Anda di halaman 1dari 7

KOMODITI JERUK NIPIS SEBAGAI SALAH SATU KOMODITI

AGRIBISNIS

BAB I
PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG.
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan
nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau
kuning, memiliki diameter 3-6 cm, umumnya mengandung daging buah masam, agak serupa
rasanya denganlemon.
Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai
perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama
dengan cuka. Sebagai bahan obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis dipakai
sebagai obat batuk, diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan demam. Perasannya
juga dipakai sebagai obat batuk.

`B. TUJUAN
 Dapat mengenal tanaman jeruk nipis.
 Mengetahui pembudidayaan jeruk nipis.
 Untuk mengetahui berapa besar kelayakan budidaya tanaman jeruk nipis ini secara finansial.
 Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan jeruk nipis pada pendapatan keluarga

C. KEGUNAAAN
a. 1.Diharapkan memberikan informasi tentang kelayakan finansaial pengusahaan jeruk nipis.
b. 2.Untuk memberikan informasi bagi petani tentang kontribusi pendapatan petani mengenai
budidaya jeruk nipis.
c. 3.Sebagai bahan referensi pada penelitian lebih lanjut mengenai budidaya jeruk nipis.

BAB II
PERMASALAHAN

Klasifikasi
Citrus aurantifolia dikenal dengan nama jeruk nipis. Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genu : Citrus
Species : Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis Citrus Geruk. Jeruk nipis
termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar
0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya
berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat,
ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm.
Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung
batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5
dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih
kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang
0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih
Tanaman jeruk nipis pada umur 2,5 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk
bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau
kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang
sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat
memperoleh sinar matahari langsung (CCRC, 2009)

 Pengendalian Hama dan Penyakit


Pohon jeruk termasuk tanaman yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit. Ada
banyak jenis hama yang suka menyerang pohon jeruk, mulai dari hama perusak daun dan
ranting berupa tungau, ulat tanah yang menyerang akar atau ulat dan belalang yang dapat
merusak buah atau kembang.

Semua serangan hama dan penyakit dapat dielimenir dengan melakukan pengamatan yang
terus menerus terhadap pohon jeruk atau dengan pencegahan dini dengan menggunakan
fungisida dan insektisida.
Secara umum, beberapa cara pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang
dapat dipadukan adalah :
 Cara Budidaya, yang meliputi ketahanan varietas, penghancuran tanaman yang terserang dan
menjadi sumber penyakit, tanaman pinggir yang berfungsi sebagai perangkap hama dan
sekaligus menjadi tempat berkembangnya musuh alami, sanitasi, pengairan dan drainase yang
baik dan pemupukan yang sesuai.
 Cara Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami yang banyak dapat ditemukan di alam.
 Cara Mekanis, dengan menangkap, menghancurkan OPT secara mekanis.
 Cara Peraturan, yaitu dengan karantina dan peraturan tentang lalu lintas tanaman.
 Cara Kimiawi, cara ini pilihan terakhir dalam pengendalian OPT karena beresiko buruk
terhadap keamanan manusia dan kelestarian lingkungan.
Pengelolaan Panen dan Paska Panen

 Umur Panen
Jeruk jenis siam dapat dipanen pada umur 6 - 8 bulan setelah bunganya mekar, dan pada saat panen,
pohon jeruk jenis siam akan memiliki ciri-ciri fisik sbb :
a. Kulit buahnya kekuning-kuningan (orange)
b. Buahnya tidak terlalu keras jika dipegang
c. Bagian bawah buahnya agak empuk dan bila dijentik dengan jari, bunyinya tidak nyaring lagi.
d. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada panen jeruk jenis siam :
e. Waktu pemetikan hendaknya dilakukan pada saat matahari sudah bersinar, dan tidak terdapat
lagi sisa embun (sekitar pukul 9 pagi sampai sore)
f. Tangkai buah dikerat dengan gunting pangkas sekitar 1 - 2 cm dari buahnya, dan tangkai yang
terlalu panjang dapat merusak buah lain ketika dimasukkan ke dalam keranjang.
g. Tiap pemetik sebaiknya membawa keranjang atau kantong yang dapat digantungkan di leher
sehingga buah jeruk tidak perlu dijatuhkan ke bawah karena buah jeruk bisa rusak;
h. Untuk memetik buah pada cabang yang tinggi sebaiknya digunakan tangga.
i. Dengan cara pemeliharaan yang baik, produksi jeruk bisa maksimal baik dari sisi kualitas
maupun kuantitas. Umur produktif jeruk bila dipelihara dengan baik bisa mencapai 20 tahun
untuk lahan dataran rendah dan umur 15 untuk dataran tinggi, sedangkan pemanenan buah
jeruk yang baik, satu orang dapat memetik/memanen lebih kurang 50 - 75 kg per hari.
 Sortasi dan Grading
Buah jeruk yang baru datang dari kebun dibersihkan dari sisa obat-obatan dan tanah yang menempel
dengan cara dicuci dengan air sabun. Setelah dicuci harus dikeringkan dengan lap kering. Setelah
kering buah jeruk yang jelek, rusak, atau busuk dipisahkan dari buah yang berkualitas baik.

Untuk kesesuaian harga dalam pemasarannya, jeruk dikelompokkan atas kelas-kelas tertentu (grading)
menjadi sbb :
Kelas A : berdiameter rata-rata 7,6 cm, sekitar 6 buah per kg
Kelas B : berdiameter 6,7, sekitar 8 buah per kg
KelasC : berdiameter 5,9 sekitar 10 buah per kg.
Kelas D : berdiameter 5,8 cm, sekitar 12 - 14 buah per kg

PASCA PEMANENAN
1. Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang mutunya
rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat
buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar
sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang
busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.

3. Penyimpanan

Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur
ruangan 8-10 derajat C.

4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat
agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang
udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-
60 kg.
BAB III
PEMASARAN

Impor Jeruk
Sekalipun secara geografis jeruk terdapat di semua propinsi di Indonesia, tetapi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih harus impor buah jeruk. Kecendungan impor jeruk tersebut
dapat diikuti dalam Gambar berikut :

Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa impor yang dimulai pada tahun 1990 terus meningkat sampai
dengan tahun1994. Kemudian terus menurun sampai dengan tahun 1996. Menurunnya impor jeruk
segar tersebut merupakan dampak dari kebijakan pemerintah dalam membatasi pembelanjaan devisa
untuk impor buah-buahan

Produksi Dalam Negeri


Permintaan terhadap buah jeruk di samping dapat dipenuhi dari jeruk impor, juga dipenuhi dari
produksi dalam negeri. Produksi jeruk secara nasional pada tahun 1995 sebesar 1.004.631 ton.
Produksi tertinggi dicapai oleh Sulawesi (33,17%), kemudian diikuti secara berturut-turut oleh
Jawa (25,33%), Kalimantan (23,66%), Sumatra (15,31%) dan kepulauan lainnya sebesar 5,53
persen.
Pada tahun 1996 telah terjadi penurunan produksi secara nasional, menjadi sebesar 793.810
ton. Penurunan produksi tersebut diduga disebabkan karena iklim kemarau yang relatif panjang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kecenderungan Permintaan
Dengan menggunakan besaran konsumsi perkapita sebesar 0.017 kg per minggu pada
tahun 1990 dan 0,050 kg per minggu pada tahun 1996, maka konsumsi jeruk penduduk
Indonesia naik dari 3.047 ton pada tahun 1990 menjadi 9.917 ton pada tahun 1996.
Peluang pasar domestik lebih menitik beratkan untuk keperluan konsumsi rumah tangga,
supermarket, hotel dan restoran serta industri olahan. Untuk konsumsi rumah tangga dan restoran
pada tahun 1996 mencapai 9.917 ton per minggu. Konsumsi ini akan terus meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan anjuran FAO, untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan
per kapita pertahun minimal 60 kg. Atas dasar anjuran FAO tersebut maka konsumsi buah-buahan di
Indonesia masih sangat rendah yakni hanya 27,2 Kg perkapita per tahun.

Peluang Ekspor
Indonesia berpotensi dan berpeluang untuk melakukan ekspor komoditas buah-buahan
tropis seperti buah mangga, nanas, manggis dan jeruk. Ekspor jeruk mengalami perkembangan
yang cukup menggembirakan di era tahun delapan puluhan. Pada tahun sembilan puluhan
mengalami penurunan yang sangat drastis, penurunan ekspor tersebut sebagai akibat adanya
penyakit CVPD yang menyerang sebagian besar tanaman jeruk di sentra-sentra produksi di
Indonesia.
Penetapan Harga
Harga jual jeruk ditetapkan berdasarkan pola kemitraan usaha yang closed system,
dimana petani peserta proyek/plasma diharuskan menjual hasil produksi jeruk kepada pihak
inti (mitra) dengan harga yang disepakati melalui nota kesepakatan/perjanjian kerjasama
dengan berpedoman pada harga pasar dan atau berpatokan pada biaya produksi ditambah
keuntungan petani sebesar 10% dari biaya produksi. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar
margin pasar yang dapat dinikmati oleh petani, yang selama ini hanya menikmati 22 - 29% dari
harga yang dibayar oleh konsumen. Untuk jeruk hasil produksi di lahan basah (dataran rendah)
harga jual ditingkat petani yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam aspek keuangan
dibedakan atas 3 grade yaitu grade A Rp 2.100 per kg, grade B Rp 2.000 per kg dan grade C
Rp 1.250 per kg.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama
Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel
(Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama
lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman puhat
em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon)
dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo
(Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii (Rote).
Sinonim : Limonia aurantifolia Christm., Limon spinosum Mill., Citrus
limonia Osbeck, Citrus lima Luman, Citrus spinosissima G.F.W. Meyer, Citrus
acida Roxb., Citrus aurantium
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan
perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya
berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam.
Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi
beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm.
Umur Panen
Jeruk jenis siam dapat dipanen pada umur 6 - 8 bulan setelah bunganya mekar, dan pada saat panen,
pohon jeruk jenis siam akan memiliki ciri-ciri fisik sbb :
 Kulit buahnya kekuning-kuningan (orange)
 Buahnya tidak terlalu keras jika dipegang
 Bagian bawah buahnya agak empuk dan bila dijentik dengan jari, bunyinya tidak nyaring lagi.

RENDEMEN
BAGIAN JERUK PRODUK INDUSTRI RENDEMEN
Daging Buah Masak Orange Juice 88% – 98%

Minyak Astiri :
 Sweet orange oil (Citrus sinensis) 0.3% – 0.7%
 Lime oil (Citrus aurantifolia) 0.2% - 0.35%
 Lemon oil (Citrus limon) 0.35% - 0.65%
 Mandarin oil (Citrus reticulata) 0.3 – 0.7%
 Tangerine oil (Citrus tangerina) 0.09 – 0.2%
 Bitter orange oil (Citrus aurantium) 0.15% - 0.33%.
 Grapefruit oil (Citrus paradisi) 0.06% - 0.085%
 Bergamot oil (Citrus bergamia) 0.45% - 0.65%
Kulit Jeruk  Yuzu oil (citrus junos) 0.09% - 0.12%

Minyak Astiri :
Daun Jeruk  Kaffir lime oil (Citrus hystrix) 0.5% - 0.8%

Minyak Astiri :
 Neroli oil (Citrus aurantium) 0.07% - 0.12%
Bunga Jeruk  Petitgrain oil (Citrus aurantium) 0.2% - 0.3%

B. SARAN
Setelah membaca makalah diatas, kita dapat mengetahui cara budidaya tanaman jeruk nipis.
Dan dapat meningkatkan kualitas produksi yang dihasilkan maka diharapkan perlu adanya
perhatian khusus dalam hal proses pengolahan jeruk nipis.

DAFTAR PUSTAKA

Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) . 2009. Jeruk Nipis


(Citrus aurantiifolia). Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/

Kemal Prihatman. 2008. Budidaya Jeruk. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di


Perdesaan, BAPPENAS Jakarta,
Februari 2000. http://otrad.multiply.com/journal/item/3

Ferguson.2002.Medicinal Use of Citrus Scienses departmenr.Cooperative


extension services Institute of Food Agricultural Science, University of
Florida, Gainesville (on line),http://edis.ifas.ufl.edu/body Chi 96.

Anda mungkin juga menyukai