Anda di halaman 1dari 52

GLOBAL INITIATIVE FOR ASTHMA (GINA) 2023 AND

GLOBAL FOR CHRONIC OBSTRUCTIVE LUNG DISEASE


(GOLD) 2023

Oleh:
Nanda Fuji Lestari 1810313047

Preseptor:
dr. Russilawati, Sp.P (K)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Asma adalah suatu penyakit inflamasi
kronik saluran pernafasan yang dapat terjadi pada
semua kelompok umur, penyakit ini menyebabkan
gejala seperti adanya wheezing, nafas yang
memendek, dan batuk.
Gejala asma dapat dapat sembuh dengan
sendirinya, dengan bantuan pengobatan atau
bahkan dapat tidak muncul selama berminggu-
minggu hingga bulan. Namun pasien dapat
sewaktu-waktu mengalami serangan (eksaserbasi)
yang dapat mengancam nyawa hingga
menyebabkan peningkatan angka kesakitan.
Asma merupakan penyakit yang umum dijumpai,
sekitar 1-18% populasi dari berbagai negara menderita asma.
Penyakit kronis ini dapat dicetuskan oleh beberapa hal seperti
olahraga, paparan alergen atau zat iritan, pengaruh perubahan
cuaca atau adanya infeksi pernafasan yang disebabkan oleh virus.

Melihat perkembangan penyakit asma, pada tahun


1993, National Heart, Lung, and Blood Institute dan WHO
berkolaborasi menghasilkan Global Strategy for Asthma
Management and Prevention dan disempurnakan menjadi Global
Intiative For Asthma (GINA) yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran,pencegahan, dan pengelolaan terhadap asma.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah suatu penyakit saluran nafas yang
ditandai dengan gejala respirasi yang persisten dan keterbatasan aliran udara yang
disebabkan oleh kelainan jalan nafas dan atau alveolar yang disebabkan oleh paparan
partikel/gas berbahaya yang signifikan dan dipengaruhi oleh faktor host seperti paru-
paru yang abnormal.
Penyakit ini merupakan penyakit yang umum, dapat dicegah dan ditatalksana
dengan gejala yang paling sering muncul adalah dyspnea, batuk dengan atau tanpa
dahak. Faktor resiko yang paling sering menyebabkan PPOK ini adalah adanya riwayat
merokok ataupun paparan lingkungan seperti asap kendaraan dan polusi udara.
PPOK merupakan salah satu dari tiga
teratas penyebab kematian di dunia dan 90%
kematian tersebut terjadi di negara berkembang,
serta lebih dari 3 juta orang mati pada tahun
2012 akibat PPOK.
Pada tahun 2001, National Heart, Lung,
and Blood Institute dan WHO mengeluarkan
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease (GOLD) yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, pencegahan dan
pengelolaan terhadap PPOK.
Asma dan PPOK memiliki eksaserbasi, hal ini menjadi faktor yang
mempengaruhi mortalitas dan morbiditas penderita, sehingga diperlukannya
manjemen yang tepat dalam mengatasinya.
Oleh karena itu, CSS ini dibuat untuk lebih memahami manajemen terkait
asma dan PPOK sesuai guideline GLobal Initiative For Asthma (GINA) dan Global
Initiative For Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD).
Pendahuluan • Tujuan Penulisan: Memahami serta menambah pengetahuan
tentang manajemen asma perburukan dan eksaserbasi serta
diagnosis dan terapi awal asma dan PPOK
• Batasan Masalah: Mengenai manajemen asma perburukan
dan eksaserbasi serta diagnosis dan terapi awal asma dan
PPOK
• Metode Penulisan: Metode tinjauan pustaka dengan
mengacu pada GINA 2023 dan GOLD 2023
BAB II
Tinjauan Pustaka
• Asma adalah penyakit heterogen yang biasanya
ditandai dengan inflamasi jalan napas kronik.
Definisi dan Deskripsi
Asma • Anamnesis gejala respirasi: wheeze, sesak napas,
dada terhimpit, dan batuk yang bervariasi dari segi
waktu maupun intensitas, bersamaan dengan
keterbatasan aliran udara ekspirasi.
• Berkaitan dengan jalan napas yang hiperresponsif
terhadap stimulus langsung maupun tidak
langsung.
Fenotip Asma

• Asma alergi
• Asma nonalergi
• Asma onset dewasa
• Asma dengan keterbatasan aliran
udara persisten
• Asma dengan obesitas
Diagnosis Inisial Asma
Modifikasi Faktor • Berhenti merokok
Risiko • Perhatikan aktivitas fisik/olahraga
• Riwayat lingkungan kerja
• Hindari alergen indoor/outdoor/makanan/obat
• Perbanyak konsumsi buah dan sayur
• Strategi pengendalian emosi
• Menurunkan BB pada pasien obesitas
Asma dan COVID-19

• Lanjutkan pengobatan asma seperti biasa


• Hindari penggunaan nebulizer
• Vaksinasi COVID-19 masih
direkomendasikan
Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit


yang umum ditemukan, dapat dicegah dan dapat diobati,
dengan karakteristik berupa gejala respiratorik yang persisten
dan terbatasnya aliran udara yang disebabkan oleh
abnormalitas jalan napas dan alveolus karena paparan terhadap
partikel/gas beracun serta perkembangan paru yang
abnormal.
Faktor Risiko
• Merokok Tembakau
• Polusi Udara dalam Ruangan
Salah satu dari tiga penyebab utama kematian • Eksposur dalam Pekerjaan
seluruh dunia
• Polusi Udara Luar
• Faktor Genetik
• Usia & Jenis Kelamin
• Pertumbuhan & Perkembangan Paru
• Status Sosioekonomi
90% terjadi di negara • Asma & Hiperreaktifitas Sal. Napas
berpenghasilan • Bronkitis Kronik
menengah-rendah • Infeksi
Diagnosis dan Asesmen PPOK

Konfirmasi
Dispneu, batuk/produksi PPOK
sputum kronik, riwayat
infeksi sal. napas bawah
berulang
Curiga PPOK Konfirmasi aliran udara terbatas
persisten

Faktor risiko
Uji Spirometri
FEV1/FVC < 0.70
post bronkodilator
Pemeriksaan Tambahan
• Alpha-1-antitrypsin deficiency (AATD) screening – < 20% kadar normal sebagai faktor genetic
PPOK
• Pencitraan – menyingkirkan diagnosis diferensial dan mencari komorbid
• Volume paru dan kapasitas difusi – karakterisasi tingkat keparahan PPOK
• Oximetri dan analisis gas darah – menentukan kebutuhan terapi oksigen suplemental
• Uji latihan dan asesmen aktivitas fisik – menentukan status Kesehatan dan prognosis penyakit
• Skor komposit (BODE) – menentukan tingkat survival
• Biomarker (eosinofil) – pengawasan terapi
Asesmen PPOK

Aspek yang dipertimbangkan •Tujuan : menentukan tingkat keterbatasan aliran


1. Tingkat keparahan keterbatasan aliran udara udara, pengaruh penyakit terhadap status
kesehatan pasien, dan risiko kejadian di masa
2. Tingkat gejala depan (seperti eksaserbasi, rawatan rumah sakit,
atau kematian), untuk menentukan dan mengawasi
3. Riwayat Eksaserbasi terapi.
4. Komorbid
Terapi Preventif &
Maintenance PPOK
• Berhenti Merokok
• Vaksin
• Terapi Farmakologis (Bronkodilator dan
Antiinflamasi)
• Rehabilitasi, Edukasi, dan Self-management
• Perawatan Suportif, Paliatif, Akhir-hidup,
Rumah Sakit
• Bantuan Oksigen dan Ventilator
• Intervensi Bedah
Tatalaksana
PPOK Stabil
1. Identifikasi dan mengurangi paparan faktor risiko
2. Terapi
Tujuan Farmakologis
: mengurangi gejala,
meningkatkan toleransi latihan dan
3. kesehatan,
status Terapi Non-farmakologis
serta mengurangi
risiko dengan mencegah progresivitas
4. Monitor
penyakit, eksaserbasidan follow up
dan mortalitas.
• Mild (Ringan) – diterapi hanya menggunakan
Tatalaksana short-acting bronchodilator (SABD)
Eksaserbasi PPOK • Moderate (Sedang) – diterapi dengan SABD
Eksaserbasi : Perburukan ditambah antibiotic dan/atau kortikosteroid oral
akut dari gejala • Severe (Berat) – pasien harus dirawat di rumah
respiratorik yang sakit/ masuk IGD. Berkaitan dengan gagal
membutuhkan
tatalaksana tambahan
napas
Eksaserbasi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, terutama infeksi
saluran napas
Tujuan tatalaksana eksaserbasi : menghindari efek
samping buruk eksaserbasi dan mencegah komplikasi

SABD yang direkomendasikan adalah SABA. Kortikosteroid sistemik dapat


meningkatkan fungsi paru dengan durasi terapi tidak boleh melebihi 7 hari

Ventilasi mekanik sebagai bantuan napas harus dilakukan pertama kali


pada pasien dengan gagal napas akut tanpa kontraindikasi absolut
PPOK dan Komorbid
• Penyakit Kardiovaskular
• Osteoporosis
Prinsip terapi :
• Depresi/Ansietas
• PPOK dan komorbid harus tetap
• GERD ditatalaksana sesuai standar
• Bersifat sederhana & menghindari
polifarmasi
PPOK
dan
COVID-
19
BAB III
KESIMPULAN
• Asma adalah penyakit heterogen yang biasanya ditandai dengan inflamasi jalan napas
kronik.
• Gejala asma seperti wheeze, sesak napas, dada terhimpit, dan batuk yang bervariasi dari
segi waktu maupun intensitas, bersamaan dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi.
• Asma eksaserbasi adalah suatu episode yang ditandai dengan peningkatan progresifitas
gejala sesak nafas, batuk, mengi atau rasa berat di dada dan penurunan progresif fungsi
paru.
• Pengobatan pada asma umumnya menggunakan SABA/LABA, prednison dan oksigen,
serta terpenting menghindari faktor pencetus dan faktor resiko
• Penyakit Paru Obstruktif (PPOK) adalah
penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan
diobati ditandai dengan hambatan aliran
udara yang persisten, proresif dan
berhubungan dengan peningkatan respon
inflamasi kronis di paru terhadap partikel
dan gas berbahaya.
• Eksaserbasi PPOK merupakan suatu
perburukan akut dari gejala saluran
pernafasan yang memerlukan terapi
tambahan dengan penyebab utama adalah
infeksi sistem pernafasan.
• Terapi pada PPOK adalah obat berupa
bronkodilator, kortikosteroid, dan antibiotik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai