Anda di halaman 1dari 9

Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta


Desember 2021
NY. LH DENGAN PNEUMONIA BAKTERIAL : LAPORAN KASUS

MRS. LH WITH BACTERIAL PNEUMONIA


Sevtyana Indra Sutisna*, Fathan Mustafid*, Ratna Lusiawati**

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Profesi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

**Dokter Spesialis Paru, RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo

ABSTRAK

Pneumonia merupakan peradangan paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit), tidak termasuk pnemonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Angkat
kejadian penumonia lebih serint terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 jta
orang setiap tahunnya. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2%, sedangkan tahun 2013 adalah 1,8%.
Peningkatan kasus pneumonia terutama pada usia lanjut dengan angka kematian penumonia secara
umum sekitar 10%. Gejala yang muncul pada pneumonia diantaranya demam, batuk kering dan sesak
atau kesulitan bernapas. Penegakkan diagnosis pneumonia berdasarkan anamnesis mengenai gejala
klinis yang timbul pada pasien, ditermukan suara rhonki pada pemeriksaan fisik, dan gambaran
radiologis dada yang merujuk pada gambaran penumonia. Tatalaksana kasus pneumonia adalah
diagnosis dini dan segera memulai dengan pemberian antibiotik yang tepat. Sampai saat ini terapi
pneumonia hanya mengandalkan antibiotik.

Keywords: Pneumonia Bakterial, Rontgen Thoranks PA, Antibiotik

ABSTRACT

Pneumonia is an inflammation of the lungs caused by microorganisms (bacteria, viruses, fungi,


parasites), excluding pneumonia caused by Mycobacterium tuberculosis. The incidence of pneumonia
is more common in developing countries. Pneumonia affects about 450 million people every year.
Based on RISKESDAS data in 2018, the prevalence of pneumonia based on the diagnosis of health
workers was around 2%, while in 2013 it was 1.8%. The increase in pneumonia cases, especially in
the elderly, with pneumonia mortality rates in general is around 10%. Symptoms of pneumonia
include fever, dry cough and shortness of breath or difficulty breathing. The diagnosis of pneumonia
is based on anamnesis regarding the clinical symptoms that arise in the patient, rhonchi sounds on
physical examination, and chest radiographs that refer to the pneumonia picture. Management of
pneumonia cases is an early diagnosis and prompt initiation of appropriate antibiotics. Until now,
pneumonia therapy has only relied on antibiotics.

Keyword : Bacterial Pneumonia, PA Thoranx X-ray, Antibiotics

ISSN : 2721-2882 93
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021

Pendahuluan

Pneumonia..merupakan..peradangan..p keluhan utama sesak napas sejak 1 hari


aru- sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan
paru..yg..disebabkan..oleh..mikroorganisme lain yang diraksakan adalah batuk pileh sejak
(bakteri, virus, jamur, parasit), tidak termasuk 2 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
pnemonia yang disebabkan oleh Pasien sebelumnya telah mengobati..batuk
Mycobacterium tuberculosis. Angkat kejadian pileknya dengan obat Alpara 1x yang
penumonia lebih sering terjadi di negara dibelinya di apotek, tetapi keluhan tidak
berkembang..Pneumonia menyerang sekitar berkurang dan dahak tidak keluar..keluhan
450 jta orang setiap tahunnya. Berdasarkan demam (-), mual (-), muntah (-), disangkal.
data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien
pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga tidak merasakan pusing maupun nyeri kepala.
kesehatan yaitu sekitar 2%, sedangkan tahun
2013 adalah 1,8%. Peningkatan kasus Pasien..sebelumnya..belum..pernah..m

pneumonia terutama pada usia lanjut dengan engalami..keluhan serupa.

angka kematian penumonia secara umum Riwayat..penyakit..terdahulu seperti asma,

sekitar 10%. Gejala..muncul..pada pneumonia bronkhitis, PPOK disangkal. Pasien..mengakui

diantaranya demam, batuk kering dan sesak memiliki alergi pada debu yang

atau kesulitan bernapas. Penegakkan diagnosis menyebabkannya bersin-bersin dan suhu

pneumonia berdasarkan anamnesis mengenai dingin yang menyebabkan pasien hidung

gejala klinis yang timbul pada pasien, tersumbat. Pasien juga memiliki riwayat

ditermukan suara rhonki..pada..pemeriksaan penyakit maagh dan asam lambung yang

fisik, dan gambaran radiologis dada yang langsung sembuh dengan pemberian obat.

merujuk pada gambaran Riwayat penyakit keluarga pasien yaitu

penumonia..pengobatan pada kasus pneumonia sinusitis diakui pada ayah dan adik pasien,

adalah dengan pemberian antibiotik yang serta hipertensi pada ibu pasien. Riwayat

tepat. Sampai saat..ini terapi pneumonia hanya penykait paru lain seperti bronkhitis, asma,

mengandalkan antibiotik. PPOK disangkal.

Ilustrasi Kasus Pasien merupakan ibu rumah tangga


dan tinggal bersama suami serta ketiga
Pasien an. Ny. LH usia 38 tahun anaknya. Suami pasien bekerja sebagai
datang ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pedagang dan penghasilannya cukup untk
pada tanggal 12 September 2021 dengan memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

ISSN : 2721-2882 94
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Suami pasien suka merokok ketika berada di golongan darah A, rhesus positif. Pemeriksaan
rumah. Tempat tinggal pasien berada di tengah kimia klinik menunjukkan GDS 114 mg/dL,
sawah, dengan kandang sapi berada 50 meter Ureum 21,1 mg/dL, Creatinin 0,60 mg/dL,
dibelakang rumah. Suami pasien sering SGOT 21,74 U/L, SGPT 12,0 U/L, Albumin
membakar kotoran sapi pada sore hari untuk 4,4 g/dL. Pemeriksaan elektrolit menunjukkan
obat anti nyamuk, dan asap pembakaran dapat Natrium 137,3 mmol/L, Kalium 3,45 mmol/L,
tercium hingga ke rumah. Chlorida 106,6 mmol/L. Pemeriksaan
Coagulasi menunjukkan D-Dimer 0,41 mg/L
Keadaan umum pasien tampak sesak, FEU (410,00 mg/L FEU). Pemeriksaan
kesadaran compos mentis, tekanan darah Pemeriksaan seroimunologi menunjukkan
154/112 mmHg, nadi 131x/menit, respiratory HBSAg rapid non-reaktif dan ANTI HIV non-
rate 28x/menit, suhu 36,2oC dan SpO2 91%. reaktif. Pada pemeriksaan Rapid test SARS
Pada pemeriksaan fisik kepala kesan normal, Cov-2 menunjukkan non-reaktif. Pada
pada mata konjungtiva tidak anemis dan pupil pemeriksaan Rontgen Thorax menunjukkan
tidak ada masalah. Telinga, hidung, dan mulut gambaran bronkopneumonia bilateral dan
tidak ada masalah. Leher ridak ada cardiomegali.
pembesaran getah bening dan tidak ada
peningkatan JVP. Dada tidak ada kelainan, Berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik
namun pada respirasi pasien merasa sesak dan penunjgan pasien didiagnosis awal dengan
napas yang disertai dengan batuk. Pada Obs. Dyspnea. Terapi yang diberikan saat
pemeriksaan fisik thoraks secara auskultasi pasien berada di IGD O2 3 lpm via nasal canil,
terdengar suada dasar vesikler (+/+), rhonki Inf. Asering drip soluvit 16 tpm makro/hari,
(+/+), wheezing (-/-). Jantung kesan normal. Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam, Inj. Levofloxacin
Pemeriksaan fisik abdomen tampak supel, 750 mg/24 jam, Inj. Vitamin C 1.000 mg/24
tidak didapatkan nyeri tekan, dan bising usus jam, Inj. Ranitidin/12 jam, Inj. Metamizol/8
terdenger reguler. Tidak terdapat edema pada jam, Inj. Dexametasone /8 jam, Sucralfate
kedua ekstremitas. syrup 3xC1, OBH syrup 3xC1. Pasien
dipindahkan ke bangsal.
Pada pemeriksaan penunjang EKG
menunjukkan gambaran Sinus Arrythmia. Hari kedua observasi pada tanggal 13
Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan September 2021, pasien mengatakan sesak
3
Leukosit 12,4 x 10 /uL, Eritrosit 4.25 x sedikit berkurang tetapi masih batuk dan pilek.
106/uL, Hemoglobin 14,1 g/dL, Hematokrit Keadaan umm pasien tampak baik, kesadaran
3
44,1%, Trombosit 341 x 10 /uL, Neutrofil kompos mentis, tekanan darah 123/84 mmHg,
74,3%, Limfosit 8,5%, Eusinofil 9,10%. nadi 90x/menit, respiratory rate 22x/menit,
Pemeriksaan golongan darah menunjukkan suhu 36,4oC, dan SpO2 99%, terpasang nasal

ISSN : 2721-2882 95
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
canul 99%. Pemeriksaan fisik thoraks secara Pamol 3x1 tab, Glyceryl Guaiacolate 3x100
auskultasi terdengar suara dasar vesikuler mg, Ambroxol 3x½ tab, Cetirizine 3x1/5 tab.
(+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-). Terapi
dilanjutkan seperti hari pertama dan rencana Pembahasan

rontgen thoraks ulang Selasa sore (14 Telah dirawat seorang perempuan atas
September 2021). nama Ny. LH usia 38 tahun di bangsal
Cempaka Atas RSUDI Ir. Soekarno Sukoharjo
Hari ketiga observasi pada tanggal 14
dengan diagnosis awal Obs. Dysnea dan
September 2021, pasien mengatakan sesak
diagnosis akhir Pnemonia Bacterial. Diagnosis
sudah berkurang, sedikit batuk dan tidak pilek.
pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
Keadaan umm pasien tampak baik, kesadaran
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
kompos mentis, tekanan darah 122/82 mmHg,
penunjang.
nadi 80x/menit, respiratory rate 20x/menit,
suhu 36,2oC, dan SpO2 100%, terpasang nasal Pada anamnesis didapatkan sesak
canul 3 LPM. Pemeriksaan fisik thoraks secara napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
auskultasi terdengar suara dasar vesikuler (SMRS). Keluhan lain yang dirasakan adalah
(+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-). Terapi batuk pileh sejak 2 hari sebelum masuk rumah
dilanjutkan seperti hari pertama dan rencana sakit (SMRS). Keluhan demam (-), mual (-),
rontgen thoraks ulang sore ini. muntah (-), disangkal. BAB dan BAK dalam
batas normal. Pasien tidak merasakan pusing
Hari keempat observasi pada tanggal
maupun nyeri kepala.
15 September 2021, pasien mengatakan sudah
tidak sesak, tidak batuk dan tidak pilek. Pada pemeriksaan penunjang EKG
Keadaan umm pasien tampak baik, kesadaran menunjukkan gambaran Sinus Arrythmia.
kompos mentis, tekanan darah 130/86 mmHg, Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan
nadi 81x/menit, respiratory rate 20x/menit, Leukosit 12,4 x 103/uL, Eritrosit 4.25 x
suhu 36,5oC, dan SpO2 98%, napas spontan. 106/uL, Hemoglobin 14,1 g/dL, Hematokrit
Pemeriksaan fisik thoraks secara auskultasi 44,1%, Trombosit 341 x 103/uL, Neutrofil
terdengar suara dasar vesikuler (+/+), rhonki 74,3%, Limfosit 8,5%, Eusinofil 9,10%.
(+/+), wheezing (-/-). Terapi dilanjutkan Pemeriksaan golongan darah menunjukkan
seperti hari pertama. golongan darah A, rhesus positif. Pemeriksaan
kimia klinik menunjukkan GDS 114 mg/dL,
Pasien diperbolehkan pulang dengan
Ureum 21,1 mg/dL, Creatinin 0,60 mg/dL,
diagnosis akhir Pneumonia Bacterial perbaikan
SGOT 21,74 U/L, SGPT 12,0 U/L, Albumin
dan diberikan terapi Cefixim 2x200 mg,
4,4 g/dL. Pemeriksaan elektrolit menunjukkan
Azithromicin 1x500 mg, Omeprazole 2x1 tab,
Natrium 137,3 mmol/L, Kalium 3,45 mmol/L,

ISSN : 2721-2882 96
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Chlorida 106,6 mmol/L. Pemeriksaan Mycoplasma pneumonia, C. Pneumonia
Coagulasi menunjukkan D-Dimer 0,41 mg/L dan Pneumocytis.
FEU (410,00 mg/L FEU). Pemeriksaan
3. Pneumonia..virus..adalah..pneumonia..yan
Pemeriksaan seroimunologi menunjukkan
g..disebabkan..oleh..virus..seperti..Virus
HBSAg rapid non-reaktif dan ANTI HIV non-
parainfluenza, Virus influenza,
reaktif. Pada pemeriksaan Rapid test SARS
Adenovirus, Respiratory Syncytial Virus
Cov-2 menunjukkan non-reaktif. Pada
(RSV) dan Cytomegalovirus. SARS-CoV-
pemeriksaan Rontgen Thorax menunjukkan
2 adalah sesuatu jenis virs yang bisa
gambaran bronkopneumonia bilateral dan
menyebabkan pneumonia. Pneumonia
cardiomegali.
akibat COVID-19 bisa juga..menyebabkan
komplikasi berbahaya, salah
Diskusi
satunya..adalah Acute Respiratory Distress
Definisi Syndrome (ARDS).

Pneumonia..merupakan..peradangan..p 4. Pneumonia jamur..adalah pneumonia


aru- akbat..infeksi sekunder, tertama pada
paru..yang..disebabkan..oleh..mikroorganisme( penderita dengan daya tahan..tubuh..lemah
bakteri, virus, jamur, parasit), (Immunocompromised).
tidak..termasuk..pnemonia..yang..disebabkan..
Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan
oleh..Mycobacterium tuberculosis.
epidemioligi yaitu,

Klasifikasi
1. Pneumonia..Komunitas..(Community
Acqired
Klasifikasi pneumonia berdasarkan penyabab
Pnemonia)..adalah..pneumonia..infeksius..
yaitu,
pada

1. Pneumonia bakterial/tipikal adalah bakteri seseorang..yang..tidak..menjalani..rawat..i

yang dapat terjadi pada semua usia. nap di rumah sakit.

Bakteri yang 2. Pneumonia Nosokomial (Hospitalized


biasanya..menyerang..pada..yaitu..Streptoc Acquired Pneumonia) adalah pneumonia
occus..pneumonia,Haemofilus..influenza,d yang diperoleh selama perawatan di rumah
an Pneumococcus. sakit atau sesudahnya, bisa disebabkan

2. Pneumonia atipikal adalah pneumonia penyakit lain atau prosedur.

yang disebabkan oleh Mycoplasma 3. Pneumonia Aspirasi..disebabkan


Organisme atipical yang biasanya oleh..aspirasi oral dan juga bahan dari
menyerang yaitu..Chlamidia..trachomatis, lambung, baik ketika makan atau..setelah

ISSN : 2721-2882 97
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
muntah. Hasil inflasi pada paru yaitu batuk dan/atau kesulitan bernapas
tidak..merupakan infeksi tetapi dapat ditambah minimal salah satu hal berikut ini
menjadi infeksi yaitu,
karna..bahan..teraspirasi..yang mungkin
mengandung bakteri aerobic atau a. Kepala terangguk-angguk

penyebab..lain dari pneumonia. b. Pernapasan cuping hidung

4. Pneumonia pada Immunocompromised c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke


adalah pneumonia yang terjadi pada dalam
penderita yang mempnyai daya tahan
d. Foto dada menunjukkan gambaran
tubuh lemah.
pneumonia
Klasifikasi pneumonia berdasarkan predileksi
Selain itu terdapar juga tanda berikut ini,
infeksi terbagi menjadi,
a. Napas cepat
1. Pneumonia
1) Anak umus < 2 bulan : ≥ 60
Lobaris..melibatkan..seluruh..atau..satu
kali /menit
bagian besar dari satu atau lebih lobus.
Bila kedua paru terkena, maka dikenal 2) Anak umus 2-11 bulan : ≥ 50
sebagai pneumonia..bilateral. kali /menit

2. Pneumonia..Lobularis (Bronkopneumonia) 3) Anak umus 1-5 tahun : ≥ 40


terjadi pada ujung akhir..bronkiolus, yang kali /menit
tersumbat oleh eksudat
4) Anak umus ≥ 5 tahun : ≥ 30
mukoprulen..untuk..membentuk..bercak..k
kali /menit
onsolidsi..dalam lobus yang..berada
b. Suara merintih pada bayi
didekatnya.
c. Pada auskultasi terdengar:
3. Pnemonia Interstisial merupakan
proses..inflamasi..yang..terjadi..di..dalam.. 1) Crackles (Rhonki)
dinding..alveolar (interstitium) 2) Suara pernapasan menurun
dan..jaringan peribronkial serta
3) Suara pernapasan bronkovesikuler
interlobular.
sampai bronkial

Dalam keadaan yang sangat berat dapat


Gejala Klinis dijumpai,

Manifestasi klinik pneumonia berdasarkan


a. Tidak dapat makan/minum atau
World Health Organization (WHO) (2005)
memntahkan semuanya

ISSN : 2721-2882 98
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
b. Kejang, letergis atau tidak sadar Pasien dengan pemberian antibiotik
parenteral..dapat..diganti ke oral segera setelah
c. Sianosis
ada perbaikan klinis. Antibiotik sesuai dengan
d. Distress pernapasan berat
bakteri patogen dapat diberikan setelah hasil
Tatalaksana kultur tersedia, jika bakteri gram (-)..dicurigai
sebagai kuman penyebab, pemberian antibiotik
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan
dapat..dilanjutkan (sampai 21 hari).
pengobatan supportif. Pemberian antibiotik
sebaiknya Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa
berdasarkan..data..mikroorganisme..dan..hasil.. dengan riwyat pemakaian antibiotik 3 bulan
uji..kepekaannya.Terapi..empiris..dapat..diberi sebelumnya dapat diberikan..makrolid
kan..hingga..didapatkan..data..mikroorganisme baru..(Klaritomisin, Azitromisin).
.
Pasien dengan faktor komorbid..seperti
Terapi antimikroba harus dimulai gagal jantng, diabetes melitus, alkoholik,
sesegera mungkin setelah diagnosis keganasan, kondisi
pneumonia dapt ditegakkan. Pasien pneumonia imunosupresif..atau..mempunyai riwayat
yang dirawat diberikan..antibiotik dalam anitbiotik 3 bulan sebelumnya..dapat diberikan
waktu..8 jam sejak masuk rumah..sakit (< 4 Fluorokuinolon respirasi (Levofloksasin 750
jam akan menurunkan angka kematian). mg, Moksifloxacin) atau..β-laktam +
Makrolid.
Pemberian antibiotik dilakukan secara empiris
karena, Analisis Kasus

1. Penyakit yang berat dapat mengancam Pada kasus ini, pasien datang ke
jiwa IGD..dengan..keluhan..sesak..napas..dan..batu

2. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi k..pilek.

belum tentu sebagai penyebab pneumonia Pasien..telah..mencoba..mengobati..batuk..pile


knya..dengan Alpara 1 kali,
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan
tetapi..keluhan..tidak kunjung berkurang dan
waktu
dahak tidak keluar. Pada terapi..di IGD pasien
Karakteristik..farmakokinetik..dan..farmak diberikan..antibiotic Ceftriaxone dan
odinamik..antibiotik menentukan hasil..dari Levofloxacin diberikan bersamaan
terapi terhadap infeksi pernapasan. Pemberian karena..belum diketahui..bakteri apa yang
antibiotik harus segera di mulai, dilanjutkan menginfeksi dari paru-paru pasien dengan
dengan total 7-10 hari pada pasien yang tujuan agar mengeradikasi bakteri penyebab
menunjukkan respons dalam 72 jam pertama. infeksi. OBH..syrup..digunakan untk
ISSN : 2721-2882 99
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
meredakan..batuk berdahak dengan..cara
bekerja sebagai ekspektoran yang membantu
mengeluarkan dahak. Omeprazole
merupakan..golongan obat PPI..dimana
membuat produksi asam lambung berkurang.
Pasien..juga..diberikan..ranitidin..untuk..menur
unkan..produksi asam..lambung. Selain itu,
diberikan..Metamizol..sebagai..antianalgetik..d
an antipiretik sebagai pereda
nyeri..sekaligus..mencegah demam..ketika
terjadi infeksi. Dexamethasone termasuk ke
dalam golongan obat kortikosteroid yang
berguna untuk mengurangi peradangan pada Gambar 2. Foto Rontgen Thoraks PA
paru..selain terapi tersebut juga diberikan infus
asering..untuk menjaga..balance cairan dan O2 (12 September 2019)

3 LPM agar sesak dari pasien teratasi. Pada


Pada 14 September 2021, pasien ini dilakukan
saat..dibangsal terapi pasien bsa
pemeriksaan foto rotgen thoraks PA ulang
dilanjutkan..hingga hari keempat. Terapi O2
untuk melihat perkembangan kondisi pasien.
dihentikan..pada..hari..keempat
ketika..keluhan..sesak..pasien..telah..hilang.

Pemeriksaan Foto Rontgen Thoraks

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan


foto rontgen thoraks PA untuk menyingkirkan
penyakit pari lainnya yang juga dapat
menyebabkan keluhan sesak dan batuk seperti
infeksi paru. Dari foto rontgen thoraks PA 12
September 2021 pada pasien ini didapatkan
gambaran bronkopneumonia bilateral dan
cardiomegali.

Gambar 2. Foto Rontgen Thoraks PA

(14 September 2019)

ISSN : 2721-2882 100


Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Dari foto rontgen thoraks PA Penegakkan diagnosis pneumonia berdasarkan
didapatkan gambaran bronkopneumonia anamnesis mengenai gejala klinis yang timbul
bilateral membaik dan besar cor normal pada pasien, ditermukan suara rhonki pada
dibandingkan dengan pemeriksaan foto pemeriksaan fisik, dan gambaran radiologis
rontgen thoraks PA pada 12 September 2021. dada yang merujuk pada gambaran
Hasil ini menunjukkan pneumonia pada pasien penumonia. Tatalaksana kasus pneumonia
ini diakibatukan oleh infeksi bakteri, bukan adalah diagnosis dini dan segera memulai
virus, karena terdapat perbaikan pada dengan pemberian antibiotik yang tepat.
gambaran radiologis. Sampai saat ini terapi pneumonia hanya
mengandalkan antibiotik.
Pemeriksaan EKG
Daftar Pustaka
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan
EKG yang menunjukkan gambaran sinus Grief, Samuel N., Loza, Julie K. Guidelines
for the Evaluation and Treatment of
arrythmia. Pneumonia. Primary Care Clinic Office
Practice. 2018; 45 (1) : 485-503

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).


Pneumonia COVID-19 – Diagnosis &
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI,
2020.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).


Perhimpuan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Outbreak Penumonia di Tiongkok. Jakarta
PDPI: 2020.

Reviono. Pneumonia – Adakah tempat untuk


pemberian antiinflamasi. Surakarta: UNS
Press, 2017

World Health Organization (WHO). Revised


Gambar 1. EKG (12 September 2019) WHO classification and treatment of
childhood pnemonia at healt fasilities –
Evidence Summaries. Switzerland: WHO;
Kesimpulan
2015.

Pneumonia merupakan peradangan


paru-paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit), tidak termasuk pnemonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

ISSN : 2721-2882 101

Anda mungkin juga menyukai