Anda di halaman 1dari 4

PERTIP REFERAT PARU

1. Bagaimana perbedaan PPOK dengan ASMA ?


 Asma merupakan penyakit pernapasan yang ditandai dengan radang kronik
saluran napas akibat hiperresponsivitas jalan napas yang
bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan dan gejala yang timbul
bersifat episodik. Penderita asma biasanya disertai dengan riwayat alergi
seperti gatal hidung, bersin, hidung mampet, gatal bila terkena debu atau udara
dingin serta gatal atau kemerahan setelah makan makanan tertentu. Asma
biasanya terjadi pada usia muda seperti anak-anak sehingga masalah ini dapat
mengganggu aktivitas bersekolah anak-anak yang menderita asma.

Penyakit paru obstruktif kronik merupakan reaksi radang kronik saluran napas
akibat terpajan zat kimia, biasanya berupa gas, hingga terjadi gangguan
pernapasan yang bersifat tidak sepenuhnya reversible.  Reaksi radang kronik
ini berlangsung progresif (semakin lama semakin berat) terutama bila
penyebab radang tidak disingkirkan. Radang saluran napas ini biasanya
disebabkan oleh kebiasaan merokok dan menghirup gas buang industri atau
kendaraan. Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh kelainan produksi enzim α-
1antitripsin dan biasanya terjadi pada penderita PPOK sebelum usia tua.

Penyakit asma dan PPOK adalah dua penyakit pernapasan yang berbeda tetapi
keduanya merupakan penyakit paru obstruktif. Penyakit paru obstruktif yaitu
penyakit paru dengan gangguan aliran udara keluar masuk paru. Kedua
penyakit ini memiliki gejala serangan (eksaserbasi) yang hampir sama yaitu
sesak dan kadang disertai dengan suara mengi (wheezing) pada saat bernapas
atau awamnya disebut bengek. Keluhan ini perlu ditelusuri lebih lanjut untuk
membedakan sesak disebabkan oleh asma atau oleh PPOK. Tabel 1
merangkum perbedaan keluhan yang timbul pada asma dan PPOK.

Tabel 1. Perbedaan antara Asma dengan PPOK


 
Asma PPOK
Usia mulai timbul Usia muda, di bawah 30 Usia tua, di atas 45 tahun
gejala tahun
Batuk Malam hari, kering, terutama Pagi hari, banyak dahak
saat eksaserbasi hampir setiap hari
Sesak Lebih berat pada malam hari Tidak berhubungan dengan
dan hilang timbul terutama waktu, semakin lama semakin
saat eksaserbasi berat, berhubungan dengan
aktivitas
Faktor risiko Alergi Rokok
Riwayat keluarga Umum ditemukan Tidak khas
dengan keadaan
serupa
2. Apa edukasi yang dapat diberikan pada pasien PPOK ?
 Non-farmakologis
- Berhenti merokok: hal yang paling menentukan perjalanan alami PPOK
1. konseling
2. terapi penggantian nikotin (permen kart nikotin, inhaler, nasal spray,
transdermal patch, tablet sublingual, atau lozenge)
- Pencegahan paparan polutan okupasional
- Kurangi paparan polusi dalam ruangan (ventilasi dapur harus baik) dan
luar ruangan (kurangi keluar ruangan jika sedang polusi).
- Rehabilitasi: program latihan fisik esensial untuk pasien kelompok B, C,
D. Program rehabilitasi setidaknya selama 6 minggu agar efektif.
a. Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien
pada pasien dan keluarganya secara lengkap.
b. Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan
keluarga pasien
c. Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan
lingkungan rumah.
d. Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang
bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada penyakit infeksi
paru.
3. Apa saja komplikasi yang dapat disebabkan oleh PPOK ?
 Komplikasi yang dapat tejadi pada PPOK adalah:
a. Gagal nafas
• Gagal nafas kronis
Dapat diatasi dengan menjaga keseimbangan PO2 dan PCO2, bronkodilator
adekuat, terapi oksigen yang adekuat terutama waktu aktivitas atau waktu
tidur, antioksidan, latihan pernapasan dengan pursed lips breathing.
• Gagal nafas akut pada gagal nafas kronis, ditandai oleh sesak nafas dengan
atau tanpa sianosis, sputum bertambah dan purulen, demam, kesadaran
menurun.
b. Infeksi berulang
Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk
koloni kuman, hal ini memudahkan terjadinya infeksi berulang. Pada kondisi
kronis ini imunitas menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar
limfosit darah
4. Bagaimana hubungan merokok dengan PPOK ? dan apakah ada
perbedaan perokok ringan, sedang, dan berat terhadap terjadinya
PPOK?
 asap rokok  partikel noxius saluran pernapasan, mengendap, terakumulasi
pada lapisan mukus yang melapisi mukosa bronkus menghambat aktivitas
silia pergerakan cairan yang melapisi mukosa ↓ menimbulkan iritasi pada
sel mukosa yang melebar dan terjadi hiperplasia selgoblet sampai produksi
mukus berlebih  menimbulkan infeksi serta menghambat proses
penyembuhanmerupakan siklus terjadinya hipersekresi mukus maka yang
terjadi adalah batuk kronis yang produksi sputum. (partikel noxius juga
menyebabkan rusaknya dinding alveolar  PPOK)
 perokok berat dan sedang memiliki resiko PPOK 8 kali lebih besar
dibandingkan perokok ringan.
5. Kapan dikatakan PPOK eksaserbasi akut ? apakah TT nya sama ?
 Eksaserbasi PPOK didefinisikan sebagai kejadian akut yang dicirikan dengan
perburukangejala pernapasan pasien melebihi variasi normal hari ke hari dan
mengakibatkan berubahnyatatalaksana. (Global Initiative for Chronic
Obstructive Lung Disease – Revised 2011)Penyebab tersering dari eksaserbasi
adalah infeksi saluran pernapasan (virus atau bakteri).Adanya sputum purulen
saat eksaserbasi merupakan indikasi untuk memulai pemberianantibiotik
empiris.Pemeriksaan penunjang:
Darah Perifer Lengkap: dapat terjadi polisitemia atau perdarahan
Tes kimia darah: melihat adanya ketidakseimbangan elektrolit, diabetes
Analisis gas darah: melihat adanya gagal napas
EKG: melihat komorbiditas jantung
Foto X-Ray dada: menyingkirkan diagnosis bandingSpirometri tidak
direkomendasikan saat eksaserbasi karena sulit dilakukan dan hasilnya kurang
akurat.Penatalaksanaan:
Oksigen
Bronkodilator: inhalasi short-acting beta2-agonist dengan atau tanpa short-
acting anticholinergics
Kortikosteroid sistemik: 30-40 mg prednisolon per hari selama 10-14 hari
Antibiotik pada pasien dengan:
- peningkatan sesak
- peningkatan volume sputum
- peningkatan purulensi sputum
Terapi suportif: sesuai kondisi klinis pasien. Keseimbangan cairan, nutrisi
cukup, berhentimerokok, pengobatan komorbiditas.
Rawat inap, indikasi:
- peningkatan intensitas gejala secara jelas
- penderita PPOK berat
- Awitan gejala/tanda baru
- Eksaserbasi tidak membaik dengan penatalaksanaan medis awal
- Adanya komorbiditas yang berat
- Eksaserbasi sering
- Usia lanjut
- Dukungan rumah/keluarga tidak cukup

Anda mungkin juga menyukai