Alhamdulillah kita telah sampai pada pelajaran yang ketiga belas. Dan alhamdulillah mulai
dari pelajaran ke-13 ini, kita akan masuk ke pembahasan tashrif lughawi.
Dimana tashrif lughawi berbeda dengan tashrif istilahiy.
Kalau *tashrif istilahiy* itu _perubahan kata dari satu bentuk, dari fi’il madhi ke fi’il mudhari,
ke mashdar, ke isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, fi’il nahiy, isim zaman, isim makan, dan isim
alat._
Sedangkan *tashrif lughawi*, merupakan _tashrif untuk bentuk kata yang sama tetapi
ditinjau dari isim dhamirnya, kalau untuk fi’il, atau ditinjau dari jenisnya apakah ia
mudzakkar atau muannats, atau jumlahnya, apakah dia mufrad, tatsniyah, atau jamak,
untuk isim._
Thayyib, pada dars yang ketiga belas ini, kita terlebih dahulu membahas tentang tashrif
lughawi fi’il madhi tsulatsy mujarrad.
Dan alhamdulillah, hal yang patut kita syukuri, *untuk tashrif lughawi, ini berlaku untuk
seluruh bab, bahkan untuk seluruh wazan yang ada 35 wazan.*
Artinya tidak ada perbedaan tashrif lughawi antara bab 1, dengan fi’il bab 2, hingga bab 6,
dan tidak ada pula perbedaan tashrif lughawi antara fi’il tsulatsy mujarrad, dengan fi’il
tsulatsy mazid, atau dengan fi’il rubaiy mujarrad, atau dengan fi’il rubaiy mazid.
Jadi tashrif lughawiy rumusnya sama semua, untuk semua wazan dan untuk setiap bab,
sama semua.
Baik kita bahas yang pertama
🖍 Maka untuk dhamir ghaib, kata ganti orang ketiga mudzakkar, rumusnya adalah:
**فَعَ َل – فَعَ ََل – فَعَلُ ْوا
Ini rumus fi’il madhi untuk dhamir ghaib, kata ganti orang ketiga, untuk mudzakkar, untuk
laki2.
🖍 Maka rumus untuk dhamir ghaibah, dhamir kata ganti orang ketiga yang untuk muannts:
**فَ َعلَتْ – فَ َعلَتَا – فَ َع ْل َن
Ini rumus untuh dhamir ghaib, baik untuk yang mudzakkar ataupun muannats.
Kita pindah ke dhamir mukhathab, kata ganti orang kedua dari أ َ ْنتَ – أ ْنت ُ هن:
Dan ini lebih mudah daripada yang dhamir ghaib tadi, karena dhamir ghaib sedikit tidak
beraturan:
َت – فَ َعلَتَا – فَ َع ْلن
ْ َفَ َع َل – فَ َع َال – فَ َعلُ ْوا – فَ َعل
Tetapi alhamdulillah untuk dhamir yang mukhathab, kata ganti orang kedua, dhamirnya
mengikuti isim dhamirnya, jadi kalau:
Untuk
َ💡أ َ ْنتَ – فَعَ ْلت
Untuk
💡 أ َ ْنت ُ َما – فَعَ ْلت ُ َما
Untuk
💡 أ َ ْنت ُ ْم – فَعَ ْلت ُ ْم
🖍Jadi mengikuti huruf terakhir setelah nun, di isim dhamirnya. Ini untuk dhamir mukhathab
mudzakkar
**فَ َع ْلتَ – فَعَ ْلت ُ َما – فَعَ ْلت ُ ْم
🖍 َف َع ْلتُ – فَ َع ْلنَا
ُ💡أَنَا – فَعَ ْلت
💡ن َْح ُن – فَعَ ْلنَا
‼ Dan ini *wajib di hafal*, insya Allah kalau kita sudah hafal satu rumus ini, maka fiil
madhi apapun nantinya akan seperti ini.
Artinya kita tidak memperhatikan baris huruf pertama, baris huruf kedua, tapi yang kita
perhatikan adalah huruf ketiganya. Jadi baik itu فَ َع َل, atau فَ َع َل, atau فَعُ َل, yang kita perhatikan
belakangnya, jadi:
♨ فَعَ َل – فَعَ َال – فَعَلُ ْوا
Jadi rumus ini berlaku umum, untuk seluruh fi’il tsulatsy mujarrad, baik yang wazannya فَ َع َل,
baik yang wazannya فَ َع َل, ataupun فَعُ َل.
Bahkan ini juga berlaku untuk fi’il selain fi’il tsulatsy mujarrad. Tsulatsy mazidpun
demikian, misalkan salah satu rumus tsulatsy mazid adalah:
💡أ َ ْفعَ َل
Maka
♨ أ َ ْفعَ َل – أ َ ْفعَ َال – أ َ ْفعَلُوا
Baik kita sebutkan rumus tsulatsy mujarrad yang wazannya فَ َع َل
🖍 فَ َع َل – فَ َع َال – فَ َعلُ ْوا
َت – فَعَلَتَا – فَعَ ْلن ْ َ🖍 فَعَل
🖍 فَ َع ْلتَ – فَ َع ْلت ُ َما – فَ َع ْلت ُ ْم
ت – فَ َع ْلت ُ َما – فَ َع ْلت ُ هن َ 🖍 فَ َع ْل
🖍 فَعَ ْلتُ – فَعَ ْلنَا
Ini wazan tashrif fi’il madhi untuk fi’il yang wazannya فَ َع َل
Tidak ada perubahan untuk huruf pertama, fa’ fi’ilnya dan ‘ain fi’ilnya, yang berubah
adalah huruf ketiganya, di lam fi’ilnya.
Jadi kalau kita perhatikan antara فَعَ َلdengan فَعُ َلdan فَ َع َل, seluruhnya sama, artinya
belakangnya sama semua, begitupun dengan yang tashrif tsulatsy mazid, sama,
begitupun dengan rubaiy mazid dan rubaiy mujarrad, seluruhnya rumusnya seperti ini.
Baik kita ambil contoh untuk bab 1⃣ misalkan kita ambil kata:
ص َر
َ َن
“telah menolong”
Tashrifnya adalah:
ص ُر ْواَ َص َرا – ن َ َص َر – ن َ َ🖍```ن
ص ْر َنَ َص َرتَا – ن َ َص َرتْ – ن َ َ🖍ن
َ َص ْرت ُ َما – ن
ص ْرت ُ ْم َ َص ْرتَ – ن َ َ🖍ن
ص ْرت ُ َّن َ َص ْرت ُ َما – نَ َت – ن ِ ص ْر َ َ🖍ن
```ص ْرنَا َ َص ْرتُ – ن َ َ🖍ن
Dan makna untuk setiap fi’il ini sesuai dengan isim dhamirnya, jadi kalau kita ingin
membuat kalimat “dia telah mengetahui”, dan dia-nya laki2, maka:
َع َل َم
Jadi ini sangat bermanfaat, untuk memberikan referensi kata yang tepat untuk membuat
kalimat.
Dan memang ini fungsi dari ilmu sharaf, yakni memberikan referensi kata2 yang nantinya
akan digunakan untuk menyusun kalimat.
📋Dan sebelum saya tutup, kesimpulan dari pelajaran yang ketiga belas ini:
🍃 tashrif lughawi untuk fi’il madhi sama untk seluruh wazan yang jumlahnya 35. Artinya
tidak ada perbedaan wazan tashrif lughawi bab 1, dengan bab 2, sampai bab 6 tsulatsy
mujarrad, bahkan tidak ada perbedaan antara tashrif lughawi fi’il madhi tsulatsy mujarad
dengan tsulatsy mazid, dengan rubaiy mujarrad dan rubaiy mazid.
Saya rasa cukup untuk pelajaran ketiga belas ini, semoga apa yang sampaikan
bermanfaat.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📝 Transkrip Materi BISA Pekan 3
🎧 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin حفظه هللا تعالى
📚 Dars 14 :: Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’
⌛ Durasi audio :: 20.51 menit
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Alhamdulillah kita telah sampai pada pelajaran yang keempatbelas, dimana pada
pelajaran keempatbelas ini kita akan melanjutkan tentang tashrif lughawi, yang mana kali
ini kita akan membahas tashrif lughawi fi’il mudhari. Setelah sebelumnya pada pelajaran
yang ketigabelas, kita telah membahas tashrif lughawi fi’il madhi.
Berbeda dengan tashrif lughawi fi’il madhi, tashrif lughawi fi’il mudhari agak sedikit rumit,
karena yang berubah bukan hanya akhirnya. Kalau kita perhatikan fi’il madhi yang
berubah hanya huruf terakhirnya saja, di lam fi’il, tapi di fa’ fi’il dan ‘ain fi’il-nya sama sekali
tidak terpengaruh. Tetapi untuk fi’il mudhari’ ini, ada dua perubahan yakni di huruf
pertama (di ya’ fi’il) dan juga huruf terakhir (di lam fi’il).
Kemudian yang perlu kita ketahui bahwasanya fi’il mudhari ini pasti didahului oleh salah
satu dari 4 (empat) huruf mudhara’ah. Jadi fi’il mudhari ini pastinya akan didahului oleh
mudhara’ah, huruf-huruf fi'il mudhari’, yang jumlahnya ada 4, yakni: hamzah ()أ, nun ()ن,
ya’ ()ي, dan ta’ ()ت. Yang kita singkat “ANAITU” atau “ANITA”. Ini huruf fi’il mudhari’,
artinya fi’il mudhari pasti depannya kalau tidak hamzah ()أ, nun ()ن, kalau tidak nun ()ن, ya’
()ي, kalau tidak ta’ ()ت.
karena memang itu bentuk asal fi’il mudhari, menggunakan huruf ya’ di depannya, يَ ْفعُ ُل,
يَ ْف َع ُل,يَ ْفعَ ُل, ya’ ini adalah huruf asal dari fi’il mudhari, dan ya’ ini adalah huruf untuk ه َُو, tapi
nanti kita pelajari lagi yang ya’ banyak. Karena untuk fi’il mudhari ini depan dan
belakangnya, huruf pertama dan huruf terakhirnya berubah.
Baik kita bahas satu per satu.
Sama dengan fi’il madhi, fi’il mudhari ini *berlaku umum*, artinya _tashrif lughawi untuk fi’il
mudhari sama antara bab 1 hingga bab 6, sama antara tashrif tsulatsy mujarrad, mazid,
rubaiy mujarrad, dan rubaiy mazid, semuanya sama._
Artinya kalau kita hafal satu saja, maka ini bisa kita terapkan keseluruh pembahasan bab2
sharaf.
🎩 Untuk dhamir ه َُو – ُه َما – ُه ْم, dhamir ghaib, kata ganti orang ketiga, mudzakkar – laki2,
Untuk ه َُو, menggunakan bentuk asalnya يَ ْفعُ ُل, contoh kita abil yang wazan bab 1,
💡 َي ْفعُ ُل
👒 Kemudian kita beralih ke dhamir ghaibah, kata ganti orang ketiga muannats
Menggunakan
💡ت َ ْفعُ ُل
Jadi ya’-nya diganti ta’
ت َ ْفعُ ُلkita ganti menjadi ,يَ ْفعُ ُل
Ini untuk َي
َ ه
Jadi kalau ه َُو – يَ ْفعُ ُل, kalau َي – تَ ْفعُ ُل
َ ه, menggunakan huruf ta’.
Jadi untuk membedakan yang mudzakkar dengan yang muannats untuk ghaib, kalau – ه َُو
يَ ْفعُ ُل, kalau َي – ت َ ْفعُ ُل
َ ه, menggunakan huruf ta’.
👒Kemudian ُه َما, untuk muannats, ditambahkan dengan aani, dari kata ت َ ْفعُ ُل
💡ت َ ْفعُ َال َن
👒 Dan untuk ه هُن, agak sedikit menyimpang, jadi tidak kompak dengan yang lain, kalau َي َ ه
– ُه َما, menggunakan ta’, tapi untuk ه هُن, menggunakan ya’ di depannya, dan di belakangnya
ditambahkan nun:
َ💡يَ ْفعُ ْلن
Kalau َه هُن – يَ ْفعُ ْلن
Jadi
ي – ت َ ْفعُ ُل
َ 📌 َه
📌 ُه َما – ت َ ْفعُ َال َن
َ📌 ُه هن – يَ ْفعُ ْلن
Ini untuk dhamir ghaib baik untuk mudzakkar, muannats, kita ulangi:
``` َ يَ ْفعُ ْلن- ```يَ ْفعُ ُل – يَ ْفعُ َال َن – يَ ْفعُلُ ْونَ – ت َ ْفعُ ُل – ت َ ْفعُ َال َن
Perhatikan jangan terkecoh, untuk ه هُن-nya tidak menggunakan ta’, melainkan ya’.
Baik kita berlanjut ke dhamir mukhatab, kata ganti orang kedua, dari َ أ َ ْنتhingga أ ْنت ُ هن.
ت – أ َ ْنت ُ َما – أ ْنت ُ هن
َ أ َ ْنتَ – أ َ ْنت ُ َما – أ َ ْنت ُ ْم – أ َ ْن
Dan untuk dhamir mukhatab, kata ganti orang kedua, fi’il mudhari ciri2nya: depannya pasti
ta’, seluruhnya ta’
أ َ ْنتَ – ت َ ْفعُ ُل
Kalau kita perhatikan sama antara dhamir َ أ َ ْنتdengan dhamir َي
َ ه.
Memang betul.
َ هsama dengan wazan fi’il mudhari dhamir َ أ َ ْنت.
Jadi untuk wazan fi’il mudhari dhamir َي
Lalu nanti bagaimana cara kita membedakan antara apakah dia fi’il mudhari dhamir َي
َ ه
atau apakah ia untuk َ❓أَ ْنت
Maka cara membedakannya adalah dengan melihat konteks kalimat. Seperti itu.
👒Kemudian kita beralih ke dhamir mukhatabah yang muannats, kata ganti orang kedua
untuk muannats.
–تَ أَ ْن
Ini juga agak sedikit berbeda,
َ 💡أ َ ْن
َت – ت َ ْفعُ َليْن
Perhatikan jangan terkecoh, bukan َتَ ْفعُلُ ْون, tapi َت َ ْفعُ َليْن
َ أ َ ْن
Ini untuk ت
Kita ulangi kembali dari awal, dari ه َُو, maka rumusnya yang sudah kita dapati hingga
sekarang:
َ يَ ْفعُ ْلن- ```يَ ْفعُ ُل – يَ ْفعُ َال َن – يَ ْفعُلُ ْونَ – ت َ ْفعُ ُل – ت َ ْفعُ َال َن
``` َت َ ْفعُ ُل – ت َ ْفعُ َال َن – ت َ ْفعُلُ ْونَ – ت َ ْفعُ َليْنَ – ت َ ْفعُ َال َن – ت َ ْفعُ ْلن
Ini dari ه َُوhingga أ ْنت ُ هن
‼Ingat, jangan terkecoh, jangan sampai ‘ain fi’il –nya ikut berubah, yang berubah hanya
ya’ fi’il dan lam fi’ilnya.
Perhatikan, jangan terkecoh di ‘ain fi’ilnya, kita hanya merubah huruf pertamanya dan
huruf terakhitnya, ya’ fi’ilnya dan lam fi’ilnya.
Sama dengan bab 3 tadi ya, jadi kita tidak perlu ulang karena sama2 يَ ْفعَ ُل
Ini untuk rumus fi’il mudhari tsulatsy mujarrad, dari bab 1 hingga bab 6.
Ini contoh ya, yang membuktikan bahwa baik tsulatsy mujarrrad maupun tsulatsy mazid
memiliki tashrif lughawi yang sama.
Baik supaya lebih lancar lagi, kita akan ambil satu fi’il dari setiap bab, kemudian kita tashrif
lughawi fi’il mudhari’nya.
Ini semua adalah contoh mauzun atau fi’il-fi'il yang masuk ke wazan bab 1 hingga bab 6.
Insya Allah cukup jelas, dan memang kuncinya adalah harus dihafal dan dibiasakan.
Kalau kita sudah menghafal satu wazan ini dengan baik, maka insya Allah fi’il mudhari
apapun yang kita ingin tashrif, insya Allah akan jadi mudah.
Ini saya rasa ringkasan dari rumus tashrif lughawi fi’il mudhari dari bab 1 hingga bab 6,
dari dhamir ُه َُو – نَحْ ن.
Intinya kita harus banyak berlatih, banyak menghafal fi’il-fi'il mudhari ini, sehingga kita
akan terampil dalam melakukan tashrif lughawi fi’il mudhari dari bab apapun. Seperti itu.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📝 Transkrip Materi BISA Pekan 3
🎧 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin حفظه هللا تعالى
📚 Dars 15 :: Tashrif Lughawi Mashdar, Isim Fa’il, dan Isim Maf’ul
⌛ Durasi audio :: 08.25 menit
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Alhamdulillah kita telah sampai pada pelajaran yang kelima belas. Dimana insya Allah
pada pelajaran yang kelima belas ini kita akan membahas tentang tashrif lughawi isim.
Baik isim mashdar, isim fa’il, maupun isim maf’ul.
🖍Isim Mashdar
*Karena mashdar bersifat sima’iy (berdasarkan apa yang kita dengar dari orang
arab) maka pada dasarnya tidak memiliki rumus*. Kalaupun ada itu hanya sekedar
merubah dari bentuk mufradnya ke tatsniyahnya atau ke jamaknya. Tapi ini jarang
sekali, sehingga tidak perlu kita pelajari rumusnya.
🔶Isim Fa’il
Baik isim fa’il ataupun isim maf’ul, tashrifnya sama, yakni *berdasarkan jenisnya*
(mudzakkar dan muannats), *dan juga berdasarkan jumlahnya* (apakah ia mufrad,
apakah ia tatsniyah, apakah ia jamak).
Dan sebetulnya ini telah kita pelajari pada pelajaran di awal-awal, dimana waktu itu kita
belajar cara mengubah dari mudzakkar ke muannats, kemudian dari mufrad ke tatniyah
dan ke jamak. Jadi rumusnya sama kurang lebih.
🍍 فَا َع ٌل
🚹 Ini untuk mufrad mudzakkar
🔷Isim Maf’ul
Ini wazan isim fa’il dan isim maf’ul, tashrif lughawinya wazannya ini.
Baik, kita ambil contoh dari setiap bab 1 hingga bab 6. Dengan kata:
ص َر
َ َ ن1⃣
Maka isim fa’ilnya
َاص ٌر
َ ن
berarti
َاص ٌرَ ▪ن
َاص َري َْن
َ ان \ نَ َاص َر َ ▪ن
ََاص َريْنَ َاص ُر ْونَ \ نَ ▪ن
ٌ َاص َرة َ ▪ن
َاص َرتَي َْنَ ان \ نَ َ َاص َرت َ ▪ن
ٌ َاص َر
ات َ ▪ن
Kalau
َاص ٌر
َ ن
Orang yang menolong laki-laki,
َاص َري َْن
َ ان \ ن
َ َاص َر
َ ن
Penolongnya 2 orang laki-laki
ََاص َريْن
َ َاص ُر ْونَ \ ن
َ ن
Penolongnya ada banyak
َاص َرة ٌ
ن َ
Penolongnya wanita
َاص َرتَي َْن َاص َرت َ َ
ان \ ن َ ن َ
Penolongnya 2 orang wanita
Dan terakhir
َاص َر ٌ
ات ن َ
Penolongnya banyak orang wanita.
Bab 2,
ب
ض َر َ َ ⃣2
اربٌ ض َ ▪ َ
ار َبي َْن
ض َان \ َ ار َب َ ض َ ▪ َ
اربَيْنَ ض َارب ُْونَ \ َ ض َ ▪ َ
اربَة ٌ ض َ ▪ َ
ار َبتَي َْنض َان \ َ ار َبت َ َ ض َ ▪ َ
ات اربَ ٌ ض َ ▪ َ
Bab 3,
⃣ 3فَت َ َح
▪فَاتَ ٌح
ان \ فَاتَ َحي َْن ▪فَاتَ َح َ
▪فَاتَ ُح ْونَ \ فَاتَ َحيْنَ
▪فَاتَ َحة ٌ
ان \ فَاتَ َحتَي َْن ▪فَاتَ َحت َ َ
▪ فَاتَ َح ٌ
ات
Bab 4
⃣َ 4ع َل َم
▪ َعا َل ٌم
ان \ َعا َل َمي َْن▪ َعا َل َم َ
▪ َعا َل ُم ْونَ \ َعا َل َميْنَ
▪ َعا َل َمةٌ
ان \ َعا َل َمتَي َْن ▪ َعا َل َمت َ َ
ات▪ َعا َل َم ٌ
Bab 6,
ب⃣َ 6ح َس َ
▪ َحاسَبٌ
ان \ َحا َسبَي َْن
▪ َحا َسبَ َ
▪ َحا َسب ُْونَ \ َحا َسبَيْنَ
▪ َحا َس َبةٌ
▪ َحا َسبَت َ َ
ان \ َحا َسبَتَي َْن
▪ َحا َسبَ ٌ
ات
bab 2,
بض َر َ َ ⃣2
▫ َمض ُْر ْوبٌ
ان \ َمض ُْر ْوبَي َْن ▫ َمض ُْر ْوبَ َ
▫ َمض ُْر ْوب ُْونَ \ َمض ُْر ْو َبي َْن
▫ َمض ُْر ْو َبة ٌ
ان \ َمض ُْر ْوبَتَي َْن ▫ َمض ُْر ْوبَت َ َ
ات ▫ َمض ُْر ْوبَ ٌ
bab 3
⃣ 3فَت َ َح
Berarti tasrifnya:
ح▫ َم ْفت ُ ْو ٌ
ان \ َم ْفت ُ ْو َحي َْن▫ َم ْفت ُ ْو َح َ
▫ َم ْفت ُ ْو ُح ْونَ \ َم ْفت ُ ْو َحينَ
▫ َم ْفت ُ ْو َحةٌ
ان \ َم ْفت ُ ْو َحتَي َْن ▫ َم ْفت ُ ْو َحت َ َ
ات▫ َم ْفت ُ ْو َح ٌ
Baik, saya kira untuk dars yang ke-15 ini cukup jelas. Dan ini juga berlaku baik untuk
tsulatsy mujarrad, maupun bab yang lain, tsulatsy mazid, rubaiy mujarrad, dan rubaiy
mazid.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Alhamdulillah kita telah sampai pada pelajaran yang ke-16, dimana insya Allah pada
pelajaran yang ke-16 ini, kita akan mempelajari tentang tashrif lughawi fi’il amr dan fi’il
nahiy.
Berbeda dengan fi’il madhi dan fi’il mudhari yang tashrif lughawiny berjumlah 14, maka
tashrif lughawi fi’il amr dan fi’il nahiy jumlahnya hanya 6 saja. Karena sebagaimana kita
ketahui, yang namanya kata perintah pastinya ditujukan untuk kata ganti orang kedua saja.
“duduklah” maksudnya kamu
“duduklah kalian”
“duduklah kamu wanita”
“duduklah kalian berdua”
“duduklah kalian laki-laki”
“duduklah kalian wanita”
*Maka untuk fi’il amr dan nahiy, tashrif lughawinya hanya berjumlah 6 saja.*
Baik kita bahas satu per satu dari bab 1 hingga bab 6.
🍄Fi’il Amr
Dan alhamdulillah, seluruh tashrif lughawi sifatnya sama, artinya ini berlaku untuk seluruh
bab, berlaku juga wazan yang lain, berlaku untuk tsulatsy mujarrad, tsulatsy mazid, rubaiy
mujarrad, dan rubaiy mazid.
َ ?أَن
Kemudian bagaimana dengan ت
َ أ َ ْن
Kalau untuk ت
Ditambahkan ya’ dibelakangnya:
💡ا ُ ْفعُ َل ْي
َ أ َ ْن
Ini untuk ت
💡 ا ُ ْفعُ َال
Ini untuk – أ َ ْنت ُ َماnya,
Dan untuk – أ َ ْنت ُ هنnya:
َ💡 ا ُ ْفعُ ْلن
Jadi:
َ⬅ ا ُ ْفعُ َل ْي – ا ُ ْفعُ َال – ا ُ ْفعُ ْلن
Dan ini berlaku untuk seluruh bab. Dari bab 1 hingga bab 6, semuanya sama seperti ini.
Bab 6, SENDIRI, I – I
فَ َع َل – َي ْف َع ُل
Ini wazannya.
Baik kita ambil contoh mauzunnya, dari bab 1 hingga bab 6.
َ َ ن.1⃣
ص َر
ُ ص َر – يَ ْن
ص ُر َ َن
ُ ا ُ ْن
Maka fi’il amrnya: ص ْر
َص ْرن ُ ي – ا ُ ْن
ُ ص َرا – ا ُ ْن ُ ص ُر ْوا – ا ُ ْن
ْ ص َر ُ ص َرا – ا ُ ْن ُ ⬅ ا ُ ْن
ُ ص ْر – ا ُ ْن
ُ ب – يَض َْر
ب َ ض َر
َ .2⃣
Berarti fi’il amrnya: ْاَض َْرب
َ⬅ اَض َْربْ – اَض َْربَا – اَض َْربُوا – اَض َْربَ ْي – اَض َْربَا – اَض َْربْن
Bab 4,BISA,
فَ َع َل – يَ ْفعَ ُل
Contohnya:
َع َل َم
َع َل َم – يَ ْعلَ ُم.4⃣
Maka fi’il amr-nya : اَ ْعلَ ْم
َ⬅ اَ ْعلَ ْم – اَ ْعلَ َما – اَ ْعلَ ُم ْوا – اَ ْعلَ َم ْي – اَ ْعلَ َما – اَ ْعلَ ْمن
Bab 5.🖍
Tidak ada fi’il amrnya
❌
🍄Fi’il Nahiy
Fi’il amr dan fi’il nahiy sama, artinya yang berubah ujungnya saja. Dan iramanya antara fi’il
nahiy dengan fi’il amr sama.
⬅ َال ت َ ْفعَ ْل َ -ال ت َ ْفعَ َال َ -ال ت َ ْفعَلُ ْوا َ -ال ت َ ْفعَ َلي َ -ال ت َ ْفعَ َال َ -ال ت َ ْفعَ ْلنَ
Baik kita ambil mauzunnya, yakni contoh dari setiap bab ini.
ص ُر Bab 1⃣, ص َر – يَ ْن ُ
نَ َ
Berarti fi’il nahiynya:
َال ت َ ْن ُ
ص ْر
ص َرا َ -ال ت َ ْن ُ
ص ْرنَ ص َري َ -ال ت َ ْن ُ
ص ُر ْوا َ -ال ت َ ْن ُ
ص َرا َ -ال ت َ ْن ُ
ص ْرَ -ال ت َ ْن ُ
🍃 َال ت َ ْن ُ
Ke bab 6⃣,
ُ ب – يَ ْح َس
ب َ َح َس
Maka fi’il nahiynya:
َْال ت َ ْحسَب
َ َال ت َ ْح َسبْن- َال ت َ ْح َسبَا- َال ت َ ْح َس َب ْي- َال ت َ ْح َسب ُْوا- َال ت َ ْح َسبَا- ْ🍃 َال ت َ ْحسَب
Alhamdulillah dengan demikian kita telah menyelesaikan tashrif lughawi dari fi’il madhi
hingga fi’il nahiy.
Saya rasa cukup untuk pelajaran ke-16 ini. Semoga dengan selesainya pelajaran yang ke-
16 ini, insya Allah apabila rumus-rumus ini dihafal dengan baik, maka kita dapat dengan
mudah, melangkah ke bab-bab selanjutnya dari pembahasan ilmu sharaf.
Jadi rumus tashrif lughawi ini, dari fi’il madhi hingga fi’il nahiy ini, berlaku untuk seluruh
bab tashrif, baik tsulatsy mujarrad, tsulatsy mazid, rubaiy mujarrad, dan rubaiy mazid.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•