Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA PERTANIAN
ACARA I
SIKLUS SEL DAN PENGAMATAN KROMOSOM TANAMAN
Disusun oleh:

Erni Novita Sari

21/476970/PN/17187 / A1

Kinanti Raihan Raharsari

INTISARI

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna. Di
Indonesia tanaman bawang merah telah lama diusahakan oleh petani sebagai
usaha tani komersial dengan tingkat permintaan dan kebutuhan bawang merah
yang tinggi menjadikan komoditas ini sangat menguntungkan untuk
diusahakan. Komoditas bawang merah ini termasuk pada salah satu komoditas
sayuran dataran rendah. Ditinjau dari manfaat dan kegunaan, bawang merah
dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan produksi bawang merah yaitu melakukan
poliploidi yang sengaja dibuat (secara induksi) dengan senyawa penghambat
mitosis. Induksi poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman, karena
hasil panen menjadi lebih tinggi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengamati perilaku kromosom, serta Mengamati sel yang mengalami
poliploidisasi dan membandingkan dengan sel normal. Praktikum dilakukan
pada 14 Februari 2022 di Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Bahan
tanaman yang digunakan adalah bagian akar dari bawang merah (Allium cepa
L.) yang bersifat normal dan telah diploiploidisasi. Pemotongan ujung akar pada
pukul 09.00-10.00 sewaktu sel sedang aktif membelah. Hasil penelitian
didapatkan bahwa

Kata kunci : Allium cepa L. ,jumlah kromosom, bawang merah


PENDAHULUAN

Sel merupakan unit struktural dan fungsional terpenting dari setiap organisme
(Wira, et.al., 2017: 94). Setiap organisme dari yang sederhana hingga yang memiliki
kompleksitas tinggi dibangun atas sel. Banyak aspek yang dapat dipelajari dari suatu
sel, baik aspek morfologis, fisiologis, maupun genetika molekularnya. aspek genetika
molekular yang dapat dipelajari dari suatu sel di antaranya adalah struktur kromosom,
segmen DNA yang mengkode gen, dan regulasi ekspresi gen. Namun, hal yang paling
mendasar untuk dipelajari sebelum mendalami bagian yang lebih spesifik dari
genetika molekular adalah struktur kromosom, karena pada kromosomlah gen-gen
yang akan diwariskan dari organisme satu ke organisme yang lainnya berada
(Tjahjani dan Zuhaida, 2013: 225).

Mempelajari struktur kromosom dapat menggunakan berbagai jenis sampel,


namun pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah tumbuhan, yakni bawang
merah (Allium cepa L.). Salah satu cara untuk pengamatan kromosom yang terjadi
pada akar bawang merah adalah dengan bantuan mikroskop. Preparat yang dibuat
dapat digunakan untuk mengetahui proses pembelahan mitosis dan peningkatan
jumlah kromosom.

BAHAN DAN METODE

Sampel yang digunakan dalam pengamatan mitosis ini adalah bagian akar dari
bawang merah (Allium cepa L.) yang bersifat normal dan telah diploiploidisasi.
Bahan dan alat yang digunakan antara lain; larutan fiksatif Carnoy, zat pewarna aceto
carmine, object glass, de glass, tusuk gigi, silet, dan kompor spiritus.

Pengamatan misosis akar bawang merah dilakukan dengan menumbuhkan


akar bawang merah pada media air. Proses menumbuhkan akar bawang merah
dilakukan selama 3 - 4 hari. Akar bawang merah yang telah tumbuh kemudian
dipotong sepanjang ± 4 milimeter (mm). Pemotongan akar bawang merah dilakukan
pada pukul 09.00-10.00 sewaktu sel sedang aktif membelah. Akar yang telah dipotong
dimasukkan ke dalam larutan fiksatif Carnoy (campuran alcohol absolut:asam asetat
glasial perbandingan 3:1) dan difiksasi selama 15-20 menit. Potongan ujung akar yang
telah difiksasi direndam ke dalam pewarna aceto carmine 0.5% (0.5 g carmine
dilarutkan dalam 45 cc asam asetat glasial dan 55 cc aquadestilata). Setelah itu,
larutan dipanaskan di atas kompor spiritus sehingga pewarna meresap dalam jaringan
ujung akar. Pemanasan larutan ini dihentikan apabila larutan sudah mulai mendidih
dan potongan ujung akar mulai terlihat bergerak. Preparat ujung akar yang telah
difiksasi dan diwarnai diambil menggunakan pinset dan diletakkan di atas object glass
dan dipotong sepanjang 1 mm dari ujung, lalu di tutup dengan deglass. Deglass
diketuk dan ditekan menggunakan tusuk gigi hingga preparat menjadi satu lapisan sel.
Preparat diamati di bawah mikroskop, dimulai dari perbesaran lemah hingga kuat.

Pengamatan siklus sel dilakukan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman,


Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Untuk mendapatkan hasil, dilakukan pengamatan terhadap semua fase pembelahan sel
pada tanaman normal atau poliploid (fase pembelahan awal dapat diamati di bagian
ujung, sedangkan fase lebih lanjut diamati pada bagian pangkal). Pengamatan yang
dilakukan berupa mengamati bentuk kromosom dan menghitung jumlah kromosom
pada tanaman normal atau poliploid.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelahan sel merupakan proses yang berperan penting dalam


keberlangsungan hidup suatu organisme. Dalam prosesnya, pembelahan sel dibagi
menjadi dua, yakni pembelahan meiosis yang terjadi pada sel kelamin dan
pembelahan mitosis yang terjadi pada sel-sel tubuh sel somatik. Pembelahan sel
secara mitosis terjadi pada sel yang melakukan pertumbuhan, regenerasi atau
reproduksi secara aseksual. Pembelahan sel tersebut akan menghasilkan dua sel baru
dengan materi genetik yang identik dengan induknya (Syukur dan Sastrosumarjo,
2015:74). Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang terjadi pada sel tubuh
makhluk hidup untuk mengganti sel terdahulu yang rusak yang
berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau
pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Ciri pembeda antara fase pembelahan tanaman normal dan
poliploid terjadi di anafase saat benang spindel gagal terbentuk,sehingga terjadi
sepasang kromosom yang gagal membelah.

Pada proses anafase seharusnya kromosom sel ditarik oleh benang spindel
menuju kutub masing-masing untuk selanjutnya terjadi telofase yaitu terbentuknya
membran inti pada masing-masing kromosom,tetapi pada tanaman poliploid saat
terjadi anafase terdapat zat kolkisin yang dapat menggagalkan terbentuknya benang
spindel,sehingga pembelahan terjadi dengan tidak sempurna dan terbentuk kromosom
ganda.
Pada pengamatan mitosis yang menggunakan akar bawang merah akan
memudahkan pengamatan karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit dan
berukuran besar. Setyawan dan Sutikno (2000) menyatakan bahwa tanaman bawang
memiliki ukuran kromosom yang cukup besar sehingga sangat cocok digunakan untuk
studi eksperimental mitosis. Menurut Mader (2011), mitosis pada sel tumbuhan
khusus terjadi pada jaringan meristematik yang terdapat pada ujung akar dan ujung
batang.
Lundqvist etal. (2012) menyatakan bahwa pengaruh poliploidi pada tanaman
adalah peningkatan ukuran nukleus, sehingga dapat mengakibatkan penambahan
ukuran sel dan jaringan, organ dan tanaman. Kolkisin telah banyak dimanfaatkan
dalam biologi dan studi pemuliaan untuk menghasilkan tanaman poliploid (Bharathi
et al., 2006). Aplikasi kolkisin pada tanaman telah banyak dilakukan, diantaranya
untukmemperbesar ukuran buah melon (Cucumismelo) (Aggraito, 2004);
memperbesar daun dan batang tanaman pacar air (Impatienbalsamina) (Wiendra et al.,
2011); meningkatkan ukuran stomata dan epidermis pada bawang wakegi
kultivarSumenep (Setyowati et al., 2013), dan meningkatkan kandungan terpenoid
indolalkaloid Catharanthus roseus (Xing et al.,2011).
DAFTAR PUSTAKA

Wira, D.J.., Didik, R.S., dan Unggul, P.J. 2017. Analisis Karakteristik Beda Potensial
Membran Albumin dan Membran Vitelin Telur Ayam Akibat Efek Diazinon. Jurnal Natural.
4 (2). 94-98.

Tjahjani, Nur & Zuhaida, Anggun. 2013. Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan
Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. MUDARRISA: Journal of Islamic
Education. 5. 222. 10.18326/mdr.v5i2.779.

Syukur, M., dan Sastrosumarjo S. 2015. Sitogenetika Tanaman. (Edisi Kedua). Bogor:
IPB Press.

Setyawan, A. D. dan Sutikno.2000. Karyotipe Kromosom pada Allium sativum L.


(BawangPutih) dan Pivum sativum L. (Kacang Kapri).Jurnal Biosmart. 2(1):20-27.

Wakim, S., dan Greewal, M. 2019. Mitotic PhaseMitosis and Cytokinesis. Diakses dari:
https://bio.libretexts.org.

Mader, S. S. 2011. Inquiry Into Life Thitheentn Edition. McGraw-Hill, Americas New
York.

Anda mungkin juga menyukai