Anda di halaman 1dari 22

ASMA BRONKIAL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM ILMU KESEHATAN
RSUD RADEN MATTAHER UNIVERSITAS JAMBI 2021

Oleh : Diana Octavina, S.Ked (G1A219105)


Pembimbing : dr. Iin Dwiyanti, Sp.PD FINASIM
Pendahuluan

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya

World Health Organization (WHO) memperkirakan, prevalensi global


diabetes melitus tipe 2 akan meningkat dari 171 juta orang menjadi
366 juta tahun 2030

Diabetes melitus dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi kronik


maupun akut.
Epidemiologi

Asma bronkial dapat terjadi pada semua umur namun sering dijumpai pada
awal kehidupan. Sekitar setengah dari seluruh kasus diawali sebelum berumur
10 tahun dan sepertiga bagian lainnya terjadi sebelum umur 40 tahun. Pada usia
anak-anak, terdapat perbandingan 2:1 untuk laki-laki dibandingkan wanita,
namun perbandingan ini menjadi sama pada umur 30 tahun. Angka ini dapat
berbeda antara satu kota dengan kota yang lain dalam negara yang sama.
ETIOLOGI

1. Faktor Genetik 2. Faktor Lingkungan


• Hipereaktivitas • Alergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing, jamur,
• Atopi/alergi bronkus dll)
• Faktor yang memodifikasi • Alergen diluar ruangan (jamur, tepung sari)
penyakit genetik • Makanan (bahan penyebab, pengawet, pewarna makanan,
• Jenis kelamin kacang, makanan laut, susu sapi, telur)
• Ras/etnik • Obat-obatan tertentu (golongan aspirin, NSAID, β bloker, dll)
• Bahan yang mengiritasi (parfum, household spray, dll)
• Ekspresi emosi berlebih
• Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
• Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
• Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika
melakukan aktivitas tertentu
• Perubahan cuaca.
Patofisiologi
Faktor Resiko
• Infeksi virus respirasi
• Terpajan allergen seperti serbuk sari, debu, spora jamur
• Alergi makanan
• Polusi udara luar ruangan
• Pergantian musim
• Ketidakpatuhan terhadap ICS
• Keparahan eksaserbasi asma yang terjadi secara tiba-tiba,
memberikan tekanan tinggi pada respons sistem kekebalan
tubuh. Hal itu telah dilaporkan terkait dengan badai musim semi,
serbuk sari atau spora, dan paparan lingkungan terhadap debu.
Diagnosa
Anamnesis

1. Batuk berulang terutama malam hari menjelang dini hari


2. Pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk setelah terpajan
alergen atau polutan
3. Mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah melakukan aktifitas atau
olahraga
4. Ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan musim/cuaca atau
suhu yang ekstrim (tiba-tiba)
5. Ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi, konjungtivitis alergi)
6. Dalam keluarga ada yang menderita asma atau alergi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
1. Pasien terlihat gelisah,
2. Sesak (napas cuping hidung, napas cepat, retraksi sela iga, retraksi
epigastrium, retraksi suprasternal)
• 3. Sianosis
• Palpasi
• 1. Biasanya tidak ditemukan kelainan
• 2. Pada serangan berat dapat terjadi pulsus paradoksus
• Perkusi:
• 1. Biasanya tak ditemukan kelainan
• Auskultasi:
• 1. Ekspirasi memanjang
• 2. Mengi
3. Asma yang sangat berat, berat mengi dapat tidak terdengar (silent chest)
4. Suara lendir
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spirometer


2. Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow
rate meter
3. Uji reversibilitas (dengan bronkodilator)
4. Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya
hipereaktivitas bronkus
5. Uji alergi (tes tusuk kulit/skin prick test) untuk menilai
ada tidaknya alergi
6. Foto Thorax
Klasifikasi Derajat Asma berdasarkan Gambaran Klinis secara Umum
pada Orang Dewasa
Fenotipe klinis asma yang telah diidentifikasi. Beberapa yang paling umum adalah:

• Allergic Asthma
• Non-allergic Asthma
• Adult-onset (late-onset) asthma
• Asthma with persistent airflow limitation
• Asthma with obesity
DIAGNOSA BANDING

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)


2. Bronkitis Kronik
3. Gagal jantung kongestif
4. Batuk kronis akibat lain-lain
5. Disfungsi laring
6. Obstruksi mekanis
7. Emboli paru
TATALAKSANA
TUJUAN

• Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma;


• Mencegah eksaserbasi akut;
• Mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise;
• Meningkatkan dan mempertahankan faal paru semaksimal mungkin
• Menghindari efek samping obat;
• Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (air flow limitation) Ireversibel
• Mencegah kematian karena asma.
• Khusus anak, untuk mempertahankan tumbuh kembang anak sesuai potensi
genetiknya.
TATALAKSANA
Tatalaksana Jangka Panjang
Prinsip pengobatan jangka panjang meliputi Edukasi:
• Kapan pasien berobat/mencari pertolongan
• Mengenali gejala serangan asma secara dini
• Mengetahui oba-obatan pelega dan pengontrol serta cara
dan waktu penggunaan
• Mengenali dan menghindari faktor resiko
• Kontrol teratur
TINGKAT ASMA TERKONTROL
PROGNOSIS

Keadaan yang berkaitan dengan prognosis yang kurang


baik antara lain asma tidak terkontrol secara klinis,
eksaserbasi sering terjadi dalam satu tahun terakhir, menjalani
perawatan kritis karena asma, VEP1 yang rendah, paparan
terhadap asap rokok, pengobatan dosis tinggi.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko kematian terkait asma menjadi
penyebab prognosis yang buruk, seperti:
a. Riwayat asma yang hampir fatal yang membutuhkan intubasi dan
ventilasi mekanis
b. Rawat inap atau kunjungan perawatan darurat untuk asma dalam satu
tahun terakhir
c. Saat ini menggunakan atau baru saja berhenti menggunakan
kortikosteroid oral (penanda tingkat keparahan kejadian)
d. Saat ini tidak menggunakan kortikosteroid inhalasi
e. Penggunaan SABA yang berlebihan, terutama penggunaan lebih dari
satu tabung salbutamol (atau yang setara) setiap bulan
f. Riwayat penyakit kejiwaan atau masalah psikososial
g. Kepatuhan yang buruk dengan obat asma dan / atau kepatuhan yang
buruk dengan (atau kurangnya) rencana tindakan asma yang tertulis
h. Alergi makanan pada pasien asma
KESIMPULAN
Asma adalah penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan peradangan saluran napas
kronis. Hal ini ditentukan oleh riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, dada
sesak, dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dan intensitasnya, bersama dengan
variabel pembatasan aliran udara ekspirasi.

Obat asma terdiri dari obat pelega dan pengontrol. Obat pelega diberikan pada saat
serangan asma, sedangkan obat pengontrol ditujukkan untuk pencegahan serangan asma
dan diberikan dalam jangka panjang dan terus-menerus.

Keadaan yang berkaitan dengan prognosis yang kurang baik antara lain asma tidak terkontrol
secara klinis, eksaserbasi sering terjadi dalam satu tahun terakhir, menjalani perawatan kritis
karena asma, VEP1 yang rendah, paparan terhadap asap rokok, pengobatan dosis tinggi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai