MENINGITIS BAKTERIAL
DAN ENSEFALITIS
Disusun Oleh :
Alvina Cita Indriani D
NIM 0961050194
• KELUHAN TAMBAHAN :
BAB encer disertai mual, muntah dan
penurunan nafsu makan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Anak A, usia 1 tahun 6 bulan dibawa oleh kedua orang tuanya ke IGD
RSUD Kota Bekasi dengan keluhan demam tinggi (39*) dan kejang sejak ±
5 hari SMRS.
• Keluhan disertai BAB encer > 3x/hari disertai muntah >4x/hari dan
penurunan nafsu makan.
• Riwayat kejang disertai penurunan kesadaran dialami pasien 2 hari SMRS.
Keluhan kejang berlangsung < 5 menit,2x dalam sehari, disertai
penurunan kesadaran dan mata mendelik ke atas.
• Orang tua pasien mengatakan sebelumnya pasien mengatakan sebelum
ke RSUD Bekasi , pasien sudah mendapatkan perawatan di RS Kartika
Husada namun tidak ada perbaikan dan disarankan untuk ke RSUD Bekasi.
• Orang tua pasien menyangkal adanya sesak (-), kebiruan pada bibir dan
ekstremitas (-), mudah lelah (-), jantung berdebar-debar (-)..
PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR
RIWAYAT
Alergi PENYAKIT
- DAHULU -
difteria
cacingan - diare (-)
Demam berdarah - kejang 8 bulan
Dan 1 tahun
Demam tifoid - kecelakaan -
otitis - morbili -
parotitis - operasi -
ISPA 7 bulan ikterus -
Penyakit jantung - Penyakit ginjal -
Penyakit darah - Radang paru -
tuberkulosa -
RIWAYAT KEHAMILAN/ KELAHIRAN
KEHAMILAN KELAHIRAN
6-8 ASI + + -
8-10 ASI + + +
10-12 ASI + + +
14-16 ASI+Susu + + +
formula
16-18 ASI+ Susu + + +
formula
RIWAYAT MAKANAN
JENIS MAKANAN DAN MINUMAN FREKUENSI DAN JUMLAH
RIWAYAT MAKANAN
Bubur lunak dan penggantiBubur lunak, 2x1/2 piring/hari
sayur Setiap hari 2-3x/hari
daging Kadang-kadang 1x/minggu
telur 2-3x/minggu
ikan Sering, 4x/minggu, 1 ekor kecil/hari
tahu -
tempe -
Susu (merk tambahan) Susu SGM
Lain-lain : 300 ml/hari
Air putih
VAKSIN Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG RIWAYAT
2 bulan - - IMUNISASI
- - -
DPT/DT 2 bulan 4 bln 6 bln - - -
POLIO 0 bulan 2 bln 4 bln 6 bln - -
CAMPAK - - 9 bln - - -
HEPATITIS B O bulan 1 bln 6 bln - - -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
• Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan lain : Pucat (-), sianosis (-), ikterik ), dyspnoe (-)
Data Antropometri
• Berat badan : 8,9 kg
• Lingkar kepala : 48 cm
•Panjang badan :81 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• Nadi :90x/ menit, irama teratur, kuat, isi
cukup, ekual kanan kiri.
• Pernapasan :20 x /menit , tipe torako-
abdominal
• Suhu Tubuh :39,9 0C, suhu axilla
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normosefali, ubun-ubun besar
sudah menutup
Rambut: Warna hitam, distribusi merata dan
tidak mudah dicabut
Wajah : Simetris
PEMERIKSAAN FISIK
Mata:
Visus : Baik Ptosis : -/-
Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-
Konjungtiva anemis : -/- Cekung : -/-
Exophthalmus : -/- Oedem palpebral: +/+
Kornea Jernih : +/+
Nistagmus : -/-
Pupil : Bulat, isokor, d=2 mm
Refleks cahaya : Langsung +/+ , Tidak langsung +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga:
Bentuk : Normotia
Tuli : -/-
Nyeri tarik aurikula : -/-
Nyeri tekan tragus : -/-
Liang telinga : Lapang +/+
Membran timpani : Sulit dinilai
Serumen : -/-
Refleks cahaya : Sulit dinilai
Cairan : -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung:
Bentuk : Simetris
Napas cuping hidung : -/-
Sekret : -/-, jernih
Deviasi septum :-
Mukosa hiperemis : -/-
Hipertrofi konka : -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Bibir : Mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)
Mulut : Trismus (-), oral hygiene cukup baik, mukosa gusi berwarna
merah muda , mukosa pipi berwarna merah muda, arkus
palatum simetris dengan mukosa palatum berwarna merah
muda
Lidah: Normoglosia, mukosa berwarna merah muda, hiperemis (-) ,
atrofi papil (-), tremor (-), lidah kotor (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis,
uvula terletak di tengah
Leher : Bentuk tidak tampak adanya kelainan, edema (-),
massa (-), tidak tampak dan tidak teraba pembesaran tiroid maupun
KGB tidak tampak deviasi trakea
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks:Bentuk thoraks simetris saat inspirasi dan ekspirasi,
deformitas (-), retraksi suprasternal (-), retraksi intercostal (-),
retraksi subkostal (-)
Jantung:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis
sinistra
• Perkusi : Batas atas jantung ICS III linea parasternalsinistra
Batas kiri jantung ICS V linea midklavikula sinistra
Batas kanan jantung ICS III-IV linea sternalis kanan
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru:
• Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, tidak ada pernafasan
yang tertinggal , pernafasan tipe torako-abdomial,
deformitas(-), retraksi suprasternal (-), retraksi
interkostal (-), retraksi subkostal (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak nafas
simetris kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler, regular, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen:
• Inspeksi : Perut buncit, warna kulit kuning langsat, tidak
dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut, kulit keriput
(-), umbilikus normal, gerak dinding perut saat pernafasan
simetris , tidak tampak bagian yang tertinggal, gerakan
peristaltik (-).
• Auskultasi : Bising usus (+), frekuensi 6x / menit
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) di 9 kuadran abdomen,
turgor kulit kembali cepat, hepar tidak teraba membesar,
lien tidak teraba membesar.
• Perkusi :Hipertimpani
PEMERIKSAAN FISIK
Kelenjar Getah Bening:
• Preaurikuler : Tidak teraba membesar
• Postaurikuler : Tidak teraba membesar
• Submandibula: Tidak terabAmembesar
• Axilla : Tidak teraba membesar
• Inguinal : Tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Anggota Gerak :
• Ekstremitas : Akral hangat pada keempat
ekstremitas, sianosis (-/-), oedem kaki (+/+)
Kulit : Warna kulit kuning langsat, merata
diseluruh tubuh, pucat (-) , sianosis (-), ikterik
(-), turgor kulit baik, lembab , pengisian kapiler 1
detik.
Tulang Belakang : Bentuk normal, tidak terdapat
deviasi, benjolan (-), ruam (-)
REFLEKS FISOLOGIS KANAN KIRI
STATUS NEUROLOGIS
BISEPS + +
TRICEPS + +
HEMATOLOGI
Leukosit 9.4 Ribu/ul 5-10
Eritrosit 3.88 Juta/uL 4-5
Hemoglobin 8.5 g/dl 11-14.5
Hematokrit 27.9 % 37-47
Index Eritrosit
MCV 29 Mg/dl 75-57
MCH 0.29 Mg/dl 24-30
MCHC 75 g/dl 31-37
Trombosit 464 Ribu/UL 150-400
IMUNOSEROLOGI
PRP Kualitatif non reaktif Non reaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PRP KUALITATIF Non reaktif Non reaktif
KIMIA KLINIK
Diabetes
Glukosa darah sewaktu 116 Mg/dL 60-110
ELEKTROLIT
Natrium (Na)
Kalium (K) 136 Mmol/L 135-145
Clorida (CL) 4.1 Mmol/L 3.5-5.0
96 Mmol/L 94-111
PEMERIKSAAN CT SCAN
• Pada pemeriksaan CT scan 4/11/2017
• Ditemukan : suspek Encephalitis di lobus
frontal kiri
RESUME
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit sedang , compos mentis , kesan gizi baik. Tanda vital
didapatkan g , Nadi: 90 x/menit , Suhu: 38.8 0C , Frekuensi
pernafasan: 20 x / menit.
• Pada pemeriksaan status neurologis, ditemukan kaku kuduk +
dan babinski +.
• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya penurunan
eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit.
• Ditemukan peningkatan dari MCV, penurunan dari MCH,
MCHC dan peningkatanb nilai trombosit.
• Ditemukan peningkatan dari Glukosa darah sewaktu
DIAGNOSA BANDING
• MENINGITIS BAKTERIAL
• TUMOR OTAK
DIAGNOSA KERJA
• ENSEFALITIS
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EEG
• CT SCAN
• Lumbal pungsi
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad malam
• Ad sanationam : dubia ad malam
• Ad fungsionam : dubia ad malam
TANGGAL S O A P
5/11/2017 FOLLOW UP
Demam masih
naik turun
KU : CM, TSS
N : 90 x/m
Ensefalitis Kaen 3A/15 tpm
Hari perawatan ke -ceftriaxon 1x600
2 S : 36,6 0C mg
RR : 20 x/m
BB : 11 kg -amikasin 2x60 mg
Kepala: Normosefali
-dexametasone 2x0,3
Mata: CA-/-, SI -/-, cekung -/-,
oedem palpebra +/+, RCL +/+, cc
RCTL +/+
-Sibital 2x25 mg
Hidung: NCH (-), Sekret (-/-)
Thoraks:
+ +
+ +
N: 90 x/m
Ensefalitis
CT scan hasil :
-Kaen 3A/15 tpm
-ceftriaxon 1x600
perawatan ke S: 37.5 C
0
Suspek Encephalitis di mg
-3 RR: 20 x/m
lobus Frontal kiri
-dexametasone
Kepala: Normosefali 2x0,3 cc
Mata: CA-/-, SI -/-, cekung -/-,oedem
palpebra +/+, RCL +/+, RCTL +/+ -Sibital 2x25 mg
Hidung: NCH (-), Sekret (-/-)
Thoraks :
Abdomen :
Akral hangat
+ +
+ +
Thoraks :
+ +
+ +
Oedem kaki:
Analisa kasus
• DEMAM:
• Tanpa memandang etiologinya, jalur akhir penyebab demam
yang paling sering adalah adanya pirogen, yang kemudian secara
langsung mengubah set-point di hipotalamus, menghasilkan
pembentukan panas dan konversi panas.
• Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2
jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen.
• Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk
meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat
menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
ANALISA KASUS
• Kejang :
• Manifestasi klinis khas yang berlangsung
secara intermitten dapat berupa gangguan
kesadaran, tingkah laku, motorik dan sensorik.
Dan autonom yang disebabkan oleh lepasnya
muatan litrik yang berlebihan di neuron otak.
• Aktivitas kejang sebagian bergantung pada
lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut
KLASIFIKASI KEJANG
• Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan Klasifikasi
International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE] 1981, yaitu:
I. Kejang parsial (fokal, lokal)
A. Kejang fokal sederhana
B. Kejang parsial kompleks
C. Kejang parsial yang menjadi umum
II. Kejang umum
A. Absens
B. Mioklonik
C. Klonik
D. Tonik
E. Tonik-klonik
F. Atonik
III. Tidak dapat diklasifikasi
ANALISA KASUS
• Penurunan kesadaran :
• Pada kejang terjadi pelepasan muatan listrik yang tiba-
tiba. Yang secara primer melepaskan muatan listriknya
adalah nuclei intralaminares thalami yang dikenal juga
sebagai inti centre cephalic.
• Inti tersebut merupakan terminal dari lintasan
ascendens aspesifik/lintasan ascenden ekstralemiskal.
• Input korteks serebri melalui lintasan afferent aspesifik
itu menentukan derajat kesadaran. Bila sama sekali
tidak ada input, maka timbul koma.
Tinjauan pustaka
ENSEFALITIS
DEFINISI :
PATOGENESIS:
Infeksi jaringan otak
•PRIMER → Invasi langsung
yang disebabkan oleh Mikroorganisme : substantia gricea
berbagai
mikroorganisme, •Parainfeksius → akibat respon
sebagian besar tidak imun pasien : substantia alba
ditemukan
penyebabnya
penyebab
• Virus :
DNA : Herpes simplex (HSV 1, HSV 2), EBV, VZV, adenovirus
RNA : influenza, enterovirus, campak, polio,
Japanese B, dll
hemiparesis
Gejala klinis33 awal
muntah 46
Kejang fokal/umum 67
Sakit kepala 81
demam 90
Penurunan kesadaran 97
gejala Presentase (%)
Gangguan penglihatan Pemeriksaan
14 fisik
Papil edema 14
Paresis saraf kranial 32
kejang 38
hemiparesis 38
ataxia 40
Disfungsi otonom 60
Disfasia 76
Perubahan tingkah laku 85
diagnosa
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik : demam,
penurunan kesadran, kejang fokal, disfasia,
hemiparesis
• Cairan serebrospinal :
• Pleiositosis (< 500/mm3), protein meningkat,
gula normal, sel darah merah (<500/mm3)
• CT SCAN/MRI
• EEG
Polymerase chain reaction (PVR)
• GOLD STANDAR untuk diagnosa EHS
• Menggantikan biopsi otak
• Sensitivitas dan spesitivitas 90-95%
• Sudah ada di Indonesia tapi belum rutin
tatalaksana
• Acyclovir 10-30 mg/kg BB Lama pemberian
minimum 10 hari
• Periksa darah lengkap, kreatini serum untuk
pemakaian jangka panjang
• Terapi suportif : Anti Kejang, koreksi gangguan
elektrolit, menurunkan TIK (manitol)
Prognosis
• Tanpa pemberian anti virus :> 70% meninggal, hanya
2,5 % normal
• Dengan antivirus : gejala sisa 63%: kejang,
keterlambatan perkembangan, hemiplegia
• > 3th gangguan motorik, > 5 th gangguan perilaku
• Acyclovir 14 vs 21 hari
• Gejala sisa lebih sedikit dengan pemberian acyclovir
21 hari
• Relaps lebih banyak pada pemberian Acyclovir 14 hari