Preseptor :
dr. Afriani, Sp.P(K)
dr. Oea Khairsyaf, Sp.P(K)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Asma merupakan masalah kesehatan global yang dapat memengaruhi
segala usia. Sebanyak 1-18% populasi dunia menderita asma.
• Berbagai Negara mengalami beban kesehatan berupa kematian dan
rawat inap akibat asma.
• Tahun 1993 kerja sama antara National Heart, Lung, and Blood Institute
dan WHO membentuk Global Initiative for Asthma (GINA) dengan
tujuan:
• Meningkatkan kesadaran akan asma
• Meningkatkan pencegahan dan pengelolaan asma melalui upaya bersama oleh
semua orang yang terlibat di semua layanan dan kebijakan kesehatan untuk
mengurangi prevalensi, morbiditas , dan mortalitas asma.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Asma
Eksaserbasi biasanya muncul sebagai respon dari pajanan agen eksternal seperti infeksi virus
pada saluran pernapasan atas, serbuk sari, polusi dan/atau kurang patuh dalam memakai
obat kontroler, namun sebagian pasien mengalaminya tanpa terpapar faktor-factor tersebut.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko asma yang mengancam
jiwa
• Riwayat asma nyaris fatal yang membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik.
• Dirawat di RS atau masuk IGD karena asma dalam satu tahun terakhir
• Sedang menggunakan atau baru saja berhenti menggunakan kortokosteroid oral
• Tidak sedang menggunakan ICS
• Penggunaan SABA berlebihan, terutama menggunakan lebih dari 1 canister salbutamol sebulan.
• Kurang patuh dalam menggunakan ICS dan/atau kurang patuh dalam menulis asthma action plan
• Riwayat penyakit psikotik atau masalah psikososial
• Riwayat alergi makanan pada asma
• Beberapa komorbid seperti pneumonia, DM, dan aritmia berhubungan dengan peningkatan
risiko kematian pasca rawatan RS untuk eksaserbasi
Asma – COPD Overlap (ACO)
Asma dan PPOK merupakan kondisi heterogen dengan karakteristik obstruksi saluran napas.
Masing-masing dapat mempunyai pola yang berbeda untuk munculan klinis yang overlap,
termasuk perbedaan pola inflamasi dan perbedaan mekanisme yang mendasari.
Tumpang tindih asma-PPOK (TAP) merupakan terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan
pasien dengan hambatan aliran udara yang persisten bersama dengan tampilan klinis yang
konsisten pada asma dan PPOK
Penilaian dan Managemen Pasien dengan Gejala Pernapasan
Kronis
PPOK PENYEBAB
KEMATIAN KE-3 DI
DUNIA
• Post-broncodilator
FEV1/FVC <0,70 →
menegaskan adanya
hambatan aliran udara
Penilaian PPOK
4. Menentukan komorbiditas
Menilai Gejala
Menilai derajat keparahan dari kelainan spirometry
Menilai risiko eksaserbasi
Dinilai dari riwayat eksaserbasi dan spirometry
Dua kali eksaserbasi atau lebih dalam satu tahun terakhir atau FEV1 <50% dari
nilai prediksi merupakan indikator risiko tinggi
•RR >30x/menit
•Menggunakan bantuan otot pernapasan
Gagal Napas Akut •Tanpa perubahan status mental
•Hipoksemia membaik
•Hiperkarbia/peningkatan PaCO2(50-60 mmHg)
•RR >30x/menit
Gagal Napas Akut (Mengancam •Menggunakan bantuan otot pernapasan
Nyawa) •Perubahan status mental
•Hipoksemia tidak membaik
•Hiperkarbia/peningkatan PaCO2(>60 mmHg)
MANAJEMEN PENATALAKSANAAN PPOK
EKSASERBASI DI LAYANAN PRIMER
Pasien Terapi O2
Indikasi Rawat inap
eksaserbasi rawat inap
datang ke IGD
Penilaian
Penanganan di
IGD
Indikasi Rawat Inap
Tatalaksana Farmakologis
Bronkodilator
Kortikosteroid
Antibiotik
Tiga kelas obat yang paling umum digunakan untuk
eksaserbasi PPOK
Bronkodilator
• β2 agonis kerja singkat yang dihirup dengan atau tanpa antikolinergik → terapi inisial
eksaserbasi
• Cara penggunaan: Metered Dose Inhalers (MDI) dengan atau tanpa spacer atau
Nebulizer
Glukokortikoid
• Penggunaan glukokortikoid sistemik pada eksaserbasi PPOK mempersingkat lama
penyembuhan dan memperbaiki fungsi paru (FEV1)
• Prednisone 40 mg setiap hari selama 5 hari
• Prednisolone oral atau IV
• Budesonide nebu
Antibiotik
• Antibiotik harus diberikan kepada pasien dengan eksaserbasi PPOK yang memiliki tiga
gejala kardinal:
▪ Peningkatan dispnea
▪ Peningkatan volume dahak
▪ Peningkatan purulensi sputum
• Atau dua gejala kardinal jika purulensi dahak adalah salah satunya
• Atau memerlukan ventilasi mekanik (invasif atau noninvasif)
• Direkomendasikan 5-7 hari
• Pengobatan empiris awal → Aminopenicillin, asam klavulanat, makrolida, atau
tetrasiklin
PROGNOSIS EKSASERBASI PPOK
Prognosis jangka panjang setelah rawat inap buruk mortalitas
dalam 5 tahun 50%
Komorbid PPOK
1. Penyakit Kardiovaskular
2. Osteoporosis
3. Ansietas dan depresi
4. Kanker paru
5. DM
6. GERD
7. Bronkiektasis
Kesimpulan
Penatalaksanaan pada PPOK berdasarkan kepada penilaian pada PPOK yaitu
menilai gejala pasien, menilai derajat keparahan melalui kelainan spirometri,
menilai resiko eksaserbasi dan menentukan komorbiditas.