Anda di halaman 1dari 37

Case Report

DEMAM
TIFOID
Pembimbing :
Dr. Leopold , sp A

Ayu Maharani Setiawan


1361050212
ILUSTRASI Anamnesis dilakukan secara
KASUS autoanamnesis dan alloanamnesis
pada orang tua pasien dan pada pasien
• Nama : An. S tanggal 2/8/2017 pukul 17.00 WIB
• Umur : 12 Tahun KELUHAN UTAMA
• Tanggal Lahir : 3-12-2004
• Jenis Kelamin : Perempuan DEMAM
• Agama : islam KELUHAN TAMBAHAN
• Suku : Jawa
• Tanggal Masuk RS : 2/8/2017
NYERI PERUT
• Tanggal Keluar RS : 6/8/2017
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
Pasien datang dengan keluhan
Pasien sudah berobat dan 4 hari SMRS, pasien mengeluh
demam sejak 14 hari SMRS,
diberikan obat paracetamol sakit perut pada bagian ulu
muncul tiba-tiba, hilang
keluhan berkurang tetapi hati dan nafsu makan pasien
timbul, lebih panas saat
keluhan timbul kembali menurun
menjelang sore hari

Pasien mengaku sering


Pasien mengaku BAB terakhir 2
membeli jajanan di lingkungan Pasien mengaku memiliki
hari SMRS, BAK tidak ada
sekolah dan tempat bermain, kebiasaan tidak selalu mencuci
keluhan, mual (+) muntah (-),
kurang memperhatikan tangan setelah beraktivitas
batuk (-), pilek (-)
kebersihan makanan
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan
seperti ini

RIWAYAT PENYAKIT ORANG TUA /


ORANG DI RUMAH

Disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN IBU
Saat hamil ibu pasien secara teratur melakukan
control terhadap kehamilannya :
- Trimester I : 1 x / bulan di bidan
- Trimester II : 2 x / bulan di bidan
- Trimester III : 4 x / bulan di bidan

Penyakit kehamilan (Hipertensi / DM / TORCH) :


disangkal
RIWAYAT KELAHIRAN
• Tempat Lahir : Rumah pribadi
• Penolong Persalinan : Dukun setempat
• Cara Persalinan : Spontan
• Masa Gestasi : Cukup Bulan (38 minggu)

KEADAAN BAYI
• BBL : 2800 g
• PBL : ibu tidak ingat
• Langsung menangis kuat
RIWAYAT MAKAN
• 0-6 bulan : ASI Eksklusif
• 6-11 bulan : ASI +susu formula 3x sehari +/- 100 cc perkali minum
• 11 bulan – 2 tahun : susu formula masih diberikan +/- 200 cc / kali
minum sebanyak 4 x dalam sehari. Nasi tim dengan lauk seperti
ayam,ikan, dan sayuran diberikan 3x sehari dengan durasi makan +/- 30
menit.
• 2 tahun - 6 tahun : susu formula 3 kali, gelas kecil 250 cc + nasi tim
(sayur + tahu + daging ayam) 3x /hari, 1 mangkuk kecil + 3 potong buah
• 7 tahun - sekarang : makan nasi + sayur + lauk pauk + selingan buah.
Makan 3x sehari

Kesan : Pola makan sesuai dengan pertambahan usia, kualitas dan


kuantitas makanan cukup
RIWAYAT IMUNISASI

Vaksin Dasar Umum Ulangan (Umur)


BCG 2 bulan
DPT/DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan 2 tahun 5 tahun
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan 5 tahun
Campak 9 Bulan 5 tahun
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 5 bulan
MMR 15 bulan 6 tahun
TIPA

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai dengan IDAI 2004


RIWAYAT TUMBUH
KEMBANG
Gigi pertama : 12 Bulan
Psikomotor
• Tengkurap : 5 Bulan
• Duduk : 6 Bulan
• Berdiri : 9 Bulan
• Berjalan : 12 Bulan
• Berbicara : 18 Bulan
• Membaca/menulis : 5 tahun

Kesan : tumbuh kembang pasien baik, sesuai dengan kriteria IDAI


PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda Vital (2/8/2017) :
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
GCS : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 115 x / menit, kuat angkat, isi cukup,
regular
Frekuensi Nafas : 23 x / menit, regular
Suhu Tubuh : 39,0◦C Axilla
STATUS ANTROPOMETRI
Status Antropometri :
Berat Badan : 45 kg
Tinggi Badan : 154 cm
Status Gizi :
• BB/U : 45/42 x 100% = 107% (Berat Badan Baik)
• TB/U : 154/151 x 100% = 101 % (Tinggi Badan Normal)
• BB/TB : 45/44x100 % = 102% (Gizi cukup)
• Kesan : Status gizi pasien cukup
BB/UU = 45/42 x 100% = 107% (P50-P75)
TB/U = 154/151 x 100% = 101% (P50-P75)
BB/TB = 45/44 x 100% = 102% (P50-P75
STATUS GENERALIS DAN
LOKALIS
• Kepala : Normocephali
• Mata : Bentuk bulat, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Telinga : Normotia, lapang/lapang, serumen -/-
• Hidung : Bentuk normal, secret -/-
• Mulut :
• Bibir : Kering, sianosis -
• Gigi Geligi : Normal
• Lidah : coated tounge (+) lidah kotor ditengah berwarna putih
• Tonsil : T1/T1
• Faring : Hiperemis -/-
• Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Cor :
• Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus Cordis teraba di intercostal 4, linea mid klavikula sinistra
• Perkusi : Batas jantung kanan dan kiri normal
• Palpasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo :
• Inspeksi : retraksi sela iga (-), pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi : vocal fremitus simetris kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor kanan dan kiri,
• Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen :
• Inspeksi : Perut tampak datar, distensi abdomen (-)
• Auskultasi : bising usus (+) 5 kali / menit
• Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-)
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada regio epigastrium ,hepatomegaly (-), splenoemgali (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time < 2
detik, edema -
• Kulit : Tidak ada kelainan
• Refleks fisiologis : normal
• Refleks patologis : tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG

HEMATOLOGI (tanggal 2 IMUNOLOGI (tanggal 2 Agustus 2017)


Agustus 2017) • S. Typhose H = + 1/320
• S. Paratyphi A H = Negatif
• Hemoglobin = 11,2 g/dl
• S. Paratyphi B H = Negatif
• Leukosit = 8,2 ribu /uL • S. Paratyphi C H = Negatif
• Hematokrit = 36,2 % • S. Typhose O = + 1/320
• S. Paratyphi A O = + 1/160
• Trombosit = 391 ribu/uL
• S. Paratyphi B O = + 1/320
• S. Paratyphi C O = Negatif
DIAGNOSIS
• Diagnosis Kerja : Demam Typhoid
TATA LAKSANA
• Rawat Inap
• Diet : Lunak tidak merangsang
• IVFD : Ringer Laktat 24 (makro)
• Medikamentosa :
• Ranitidin 2 x 50 mg (IV)
• Kloramfenikol 4 x 1 g
• Sanmol 4 x 500 mg (IV)
Follow Up Pasien PP: 15 PH:1
Follow Up Pasien PP: 16 PH:2
Follow Up Pasien PP: 17 PH:3
Follow Up Pasien PP: 18 PH:4
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

• Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik


bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
ETIOLOGI

• Terjadinya penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui


minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari
penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama
dengan tinja (melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal).
• Salmonella typhi sama dengan Salmonella yang lain adalah bakteri
Gram-negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora, fakultatif anaerob. Mempunyai
antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida
 flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein
envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.
Patofisiologi BAKTEREMIA PRIMER
(inkubasi 7-14 hari)
S.Typhi menyebar ke
Bertahan terhadap
sistem limfe
Kuman Salmonella typhi Asam Lambung, masuk Bakteri melekat pada
mesenterika dan masuk
Tertelan ke dalam mukosa usus mikrovili
ke dalam PD melalui
pada ileum terminalis
system limfatik

BAKTEREMIA SEKUNDER
(Timbul gejala klinis)

Bakteri akan menyebar


Bakteremia dapat Kuman kembali ke PD Kuman juga melakukan ke seluruh tubuh &
menetap selama dan menyebabkan replikasi dalam berkolonisasi dalam
beberapa minggu bacteremia sekunder makrofag RES, sumsum tulang,
kantung empedu
MANIFESTASI KLINIS
Pada anak,periode demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-rata antara 10-14 hari.
• Demam (step-ladder temperature chart)
• Nyeri kepala
• Malaise
• Nausea
• Mialgia
• Nyeri perut
• Radang tenggorokan
• Diare
• Obstipasi
• Lidah tampak kotor dan putih
• Rose Spot
Diagnosis Demam Tifoid

Identifikasi kuman
Pemeriksaan Darah Identifikasi Kuman
melalui isolasi /
Tepi Melalui Uji Serologis
biakan
• Diagnosis utama :
• Leukopenia • Uji Widal (spesivitas isolasi kuman
(umumnya) dan sensitivitas Typhoid
• Trombositopenia -> rendah) • Media pembiakan :
infeksi berat media empedu
(gall)

Sumber : Sucipta AAM. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak. Dalam : Jurnal
Skala Husada Volume 12 Nomor 1. Hal : 22-26
TATALAKSAN
A
PADA
DEMAM
TIFOID Pemberian
Tirah Antibiotik
baring
Isolasi
Nutrisi
yang Memadai
Pemenuhan Kebutuhan Cairan
Pilihan Antibiotik

Antibiotik Dosis

Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4x pemberian


selama 10-14 hari sampai 5-7 hari setelah demam
turun
Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali IV

Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali PO

Kombinasi Trimethropim Sulfametoksazol (TMP- TMP 10 mg/kgBB/hari atau SMZ 50 mg/kgBB/hari


SMZ) dibagi dalam 2 dosis

Cefalosporin Generasi Ketiga


- Ceftriakson 100 mg/kg/hari dibagi dalam 1 atau 2 dosis (max : 4
g/hari) selama 5-7 hari
- Cefotaksim 150-200 mg/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis
- Cefixime 10-15 mg/kgBB/hari selama 10 hari
ANALISA KASUS
Pada tanggal 2/8/2017 telah dirawat pasien An. S
dengan diagnosa “Demam Tifoid”
Anamnesis Teori

- Demam sejak 14 hari SMRS, lebih - Demam pada tifoid biasanya > 7 hari,
terasa panas saat sore hari dengan pola demam step-ladder
- 1 hari SMRS, pasien mengeluh ada nyeri temperature chart
perut pada bagian ulu hati - Terdapat gejala sistemik seperti : nyeri
- 1 hari SMRS, pasien mengeluh ada kepala. Malaise, nausea, myalgia, nyeri
pusing, batuk, mual perut dan radang tenggorokan
- Pasien suka makan jajanan di luar - Dapat disertai gejala gastrointestinal :
- Pasien tidak mencuci tangan terlebih diare / konstipasi
dahulu sebelum makan - Penularan Salmonella typhi sebagian
besar melalui makanan/minuman yang
tercemar oleh kuman
Pemeriksaan Fisik Teori
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Pada pemeriksaan fisik demam tifoid dapat
Kesadaran : Kompos Mentis ditemukan :
GCS : E4 V5 M6 - bradikardia relatif (kenaikan suhu tubuh 1
Tekanan Darah : 120/70 mmHg derajat tidak disertai dengan kenaikan denyut
Frekuensi Nadi : 115 x / menit, kuat angkat, isi nadi)
cukup, regular - Nyeri pada perut
Frekuensi Nafas : 23 x / menit, regular - Hepatomegali & Splenomegali
Suhu Tubuh : 39,2◦C Axilla
Kepala : coated tounge (+), bibir kering (+)
Abdomen : Nyeri tekan (+) pada regio epigastrium ,
hati dan limpa tidak teraba membesar, nyeri ketuk
(-)
Pemeriksaan Lab Darah (2/8/2017)
Pemeriksaan Darah Hasil
Hemoglobin 11,2 g/dl  11 – 16 g/dl
Hematokrit 36,2 %  31 - 45 %
Trombosit 391 ribu / uL  150 - 400 ribu / uL
Leukosit 8,2 ribu / uL  4,5 – 13,5 ribu / uL

Pada kasus demam tifoid umumnya memiliki leukosit yang normal / leukopenia
Pemeriksaan Widal
Komponen
S. Typhose H = + 1/320
S. Paratyphi A H = Negatif
S. Paratyphi B H = Negatif
S. Paratyphi C H = Negatif
S. Typhose O = + 1/320
S. Paratyphi A O = + 1/160
S. Paratyphi B O = + 1/320
S. Paratyphi C O = Negatif

Apabila titer O agglutinin sekali periksa ≥ 1/ 200 atau terjadi kenaikan titer 4 kali 
demam tifoid
Penatalaksanaan
• Rawat Inap
• Diet : Lunak tidak merangsang
• IVFD : Ringer Laktat 24 tpm (makro)
• Medikamentosa :
• Ranitidin 2 x 50 mg (IV)
• Kloramfenikol 4 x 500mg
• Sanmol 4 x 500 mg (IV)
DAFTAR PUSTAKA
• Soedormo SPS, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi
dan Pediatrik Tropis. Edisi kedua. Cetakan ketiga. Badan Penerbit
IDAI. Jakarta 2012. 338 – 46.
• Samekto W. Demam Tifoid. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang 2001. ISBN 979 – 704- 049 – 6.
• Supali T, Margono S S, Abidin S A N. Demam Typhoid. Dalam : Buku
Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. 2013. Jakarta : Badan
Penerbit FK UI. Hal:338-345.
• Sucipta A A M. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid
Pada Anak. 2015. Jurnal Skala Husada Vol. 12 No. 1. Hal:22-6.
• Purba I E, Wandra T, Nugrahini N, Nawawi S, dkk. Program
Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia : Tantangan dan Peluang.
Media Litbangkes Vol. 26 No. 2. Hal:99-108

Anda mungkin juga menyukai