Anda di halaman 1dari 8

ACARA IV

MERISTEM LATERAL NANAS


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan salah satu komoditas
holtikultura yang memiliki nilai ekonomis serta nilai gizi yang tinggi.
Nanas termasuk famili Bromeliaceae yang memiliki habitus rendah, herba
menahun dengan bentuk daun yang memanjang, berdaun tajam, dan
tersusun roset. Teknik perbanyak nanas yang dilakukan saat ini adalah
perbanyakan secara vegetatif, namun cara ini membutuhkan waktu yang
lama, jumlah bibit yang dihasilkan sedikit, dan tidak seragam. Alternatif
perbanyakan nanas yang dapat dilakukan untuk mengtasi masalah tersebut
yaitu melalui kultur meristem secara in vitro.
Kultur meristem (meristem culture) adalah kultur jaringan tanaman
menggunakan eksplan dari jaringan meristem. Kultur meristem bertujuan
untuk menghasilkan tanaman bebas virus. Kekurangan dari kultur
meristem yaitu biaya lebih mahal, butuh skill/keahlian khusus, mutasi /off
type akibat sub kultur berlebih, variasi somaklonal, sedangkan kelebihan
dari kultur meristem yaitu jumlah bibit yang diproduksi bisa banyak, sehat,
bebas dari virus dan penyakit lain, relatif cepat, seragam, memudahkan
dalam transportasi
Jaringan meristem yang digunakan dapat berupa meristem pucuk
terminal atau meristem tunas aksilar. Kultur meristem sudah secara luas
diterapkan untuk tujuan perbanyakan tanaman, terutama pada tanaman
hortikultura. Sel-sel meristem pada umumnya stabil, karena mitosis pada
sel-sel meristem terjadi bersama mericloneengan pembelahan sel yang
berkesinambungan, sehingga ekstra duplikasi DNA dapat dihindarkan.
Perkembangan dalam kultur meristem diarahkan untuk mendapatkan
tanaman sempurna dari jaringan meristem tersebut dan dapat sekaligus
diperbanyak. Tunas apikal mahkota nanas merupakan salah satu jaringan
meristem yang dapat digunakan sebagai eksplan untuk kultur jaringan.
Setiap buku batang dan mahkota nanas terdapat tunas-tunas dorman yang
akan tumbuh membentuk tunas buah (slip) dan tunas batang (sucker).
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum acara IV, Mersitem Lateral
Nanas (Ananas comosus L) adalah:
a. Mengetahui teknik meristem lateral nanas (Ananas comosus L)
b. Mengetahui cara sterilisasi dari kultur meristem lateral nanas (Ananas
comosus L)
c. Mengetahui cara penanaman kultur meristem lateral nanas (Ananas
comosus L)
B. Tinjauan Pustaka
Kultur meristem merupakan salah satu metode dalam teknik kultur
jaringan dengan menggunakan eksplan berupa jaringan meristematik baik
meristem pucuk terminal atau meristem dari tunas aksilar. Tujuan utama
aplikasi kultur meristem adalah mendapatkan dan memperbanyak tanaman
yang bebas virus (eliminasi virus dari bahan tanaman). Kultur meristem
sebagai metoda untuk perbanyakan tanaman yang bebas virus sudah secara
luas diaplikasikan terutama pada tanaman hortikultura. Sel-sel meristem pada
umumnya stabil, karena mitosis pada sel-sel meristem terjadi bersama dengan
pembelahan sel yang berkesinambungan, sehingga ekstra duplikasi DNA
dapat dihindarkan. Jaringan meristem merupakan jaringan vegetatif sehingga
plantlet yang dihasilkannyapun merupakan suatu klon. Bahan yang digunakan
untuk kultur meristem adalah meristem apikal yang berasal dari mahkota
nanas. Tunas tersebut digunakan sebagai sumber eksplan, mata tunas dikupas
3-4 lapis hingga berukuran 1 x 1,5 cm, sterilisasi dilakukan dengan cara
membersihkan dan mencuci mata tunas dengan detergen sambil dikocok pada
botol kultur dan dibilas pada air mengalir sebanyak tiga kali kemudian
merendamnya dalam larutan tween 20 selama 15 menit, selanjutnya dibilas
dengan akuades steril sebanyak tiga kali. Mahkota nanas kemudian ditanam
pada medium dasar MS (Suyadi 2008).
Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat
yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan
sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus, penggunaan medium yang
cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk
kultur cair. Salah satu faktor keberhasilan perbanyakan tanaman secara in
vitro adalah pemilihan bahan eksplan. Bahan eksplan yang masih muda
adalah eksplan yang baik untuk perbanyakan tanaman secara in vitro.
Semakin tua organ tanaman eksplan, maka proses pembelahan dan regenerasi
sel cenderung menurun, oleh karena itu jaringan yang masih muda lebih baik
digunakan karena pada umumnya jaringan tersebut masih berproliferasi
daripada jaringan yang berkayu atau yang sudah tua. Kesesuaian bagian
tanaman untuk dijadikan eksplan, dipengaruhi oleh banyak faktor. Tanaman
yang memiliki hubungan kekerabatan dekat pun, belum tentu menunjukkan
rspon in vitro yang sama. Penggunaan eksplan yan tepat merupakan hal
penting yang juga harus diperhatikan pada tahap ini. Umur fisiologis dan
ontogenetik tanaman induk, serta ukuran eksplan bagian tanaman yang
digunakan sebagai eksplan, merupakan faktor penting dalam tahap ini. Bagi
kebanyakan tanaman, eksplan yang sering digunakan adalah tunas pucuk
atau mata tunas lateral pada potongan batang berbuku (Finta 2013)
Keberhasilan kultur meristem mahkota nanas sangat tergantung pada
keseimbangan zat pengatur tumbuh golongan auksin dan sitokinin, terutama
keseimbangan antara 6-Benzil Amino Purin (BAP) dan Asam Naftalen Asetat
(NAA) yang ditambahkan pada media kultur. BAP adalah zat pengatur
tumbuh sintetik yang berperan antara lain dalam pembelahan sel dan
morfogenesis sedangkan NAA adalah zat pengatur tumbuh sintetik yang
mampu mengatur berbagai proses pertumbuhan dan pemanjangan sel. Selain
zat pengatur sntetik, zat pengatur tumbuh auksin dapat bersumber dari bahan
organik seperti ekstrak tauge (kecambah kacang hijau). Ekstrak tauge dapat
digunakan sebagai media kultur jaringan karena mengandung berbagai hara,
vitamin, karbohidrat dan zat pengatur tumbuh yaitu auksin. Tauge
mengandung zat pengatur tumbuh auksin yang berfungsi sebagai stimulan
dalam memperlancar proses metabolisme sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor lain penunjang
keberhasilan kultur meristem adalah komposisi media tanam. Komposisi
media kultur jaringan umumnya meliputi unsur makronutrien, mikronutrien,
dan asam amino (Rupina 2015).
Perbanyakan tanaman secara kultur meristem memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya adalah dapat menghasilkan bibit tanaman dalam
jumlah banyak dengan waktu singkat, tidak memerlukan tempat yang luas,
tidak bergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan sepanjang tahun,
bibit yang dihasilkan lebih sehat dan seragam, serta memungkinkan untuk
dilakukan rekayasa genetika. Perbanyakan secara kultur jaringan akan
menghasilkan jumlah bibit yang banyak dalam waktu relatif singkat. Selain
itu, kultur jaringan juga dapat mempertahankan sifat induk yang unggul.
Selain memiliki kelebihan, teknik kultur meristem juga mempunyai
kekurangan. Beberapa kekurangan dari teknik kultur meristem adalah
memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium yang
steril serta menggunakan bahan-bahan kimia, memerlukan keahlian khusus,
memerlukan aklimatisasi ke lingkungan luar karena tanaman hasil kultur
berukuran kecil dan bersifat aseptik, serta tidak sedikit produk dari kultur in
vitro yang meiliki sistem perakaran kurang kokoh dan sangat rentan terhadap
hama penyakit (Khan 2008)
Teknik perbanyakan nanas dengan teknik in vitro, membutuhkan
beberapa zat pengatur tumbuh, untuk menginduksi pertumbuhan dan
pengakaran nanas. Salah satu komponen media yang menentukan
keberhasilan kultur jaringan adalah jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh
(ZPT) yang digunakan. Jenis dan konsentrasi ZPT tergantung pada tujuan dan
tahap pengkulturan. Terdapat dua golongan ZPT yang sering digunakan
dalam teknik kultur jaringan, yaitu auksin dan sitokinin. 2,4-
Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dan 6-Benzylaminopurine (BAP)
merupakan ZPT sintetis yang mempunyai sifat stabil yakni tidak mudah
terurai oleh pemanasan pada proses sterilisasi, dan harganya relatif murah dan
lebih efektif dibandingkan kinetin. Penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-
Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dan 6-Benzylaminopurine (BAP)
berpengaruh terhadap waktu induksi kalus tanaman secara in vitro, kombinasi
konsentrasi 1 mg/l 2,4-D dan 1 mg/1 BAP menghasilkan pertumbuhan kalus
yang optimal. Konsentrasi auksin yang biasanya digunakan dalam penelitian
adalah 0,1-5 mg/l, sedangkan konsentrasi sitokinin digunakan pada kadar 0,5-
10 mg/l. Konsentrasi BAP 0,50 mg/L+NAA 0,001 mg/L merupakan
perlakuan terbaik dalam memacu pertumbuhan tunas eksplan nanas dengan
jumlah tunas yang dihasilkan yaitu 3,85/eksplan (Sari 2013)
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Kultur Jaringan acara IV, Meristem Lateral Nanas
(Ananas comosus L) dilaksanakan pada hari Senin, 17 April 2017 pukul
11.00-13.00 WIB bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Unversitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) LAFC lengkap dengan lampu bunsen
2) Petridish dan botol-botol kultur
3) Peralatan diseksi, berupa pinset besar atau kecil dan pisau pemes
b. Bahan
1) Eksplan : Nanas (Ananas comosus L)
2) Media kultur
3) Alkohol 70%
4) Aquadest steril
5) Spirtus
6) Chlorox (Sunclin) 100%
3. Cara Kerja
a. Mempersiapkan bahan tanam kultur mesitem nanas.
b. Sterilisasi eksplan
1) Mengambil daun mahkota nanas
2) Membersihkan sisik dan memotong daun mahkota nanas sekitar 5-7
cm
3) Mencuci daun dengan air mengalir hingga bersih
4) Merendam eksplan dalam larutan Tween 20 selama 15 menit,
kemudian mencuci menggunakan akuades hingga bersih.
c. Penanaman mahkota nanas
1) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan serta membersihkan
LAF
2) Meletakkan eksplan yang sudah disterilisasi ke dalam LAF
3) Merendam eksplan ke dalam akuades steril sebanyak 2 kali
4) Mengambil eksplan, kemudian merendam eksplan dalam larutan
chlorox selama 3 menit atau sampai berwarna kecoklatan pada
bekas potongan
5) Mengangkat dan meletakkan eskplan pada botol kosong dan
memindahkan satu persatu pada petridish
6) Memotong eskplan menjadi 4 bagian dengan ukuran 1-2 cm
7) Membuka botol kultur berisi media
8) Menanam eskplan pada media di dalam botol kultur dengan
melewatkannya diatas api spiru, kemudian menutupnya kembali dan
membungkus botol kultur dengan plastik wrap, dan memberi label
pada botol kultur
d. Pemeliharaan bahan tanam
1) Menempatkan botol botol media berisi eksplan pada rak rak kultur
2) Menjaga suhu, kelembaban, dan cahaya pada lingkungan luar botol
3) Melakukan penyemprotan botol-botol kultur dengan spirtu 2 hari
sekali untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Rupina P dan Mukarlina. 2015. Kultur Meristem Mahkota Nanas (Ananas
comosus L Merr) dengan Penambahan Ekstrak Tauge dan Benzyl Amino
Purin (BAP). Jurnal Protobiont 4 (3)
Khan S dan Saeed B. 2008. Employment of In Vitro Technology for Large Scale
Multiplication of Pineapples (Ananas comosus). African Journal
Biotechnology 10 (9)
Sari F dan Lestari. 2013, Induksi Tunas In Vitro dari Tunas Batang (sucker)
Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Asal Kampar dengan
Penambahan 6-Benzylaminopurine (BAP). Jurnal Hortikultura 3 (1)
Suyadi A. 2008. Penggandaan Tunas Abaca melalui Kultur Meristem. Jurnal Ilmu
Pertanian 10 (2)
Fintha F dan Tutik N. 2013. Respon Pertumbuhan Tunas Kultur Meristem Apikal
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) Varietas NXI 1-3 secara in vitro
pada Media MS dengan Penambahan Arginin dan Glutamin. Jurnal Sainsdan
Seni Pomits 2 (2)

Anda mungkin juga menyukai