2. TINJAUAN PUSTAKA
diameter buah 7,6 cm dan panjangnya 7,1 cm. Selain itu, menurut Agisimanto dan
Yulianti (2016) jeruk Siam Pontianak ini memiliki karakter daun yang sessile
artinya daun tanaman jeruk tersebut tidak memiliki petiole serta daun tunggal
yang juga tidak memiliki petiole. Panjang tangkai daun 1–1,3 cm, selain itu jeruk
Siam Pontianak memiliki kondisi kulit buah yang tipis berkisar antara 1-1,5 mm.
Menyebabkan buah sulit untuk dibuka atau dibelah, memiliki kandungan brik
sebesar 12,5 dengan kadar asamnya 5,6%.
Gambar 1. Stomata tanaman jeruk: (A) Jumlah stomata dan (B) ukuran
panjang dan lebar stomata (sumber: Perdani, 2008)
6
Gambar 2. Kloroplas tanaman jeruk: (a) stomata (b) kloroplas (c) sel penjaga
(sumber: Perdani, 2008)
Gambar 4. Ukuran buah jeruk Siam Pontianak: (A) Siam Pontianak dan (B)
Siam Pontianak colchiploid (sumber: Agisimanto dan Yulianti,
2006)
Tabel 1. Data karakter diameter batang, tinggi tanaman, lebar daun dan tebal daun
Diameter Tinggi Panjang daun Lebar daun Tebal daun
batang (cm) tanaman (m) (cm) (cm) (cm)
Kontrol 3,734 3,958 10,131 4,639 0,040
C155 #2 4,846 3,540 8,987 3,886 0,056
C155 #3 5,220 3,050 8,340 3,640 0,041
C155 #5 4,894 3,100 10,147 4,886 0,043
C155 #7 5,003 2,760 7,176 2,957 0,039
C155 #8 3,648 2,330 9,363 4,890 0,037
C155 #9 3,962 2,270 7,651 3,578 0,036
C157 #1 5,340 2,760 6,944 3,537 0,029
C157 #2 4,080 2,125 8,539 3,748 0,072
C157 #5 3,962 1,760 7,852 3,684 0,034
C157 #6 3,300 2,675 6,934 3,299 0,030
C157 #9 4,096 2,900 5,554 2,624 0,037
C157 #10 3,958 2,400 7,068 3,267 0,037
C1510 #1 4,264 2,100 6,670 3,727 0,036
C1510 #5 3,744 2,450 7,945 3,479 0,038
C1510 #8 5,500 3,950 7,982 4,194 0,041
C1510 #10 5,384 2,820 7,314 3,474 0,033
C1510 #22 3,376 2,300 6,841 3,206 0,038
C1510 #29 3,846 2,250 7,377 3,660 0,035
Teknik pemuliaan pada tanaman jeruk lainnya juga dilakukan oleh Yulianti,
Purwito, Husni dan Dinarti (2015) dengan pemberian kolkhisin terhadap induksi
tunas pucuk tanaman jeruk Siam madu secara in vitro. Hasil dari penelitian
tersebut didapatkan bahwa pemberian konsentrasi kolkhisin yang semakin tinggi
mengakibatkan persentase kematian tunas pucuk jeruk semakin tinggi. Selain itu
dari segi morfologi daun, tunas pucuk jeruk dengan pemberian konsentrasi
kolkhisin yang semakin tinggi menyebabkan daun lebih tebal bila dibandingkan
dengan daun yang kontrol. Pemberian kolkhisin pada tanaman jeruk Siam tersebut
memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, dan
jumlah buku.
2.4 Mutasi
Mutasi merupakan suatu perubahan materi genetik pada makhluk hidup,
dimana perubahan tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba, acak dan merupakan
dasar sebagai variasi yang bersifat terwariskan. Mutasi merupakan salah satu
teknik pemuliaan tanaman yang digunakan untuk mendapatkan keragaman
10
genetik dengan membentuk sifat atau karakter baru, sebagai dasar seleksi
tanaman. Secara umum mutasi dapat terjadi secara spontan dan juga secara
induksi (buatan) (Abdurahman, 2006). Menurut Wardiyati, Darmawan, Soertini
dan Dyah (2002), teknik mutasi buatan umumnya ditujukan untuk mengubah
karakter tertentu dengan tetap mempertahankan sebagian besar karakter aslinya.
Mutasi yang biasanya digunakan dibidang pertanian adalah mutasi buatan,
dengan dilakukannya mutasi buatan maka munculnya keragaman genetika pada
tanaman, yang selanjutnya dapat dilakukan penseleksian serta pengujian lebih
lanjut untuk mendapatkan varietas tanaman yang unggul. Mutasi buatan
merupakan mutasi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, dimana biasanya
dilakukan dengan pemakaian bahan kimia (mutagen kimia) dan fisika (mutagen
fisika). Mutagen kimia dapat dilakukan dengan menggunakan Ethyl Methan
Sulfonat, Diethyl sulfat, Ethyl Amin dan kolkisin, sedangkan untuk mutagen
fisika dapat menggunakan sinar x, sinar gamma dan sinar ultra violet (Lestari,
2014).
Mutasi secara kimia maupun fisika menurut Abdurahman (2006) dapat
menimbulkan perubahan pada sifat genetik tanaman yang menguntungkan bagi
pemulia, karena dapat menghasilkan suatu tanaman sesuai dengan keinginan.
Mutasi dapat menyebabkan gen mengalami perubahan struktur. Dalam arti luas,
mutasi dihasilkan dari segala macam tipe perubahan bahan genetik, yang
mengakibatkan perubahan penampakan fenotipe, yang diturunkan bukan
dihasilkan dari proses seksual. Salah satu contoh mutasi yang menguntungkan
dalam bidang pemuliaan tanaman adalah poliploidi. Poliploidi merupakan suatu
keadaan sel yang memiliki jumlah kromosom lebih dari dua set. Tanaman
poliploidi memiliki buah yang besar, sepeti pada penelitian Susianti, Aristya,
Sutikno dan Kasimandari (2015) pada tanaman stroberi hasil mutasi kolkhisin
memiliki hasil buah stroberi yang besar dari tanaman kontrolnya.
2.5 Kolkhisin
Kolkhisin merupakan suatu alkaloid dengan kimianya C22H25O6N yang
dihasilkan oleh tanaman krokus (Colchicum autumnale, L.). Tanaman tersebut
banyak ditanam di Eropa, India, dan Afrika Utara (Snustad et al. 1997 dalam
Yulianti, 2015). Kolkhisin merupakan salah satu bahan kimia yang dapat
11
tanaman stroberi yang lebih besar dibandingkan dengan kontrol, serta lebih efektif
dalam meningkatkan ukuran organ vegetatif pada tanaman stroberi. Sedangkan
pada perlakuan kolkhisin 0,05% lebih efektif dalam meningkatkan ukuran buah
stroberi, karena ukuran buah stroberi yang dihasilkan lebih besar dari pada
perlakuan 0,01% kolkhisin, tetapi jumlah buah yang dihasilkan lebih banyak pada
perlakuan 0,01% dari pada 0,05% kolkhisin.