostal (-), retraksi subkostal (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak nafas
simetris kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler, regular, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen:
• Inspeksi : Perut buncit, warna kulit kuning langsat, tidak
dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut, kulit keriput
(-), umbilikus normal, gerak dinding perut saat pernafasan
simetris , tidak tampak bagian yang tertinggal, gerakan
peristaltik (-).
• Auskultasi : Bising usus (+), frekuensi 6x / menit
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) di 9 kuadran abdomen,
turgor kulit kembali cepat, hepar tidak teraba membesar,
lien tidak teraba membesar.
• Perkusi :Hipertimpani
PEMERIKSAAN FISIK
Kelenjar Getah Bening:
• Preaurikuler : Tidak teraba membesar
• Postaurikuler : Tidak teraba membesar
• Submandibula: Tidak terabAmembesar
• Axilla : Tidak teraba membesar
• Inguinal : Tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Anggota Gerak :
• Ekstremitas : Akral hangat pada keempat
ekstremitas, sianosis (-/-), oedem kaki (+/+)
Kulit : Warna kulit kuning langsat, merata
diseluruh tubuh, pucat (-) , sianosis (-), ikterik
(-), turgor kulit baik, lembab , pengisian kapiler 1
detik.
Tulang Belakang : Bentuk normal, tidak terdapat
deviasi, benjolan (-), ruam (-)
REFLEKS FISOLOGIS KANAN KIRI
STATUS NEUROLOGIS
BISEPS + +

TRICEPS + +

PATTELA Tidak dilakukan Tidak dilakukan

ACHILES Tidak dilakukan Tidak dilakukan


REFLEKS PATOLOGIS KANAN KIRI
BABINSKI STATUS
+ NEUROLOGIS
+
CHADOCK - -
OPPENHEIM - -
GORDON - -
SCHAEFFER - -
RANGSANG MENINGEAL
• Kaku kuduk : +
• Kernig :-/-
• Brudzinski 1 : -/-
• Brudzinski 2 : -/-
• Laseque :-/-
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HEMATOLOGI
Leukosit 9.4 Ribu/ul 5-10
Eritrosit 3.88 Juta/uL 4-5
Hemoglobin 8.5 g/dl 11-14.5
Hematokrit 27.9 % 37-47

Index Eritrosit
MCV 29 Mg/dl 75-57
MCH 0.29 Mg/dl 24-30
MCHC 75 g/dl 31-37
Trombosit 464 Ribu/UL 150-400

IMUNOSEROLOGI
PRP Kualitatif non reaktif Non reaktif

PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PRP KUALITATIF Non reaktif Non reaktif

KIMIA KLINIK
Diabetes
Glukosa darah sewaktu 116 Mg/dL 60-110

ELEKTROLIT
Natrium (Na)
Kalium (K) 136 Mmol/L 135-145
Clorida (CL) 4.1 Mmol/L 3.5-5.0
96 Mmol/L 94-111
PEMERIKSAAN CT SCAN
• Pada pemeriksaan CT scan 4/11/2017
• Ditemukan : suspek Encephalitis di lobus
frontal kiri
RESUME
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang , compos mentis , kesan gizi baik. Tanda vital
didapatkan g , Nadi: 90 x/menit , Suhu: 38.8 0C , Frekuensi
pernafasan: 20 x / menit.
• Pada pemeriksaan status neurologis, ditemukan kaku kuduk +
dan babinski +.
• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya penurunan
eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit.
• Ditemukan peningkatan dari MCV, penurunan dari MCH,
MCHC dan peningkatanb nilai trombosit.
• Ditemukan peningkatan dari Glukosa darah sewaktu
DIAGNOSA BANDING
• MENINGITIS BAKTERIAL
• TUMOR OTAK
DIAGNOSA KERJA
• ENSEFALITIS
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

• EEG
• CT SCAN
• Lumbal pungsi
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad malam
• Ad sanationam : dubia ad malam
• Ad fungsionam : dubia ad malam
TANGGAL S O A P
5/11/2017 FOLLOW UP
Demam masih
naik turun
KU : CM, TSS

N : 90 x/m
Ensefalitis Kaen 3A/15 tpm
Hari perawatan ke -ceftriaxon 1x600
2 S : 36,6 0C mg
RR : 20 x/m
BB : 11 kg -amikasin 2x60 mg
Kepala: Normosefali
-dexametasone 2x0,3
Mata: CA-/-, SI -/-, cekung -/-,
oedem palpebra +/+, RCL +/+, cc
RCTL +/+
-Sibital 2x25 mg
Hidung: NCH (-), Sekret (-/-)

Mulut: Kering (-), Sianosis (-),


-rencana CT scan
Faring hiperemis (-)

Leher: KGB tidak teraba


membesar

Thoraks:

C : BJ I-II regular , M (-), G (-)

P :SN vesikuler ,Wh -/-, Rh -/-

Abdomen: tampak datar, BU


6x/menit, hipertimpani

Extremitas :Akral hangat

+ +

+ +

Oedem kaki : -/-


TANGGAL S O A P
6/11 /2017
Hari
Panas,
kembung
FOLLOW UP
KU: CM, TSS

N: 90 x/m
Ensefalitis

CT scan hasil :
-Kaen 3A/15 tpm
-ceftriaxon 1x600
perawatan ke S: 37.5 C
0
Suspek Encephalitis di mg
-3 RR: 20 x/m
lobus Frontal kiri
-dexametasone
Kepala: Normosefali 2x0,3 cc
Mata: CA-/-, SI -/-, cekung -/-,oedem
palpebra +/+, RCL +/+, RCTL +/+ -Sibital 2x25 mg
Hidung: NCH (-), Sekret (-/-)

Mulut: Kering (-), Sianosis (-) ,Faring


hiperemis (-)

Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks :

C: BJ I-II regular, M (-), G (-)

P:SN vesikuler ,Wh -/- , Rh -/-

Abdomen :

BU+ 6x/ menit, hipertimpani


Extremitas :

Akral hangat

+ +

+ +

Oedem kaki : -/-


TANGGAL S O A P
7/11/2017 Keluhan FOLLOW UPensefalitis
KU:CM, TSS --Kaen 3A/15 tpm

Hari perawatan berkurang N: 88 x/m -ceftriaxon 1x600 mg

4 S: 36,6 0C -amikasin 2x60 mg

RR: 22 x/m -dexametasone 2x0,3 cc

Kepala: Normosefali -Sibital 2x25 mg

Mata: CA-/-, SI -/- , cekung -/-, oedem Rencana pulang


palpebra -/-, RCL +/+, RCTL +/+

Hidung: NCH (-), Sekret (-/-).

Mulut : Kering (-), Sianosis (-) ,Faring


hiperemis (-)

Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks :

C:BJI-II regular, M (-) , G (-)

P:SN vesikuler , Wh -/- , Rh -/-.

Abdomen: supel,datar, BU(+)4x/menit

Extremitas Akral hangat

+ +

+ +

Oedem kaki:
Analisa kasus
• DEMAM:
• Tanpa memandang etiologinya, jalur akhir penyebab demam
yang paling sering adalah adanya pirogen, yang kemudian secara
langsung mengubah set-point di hipotalamus, menghasilkan
pembentukan panas dan konversi panas.
• Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2
jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen.
• Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk
meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat
menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
ANALISA KASUS
• Kejang :
• Manifestasi klinis khas yang berlangsung
secara intermitten dapat berupa gangguan
kesadaran, tingkah laku, motorik dan sensorik.
Dan autonom yang disebabkan oleh lepasnya
muatan litrik yang berlebihan di neuron otak.
• Aktivitas kejang sebagian bergantung pada
lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut
KLASIFIKASI KEJANG
• Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan Klasifikasi
International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE] 1981, yaitu:
I. Kejang parsial (fokal, lokal)
A. Kejang fokal sederhana
B. Kejang parsial kompleks
C. Kejang parsial yang menjadi umum
II. Kejang umum
A. Absens
B. Mioklonik
C. Klonik
D. Tonik
E. Tonik-klonik
F. Atonik
III. Tidak dapat diklasifikasi
ANALISA KASUS
• Penurunan kesadaran :
• Pada kejang terjadi pelepasan muatan listrik yang tiba-
tiba. Yang secara primer melepaskan muatan listriknya
adalah nuclei intralaminares thalami yang dikenal juga
sebagai inti centre cephalic.
• Inti tersebut merupakan terminal dari lintasan
ascendens aspesifik/lintasan ascenden ekstralemiskal.
• Input korteks serebri melalui lintasan afferent aspesifik
itu menentukan derajat kesadaran. Bila sama sekali
tidak ada input, maka timbul koma.
Tinjauan pustaka
ENSEFALITIS
DEFINISI :
PATOGENESIS:
Infeksi jaringan otak
•PRIMER → Invasi langsung
yang disebabkan oleh Mikroorganisme : substantia gricea
berbagai
mikroorganisme, •Parainfeksius → akibat respon
sebagian besar tidak imun pasien : substantia alba
ditemukan
penyebabnya
penyebab
• Virus :
DNA : Herpes simplex (HSV 1, HSV 2), EBV, VZV, adenovirus
RNA : influenza, enterovirus, campak, polio,
Japanese B, dll

• Bakteri : Mycobacterium Tuberculosis, Mycobacterium


Pneumonia, Salmonella Typhi, dll

• Jamur : Criptococcosis, histoplasmosis, dll

• Parasit : Toxoplasma gondii, schistosomiasis, plasmodium


Penyebab
• Muncul 2 fase : penyakit sistemik baru SSP→ ensefalitis
enterovirus
• Muncul mendadak, memberat dalam beberapa hari→ EHS
• Perjalanan dan geografi :
• Afrika : Malaria serebral
• Asia : Japanese Encephalitis
• Gigitan binatang : Tick borne encephalitis atau Rabies
• Pekerjaan : hutan →tick bite
PATOFISIOLOGI
gejala
• 1. Demam tinggi mendadak, sering ditemukan
hiperpireksia
• 2. Penurunan kesadaran dengan cepat, anak
agak besar sering mengeluh nyeri kepala,
ensefalopati, kejang, dan muntah.
• 3. kejang bersifat umum atau fokal, dapat
berupa status konvulsivus. Dapat ditemukan
sejak awal ataupun kemudian dalam perjalanan
penyakitnya.
Analisa LCS
tes bakteri virus jamur tuberkulosis

tekanan meningkat Biasanya normal bervariasi bervariasi

sel ≥ 1000/mm3 < 100/mm3 bervariasi bervariasi

Hitung PMN>MN MN>PMN MN>PMN MN> PMN


jenis

protein Menurun s/d N s/d meningkat meningkat meningkat


meningkat

LCS/serum N s/d N menurun menurun


glukosa menurun
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Demam tinggi mendadak, sering ditemukan
hiperpireksia
• Penurunan kesadaran dengan cepat.
• Anak agak besar sering mengeluh nyeri kepala,
ensefalopati, kejang dan kesadaran menurun
• Kejang bersifat umum atau fokal, dapat terjadi
status epileptikus
Pemeriksaan penunjang
• Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit
• Pungsi lumbal : pemeriksaan LCS bisa normal
atau menunjukan abnormalitas dari ringan
sampai sedang
- Peningkatan jumlah sel 50-200/mm3
- Hitung jenis dominasi sel limfosit
- Protein meningkat tapi tidak melebihi 200 mg/dl
- Glukosa normal
• Pencitraan ( CT-scan atau MRI kepala)
• Gambaran yang agak khas pada CT scan
terlihat pada 50-75% kasus, yaitu gambaran
daerah hipodens di lobus temporalis atau
frontalis, kadang-kadang meluas sampai lobus
oksipitalis.
• Daerah hipodens ini disebabkan nekrosis
jaringan otak dan edema otak.
Gambaran CT SCAN ensefalitis
MRI ENSEFALITIS
EEG
• Electroencephalography sangat membantu
diagnosis bila ditemukan gambaran periodic
lateralising epileptiform discharge atau
perlambatan fokal di daerah temporal atau
frontotemporal.
• Lakukan bila dugaan infeksi SSP, kejang
LUMBAL PUNGSI
pertama pada anak <12 bulan (AAP)
>18 bulan bila ada meningitis.
• Kejang penurunan kesadaran, kaku
kuduk, diulang 2-3 hr untuk
memastikan infeksi.
• 90% memperlihatkan cairan
serebrospinalis abnormal. Pada fase
awal, leukosit  polimorfonuklear
predominan, kemudian berubah
menjadi limfositosis. Jumlah sel
bervariasi antara 10 sampai 1000 sel
per mm3.
TATALAKSANA (IDAI, 2010)
• MEDIKAMENTOSA :
• Tidak spesifik.Terapi suportif berupa tatalaksana hiperpireksia,
keseimbangan cairan dan elektrolit, peningkatan TIK< serta
tatalaksana kejang.pasien sebaiknya dirawat di ruang intensif
• Pemberian antipiretik, cairan IV, obat anti epilepsi, kadang
diberikan kortikosteroid
• Untuk mencegah kejang berullang dapat diberikan fenitoin
atau fenobarbital sesuai standar terapui
• Peningkatan TIK diatasi dengan pemberian diuretik osmotik
manitol 0,5-1 gram/kg/kali atau furosemid 1 mg/kg/kali
• Neuritis optika, mielitis, vaskulitis inflamasi dan
acute disseminated encephalomyelitis
diberikan metil prednisolon 15 mg/kg/hari
dibagi setiap 6 jam selama 3-5 hari dan
dilanjutkan prednison oral 1-2 mg/kg/hari
selama 7-10 hari
• Jika KU pasien sudah stabil, konsultasikan ke
Rehabilitasi Medik
Ensefalitis herpes Simplex
• Peradangan akut parenkim otak yang
disebabkan oleh virus herpes simplex
• Ensefalitis berat dengan angka kematian dan
angka kecacatan yang tinggi
• Dapat diobati dengan antivirus
penyebab
• Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 , usia > 6
bulan
• HSV tipe 2 : neonatus, immunosompromised
gejala % (presentase)

hemiparesis
Gejala klinis33 awal
muntah 46

Kejang fokal/umum 67

Perubahan tingkah laku 71

Sakit kepala 81

demam 90

Penurunan kesadaran 97
gejala Presentase (%)
Gangguan penglihatan Pemeriksaan
14 fisik
Papil edema 14
Paresis saraf kranial 32
kejang 38
hemiparesis 38
ataxia 40
Disfungsi otonom 60
Disfasia 76
Perubahan tingkah laku 85
diagnosa
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik : demam,
penurunan kesadran, kejang fokal, disfasia,
hemiparesis
• Cairan serebrospinal :
• Pleiositosis (< 500/mm3), protein meningkat,
gula normal, sel darah merah (<500/mm3)
• CT SCAN/MRI
• EEG
Polymerase chain reaction (PVR)
• GOLD STANDAR untuk diagnosa EHS
• Menggantikan biopsi otak
• Sensitivitas dan spesitivitas 90-95%
• Sudah ada di Indonesia tapi belum rutin
tatalaksana
• Acyclovir 10-30 mg/kg BB Lama pemberian
minimum 10 hari
• Periksa darah lengkap, kreatini serum untuk
pemakaian jangka panjang
• Terapi suportif : Anti Kejang, koreksi gangguan
elektrolit, menurunkan TIK (manitol)
Prognosis
• Tanpa pemberian anti virus :> 70% meninggal, hanya
2,5 % normal
• Dengan antivirus : gejala sisa 63%: kejang,
keterlambatan perkembangan, hemiplegia
• > 3th gangguan motorik, > 5 th gangguan perilaku
• Acyclovir 14 vs 21 hari
• Gejala sisa lebih sedikit dengan pemberian acyclovir
21 hari
• Relaps lebih banyak pada pemberian Acyclovir 14 hari

Anda mungkin juga menyukai