Tumiur Gultom1, Syahmi Edi2, Frens Silaban3, Arvandi Sagala4, Jesika Gultom5
1,2,3
Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan, 4Mahasiswa S1 Prodi Biologi, Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Medan, 5Mahasiswa S2 Prodi Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Korespondensi Penulis:
Tumiur Gultom,
Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan,
Jl. William Iskandar Ps. V, Kenangan Baru, Kec.Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Email: tumiurgultom@unimed.ac.id
1. PENDAHULUAN
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai
keanekaragaman hayati yang spesifik dan endemik. Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)
adalah salah satu jenis rempah yang pemanfaatannya masih digunakan sampai sekarang sebagai
komoditas primer (Siswadi, 2002). Andaliman termasuk famili rutaceae yang bermanfaat sebagai
bumbu kuliner khas masyarakat Batak (Sinaga, 2019).
Pada awalnya andaliman adalah tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar hutan yang dijumpai
di Sumatera Utara. Namun saat ini sudah ada yang membudidayakan contohnya di Taman Eden 100,
kecamatan Lumban Julu. Belakangan ini informasi lokasi tumbuh andaliman semakin diketahui dan
rata rata ada sekitar 1000-2000 pohon di satu lokasi. Produksi andaliman kira kira 7-10 kg / tahun
pada tanaman dewasa. Selain lokasi tumbuhnya yang beragam, jenis andaliman juga beragam sesuai
penamaan di beberapa lokasi.
Selain itu penyebab lain dari berkurangnya populasi andaliman ialah diakibatkan sulitnya
biji andaliman untuk berkecambah walaupun kondisi tempat tumbuh yang sudah optimal. Bibit yang
di mamfaatkan masyarakat lokal berasal dari hutan, Masyarakat lokal juga membudidayakan
andaliaman hanya sekedar dengan sistem pekarangan, dikarenakan sulitnya bibit andaliman untuk
dibudidayakan. Rata rata petani menanam andaliam 1-5 batang (Batubara, 2018).
Spesies endemik juga peka terhadap perubahan iklim, dalam beberapa studi ditemukan
terkonsentrasi pada area dengan iklim yang stabil. Sehingga penting untuk memahami perbedaan
karakeristik spesies endemik dengan spesies lain dengan tujuan pengembangan strategi konservasi
2. METODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara yaitu di Kabupaten
Samosir (Desa Salaon Dolok), Kabupaten Dairi (Desa Parbuluan VI), Kabupaten Humbang
Hasundutan (Pollung Siria ria), Kabupaten Toba (Lumban Julu, Silaen, Aek Unsim) dan Kabupaten
Simalungan (Jandi Raya). Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuary 2020 hingga Maret 2021.
2.2. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian adalah dengan melakukan survey lokasi kebeberapa daerah di Kawasan
Danau Toba. Lalu mengamati morfologi andaliman berdasarkan ciri ciri pembedanya. Adapun
prosedurnya dari persebaran jenis andaliman yaitu menentukan jenis andaliman yang ditemukan
dibeberapa wilayah di Kawasan Danau Toba.
A B
C D
4. KESIMPULAN
Jenis andaliman yang ditemukan di kawasan Danau Toba terdiri dari 4 jenis andaliman yaitu
jenis Simanuk, Sihorbo, Sikoreng dan Silokot. Persebaran andaliman jenis Simanuk ditemukan di
Salaon Dolok, Parbuluan VI, Pollung, Lumban Julu, Silaen dan Aek Unsim. Untuk Andaliman jenis
Sihorbo ditemukan di Salaon Dolok. Andaliman jenis Sikoreng ditemukan di Salaon Dolok, Pollung,
Lumban Julu, Silaen dan Jandi Raya. Andaliman jenis Sikoreng ditemukan Di Salaon Dolok,
Pollung, Lumban Julu, Silaen dan Jandi Raya.
REFERENSI
Batubara, M.S., Ginting, N., Arlaji, R. (2018). Bimbingan Iptek dan Pelatihan Proses Perkecambahan Biji
Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) di Desa Sitatoit. Jurnal Pengabdian Masyrakat,
1(3):133-141.
Lumbann Raja, R. & Hartana, A. (2017). Variasi Morfologi Andaliman (Zanthoxylum Acantopodium DC) di
Sumatera Utara. Floribunda, 5(7):258-266
Siahaan, L., Hilwan, I., & Setiawan, Y. (2018). Spatial Distribution Of Andaliman Potential Habitat
(Zanthoxylum acanthopodium DC.) in Samosir Island, North Sumatera. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya
Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 9(4), 861–871.
Simbolon, W.I. (2018). Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Tanaman Andaliman
(Zanthoxylum acantopodium DC.) di Beberapa Kabupaten Sumatera Utara. Jurnal agroekoteknologi, 6
(4): 745-756.
Sinaga, R. & Prasetyo, H. (2019). Upaya Memperpanjang Masa Simpan Andaliman (Zanthoxylum
Acantopodium DC) Studi Kasus Desa Bandar Huta Usang Kabupaten Dairi. Agroteknosains, 2(2): 39-
45.
Siswadi, I. (2002). Mempelajari Aktivitas Anti Mikroba Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) Terhadap Mikroba Patogen dan Perusak Makanan. Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Sumiati,Y.2010. Identifikasi Morfologi Tanaman Jeruk Kacang (Cittrus NobilisL) di Kenagarian Kacang Kab.
Solok: Skripsi Pertanian UniversitasAndalas, Padang.