Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis didapatkan keterangan bahwa pasien datang ke IGD RSU Cut

Meutia Aceh Utara dengan keluhan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu namun

memberat sudah 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit , sesak dirasakan sepanjang

hari, makin memberat saat aktivitas dan tidak hilang saat istirahat, sesak dirasakan

semakin lama semakin memberat. Pasien sebelumnya tidak pernah merasakan hal

yang sama seperti saat ini.

Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak selama 5 bulan terakhir dan

memberat selama 3 hari terakhir pasien mengatakan dahak berwarna putih ada bercak

darah, saat batuk terasa nyeri dada.Pada 3 hari terakhir batuk dirasakan memberat dan

dirasakan setiap saat. Bersamaan dengan gejala itu, pasien juga mengalami keringat

malam hari,keringat malam hari dirasakan sudah lebih dari 2 bulan. Keringat

dirasakan setiap hari tanpa dipengaruhi cuaca.Pasien juga mengeluhkan badan lemas

dan nafsu makan yang menurun sehingga pasien mengatakan berat badannya

mengalami penurunan.Pasien juga mengeluhkan sesekali mual dan nyeri perut

dirasakan pasien. .

Keluhan tersebut sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa selain

gejala respiratorik, pasien dengan TB seperti batuk lebih dari 3 minggu disertai sesak

nafas dan nyeri dada juga mengeluhkan gejala sistemik seperti anoreksia, keringat

malam hari, serta penurunan berat badan. Beberapa literatur menyebutkan bahwa

33
34

keluhan pada pasien TB juga dapat disertai dengan koinfeksi yang terjadi sehingga

gejala respiratorik seperti batuk berdahak, rhonki dan wheezing juga dapat

ditemukan.13,14

Pada alloanamnesis diketahui bahwa anggota keluarga tidak ada yang

mengalami keluhan seperti yang pasien rasakan. Keluarga dan pasien sendiri

mengaku tidak pernah diimunisasi sejak lahir. Pasien juga berasal dari golongan

ekonomi menengah kebawah. Hasil anamnesis tersebut dapat mendukung penegakan

diagnosis TB pada pasien ini, sesuai dengan teori bahwa riwayat kontak, imunisasi,

dan kondisi sosial ekonomi menjadi faktor resiko yang dapat dipertimbangkan.19

Berdasarkan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi

nadi 89x/menit, frekuensi napas 29x/menit, suhu 36,7°C. Pemeriksaan fisik

didapatkan bentuk dada normal, fremitus normal, sonor dan suara napas vesikuler dan

didapatkan suara napas tambahan berupa rhonki dikedua basal paru. Hal ini sesuai

dengan literatur yang disampaikan pada bab sebelumnya bahwa temuan klinis pada

pasien TB sangat bervariasi, sangat tergantung kepada luas lesi dan tingkat keparahan

yang terjadi.

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12,1 g/dL, leukosit 18,82

ribu/mm3, trombosit 508 ribu/mm3 KGDS 79 g/dL. Hasil ini tidak spesifik untuk

menggambarkan infeksi mycobacterium tuberculosa. Dari foto toraks di dapatkan

kesan foto toraks bayangan berawan bagian suprahiler lobus sinistra , konsolidasi
35

homogen, terdapat garis fibrosis dan bintik kalsifikasi, kedua sudut costophrenicus

tajam, tampak tanting pada bagian diafragma dextra dan cor tampak normal. Hasil ini

mendukung penegakan diagnosis Tuberkulosis sesuai literatur yang telah dipaparkan

pada bab sebelumnya.

Tatalaksana yang telah dilakukan pada pasien adalah dengan pemberian

nutrisi dan hidrasi yang cukup melalui pemberian cairan serta pemberian oksigen 02

2-4 l/i, tatalaksana sesuai dengan keluhan seperti pemberian antihistamin yaitu

cetirizine untuk mengurangi rasa gatal pada tenggorokan , N-Acetylsistein untuk

mengatasi batuk pada pasien, antibiotik diberikan sebagai pengobatan suportif serta

pemberian OAT Kategori 3 tablet sehari untuk mengatasi penyakit utama pasien.

Anda mungkin juga menyukai