Anda di halaman 1dari 51

Clinical Science Session

Global Strategy for Asthma Management and Prevention (2021 Update)


Oleh :
Silvia Rega 1710311058
Ulfa Aurel Fadhila 1710311049

Preseptor :
dr. Afriani, Sp.P(K)
dr. Oea Khairsyaf, Sp.P(K)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Asma merupakan masalah kesehatan global yang dapat memengaruhi
segala usia. Sebanyak 1-18% populasi dunia menderita asma.
• Berbagai Negara mengalami beban kesehatan berupa kematian dan
rawat inap akibat asma.
• Tahun 1993 kerja sama antara National Heart, Lung, and Blood Institute
dan WHO membentuk Global Initiative for Asthma (GINA) dengan
tujuan:
• Meningkatkan kesadaran akan asma
• Meningkatkan pencegahan dan pengelolaan asma melalui upaya bersama oleh
semua orang yang terlibat di semua layanan dan kebijakan kesehatan untuk
mengurangi prevalensi, morbiditas , dan mortalitas asma.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Asma

• Asma  penyakit heterogen yang memiliki karakteristik inflamasi


kronik saluran napas, ditandai dengan riwayat gejala pernapasan
seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang
bervariasi dalam waktu dan intensitas, disertai variasi hambatan
aliran udara ekspirasi.
Karakteristik Asma
Gejala respirasi seperti mengi, sesak, batuk, dan dada terasa berat:
• Pasien (terutama dewasa) merasakan lebih dari satu gejala
• Gejala umumnya memberat di malam atau awal pagi hari
• Gejala bervariasi menurut waktu dan intensitas
• Gejala dicetuskan oleh infeksi (flu), aktivitas fisik, pajanan alergen, perubahan
cuaca, tertawa, iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau menyengat.
Alur Diagnostik Asma
Derajat Kontrol Asma
Sejauh mana manifestasi asma dapat diamati pada pasien, atau telah dikurangi atau dihilangkan dengan
pengobatan
Penilaian Severitas Asma
• Asma ringan : asma yang terkontrol dengan baik dengan ICS-
formoterol saja bila dibutuhkan, atau dengan kontroler maintenance
intensitas rendah seperti ICS dosis rendah, leukotriene receptor
agonist atau chromones.
• Asma sedang : asma yang terkontrol dengan baik menggunakan ICS-
LABA dosis rendah atau sedang
• Asma berat : asma yang tetap tidak terkontrol meskipun telah
diperikan terapi optimum dengan ICS-LABA dosis tinggi atau yang
harus mendapatkan ICS-LABA dosis tinggi untuk mencegah kondisi
asma tidak terkontrol
Management Asma
Tujuan jangka panjang managemen asma:
• Mencapai kontrol asma yang baik dan mempertahankan aktivitas normal
pasien
• Mengurangi risiko mortalitas terkait asma, eksaserbasi, keterbatasan aliran
udara persisten, dan efek samping obat
Managemen Asma
• Penilaian kontrol gejala, faktor risiko individual, dan komorbid pasien
• Tatalaksana untuk mencegah eksaserbasi asma dan mengontrol gejala
• Obat-obatan : direkomendasikan kontroler yang mengadung ICS. Reliever yang digunakan bila
dibutuhkan adalah ICS-formoterol dosis rendah (lebih disarankan) atau SABA
• Tatalaksana factor risiko yang dapat dimodifikasi dan komorbid
• Gunakan terapi non-farmakologi dan strategi yang sesuai
• Mengajarkan kemampuan dasar dan self-management asma
• Informasi tentang asma
• Cara menggunakan inhaler
• Kepatuhan berobat
• menulis asthma action plan
• Self-monitoring gejala dan/atau peak flow
• Cek kesehatan teratur
Kategori Obat-obatan Asma
• Controller : mengandung ICS dan digunakan untuk mengurangi
inflamasi jalan napas, mengontrol gejala, dan menurunkan risiko
eksaserbasi dan penurunan fungsi paru.
• Reliever : digunakan pasien sebagai pelega untuk menghilangkan
gejala bila dibutuhkan, termasuk selama perbutukan atau eksaserbasi
• Add-on terapi : diperimbangkan untuk pasien yang masih memiliki
gejala peristen dan/atau eksaserbasi meskipun telah mendapat terapi
controller yang optimal dan modifikasi faktor risiko
Asma Eksaserbasi

Asma Eksaserbasi  Episode dengan karakteristik


peningkatan progresif gejala sesak napas, batuk, mengi, atau
rasa berat didada, dan penurunan fungsi paru secara progresif.

Eksaserbasi biasanya muncul sebagai respon dari pajanan agen eksternal seperti infeksi virus
pada saluran pernapasan atas, serbuk sari, polusi dan/atau kurang patuh dalam memakai
obat kontroler, namun sebagian pasien mengalaminya tanpa terpapar faktor-factor tersebut.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko asma yang mengancam
jiwa

• Riwayat asma nyaris fatal yang membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik.
• Dirawat di RS atau masuk IGD karena asma dalam satu tahun terakhir
• Sedang menggunakan atau baru saja berhenti menggunakan kortokosteroid oral
• Tidak sedang menggunakan ICS
• Penggunaan SABA berlebihan, terutama menggunakan lebih dari 1 canister salbutamol sebulan.
• Kurang patuh dalam menggunakan ICS dan/atau kurang patuh dalam menulis asthma action plan
• Riwayat penyakit psikotik atau masalah psikososial
• Riwayat alergi makanan pada asma
• Beberapa komorbid seperti pneumonia, DM, dan aritmia berhubungan dengan peningkatan
risiko kematian pasca rawatan RS untuk eksaserbasi
Asma – COPD Overlap (ACO)

Asma dan PPOK merupakan kondisi heterogen dengan karakteristik obstruksi saluran napas.
Masing-masing dapat mempunyai pola yang berbeda untuk munculan klinis yang overlap,
termasuk perbedaan pola inflamasi dan perbedaan mekanisme yang mendasari.

Tumpang tindih asma-PPOK (TAP) merupakan terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan
pasien dengan hambatan aliran udara yang persisten bersama dengan tampilan klinis yang
konsisten pada asma dan PPOK
Penilaian dan Managemen Pasien dengan Gejala Pernapasan
Kronis

• # Riwayat dan Penilaian Klinis


• # Spirometri
• # Pemilihan terapi inisial
• # Rujuk ke spesialis jika dibutuhkan
BAB III
KESIMPULAN
• Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas, yang dapat
didiagnosis melalui riwayat gejala pernapasan yang bervariasi dalam
waktu dan intensitas serta adanya keterbatasan aliran udara ekspirasi
yang bervariasi
• Manajemen asma dilakukan perlu dilakukan untuk mengontrol gejala,
mencegah mortalitas, eksaserbasi, keterbatasan aliran udara peristen
dan efek samping obat.
• Obtruksi saluran napas berupa TAP dapat muncul pada satu pasien
dan diterapi sebagai asma
GLOBAL INITIATIVE FOR
CHRONIC OBSTRUCTIVE
LUNG DISEASE (GOLD) 2021
PPOK
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan
adanya hambatan aliran udara yang persisten karena abnormalitas saluran nafas
atau alveolar yang diakibatkan oleh terpapar partikel atau gas berbahaya.
PREVALENSI

PPOK PENYEBAB
KEMATIAN KE-3 DI
DUNIA

> 3 JUTA ORANG


MENINGGAL KARENA
PPOK
ETIOLOGY, PATHOBIOLOGY AND PATHOLOGY OF COPD LEADING
TO AIRFLOW LIMITATION AND CLINICAL MANIFESTATIONS

1. Merokok : cigarette, rokok tembakau tipe lain : pipe, cigar,


water pipe, dan marijuana
2. Polusi udara ruangan : dari bakaran kayu, bakar saat
memasak dengan ventlasi buruk
3. Paparan kerja : debu organik dan inorganik, agen kimia
4. Polusi udara luar : berkontribusi pada beban total paru-
paru dari partikel yang dihirup
5. Faktor genetik : defisiensi alfa-1 antitrypsin (AATD)
6. Usia & jenis kelamin: penuaan dan jenis kelamin wanita
7. Pertumbuhan dan perkembangan paru : BBLR, infeksi
respiratory
8. Status ekonomi : kemiskinan
9. Asma
10.Bronkritis kronik
11.Infeksi
DIAGNOSIS
• Gejala : dispnea, batuk
kronik, produksi sputum

• Riwayat terekspose faktor


risiko

• Post-broncodilator
FEV1/FVC <0,70 →
menegaskan adanya
hambatan aliran udara
Penilaian PPOK

1. Menilai gejala pasien

2. Menilai derajat keparahan melalui kelainan spirometry

3. Menilai risiko eksaserbasi

4. Menentukan komorbiditas
Menilai Gejala
Menilai derajat keparahan dari kelainan spirometry
Menilai risiko eksaserbasi
 Dinilai dari riwayat eksaserbasi dan spirometry

 Dua kali eksaserbasi atau lebih dalam satu tahun terakhir atau FEV1 <50% dari
nilai prediksi merupakan indikator risiko tinggi

 Perburukan keterbatasan aliran udara dikaitkan dengan peningkatan prevalensi


eksaserbasi dan risiko kematian

 Perawatan di rumah sakit karena eksaserbasi PPOK dikaitkan dengan prognosis


yang buruk dengan peningkatan kematian.
Terapi Farmakologi
Terapi Non Farmakologi
EKSASERBASI PPOK
Kejadian yang kompleks dan biasanya berhubungan dengan peningkatan
inflamasi saluran pernafasan, peningkatan produksi mukus, dan
terperangkapnya udara.

Perubahan-perubahan ini menyebabkan peningkatan dyspnea yang merupakan


kunci dari kejadian eksaserbasi.
KLASIFIKASI EKSASERBASI PPOK

MILD MODERATE SEVERE


Bronkodilator kerja singkat SABDs ditambah dengan Pasien memerlukan
(SABDs) antibiotik dan/atau perawatan di rumah sakit
kortikosteroid oral atau lansung datang ke IGD.
Eksaserbasi yang berat dapat
juga dikaitkan dengan gagal
nafas akut.
TAMPILAN KLINIS EKSASERBASI
PPOK •RR = 20 – 30x/menit
•Tanpa bantuan otot pernapasan
Tanpa Gagal Napas •Tanpa perubahan status mental
•Hipoksemia membaik
•Tanpa peningkatan PaCO2

•RR >30x/menit
•Menggunakan bantuan otot pernapasan
Gagal Napas Akut •Tanpa perubahan status mental
•Hipoksemia membaik
•Hiperkarbia/peningkatan PaCO2(50-60 mmHg)

•RR >30x/menit
Gagal Napas Akut (Mengancam •Menggunakan bantuan otot pernapasan
Nyawa) •Perubahan status mental
•Hipoksemia tidak membaik
•Hiperkarbia/peningkatan PaCO2(>60 mmHg)
MANAJEMEN PENATALAKSANAAN PPOK
EKSASERBASI DI LAYANAN PRIMER

Pasien Terapi O2
Indikasi Rawat inap
eksaserbasi rawat inap
datang ke IGD

Penilaian
Penanganan di
IGD
Indikasi Rawat Inap
Tatalaksana Farmakologis

Bronkodilator

Kortikosteroid

Antibiotik
Tiga kelas obat yang paling umum digunakan untuk
eksaserbasi PPOK
 Bronkodilator
• β2 agonis kerja singkat yang dihirup dengan atau tanpa antikolinergik → terapi inisial
eksaserbasi
• Cara penggunaan: Metered Dose Inhalers (MDI) dengan atau tanpa spacer atau
Nebulizer

 Glukokortikoid
• Penggunaan glukokortikoid sistemik pada eksaserbasi PPOK mempersingkat lama
penyembuhan dan memperbaiki fungsi paru (FEV1)
• Prednisone 40 mg setiap hari selama 5 hari
• Prednisolone oral atau IV
• Budesonide nebu
 Antibiotik
• Antibiotik harus diberikan kepada pasien dengan eksaserbasi PPOK yang memiliki tiga
gejala kardinal:
▪ Peningkatan dispnea
▪ Peningkatan volume dahak
▪ Peningkatan purulensi sputum
• Atau dua gejala kardinal jika purulensi dahak adalah salah satunya
• Atau memerlukan ventilasi mekanik (invasif atau noninvasif)
• Direkomendasikan 5-7 hari
• Pengobatan empiris awal → Aminopenicillin, asam klavulanat, makrolida, atau
tetrasiklin
PROGNOSIS EKSASERBASI PPOK
Prognosis jangka panjang setelah rawat inap  buruk  mortalitas
dalam 5 tahun 50%
Komorbid PPOK
1. Penyakit Kardiovaskular
2. Osteoporosis
3. Ansietas dan depresi
4. Kanker paru
5. DM
6. GERD
7. Bronkiektasis
Kesimpulan
Penatalaksanaan pada PPOK berdasarkan kepada penilaian pada PPOK yaitu
menilai gejala pasien, menilai derajat keparahan melalui kelainan spirometri,
menilai resiko eksaserbasi dan menentukan komorbiditas.

Eksaserbasi PPOK diartikan sebagai perburukan akut dari gejala-gejala saluran


pernapasan yang memerlukan terapi tambahan. Penyakit ini dapat dipicu oleh
beberapa faktor. Penyebab paling utama adalah infeksi sistem pernapasan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai