TINJAUAN PUSTAKA
Jeruk siam merupakan bagian kecil dari sekian banyak spesies jeruk yang
sudah dikenal dan dibudidayakan secara luas. Jeruk siam merupakan anggota dari
kelompok jeruk keprok yang memiliki nama ilmiah Citrus nobilis. Memiliki nama
jeruk siam karena jeruk ini berasal dari Siam (Thailand). Di Thailand, jeruk siam
diberi nama Som Kin Wan. Sampai saat ini, belum ada data resmi mengenai kapan
dan di mana jeruk siam pertama kali di datangkan di Indonesia. Akan tetapi, ada
daerah yang mempunyai catatan yang cukup tentang kisah awal masuknya jeruk siam
asalnya seperti: jeruk siam Pontianak, siam Simadu, siam Garut, siam Palembang,
siam Jati Barang dan lain-lain. Dari berbagai nama tersebut, jeruk siam Pontianak dan
Macam-macam jeruk siam tersebut tidak jauh berbeda satu dengan lainnya.
Perbedaannya biasanya dalam hal warna kulit, keharuman dan rasa yang sedikit
Tempat penanaman yang berbeda tentunya mempunyai karakteristik faktor alam yang
komersial mempunyai tinggi antara 2.5 s.d 3.0 m. Pohon tersebut biasanya berasal
dari perbanyakan vegetatif (cangkokan atau okulasi). Untuk pohon yang berasal dari
6
7
okulasi, tingginya ditentukan oleh jenis batang bawah yang digunakan. Jeruk siam
sekitar 272.5 cm, lingkaran batang 16.8 cm, dan lebar tajuk sekitar 197.5 cm.
memiliki tinggi sekitar 267.5 lingkar batang 31.9 cm, dan lebar tajuk 217.5 cm.
Kebanyakan varietas jeruk siam memiliki bentuk dan ukuran daun yang bisa
di bedakan dari jenis jeruk lainnya. Bentuk daunnya oval dan berukuran sedikit lebih
besar dari jeruk keprok Garut. Ukuran daunnya sekitar 7.5 cm x 3.9 cm dan memiliki
sayap daun kecil yang berukuran 0.8 x 0.2 cm. Ujung daunnya agak terbelah,
sedangkan bagian pangkalnya meruncing. Urat daunnya menyebar sekitar 0,1 cm dari
tepi daun. Antara batang dengan daun dihubungkan oleh tangkai daun dengan
panjang sekitar 1.3 cm. Tanaman jeruk siam biasanya berbunga sekitar bulan
September s.d Nopember. Bentuk dan warna bunganya cukup menarik. Ukuran
bunga kecil dan mungil dengan warna putih segar. Bentuk buahnya bulat dengan
Jeruk siam memiliki ciri khas yang tidak dimiliki jeruk keprok lainnya karena
mempunyai kulit yang tipis sekitar 2 mm, permukaannya halus dan licin, mengkilap
serta kulit menempel lebih lekat dengan dagingnya. Dasar buahnya berleher pendek
dengan puncak berlekuk. Tangkai buahnya pendek, dengan panjang sekitar 3 cm dan
berdiameter 2.6 mm. Biji buahnya berbentuk ovoid, warnanya putih kekuningan
dengan ukuran sekitar 20 biji. Daging buahnya lunak dengan rasa manis dan harum.
Produksi buah cukup berat dengan bobot berat perbuah sekitar 75.6 g. Satu pohon
8
rata-rata menghasilkan sekitar 7.3 kg buah. Panen biasanya dapat dilakukan pada
Untuk pertumbuhan yang baik, jeruk siam memerlukan iklim dan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Jeruk siam dapat tumbuh dengan
baik di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 700 m dpl (di atas permukaan
berpengaruh jelas terhadap rasa. Penanaman di atas 900 dpl menyebabkan rasa buah
indonesia. Dominasi pertanaman jeruk siam adalah sekitar 85% dari seluruh
pertanaman jeruk yang ada di indonesia, diikuti oleh jeruk keprok sebesar 8%, jeruk
pamelo 55% dan jenis jeruk lainnya sebesar 3% . Produksi jeruk siam Indonesia
merupakan yang ke 3 terbesar di dunis setelah China dan Spanyol, sedang jeruk
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Tanaman jeruk siam dapat tumbuh pada ketinggian tempat sampai 1400 meter
serta rasa buah. Daerah penanaman jeruk siam sebaiknya menerima penyinaran
matahari antara 50 s.d 60 % dengan perbedaan suhu siang dan malam lebih dari 10
%. Keadaan udara yang lembab akan lebih banyak menimbulkan serangan hama
Iklim yang sesuai untuk penanaman jeruk siam adalah iklim tipe B dan C
berdasarkan penggolongan Smith dan Ferguson. Iklim tipe B memiliki 7-9 bulan
basah dan 2 s.d 3 bulan kering, sedangkan tipe C memiliki 5 s.d 6 bulan basah dan 2
s.d 4 bulan kering. Idealnya pada iklim ini curah hujan berkisar 1500 mm/tahun, serta
Tanaman jeruk mengkehendaki tanah yang gembur, subur dengan keadaan air
tanah yang dangkal tapi tidak tergenang. Dengan demikian penanaman tanaman jeruk
pada lahan yang miring akan lebih baik dibanding tanah yang datar. Tanah yang
bersifat porous adalah kurang baik (Barus, 1992). Sentra jeruk di Indonesia tersebar
di Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula
diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku lagi
(Deptan, 2012).
10
dijumpai dan dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Bahkan
beberapa jenis jeruk tersebut telah menjadi unggulan daerah maupun nasional seperti
jeruk manis Pacitan dari daerah Pacitan, Jawa Timur, jeruk manis Waturejo dari Jawa
Tengah, keprok Soe dari Nusa Tenggara Timur, Keprok Batu 55 dari Batu, Jawa
Timur. Siam Madu, Keprok Maga, dan Beras Sitepu dari Medan, Sumatra Utara,
Siam Pontianak dari Kalimantan Barat dan Pamelo Nambangan, Sri Nyonya, serta
Magetan dari Magetan, JawaTimur (Martasari dan Mulyanto, 2008). Jeruk yang
dikenal sebagai jeruk siam ini memiliki ciri antara lain buahnya berwarna hijau
Berat tiap buah sekitar 75.6gr. Bagian ujung buah berlekuk dangkal. Daging buahnya
bertekstur lunak dan mengandung banyak air dengan rasa manis yang segar. Setiap
Daging Buah Jeruk merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Jus jeruk
mengandung asam askorbat 20 s.d 60 mg per 100 ml. Vitamin lain yang tak kalah
penting adalah vitamin A, tiamin, niasin, riboflavin, asam pantotenat, biotin, asam
folat, inositol, dan tokoferol. Kandungan vitamin A berkisar antara 250-420 IU,
tiamin 70-120 μg, asam folat 1.2 μg, dan inositol 135 mg setiap 100ml jus (BB Pasca
panen, 2009). Jeruk dan kerabatnya termasuk ke dalam famili Rutaceae yang meliputi
banyak genera, terdiri dari 7 sub famyli dan 130 genus (Roy dan Goldschmidt, 1996).
Sub famili tersebut masih dibagi dalam beberapa rumpun dan anak rumpun. dasarnya,
Jarak tanam merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
satuan luas. Jarak tanam atau kerapatan tanaman merupakan bagian dari teknik
bercocok tanam yang perlu diperhatikan secara serius agar pemanfaatan sumber daya
lahan dapat digunakan secara maksimal. Selain itu untuk mendapatkan hasil yang
Pada sistem bercocok tanam, apa bila kerapatan tanaman (jumlah populasi)
melebihi batas optimum, maka akan terjadi hambatan pertumbuhan tanaman akibat
persaingan dengan tanaman lain. Semakin dekat jarak makin hebat pula
Pola tanam adalah urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun (Purba,
2008) yang secara umum dapat dibedakan menjadi pola tanam monokultur
Dalam pola tanam dilakukan pengelolaan lahan sempit dengan pendekatan pertanian
terpadu, ramah lingkungan dan menganggap semua hasil tanaman merupakan produk
Analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut yang
bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah efek atau dampak dalam
perekonomian dalam lingkup yang lebih luas. Dalam analisis finansial, yang
diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari
semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian
secara keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa
Sebenarnya analisis ekonomi ini juga merupakan analisis finansial, hanya saja
perbedaan. Dalam analisis ekonomi, variable harga yang dipakai adalah harga
bayangan ( shadow price), sedangkan dalam analisis finansial, variable harga yang
(Soekartawi, 1995).
menanamkan sebuah investasi. NPV juga merupakan perbedaan di antara nilai pasar
investasi dan biaya yang dikeluarkan. Discounted cash flow valuation adalah proses
penilaian investasi melalui tingkat diskonto cash flow pada masa datang, untuk
mengintepretasikan kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari hasil perhitungan NPV.
13
Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilakukan, sebaliknya jika negatif maka
investasi ditolak atau tidak layak. Menurut Sofyan (2002), NPV adalah nilai netto
sekarang dari dana yang diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan
besarnya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan
proyek yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka proyek
itu akan mengalami kerugian. Rumus yang digunakan dalam perhitungan net present
value yaitu
n
Bt Ct
NPV (1 i )
t 0
t
Ko
Dimana:
NPV = Nilai sekarang netto
Bt = Benefit
Ct = Cost
n = Umur ekonomis
t = Tahun, mulai tahun 1 (pertama)
Ko = Modal pada tahun 0.
Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode NPV
b. Apabila NPV < 0, maka usahatani jeruk siam tidak layak dilakukan.
Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total
dari biaya bersih. Net benefit/cost ratio menunjukan manfaat bersih yang diperoleh
14
setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Semua aliran biaya dan manfaat
selama umur ekonomis, diukur dengan nilai uang sekarang, artinya dilakukan
discount nilai dikemudian hari dengan suatu discount factor. Benefit Cost Ratio atau
B/C ratio disebut juga dengan istilah “profitability index”. Selama B/C ratio ≥ 1 maka
usulan proyek dapat diterima, tetapi apabila sebaliknya maka usulan proyek tersebut
harus ditolak (Cahyosatrio, 2014). Rumus yang digunakan dalam perhitungan net
Untuk Bt – Ct > 0
Untuk Bt – Ct < 0
Dimana:
a) Net B/C Ratio > 1, maka usahatani jeruk siam layak dilaksanakan.
b) Net B/C Ratio < 1, maka usahatani jeruk siam layak atau tidak dapat
dilakukan.
c) Net B/C Ratio = 1, maka usahatani jeruk siam impas antara biaya dan
atau tidak.
nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari
suatu usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh secara otomatis ditanamkan
kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan
diberi bunga selama sisa umur usaha. Sebuah investasi layak jika nilai IRR melebihi
tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga
tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR
harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan
investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan 2002: 178). Rumus yang digunakan untuk
NPV1
IRR = i1 ( )(i2 i1 )
NPV1 NPV2
Dimana:
2. Payback period
cash flow yang dapat menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan. Teknik ini
digunakan untuk menentukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu
akan kembali jika alternatif aliran kas (CF) yang didapat dari usaha yang diusulkan
itu akan kembali, maka alternatrif usulan usaha yang memberikan masa yang
perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih
catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri) Rumus yang digunakan
initial investment b
PP = atau PP = t +
cash in flow c
Keterangan:
3. Analisis sensitivitas
c. Melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis yang dilakukan.
17
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting
kendala yang dihadapi petani jeruk siam di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani
Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost Ratio, Internal Rate of Return (IRR),
Payback period dan Analisis Sensitivitas yang dibahas secara deskriptif kuantitatif.
Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi petani jeruk siam dibahas secara deskriptif
kesimpulan yang akan direkomendasikan kepada petani jeruk siam. Secara rinci
kerangka berfikir penelitian jeruk siam ini dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.
18
Analisis deskriptif
Kesimpulan
Rekomendasi
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Usahatani Jeruk Siam di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani
Selatan, Kabupaten Bangli