Anda di halaman 1dari 36

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya

terdiri dari dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan

penting. Sektor pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar

penduduk terutama bagi mereka yang memiliki mata pencaharian utama

sebagai petani. Selain itu sektor pertanian, salah satu  hal penting yang

harus diperhatikan sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan

produksi yang harus seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat

dicapai melalui peningkatan pengelolaan usahatani secara intensif. Oleh

karena itu, pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak

dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat

meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.

Secara garis besar, besarnya pendapatan usahatani diperhitungkan dari

pengurangan besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usahatani

tersebut. Penerimaan suatu usahatani akan dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti luasnya usahatani, jenis dan harga komoditi usahatani yang

diusahakan, sedang besarnya biaya suatu usahatani akan dipengaruhi oleh

topografi, struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan,

teknis budidaya serta tingkat teknologi yang digunakan.

Terong merupakan komoditi yang dapat diperhitungkan oleh para

petani. Usahatani terong berperan dalam pembangunan nasional Indonesia,

walaupun dalam skala usaha rumah tangga persatuan luas lahan yang

kecil. Dalam kenyataannya di pasar, petani hanya diposisikan


2

sebagai price taker yang tidak dapat mengendalikan harga di pasar. Oleh

karena itu yang dapat dilakukan oleh petani terong adalah bagaimana

mengefisienkan usahataninya semaksimal mungkin. Untuk itulah analisis

pendapatan merupakan cara yang tepat untuk mengetahui hasil usahatani

terong. Karena faktor produksi sebagian sudah dilakukan oleh rumah

tangga petani sendiri, maka digolongkan sebagai biaya yang tidak riil

dikeluarkan.

Terong (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur-sayuran

yang termasuk famili Solanaceae. Buah terong disenangi setiap orang baik

sebagai lalapan segar maupun diolah menjadi berbagai jenis masakan

(Jumini, dkk., 2009). Menurut Rukmana (1997) terong juga merupakan

sayuran yang cukup tinggi kandungan gizinya, terdapat dibuah terong

dengan komposisi yang berbeda-beda. Karbohidrat (5,50 g), serat (0,80 g),

abu (0,60 g), kalsium 30,00 mg), fosfor (37,00 mg), zat besi (0,60 mg),

natrium (4,00 mg), kalium (223,00 mg), vitamin A (130,00 SI), vitamin B1

(10,00 mg), vitamin B2 (0,50 mg), vitamin C (5,00 mg), niacin (0,60 mg),

dan air (92,70 g).

Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, penulis berusaha untuk usaha

terong varietas Hijau di Kelurahan Dusun Baru Kecamatan Tabir

Kabupaten Merangin, diambilnya Terong Varietas Hijau ini sebagai objek

Praktek Kerja Lapangan.


3

1.2. Tujuan

1. Tujuan berdasarkan kajian PKL :

a. Mengetahui besarnya biaya produksi terong Hijau.

b. Untuk mengetahui permasalahan dalam menanam terong hijau.

c. untuk mengetahui solusi dalam menanam terong.

2. Tujuan pelaksanaan PKL baik sebagai individu, tempat

pelaksanaan PKL, pemerintah dan masyarakat.

a. Tujuan dari PKL ini secara Individu adalah untuk menyelesaikan

tugas Mata Kuliah PKL di Fakultas Universitas Muara Bungo

b. Adapun tujuan PKL ini bagi pemerintah dan masyarakat adalah

untuk memberi saran analisis biaya produksi terong hijau.

1.3. Manfaat

Manfaat pelaksanaan PKL baik untuk individu dan pemerintah.

1. Manfaat PKL bagi Individu adalah menambah khasanah ilmu

pengetahuan di bidang pertanian khususnya Analisis Usaha Terong

Hijau bagi Penulis.

2. Manfaat PKL bagi masyarakat adalah memberi masukan, gagasan

yang berhubungan dengan Analisis Usaha Terong Hijau, dan sebagai

pertimbangan bagi program-program yang akan diterapkan di kemudin

hari.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman/ Komoditi

Tanaman terong (Solanum melongena L.) diklasifikasikan ke dalam

Divisio Spermatophyta, Sub-divisio Angiospermae, Kelas Dicotyledonae,

Ordo Tubiflorae, Famili Solanaceae, Genus Solanum dan Spesies Solanum

melongena L. (Rukmana, 2003). Tanaman terung tergolong tanaman yang

mengahsilkan biji (spermatophyta), dan biji yang dihasilkan berkeping dua

sehingga diklasifikasikan dalam kelas dicotyledonae. Tanaman terung dapat

diperbanyak secara generatif, yaitu dengan menanam bijinya (Samadi, 2001).

Menurut Soetasad et al., (2003) batang tanaman terong dibedakan

menjadi dua macam, yaitu batang utama (batang primer) dan percabangan

(batang sekunder). Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman,

sedangkan percabangan adalah bagian tanaman yang akan mengeluarkan

bunga. Daun terong termasuk daun bertangkai yang terdiri atas tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina). Tangkai daun berbentuk silindris

dengan sisi agak pipih dan menebal di bagian pangkal, panjangnya berkisar 5-

8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang, tulang cabang, dan urat-urat daun.

Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari tangkai daun yang semakin

mengecil ke arah pucuk daun. Lebar helaian daun 7-9 cm atau lebih sesuai

varietasnya. Panjang daun antara 12-20 cm, bangun daun berupa belah

ketupat hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan

sisi bertoreh (Soetasad et al., 2003). Letak daun terung berselang seling dan

permukaan daunnya tertutup oleh bulu-bulu halus. Jumlah daun adalah 8 helai

– 15 helai dalam tiap satu batangnya.


5

Bunga terong berbentuk bintang, berwarna biru atau lembayung cerah

sampai warna yang lebih gelap. Bunga terong tidak mekar secara serempak

dan penyerbukan bunga dapat terjadi secara silang atau menyerbuk sendiri

(Rukmana, 2003). Perhiasan bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga,

mahkota buga, dan tangkai bunga. Pada saat mekar, diameter bunga rata-rata

2,5-3 cm, letaknya menggantung. Mahkota bunga berjumlah 5-8 buah dan

akan gugur sewaktu buah berkembang. Benang sari berjumlah 5-6 buah.

Kedudukan putik umumnya lebih tinggi dari pada benang sari, walaupun ada

yang tingginya sama (Imdad dan Nawangsih, 1995). Bunga terong termasuk

ke dalam bunga banci atau bunga berkelamin dua karena dalam satu bunga

terdapat benang sari dan putik (Soetasad et al., 2003). Menurut Samadi

(2001), bunga terong akan muncul pertama kali setelah berumur sekitar 28

HST.

Buah terong sangat beragam, baik dari bentuk dan ukuran maupun

warna kulitnya. Dari segi bentuk buah, ada yang bulat, bulat panjang, dan

setengah bulat. Ukuran buahnya antara kecil, sedang sampai besar.

Sedangkan warna kulit buah umumnya ungu tua, ungu muda, hijau, hijau

keputih-putihan, putih dan putih keungu-unguan. Buah terong menghasilkan

biji-biji yang ukurannya kecil-kecil berbentuk pipih dan berwarna coklat

muda. Biji ini merupakan alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara

generatif.  Biji- biji terung terdapat bebas dalam selubung lunak yang

terlindungi oleh daging buah. Buah terong merupakan buah sejati tunggal dan

berdaging tebal, lunak dan berair Daun kelopak melekat pada dasar buah, dan

berwarna hijau atau keunguan. Buah menggantung tiap tangkai buah.


6

Umumnya pada satu tangkai terdapat satu buah terong. Namun, ada pula yang

lebih dari satu. Buah terung bentuknya beraneka ragam sesuai dengan

varietasnya (Soetasad et al., 2003). Pemanenan buah terung pertama kali

adalah pada saat terong berumur sekitar 49 HST (Samadi, 2001).

Terong termasuk ke dalam golongan tanaman indeterminate, yang

artinya kuncup-kuncup bunga terbentuk di sepanjang ujung-ujung batang atau

ketiak daun sehingga pucuk terminal tetap terus tumbuh secara vegetatif

sampai hampir pertumbuhan akhir. Hal ini menyebabkan terong lebih banyak

memproduksi pertumbuhan vegetatif dibandingkan tanaman yang bertipe

determinate (Hardjadi, 1996)

2.2. Syarat Tumbuh Komoditi

Tanaman terong secara umum memiliki daya adaptasi yang sangat luas

sehingga dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah (Samadi, 2001).

Tanaman terong dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk jenis

tanah Ultisol. Tetapi keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terong

adalah jenis lempung berpasir (sandy loam), subur, kaya akan bahan organik,

aerasi, dan drainasenya baik serta pada pH 5-6 (Soetasad et al., 2003).

Tanaman terong dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai

dataran tinggi dengan ketinggian ± 1.000 meter dari permukaan laut

(Rukmana, 2003). Namun terong yang tumbuh pada ketinggian tempat lebih

dari 800 meter di atas permukaan laut pertumbuhannya akan lambat dan

hasilnya akan berkurang (Siemonsma dan Piluek, 1994). Menurut Samadi

(2001) intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap kualitas buah, terutama


7

pada penampakan kulit buahnya. Pada pencahayaan yang cukup, warna kulit

buah terong akan tampak merata dan lebih mengkilap.

Temperatur berperan dalam menentukan masa berbunga terong dan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara kesuluruhan (Soetasad et al.,

2003). Keadaan cuaca dan iklim tanaman terung selama pertumbuhannya

menghendaki cuaca yang panas serta iklim yang kering, dengan Kondisi suhu

udara antara 220C – 300C. Tanaman terong sangat cocok bila ditanam pada

musim kemarau. Sebab, pada keadaan cuaca yang panas, akan merangsang

dan mempercepat proses pembungaan maupun pembuahan. Namun suhu

udara yang lebih tinggi (diatas 320C), pembungaan dan pembuahan terung

akan terganggu, yakni bunga dan buah berguguran (Rukmana, 2003). Pada

suhu yang rendah, tanaman juga akan berkembang lebih lambat baik dalam

fase pembentukan buah maupun masa panennya (Soetasad et al., 2003).

2.3. Proses Produksi Komoditi

1. Merendam Benih Terong Hijau

Rendam biji Terong Hijau dengan air hangat (sekitar 55 C) selama

15 menit dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih

(membangunkan benih sekaligus mempercepat berkecambah).

Air yang digunakan untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air

matang (air yang sudah direbus dan dapat diminum).

Setelah selesai direndam selama 15 menit, selanjutnya ambil

biji/benih menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air

matang), lalu tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering


8

sendiri, atau bisa juga diangin-anginkan (dihembuskan angin/kipas angin)

agar cepat kering), setelah itu lakukan proses selanjutnya.

Catatan khusus: saat akhir merendam benih/biji Terong Hijau, ada

biji yang mengapung dan ada yang tenggelam. Biji yang mengapung

umumnya kecil peluangnya untuk mengeluarkan tunas (bukan berarti tidak

bisa sama sekali). Oleh karena itu saat meniriskan biji/benih, pisahkan

benih yang mengapung dan yang tenggelam. Ingat, mengapung atau

tenggelamnya biji jangan dilihat saat awal merendam, tetapi dilihat saat

akhir merendam. Jika persediaan benih/biji anda banyak, maka buang saja

benih yang mengapung tersebut. Namun jika anda hanya memiliki sedikit

benih, jangan dibuang, tetap saja lakukan proses selanjutnya, karena ada

kemungkinan benih tersebut tetap dapat bertunas/berkecambah.

2. Penyemaian Benih Terong Hijau

Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian) yang dapat

berupa nampan, tray, polibag, pot, kaleng bekas, dsb. Yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan wadah semai adalah bagian dasar wadah

harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar

kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media semainya

tidak becek atau kelebihan air). Bisa juga bagian samping dari wadah

tersebut diberi lubang untuk lebih memperlancar sirkulasi air.

Persiapkan media semainya yang dapat berupa campuran tanah, pasir

atau sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan

1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1. Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam


9

tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung

untuk menyemai benih tersebut.

Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran,

sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di

tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan

hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam

kemasannya, barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.

Yang terpenting, pada saat benih/biji Terong Hijau dimasukkan ke

media semai, media semainya harus "gembur (tidak padat dan keras)",

sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus

media semai tersebut.

Sehari sebelum menebar benih Terong Hijau, masukkan media

tanam ke wadah semai (tray/pot/polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu

media tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak

padat). Kemudian taburkan benih Terong Hijau secara merata di

permukaan media tanam dengan diberi jarak antar benih (maksudnya

jangan menumpuk), lalu tutup benih dengan media tanam tipis-

tipis, sehingga posisi benih sedikit terbenam di media tanam tsb. Jika

menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap kotak cukup diisi

1-2 benih/biji Terong Hijau.

Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus (sebaiknya

menggunakan alat sprayer). Tutup wadah semai menggunakan plastik

bening yang diberi 2 - 8 lubang kecil, sehingga kelembaban media

semai/tanam lebih terjaga. Jika media semainya


10

(tanahnya) kering, maka semprotkan dengan air halus. Caranya, buka

terlebih dulu plastiknya baru disiram dan tutup kembali.

Ketika nanti sudah muncul tunas atau berkecambah, maka buka tutup

plastik tersebut dan jangan ditutupi lagi dengan plastik.

Letakkan wadah persemaian di tempat teduh yaitu tempat yang tidak

mendapat sinar matahari langsung dan terhindar dari guyuran hujan.

Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman, penjarangan

bibit, serta pencegahan hama dan penyakit. Bibit di persemaian harus

mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk pertumbuhannya, sehingga

persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak terlalu basah. Caranya

disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat spray),

dilakukan 1 - 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika

kondisi media tanamnya lembab, penyemprotan air cukup sekali sehari,

bahkan cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih

berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman.

Biasanya dalam waktu 3 - 12 hari benih/biji Terong Hijau sudah

mengeluarkan tunasnya (berkecambah). Waktu yang dibutuhkan masing-

masing benih Terong Hijau untuk bertunas memang tidak seragam, karena

bergantung dari kualitas masing-masing benih, serta lingkungan/kondisi di

sekitar masing-masing benih tersebut. Jika tempat persemaian tidak

menggunakan tray khusus, maka perhatikan bibit yang tumbuh, apakah

terlalu rapat atau tidak. Jika terlalu rapat (nyaris menumpuk antar benih),

maka lakukan penjarangan, yaitu pindahkan benih yang terlalu rapat ke

tempat lain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan.


11

Penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh adalah

busuk daun dan busuk akar. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga

persemaian tidak terlalu basah serta menyemprot dengan pestisida yang

sesuai. Pada umumnya, bila kelebihan penyiraman, maka daun akan mulai

menguning dari bagian bawah. Seandainya terjadi demikian, maka segera

hentikan penyiraman. Sebaliknya, bila kekurangan penyiraman, maka daun

akan terlihat layu, kemudian mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika

daun terlihat layu, berarti kurang penyiramannya, dan ketika daun

menguning berarti kelebihan penyiraman.

Setelah bibit Terong Hijau tumbuh cukup besar (memiliki 2 - 7 helai

daun), maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam

yang dipersiapkan).

3. Penanaman Bibit Terong Hijau

Jika tempat/wadah untuk menanam Terong Hijau menggunakan

polibag/pot maka polibag/pot harus diberi lubang di bagian bawahnya dan

membuat sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak menyentuh tanah,

sehingga air tidak terlalu lama berdiam di di dalam polibag (dapat

mengalir keluar).

Untuk mudahnya, sebelum diberi media tanam (tanah), masukkan

terlebih dulu batu-batu kecil (atau pecahan-pecahan batu) ke dalam

polibag/pot. Batu-batu tersebut berfungsi sebagai penyangga media tanam

sekaligus mencegah tersumbatnya lubang drainase.

Kemudian barulah isi polibag/pot dengan media tanam hingga 75% -

85% bagian dari polibag/pot (artinya jangan sampai penuh). Media tanam
12

yang digunakan dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam bakar, dan

kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.

Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa

campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih

tersebut. Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran,

sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di

tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan

hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam

kemasannya, barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.

Yang terpenting, pada saat bibit Terong Hijau dimasukkan ke media

tanam, media tanamnya harus "gembur (tidak padat dan keras)", sehingga

akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media

tanam tersebut. Sehari sebelum mulai menanam atau mulai memindah

bibit tanaman, masukkan terlebih dulu media tanam ke wadah tanam

(polybag, pot, kaleng bekas, dsb). Kemudian siram dengan sedikit air agar

media tanam menjadi lembab, dan upayakan agar media tanam dalam

kondisi gembur (tidak padat).

Buatlah terlebih dulu lubang pada media tanam (tanah) di polibag/pot

terkait. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan / menanam bibit

yang telah disemai. Pindahkan bibit tanaman Terong Hijau dari

persemaian yang telah memiliki 2 - 7 helai daun. Pemindahan dilakukan

satu persatu dan pelan-pelan (hati-hati) agar tidak terjadi kerusakan pada

akar yang masih lemah. Caranya, ambil/angkat bibit dengan


13

mengikutsertakan tanah di sekitar akarnya. Untuk mengambil/mengangkat

bibit tsb bisa menggunakan sendok atau sekop kecil/besar.

Kemudian masukkan bibit Terong Hijau beserta tanah di sekitarnya ke

lubang yang telah disiapkan. Tambahkan media tanam (tanah) di sekitar

bibit tersebut. Bibit harus muncul di permukaan tanah dengan posisi tegak

ke atas, jika kesulitan untuk ditegakkan, maka tekan sedikit tanahnya

sedemikan rupa sehingga bibit tersebut dapat berdiri tegak.

Setelah ditanam, semprot/siram dengan sedikit air (gunakan

spray/penyemprot air yang halus). Tempatkan tanaman Terong Hijau di

lokasi yang teduh atau tidak terkena matahari langsung serta tidak terkena

guyuran hujan. Penempatan tanaman di lokasi yang teduh dilakukan

sampai tumbuh tunas baru (tumbuh daun baru) pada bibit tanaman

tersebut. Dengan tumbuhnya tunas baru, hal ini menunjukkan bahwa bibit

tersebut telah dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

Setelah munculnya tunas baru (tumbuh daun baru), tanaman Terong Hijau

dianggap telah siap, dan selanjutnya pot / polibag ditempatkan di lokasi

yang mendapat matahari langsung.

4. Merawat Tanaman Terong Hijau

Perawatan tanaman Terong Hijau meliputi penyiraman, pemupukan,

pemasangan ajir/penyangga, penyulaman, pengendalian hama dan

penyakit tanaman. Penyiraman tanaman Terong Hijau hendaknya

dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak, baik daun maupun

batangnya. Jika media tanamnya mudah kering, maka frekuensi

penyiraman sebaiknya dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Jika media
14

tanamnya cenderung lembab, maka penyiraman cukup dilakukan satu kali

sehari, pagi atau sore. Sebaiknya tidak melakukan penyiraman di siang

hari, karena dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman.

Pemupukan tanaman Terong Hijau dilakukan dengan dosis dan cara

penggunaan pupuk yang disesuaikan dengan petunjuk pada kemasan

masing-masing pupuk. Pemasangan ajir (penyangga/penegak) dibutuhkan

tanaman Terong Hijau. Ajir adalah alat penegak/penyangga/perambat yang

terbuat dari batang/bilah bambu atau kayu atau kawat atau bahan lainnya

yang berfungsi sebagai tempat bersandar tanaman, penyangga batang yang

lemah, juga tempat rebahan/merambatnya tanaman.

Ajir sebaiknya dipasang setelah tanaman Terong Hijau tumbuh

sekitar 17 - 23 cm. Jarak ajir dengan tanaman sekitar 4 - 10 cm.

Pemasangan ajir yang terlambat akan mengakibatkan akar tanaman rusak.

Dengan adanya ajir, maka tanaman Terong Hijau tumbuh sesuai dengan

arah ajir tersebut. Ketika tanaman sudah cukup tinggi atau panjang, maka

segera ikat longgar tanaman ke ajir menggunakan tali rafia di beberapa

bagian. Bila bibit tanaman Terong Hijau tumbuh tidak sempurna atau

rusak atau mati, maka segera lakukan penyulaman (tanam kembali) dengan

bibit Terong Hijau lainnya.

Bila di sekitar tanaman Terong Hijau tumbuh gulma, maka

lakukan penyiangan dengan mencabuti gulma tersebut, juga sekaligus

gemburkan tanah di sekitar tanaman. Lakukan pembumbunan pada

tanaman Terong Hijau, terutama jika tanah di sekitar tanaman mulai


15

tergerus, atau ada akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah. Juga

ketika tanaman tumbuhnya agak miring (tidak tegak).

5. Pengendalian Hama Tanaman.

 Hama tanaman antara lain trips, kutu daun, tungau, kutu kebul, ulat

gerayak, dsb. Peluang munculnya hama tanaman ini akan semakin

tinggi pada musim kemarau.

 Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan, maka dengan cepat

tanaman lainnya juga terkena hama tersebut, sehingga jangan dibiarkan.

 Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara

menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan akarisida untuk

tungau, setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.

6. Pengendalian Penyakit Tanaman.

 Penyakit tanaman antara lain rebah kecambah, layu bakteri, layu

(fusarium), antraknosa, busuk daun (choanephora), hawar phytophora,

bercak daun (cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri, keriting

kuning, dsb. Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh

cendawan dan bakteri akan semakin tinggi pada musin hujan.

 Seperti halnya dengan hama, bila satu tanaman terkena penyakit dan

dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena penyakit

tersebut, sehingga jangan dibiarkan.

 Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara

menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.

Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida terkait.


16

7. Panen Terong Hijau

Panen Terong Hijau sudah dapat dilakukan 70 - 85 HST (Hari

Setelah Tanam). Waktu yang dibutuhkan masing-masing tanaman Terong

Hijau untuk panen pertama memang tidak seragam, karena bergantung dari

kualitas masing-masing benih awal, lingkungan/kondisi di sekitar masing-

masing benih pada saat bertunas dan tumbuh, serta perawatan pada

masing-masing tanaman Terong Hijau tsb.

2.4. Analisis Usahatani

Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis,

efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis (Soekartawi, 1989). Produksi

usahatani mempergunakan masukan untuk menghasilkan keluaran.Masukan

selalu mencakup tanah dan tenaga, untuk pertanian maju, masukan ini

mencakup sarana produksi dan peralatan yang dibeli (Mosher, 1987).

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat

dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input

atau masukan untuk menghasilkan output. Biaya dalam usahatani

dikelompokkan menjadi beberapa jenis anatara lain:

a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan

terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

Rumusnya sebagai berikut :


Harga Awal – Harga Akhir
Biaya tetap =
Umur Ekonomis x Lama Pemakaian
17

b. Biaya tidak tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi.

c. Total biaya (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost)

dengan biaya tidak tetap (variabel cost), dan dapat ditulis dengan rumus

sebagai berikut :
TC = FC + VC
Keterangan :

TC = Total biaya (Total Cost)

FC = Biaya tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya variabel (Variabel Cost)

d. Penerimaan (Revenue) adalah perkalian antara harga jual dengan

produktivitas panen yang diperoleh, pernyataan ini dapat ditulis sebagai

berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR = Total penerimaan

P = Harga jual

Q = Produktivitas panen yang diperoleh

e. Pendapatan (Income) adalah selisih antara total penerimaan dikurangi

dengan total biaya, sehingga dapat ditulis dengan rumus :

I = TR – TC

Keterangan :

I = Pendapatan

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya
18

III. PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

3.1.Rencana Pelaksanakan Kegiatan

Perencanaan pelaksanaan kegiatan PKL ini akan di laksanakan di

pekarangan rumah yang bertepatan di RT 18, kelurahan dusun baru,

kecamatan tabir. Praktek kerja lapangan ini di laksanakan dari tanggal 24 juni

s/d 24 september 2020.

3.2 Rencana Produksi

Dalam melakukan kegiatan praktek kerja lapang kita tentu perlu membuat

suatu rencana produksi, dalam perencanaan produksi memerlukan

beberapa alat dan bahan sebagai berikut :

Tabel 1. Alat dan Bahan

Uraian Jumlah
1. Alat
- cangkul 1 buah
- sprayer 1 buah
- Gunting 1 buah
- Ember 1 buah
- Jaring 20 meter

2. Bahan
- Bibit terong hijau 1 bungkus
- Polibag 30 buah
- Pupuk kandang 2 karung
- decis 500 ml
- pupuk UREA ½ kg
- pupuk NPK ½ kg
19

3.3 Rencana Anggaran Biaya

Adapun perencanaan anggaran biaya budidaya terong hijau untuk pertama

tanam.

Tabel 2.Rencana Anggaran Biaya

No. Bahan Harga


1 Bibit terong hijau Rp. 4.500
2 polibag Rp. 20.000
3 pestisida(decis) Rp. 20.000
4 pupuk kandang Rp. 10.000
5 pupuk npk Rp. 4000
6 pupuk urea Rp. 4000
Jumlah Rp. 98.000

1. Biaya variable

Adalah biaya yang berubah secara propesional dengan aktivitas

bisnis,biaya variable akan naik saat produksi meningkat dan akan turun

saat produksi menurun.

Tabel 3 .Anggaran Biaya Variabel

No. Bahan Harga


1 Bibit terong hijau Rp. 4.500
2.polibag Rp. 20.000
3.pestisida(decis) Rp. 20.000
4.pupuk kandang Rp. 10.000
5.pupuk npk Rp. 4.000
6.pupuk urea Rp. 4.000
7. tenaga kerja Rp.40.000

Jumlah Rp. 73.000


Ket:
Benih = 30x150 = 4.500 biaya yang digunakan.
20

Harga satuan benih 150 x 30 benih jadi 4500. Satu bungkus dengan harga
15000:100 isi terong jadi dapat dapat satu benih itu dengan harga 150
rupiah.
Tenaga kerja
bulan Rp 20.000 x 2 bulan = 40.000
jadi tenaga kerja selama 2 bulan adalah 40.000

2. Biaya tetap

Adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit

dan tetap tidak berubah sedikit pun walaupun jumlah barang yang

diproduksi dan dijual berubah-ubah dalam kapasitas normal.

Tabel 4. Anggaran biaya tetap

NO Biaya Tetap Jumlah Nilai (Rp) Lama Umur Npa(Rp)


Unit Awal Akhir Pemakaian Ekonomis
(bulan) (bulan)
1 Cangkul 1 60.000 6.000 3 24 6.750
2 Ember 1 15.000 1.500 3 3 13.500
3 Spayer 1 15.000 1.500 3 3 13.500
4 Gunting 1 30.000 3.000 3 36 2.250
5 jaring 1 100.000 10.000 3 24 11.250
Jumlah 47.250

Tabel 5. Sewa lahan

Sewa lahan Harga/tahun Harga/bulan Lama pemakaian Biaya sewa


12 bulan 45000 3.750 2 bulan 7.500
Total 7.500
=45000:12 bulan
=3.750/bulan
Jadi perbulan 3.750x2 bulan =7.500

3. Total biaya ( total cost)


Total biaya adalah penjumlahan antara biaya tetap dan tidak tetap
TC= FC+VC
TC= 98.000 + 54.500
= 152.500
Jadi hasil semua biaya yaitu Rp 152.500
4. Penerimaan (revenue)
21

Penerimaan adalah perkalian antara harga jual dengan produktifitas panen


yang di peroleh.
TR= P x Q
TR= 5000 x 3
TR= 15.000/ panen pertama

Tabel 6. Perkiraan penerimaan setelah panen pertama


Panen Jumlah / kg Harga / kg penerimaan
2 6 5000 Rp.30.000
3 9 5000 Rp.45.000
4 11 5000 Rp.55.000
5 14 5000 Rp.70.000
6 12 5000 Rp.60.000
7 7 5000 Rp.35.000
Jumlah Rp.295.000

Hanya di hitung sampai panen ke 7, setelah itu pohon terong akan


mengalami penurunan produksi buah.

5. Pendapatan ( income)
Adalah selisih dari total penerimaan dikurangi biaya total
I= TR – TC
I= 15.000 – 152.500
I= -137,500
Maka dapat dilihat bahwa usaha terong hijau akan mendapat income yang
tinggi apabila telah dilakukan pemanenan selanjutnya.

3.4. Analisis Usahatani

Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis,

efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis (Soekartawi, 1989). Produksi

usahatani mempergunakan masukan untuk menghasilkan keluaran.Masukan

selalu mencakup tanah dan tenaga, untuk pertanian maju, masukan ini

mencakup sarana produksi dan peralatan yang dibeli (Mosher, 1987).

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat

dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input


22

atau masukan untuk menghasilkan output. Biaya dalam usahatani

dikelompokkan menjadi beberapa jenis anatara lain:

f. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan

terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

Rumusnya sebagai berikut :


Harga Awal – Harga Akhir
Biaya tetap =
Umur Ekonomis x Lama Pemakaian

g. Biaya tidak tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi.

h. Total biaya (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost)

dengan biaya tidak tetap (variabel cost), dan dapat ditulis dengan rumus

sebagai berikut :
TC = FC + VC
Keterangan :

TC = Total biaya (Total Cost)

FC = Biaya tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya variabel (Variabel Cost)

i. Penerimaan (Revenue) adalah perkalian antara harga jual dengan

produktivitas panen yang diperoleh, pernyataan ini dapat ditulis sebagai

berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR = Total penerimaan

P = Harga jual

Q = Produktivitas panen yang diperoleh


23

j. Pendapatan (Income) adalah selisih antara total penerimaan dikurangi

dengan total biaya, sehingga dapat ditulis dengan rumus :

I = TR – TC

Keterangan :

I = Pendapatan

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya
24

IV. REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

4.1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada tanggal 24 Juni 2020, dengan

mempertimbangkan berbagai aspek, aspek luas lahan, biaya dan lain

sebagainya, maka diambil suatu langkah dimana proses penanaman terong

hijau di lakukan dalam polybag, luas lahan dengan panjang 15 meter dan

lebar 2 meter, memuat 30 titik tanam, dengan skenario ini memungkinkan

proses pemantauan, tenaga kerja, biaya dapat ditekan seminimal mungkin

sehingga Praktek Pengalaman Lapangan dapat dilaksanakan, dengan

melihat aspek diatas penulis berpendapat praktek ini merupakan prototype

untuk penanaman dalam skala sedang maupun besar.

Tabel 7. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

No. Hari/Tanggal Kegiatan


1 24 Juni persiapan lahan
diawali dengan pemasangan jarring untuk di buat pagar.
2 25 Juni Pengisian polibag
dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk kandang
dengan tanah.
3 27 Juni Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menanam langsung
benih kedalam polibag yang sudah di isi tanah.
4 28 Juni Pemeliharaan
Tanaman terong, membutuhkan suplai air yang tinggi
sehingga harus melakukan penyiraman setiap sore hari.  
28 juli Pemupukan I 
Dilakukan pada tanaman terong yang berusia 30 hari
setelah tanam menggunakan pupuk Urea
5 4 Agustus Penyemprotan I 
Satu minggu kemudian dilakukan Penyemprotan dengan
menggunakan decis untuk mencegah terserang hama pada
tanaman terongi.
6 5 Agustus Pembersihan gulma I
Untuk membersihkan rumput liar atau gulma disekitar
tanaman.
7 28 Agustus Pemupukan II 
25

Dilakukan pada tanaman terong yang berusia 60 hari


dengan menggunakan pupuk NpK.
8 5 September Pembersihan gulma II
Dilakukan untuk membersihkan gulma yang ada di
sekitar tanaman.
9 6 September Penyomprotan II 
Dilakukan denagan menggunakan decis agar hama tidak
mengganggu tanaman.
10 24 September Panen I menghasilkan 3 kg dengan harga Rp 5.000 / kg.

11 28 September Penjualan terong


Yang di beli oleh tetangga yang langsung membeli kerumah.

4.2. Realisasi Produksi

Analisis biaya produksi yang dilakukan pada usaha usahatani

terong hijau ini di lakukan untuk mengetahui berapa besar biaya yang di

keluarkan dan penerimaan, yang di peroleh dari kegiatan usahatani

terong hijau di tempat PKL. Biaya produksi pada budidaya terong hijau

adalah biaya yang di keluarkan: biaya variable dan biaya tetap.

Tabel 8. Alat dan bahan yang digunakan

Uraian Jumlah
alat
- Cangkul 1 buah
- Sprayer 1 buah
- Gunting 1 buah
- Ember 1 buah
- Jaring 20 meter
Bahan
- Bibit terong hijau 1 bungkus
- Polibag 30 buah
- Pupuk kandang 2 karung
- Decis 500 ml
- pupuk UREA ½ kg
- pupuk NPK ½ kg

4.3. Realisasi Anggaran Biaya


26

Adapun biaya yang dibutuhkan dalam budidaya terong hijau dengan media
tanam polibag dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
1. Biaya variable

Adalah biaya yang berubah secara propesional dengan aktivitas

bisnis,biaya variable akan naik saat produksi meningkat dan akan turun

saat produksi menurun.

Tabel 9.Anggaran Biaya Variabel

No. Bahan Harga


1 Bibit terong hijau Rp. 4.500
2.polibag Rp. 20.000
3.pestisida(decis) Rp. 20.000
4.pupuk kandang Rp. 10.000
5.pupuk npk Rp. 4.000
6.pupuk urea Rp. 4.000
7 tenaga kerja Rp. 40.00
Jumlah Rp. 98.000

2. Biaya tetap

Adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit

dan tetap tidak berubah sedikit pun walaupun jumlah barang yang

diproduksi dan dijual berubah-ubah dalam kapasitas normal.

Tabel 10 . Anggaran biaya tetap

NO Biaya Tetap Jumlah Nilai (Rp) Lama Umur Npa(Rp)


Unit Awal Akhir Pemakaian Ekonomis
(bulan) (bulan)
1 Cangkul 1 60.000 6.000 3 24 6.750
2 Ember 1 15.000 1.500 3 3 13.500
3 Spayer 1 15.000 1.500 3 3 13.500
4 Gunting 1 30.000 3.000 3 36 2.250
5 jaring 1 100.000 10.000 3 24 11.250
27

Jumlah 47.250

Tabel 11. Sewa lahan

Sewa lahan Harga/tahun Harga/bulan Lama pemakaian Biaya sewa


12 bulan 45000 3.750 2 bulan 7.500
Total 7.500
=45000:12 bulan
=3.750/bulan
Jadi perbulan 3.750x2 bulan =7.500
Jadi total biaya tetap adalah 47.000 + 7.500= 54.500
3. Total biaya ( total cost)
Total biaya adalah penjumlahan antara biaya tetap dan tidak tetap
TC= FC+VC
TC= 98.000 + 54.500
= 152.500
Jadi hasil semua biaya yaitu Rp 152.500
4. Penerimaan (revenue)
Penerimaan adalah perkalian antara harga jual dengan produktifitas panen
yang di peroleh.
TR= P x Q
TR= 5000 x 3
TR= 15.000/ panen pertama

Tabel 12. Perkiraan penerimaan setelah panen pertama


Panen Jumlah / kg Harga / kg penerimaan
2 6 5000 Rp.30.000
3 9 5000 Rp.45.000
4 11 5000 Rp.55.000
5 14 5000 Rp.70.000
6 12 5000 Rp.60.000
7 7 5000 Rp.35.000
Jumlah Rp.295.000

Hanya di hitung sampai panen ke 7, setelah itu pohon terong akan


mengalami penurunan produksi buah.
5. Pendapatan ( income)
Adalah selisih dari total penerimaan dikurangi biaya total
I= TR – TC
I= 15.000 – 152.500
I= -137.500
Maka dapat dilihat bahwa usaha terong hijau akan mendapat income yang
tinggi apabila telah dilakukan pemanenan selanjutnya.
28

4.4 Permasalahan dalam budidaya terong hijau

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang telah di lakukan maka

beberapa masalah yang di hadapi dalam budidaya terong hijau adalah

kekurangan air karna praktek kerja lapangan ini di lakukan pada musim

kemarau sehingga tanaman mudah layu dan tanaman terong juga mudah

diserang hama dan penyakit sehingga harus melakukan perawatan yang

maksimal agar mendapat kan hasil sesuai dengan yang di inginkan.

4.5 solusi dalam permasalahan budidaya terong hijau

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang telah di lakukan masalah

yang dihadapi dalam budidaya terong hijau adalah kekurangan air sehingga

tanaman mudah layu maka dari itu sebaiknya budidaya terong hijau dilakukan

pada saat musim hujan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


29

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek lapangan yang telah penulis lakukan maka

dapat di ambil kesimpulan bahwa:

1. biaya yang dibutuhkan untuk budidaya terong hijau adalah Rp= 152.500

2. permasalahan dalam budidaya terong adalah kekurangan air dan mudahnya

tanaman terong hijau terseang hama dan penyakit.

3. solusi dalam budidaya terong hijau adalah cukupi kebutuhan air agar tanaman

terong tidak layu.

5.2. Saran

Dalam penanaman varietas terong hijau ini sangat diharapkan bimbingan

dari pemerintah yaitu para penyuluh pertanian, sehingga dalam pelaksanaanya

sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
30

Hardjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Imdad, H. P dan A.A. Nawangsih. 1995. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya,


Jakarta.

Rukmana, R., 2003. Usaha Tani Jahe. Kanisius, Yogyakarta.

Samadi, B. 2001. Budidaya Terung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.

Siemonsma, J.S. dan K. Piluek. 1994. Plant Resources of South East Asia
Vegetables. Prosea Foundation. Bogor.

Soetasad, Muryanti dan Sunarjono. 2003. Budidaya Terung Lokal dan Terung
Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta

http://myblogwinjes.blogspot.com/2015/04/ilmu-usahatani-tanaman-terong.html

Hermanto ,f.,1988. Ilmu usaha tani, penebar swadaya, Jakarta.

Hadisaputro,1973.usaha taniperkebunan .Jakarta.

Soekartawi, 1987.analisis usaha tani.UI.press.Jakarta.

Mosher,1987. Menggerakkan dan membangun pertanian .yasguna.Jakarta.

LAMPIRAN
31

AGENDA KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG


(PKL)

Nama : ABU BAKAR


NPM : 171016154201006
Program Studi : Agribisnis
Lokasi PKL :Pekarangan Rumah, RT 18, kelurahan dusun baru,
kecamatan Tabir

Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Kegiatan Pembimbing
Lapangan

1 24 juni Pembuatan pagar


2 25 juni Pembersihan lahan
3 26 Juni Pemasangan jarring
4 27 Juni Memasukkan tanah kedalam polybag.
5 28 Juni Pendiaman polibag
6 29 Juni Penanaman benih
7 30 Juni Penyiraman
8 1 Juni Penyiraman
9 2 Juni Penyiraman
10 3 Juli Penyiraman
11 4 Juli Penyiraman
12 5 Juli Pembersihan Rumput
13 6 Juli Penyiraman
14 7 Juli Penyiraman
15 8 Juli Penyiraman
16 9 Juli Penyiraman
17 10 Juli Penyiraman
18 11 Juli Penyiraman
19 12 Juli Penyiraman
20 13 Juli Pembersihan Rumput
21 14 Juli Penyiraman
22 15 Juli Penyiraman
23 16 Juli Penyiraman
24 17 Juli Pembersihan Rumput
25 18 Juli Penyiraman
26 19 Juli Penyiraman
27 20 Juli Penyiraman
28 21 Juli Penyiraman
29 22 Juli Penyiraman
30 23 Juli Penyiraman
31 24 Juli Penyiraman
32

32 25 Juli Penyiraman
33 26 Juli Penyiraman
34 27 Juli Penyiraman
35 28 Juli Penyiraman
36 29 Juli Penyiraman
37 30 Juli Penyiraman
38 31 Juli Penyiraman
39 1 Juli penyiraman
40 2 Juli Penyiraman
41 3 Agustus Pemupukan I 
42 4 Agustus Penyiraman
43 5 Agustus Penyiraman
44 6 Agustus Penyemprotan I 
45 7 Agustus Penyiraman
46 8 Agustus Penyiraman
47 9 Agustus Penyiraman
48 10 Agustus Penyiraman
49 11Agustus Penyiraman
50 12 Agustus Penyiraman
51 13 Agustus Penyiraman
52 14 Agustus Penyiraman
53 15 Agustus Penyiraman
54 16 Agustus Penyiraman
55 17 Agustus Penyemprotan  II 
56 18 Agustus Penyiraman
57 19 Agustus Penyiraman
58 20 Agustus Penyiraman
59 21 Agustus Penyiraman
60 22 Agustus Penyiraman
61 23 Agustus Penyiraman
62 24 Agustus Penyiraman
63 25 Agustus Penyiraman
64 26 Agustus Penyiraman
65 27 Agustus Penyiraman
66 28 Agustus Penyiraman
67 29 Agustus Penyiraman
68 30 Agustus Penyiraman
69 31 Agustus Penyiraman
70 1 Agustus Penyiraman
71 2 Agustus Penyiraman
72 3 September Penyiraman
73 4 September Penyiraman
74 5 September Penyiraman
75 6 September Penyiraman
76 7 September Penyiraman
77 8 September Penyiraman
78 9 September Penyiraman
79 10 September Penyiraman
80 911September Penyiraman
33

81 12 September Penyomprotan III .


82 13 September Penyiraman
83 14 September Penyiraman
84 15 September Penyiraman
85 16 September Penyiraman
86 17 September Penyiraman
87 18 September Penyiraman
88 19 September Penyiraman
89 20 September Penyiraman
90 21 September Penyiraman
91 22 September Penyiraman
92 23 September Penyiraman
93 24 September Panen

Muara Bungo, September 2020

Instruktur Lapangan, Mahasiswa PKL,

M.NUR Abu Bakar


NPM. 1710161542006

Dokumentasi
34

1. Pengolahan lahan 2. penanaman

6. Tanaman terong umur 7 hari 4. Tanaman terong umur 14 hari

5. Tanaman terong umur 21 hari 6. Tanaman terong umur 28 hari

7.Tanaman umur 35 hari 8. Tanaman umur 42 hari


35

9.Tanaman umur 49 hari 10. Tanaman umur 56 hari

11.Tanaman umur 63 hari 12. tanaman umur 70 hari

13.Tanaman umur 77 hari 14. tanaman siap panen


36

Pestisida gunting

Anda mungkin juga menyukai