Anda di halaman 1dari 40

Presentasi Kasus

ASMA
Disusun oleh :
Keysha Farach Dwikhanza 1102017121

Dosen Pembimbing :
dr. Tuty Herawaty, Sp.A (K)

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
Identitas Pasien
Nama : Kania 2008 2014

Usia : 3 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Anamnesis

Keluhan Utama Keluhan Tambahan


Sesak napas sejak 1 hari yang lalu makin lama Batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu
makin bertambah berat

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari lalu, makin lama makin berat. Sesak napas
disertai suara mengi. Keluhan didahului dengan gejala batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu. Ibu ingat anak
mulai batuk setelah makan coklat. Batuk dan sesak sering muncul bila udara dingin atau bila pasien kelelahan
karena terlalu aktif atau banyak beraktivitas.
Riwayat Penyakit Pasien sudah pernah dirawat dengan keluhan
Dahulu yang sama 3 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit • Riwayat keluarga sakit serupa disangkal


Keluarga • Ayah sering bersin di pagi hari

Riwayat Tumbuh Riwayat tumbuh kembang dalam batas normal


Kembang
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Sakit Berat

TANDA VITAL
Tekanan Darah :-
RR : 34x/menit
Nadi : 124x/menit
Suhu :-
Pemeriksaan Fisik
Thoraks :
Retraksi subcostal, pergerakan dinding dada cepat
Perkusi à Hipersonor
Auskultasi à Vesikuler menurun, wheezing meningkat pada akhir ekspirasi
pada kedua lapang paru

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11,6 gr%
Hematokrit : 33%
Leukosit : 12.700/UL
Trombosit : 325.000/UL
LED : 15 mm/jam
RESUME
Pasien datang ke RS dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu,
makin lama makin berat. Sesak napas disertai mengi. Keluhan didahului
batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu. Anak mulai batuk setelah makan
coklat. Batuk dan sesak sering muncul bila udara dingin atau kelelahan
karena terlalu aktif. Pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama 3
bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik KU tampak sakit berat, nadi 124x/menit,
RR 34x/menit. Pemeriksaan thoraks terdapat retraksi subcostal, pergerakan
dinding dada cepat, perkusi hipersonor, dan auskultasi terdengar vesikuler
menurun serta wheezing meningkat pada akhir ekspirasi pada kedua lapang
paru. Pemeriksaan lab dalam batas normal.
Diagnosis
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING

• Rinitis
• Rinosinusitis
Asma Intermiten • Infeksi respiratori
Serangan Berat berulang
• Bronkiolitis
Pemeriksaan Penunjang

02 04

Penilaian Status Uji Provokasi


Alergi Bronkus
01 • Skin prick test 03 • Exercise 05
• Eosinophil • Metakolin
total darah • Larutan salin
• IgE spesifik Uji inflamasi saluran hipertonik
Uji Fungsi Paru Foto Thoraks
respiratori
Tampak hiperaerasi
• Peak Flow FeNO, Eosinophil
Meter sputum
• Spirometri
Terapi
• Nebulisasi Agonis β2 kerja pendek + ipratropium bromide
• Oksigen 2-4 Liter/menit diberikan sejak awal termasuk saat nebulisasi
• Pasang jalur parenteral
• Berikan steroid sistemik secara parenteral (prednisone/ prednisolone) :
1-2 mg/kgBB/hari, maksimum 40 mg IV
Edukasi
1. Menerapkan pola hidup sehat, misalnya tidak merokok dan berolahraga
2. Mengenali dan mengendalikan faktor pencetus serangan
3. Menyediakan dan memberi obat dengan waktu, cara, dan lamanya
dengan tepat
Prognosis

Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Functionam : Ad Bonam
Ad Sanactionam : Ad Bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
International Consensus on (ICON) Pediatric Asthma :
Gangguan inflamasi kronik yang berhubungan dengan obstruksi
saluran respiratori dan hiperresponsif bronkus, yang secara klinis
ditandai dengan adanya wheezing, batuk, dan sesak napas yang
berulang.

UKK Respirologi IDAI :


Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi.
Epidemiologi
• Prevalens total asma diseluruh dunia diperkirakan
7,2% (10% pada anak) dan bervariasi antar negara
• Prevalens asma Ringan sedang dan berat meningkat
lebih cepat di negara dengan pendapatan rendah dan
menengah
• Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi
nasional untuk penyakit asma pada semua umur
adalah 4,5%, dengan prevalensi asma tertinggi
terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa
Tenggara Timur (7,3%), D.I. Yogyakarta (6,9%),
Sulawesi Selatan (6,7%), untuk Jawa Tengah memiliki
prevalensi asma sebesar 4,3 %
Faktor Resiko

Outdoor air
Jenis Kelamin Riwayat Atopi Ras
pollution

Usia Lingkungan Asap Rokok Infeksi


Respiratorik
Patogenesis
Patofisiologi
Klasifikasi

Kriteria Penentuan Derajat Asma Menurut PNAA 2015


Berdasarkan Derajat Kendali

• Asma terkendali penuh (well controlled)


a. Tanpa obat pengendali : pada asma intermitten
b. Dengan obat pengendali : pada asma persisten (ringan/sedang/berat)
• Asma terkendali sebagian (partly controlled)
• Asma tidak terkendali (uncontrolled)
Diagnosis
Diagnosis Asma pada Balita
Pemeriksaan fisik

Pada keadaan stabil tanpa gejala 1


tidak ditemukan kelainan
2 Pada gejala batuk dan sesak
Terdengar wheezing, baik yang terdengar
langsung (audible wheeze) atau dengan
stetoskop.
Gejala alergi : dermatitis atopi 3
atau rhinitis alergi
dijumpai tanda alergi seperti allergic
shiners atau geographic tongue.
Pemeriksaan penunjang

1 2 3

Saturasi Oksigen Uji Fungsi Paru Analisa Gas Darah


• Spirometri : FEV1 dan VC • FEV1 <50% prediksi
• Peak Flow Meter : PEF atau • Pasien dengan serangan asma berat,
APE • Pasien yang menetap/memburuk dengan
terapi awal

4 5 6

Penilaian Status Alergi Uji Provokasi Bronkus Rontgen Thoraks

• Skin prick test • Exercise Curiga komplikasi atau ada kondisi lain
• Eosinophil total darah • Metakolin yang menyertai dan/atau ada ancaman
• IgE spesifik • Larutan salin hipertonik henti napas yang tidak membaik dengan
terapi.
Diagnosis Banding
Tatalaksana Medikamentosa
Obat Pengendali

1. Steroid inhalasi
Obat Serangan Asma
2. Agonis β2 Kerja Panjang
3. Antileukotrien 1. Agonis β2 kerja pendek

4. Teofilin lepas lambat contoh : salbutamol, terbutaline, prokaterol

5. Anti-IgE 1. Ipratropium Bromide


2. Aminofilin Intravena
3. Steroid Sistemik
4. Adrenalin
5. Magnesium Sulfat
6. Steroid inhalasi
Steroid
Tatalaksana Asma Jangka Panjang anak >5 tahun
Tatalaksana Jangka Panjang Asma pada Balita
Pencegahan

Pencegahan sekunder
Mencegah terjadinya asma pada
anak yang sudah tersensitasi
Pencegahan Primer
dengan antihistamin a. Mengenali adanya faktor resiko
b. Pre-natal : orang tua dihindari
terhadap lingkungan yang dapat
bersifat sebagai faktor resiko

Pencegahan Tersier
Mencegah terjadinya serangan
pada anak yang sudah menderita
asma dengan terapi jangka Panjang
dan mengurangi paparan allergen
Pencegahan

Tungau Debu Rumah Asap Rokok Rontokan hewan peliharaan


Membersihkan lantai setiap hari, Orang tua atau anggota keluarga
Memandikan hewan peliharaan
lakukan penghisapan dengan yang merokok mutlak
minimal 2 kali seminggu
HEPA filter setiap minggu menghentikan kebiasaan
merokok

Allergen makanan Jamur Exercise induced asthma

Hindari jenis makanan penyebab Mengurangi kelembaban Menggunakan inhalasi β2-agonis


serta menjaga rumah tetap lepas lambat atau sodium
kering kromoglikat sebelum aktivitas
Pneumothoraks

Atelektasis
Komplikasi
Hipoksemia

Status Asmatikus
Prognosis
1. Asma serangan ringan – sedang terdapat perbaikan klinis
2. Asma pada usia dini dan asma berat akan meningkatkan resiko gejala
obstruksi kronis
Daftar Pustaka
● Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyatno B, et al. 2016. Pendoman Nasional Asma Anak. 2nd. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI
● Sinatra TC. 2019. Diagnosis dan Manajemen Jangka Panjang Asma pada Balita. CDK Edisi Farmasi/ vol.
46
● IDAI. 2009. Pedoman Pelayanan Medis . Jakarta: IDAI.
● KEMENKES RI. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. 2008
● Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2008). Buku Ajar Respirologi anak, edisi pertama. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai