Anda di halaman 1dari 50

REFERAT

“GIZI BURUK & TATALAKSANA”

Disusun Oleh :
Alvina Cita Indriani D
NIM 0961050194

Pembimbing : dr.Dina Siti Daliyanti, SpA (K)


KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD KOTA BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKI
PERIODE 2 Oktober 2017 - 9 Desember 2017
LINGKARAN SETAN KEMISKINAN DAN KURANG
GIZI

Kemiskinan

Kurang makan Sering Buruh/pekerja Kehamilan Keluarga


sakit kasar (sering) besar

Kurang gizi

Kehilangan Kehilangan Kehilangan


Produktivitas Perkembangan otak, Sumberdaya karena
(penyebab langsung) Kognitif, kesempatan biaya kesehatan
sekolah yang tinggi
KEMATIAN BAYI DAN ANAK

Malaria
ISPA 5%
19% Diarea
19%

Undernutrition
Campak
54%
7%
Lain-lain
32%
Perinatal
18%
54 % Gizi Kurang & gizi buruk  “underlying” faktor dari kematian
bayi & anak

WHO, 2002
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI

 ANTROPOMETRI:
BB/U, TB/U, BB/TB, IMT/U,
LILA, Tebal lemak
 KLINIS:
Kulit, otot, jar lemak, mata, lidah, bibir
Kurus, edema (+/-), otot atrofi, jar.lemak <, pucat,
bercak Bitot, dermatitis
 LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine
 ANALISA DIET/MAKANAN:
Frekuensi makan, jumlah makanan, jenis makanan,

4
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI MENGGUNAKAN INDEKS
ANTROPOMETRI

 BB/U: Berat Badan menurut Umur, dapat


menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi (gizi kurang/gizi lebih) 
“underweight” atau berat badan kurang

 TB/U: Tinggi Badan menurut Umur,


menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi kronik  “stunted” atau pendek

 BB/TB: Berat Badan menurut Tinggi Badan,


menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi akut  “wasted” atau kurus
(Baku rujukan : WHO-NCHS 1983) 5
Penentuan status gizi secara antopometri pada anak adalah
berdasarkan persentasi berat badan aktual terhadap berat badan
ideal menurut tinggi badan saat pemeriksaan (BB/TB).

Obesitas : 120%
Overweight : 110%-120%
Gizi baik : 90%-110%
Gizi kurang : 70%-90%
Gizi buruk : <70%
PENGERTIAN GIZI BURUK

Klinis Antropometri
(BB/TB-PB)

Gizi Buruk Tampak sangat kurus <-3 SD *)


▼ dan atau edema pd (bila ada edema BB
Kekurangan kedua punggung kaki bisa lebih)
energi dan sampai seluruh tubuh
protein

10
10
(Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 2)
KRITERIA ANAK GIZI BURUK
1) Gizi Buruk Tanpa Komplikasi
a. BB/TB: < -3 SD dan atau;
b. Terlihat sangat kurus dan atau;
c. Adanya Edema dan atau;
d. LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan
KRITERIA ANAK GIZI BURUK
2) Gizi Buruk dengan Komplikasi
Gizi buruk dengan tanda-tanda tersebut di atas
disertai salah satu atau lebih dari tanda
komplikasi medis berikut:
a. Anoreksia
b. Pneumonia berat
c. Anemia berat
d. Dehidrasi berat
e. Demam sangat tinggi
f. Penurunan kesadaran
DIAGNOSIS
PENGERTIAN GIZI BURUK
GIZI BURUK

Klinis dan atau antropometris

DIAGNOSIS GIZI BURUK :


1. Terlihat sangat kurus dan atau edema,
dan atau
2. BB/TB atau BB/PB : <-3 SD

13
PENGERTIAN GIZI BURUK (lanjutan ……)

Klinis Antropometri
(BB/TB-PB)

Gizi Buruk Tampak sangat <-3 SD *)


kurus dan atau (bila ada edema BB
edema pd kedua bisa lebih)
punggung kaki sp
seluruh tubuh
Gizi Kurang Kurus -3 SD ―  -2 SD

Gizi Baik Normal - 2 SD ― +2 SD


Gizi Lebih Gemuk  +2 SD
14
14
(Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 2)
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

1. Kwashiorkor

2. Marasmus

3. Marasmik-kwashiorkor

15
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..)

1. Kwashiorkor

 Perubahan status mental: apatis & rewel


 Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok
 Wajah membulat dan sembab
 Pandangan mata sayu
 Pembesaran hati

16
TIPE,TANDA
TANDA DAN
DAN GEJALA
GEJALA KLNIS
KLINIS
ANAK GIZI BURUK
ANAK (lanjutan …..)
GIZI BURUK

KWASHIORKOR (lanjutan….)
 Edema :

• Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat


pitting edema
• Derajat edema:
+  Kedua punggung kaki
++  Tungkai & lengan bawah
+++  Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema untuk menentukan jumlah cairan yang
diberikan

17
Gambar anak kwashiorkor

18
Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley. ……
Foto anak gizi buruk : Kwashiorkor
(dengan campak)

Tampak ruam

Scrotum edema
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang 19
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan…..)

2. MARASMUS

 Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang


terbungkus kulit
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng, rewel
 Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-
baggy pants)
 Perut umumnya cekung
 Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano sign”)
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
 diare persisten

20
Gambar anak marasmus

Anak gizi buruk kehilangan lemak dan otot, terlihat tulang terbungkus kulit,
sehingga anak sulit untuk dapat berdiri tegak
21
Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley.
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan……)

3. MARASMIK - KWASHIORKOR

Gambaran klinik merupakan campuran dari


beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus dengan BB/TB-PB <-3 SD disertai
edema yang tidak mencolok

22
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor

Iga menonjol

Atrofi otot

Edema di ke 2 punggung kaki

23
Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate
ALUR PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK
Makanan untuk Pemulihan Gizi
a. Prinsip
1. Makanan untuk Pemulihan Gizi adalah makanan padat energi yang
diperkaya dengan vitamin dan mineral.
2. Makanan untuk Pemulihan Gizi diberikan kepada anak gizi buruk
selama masa pemulihan.
3. Makanan untuk Pemulihan Gizi dapat berupa: F100, makanan
therapeutic/gizi siap saji dan makanan lokal. Makanan lokal dengan
bentuk mulai dari makanan bentuk cair, lumat, lembik, padat.
Makanan untuk Pemulihan Gizi
4. Bahan dasar utama Makanan Untuk Pemulihan Gizi dalam formula
F100 dan makanan gizi siap saji (therapeutic feeding) adalah
minyak, susu, tepung, gula, kacang-kacangan dan sumber hewani.
Kandungan lemak sebagai sumber energi sebesar 30-60 % dari total
kalori.
5. Makanan lokal dengan kalori 200 kkal/Kg BB per hari, yang
diperoleh dari lemak 30-60% dari total energi, protein 4-6 g/Kg BB
per hari.
6. Apabila akan menggunakan makanan lokal tidak dilakukan secara
tunggal (makanan lokal saja) tetapi harus dikombinasikan dengan
makanan formula.
Makanan untuk Pemulihan Gizi

b. Jumlah dan Frekuensi


Makanan untuk Pemulihan Gizi bukan makanan biasa
tetapi merupakan makanan khusus untuk pemulihan gizi
anak yang diberikan secara bertahap:
1. Anak gizi buruk tanpa tanda klinis langsung diberikan
fase rehabilitasi lanjutan 200-220 kkal/kg BB per hari,
yang diberikan 5-7 kali pemberian/hari (Formula 100).
2. Anak gizi buruk dengan tanda klinis diberikan
secara bertahap:
• Fase rehabilitasi awal 150 kkal/kg BB per hari,
yang diberikan 5-7 kali pemberian/hari. Diberikan
selama satu minggu dalam bentuk makanan cair
(Formula 100).
• Fase rehabilitasi lanjutan 200-220 kkal/kg BB per
hari, yang diberikan 5-7 kali pemberian/hari
(Formula 100).
Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk

Pemberian formula dan makanan sesuai dengan fase


sebagai berikut:
1) Fase Stabilisasi
Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan
gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5
g/KgBB/hari.
ASI tetap diberikan pada anak yang masih mendapatkan
ASI.
Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk

2) Fase Transisi
Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari
F-75 menjadi F-100.
Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan asupan
gizi 100-150 KKal/kgBB/ hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari.
Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk
3) Fase Rehabilitasi
Diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-
100, dengan penambahan makanan untuk anak dengan
BB < 7 kg diberikan makanan bayi dan untuk anak
dengan BB > 7 kg diberikan makanan anak.
Asupan gizi 150-220 KKal/kgBB/hari dan protein 4-6
g/kgBB/hari.
Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk
4) Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah)
Setelah anak pulang dari PPG, anak tetap dikontrol oleh
Puskesmas pengirim secara berkala melalui kegiatan
Posyandu atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi
yang belum diterima, berikan imunisasi campak sebelum
pulang. Anak tetap melakukan kontrol (rawat jalan) pada
bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu,
selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6.
Tumbuh kembang anak dipantau oleh tenaga kesehatan
Puskesmas pengirim sampai anak berusia 5 tahun.
Kriteria sembuh:
Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis
dan memenuhi kriteria pulang sebagai berikut:
a. Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif
b. BB/PB atau BB/TB > -3 SD
c. Komplikasi sudah teratasi
d. Ibu telah mendapat konseling gizi
e. Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu
berturut-turut
f. Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat
dihabiskan.
TERIMA KASIH

50

Anda mungkin juga menyukai