1
Fakukltas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V Deli
Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
2.
Fakukltas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V Deli
Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
Abstrak.
Pembibitan tanaman merupakan upaya dalam penyediaan bibit tananam yang dimana terdapat proses
produksi. Pembibitan membutuhkan bibit yang memiliki varietas unggul, seragam, bebas pathogen, bebas hama
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik kultur in vitro yang dimana merupakan teknik perbanyakan alternatif
pada tanaman yang dapat digunakan untuk menghasilkan bibit dalam jumlah banyak, waktu yang relative dan mirip
dengan induknya. Metode yang digunakan pada pembahasan ini adalah metode kultur jaringan ujung tunas. Kultur
ujung tunas merupakan eksplan bakal tunas apikal atau tunas aksilar, berukuran 3-20 mm, menyertakan beberapa
primordia daun dan jaringan pembuluh. Pada penggunaan metode kultur ujung tunas dibagi menjadi dua yaitu kultur
pucuk dan kultur akar. Kultur pucuk merupakan perbanyakan secara vegetatif secara in vitro pada pucuk atau tunas
aksilar sebagai eksplan yang ditanaman pada medium hara. Eksplan bakal pucuk dapat berupa ‘nodal segment’
(irisan buku). Sedangkan Kultur jaringan akar adalah kultur ujung radikal yang dipotong dari benih yang
berkecambah secara aseptik dalam media cair di mana benih tersebut diinduksi untuk tumbuh secara mandiri di
bawah kondisi yang terkendali. Eksplan yang digunakan harus hidup pada suatu media buatan yang mengandung
nutrisi yang steril untuk menjadi tanaman secara utuh. Media yang paling umum digunakan pada kultur in vitro
adalah media Murashige dan Skoog (MS) yang mengandung hara makro, mikro dan vitamin lengkap. Keuntungan
penggunaan kultur ujung tunas adalah dapat diterapkan pada banyak jenis tanaman dengan prinsip yang sama,
menghasilkan tanaman baru dari pucuk/akar yang bebas virus, tanaman baru secara genetik seragam dan sesuai
dengan tipenya dan memiliki tingkat perbanyakan yang tinggi.
Kata Kunci: Kultur Jaringan, Kultur Jaringan Tunas, Kultur Pucuk, Kultur Akar
Abstract.
Plant nurseries are an effort in providing plant seeds where there is a production process. Nurseries need
seeds that have superior varieties, uniform, free of pathogens, free of pests. Tissue culture is one of the in vitro
culture techniques which is an alternative propagation technique in plants that can be used to produce seeds in large
quantities, relative time and similar to the parent. The method used in this discussion is the shoot tip tissue culture
method. The shoot tip culture is explants of apical buds or axillary shoots, measuring 3-20 mm, including some leaf
primordia and vascular tissue. In the use of the shoot tip culture method, it is divided into two namely shoot culture
and root culture. Shoot culture is vegetative propagation in vitro on shoots or axillary shoots as explants planted on
nutrient medium. Explants of shoots can be in the form of 'nodal segments' (slices of books). Whereas root tissue
culture is a radical tip culture cut from aseptically germinated seeds in a liquid medium in which the seeds are
induced to grow independently under controlled conditions. The explants used must live on an artificial medium
containing sterile nutrients to become a complete plant. The most commonly used media for in vitro culture is
Murashige and Skoog (MS) media which contains complete macro, micro and vitamin nutrients. The advantage of
using shoot tip culture is that it can be applied to many types of plants with the same principle, producing new plants
from virus-free shoots/roots, new plants are genetically uniform and according to their type and have a high
propagation rate.
Keyword : Tissue Culture, Shoot Tissue Culture, Shoot Culture, Root Culture
DOI :
Jurnal Agrica Ektensia
Info Artikel Received: Vol. No. Tahun .....
Revised : ISSN:
Accepted : E-ISSN:
organ tanaman di laboratorium pada suatu media karakter yang akan dimiliknya merupakan
buatan yang mengandung nutrisi yang steril perpaduan atau kombinasi yang berasal dari dua
untuk menjadi tanaman secara utuh (Dynami, tetua. Tanaman hibrid harus diperbanyak secara
2015). Steril merupakan syarat keberhasilan vegetatif untuk mempertahankan sifat unggul
dalam pelaksanaa kultur jaringan. Dalam yang dimilikinya.
mengkultur bila terdapat 1 bakteri atau spora 4. Tanaman bebas virus dari kultur meristem
maka media tersebut akan gagal dan tidak Meristem adalah bagian tanaman yang sel-
menghasilkan tanaman baru. Metode kultur selnya bersifat meristematik (aktif membelah).
jaringan menghasilkan tanaman baru dalam Meristem terletak di ujung tunas (apikal maupun
jumlah banyak tanpa memerlukan jumlah induk aksilar) dan ujung akar.
yang banyak dan waktu yang relative singkat. 5. Fusi Protoplas
Kultur jaringan tanaman didasari oleh teori Fusi protoplas adalah untuk menyilangkan
totipotensi sel (cellular totipotency) yang artinya (crossing) tanaman yang dilakukan secara in
setiap sel tanaman memiliki kapasitas untuk vitro.
beregenerasi membentuk tanaman secara utuh. 6. Embryo Rescue
Tanaman baru yang diperoleh bersifat identik Pada beberapa spesies tanaman embrio
dengan induknya atau dapat disebut plantlet. tidak berkembang setelah terjadinya fertilisasi.
Jumlah tanaman baru yang dihasilkan tidak Maka dilakukan kultur embrio untuk
hanya satu, tapi bisa puluhan hingga ratusan (dari menyelamatkan embrio melalui sehingga hal ini
satu bahan tanam atau eksplan) sehingga teknik dapat disebut embryo rescue.
kultur jaringan digunakan sebagai metode 7. Menghasilkan tanaman double haploid melalui
perbanyakan tanaman. Metode perbanyakan kultur mikrospora
tanaman yang dilakukan dengan teknik kultur Dihasilkannya tanaman double haploid yang
jaringan tergolong perbanyakan vegetatif, artinya homozigot melalui kultur mikrospora atau kultur
tidak melibatkan adanya fertilisasi antara sel telur anther memiliki arti yang sangat penting bagi
dan sel kelamin jantan seperti halnya bidang pemuliaan tanaman karena cara ini dapat
pembentukan biji pada tanaman, itu sebabnya mempersingkat waktu yang dibutuhkan pemulia
plantlet yang dihasilkan identik dengan induknya. tanaman secara konvensional.
Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur Ada beberapa tipe kultur jaringan yaitu
jaringan disebut juga mikropropagasi atau Kultur meristem (meristem cultures) , Kultur
perbanyakan mikro. Kata ‘mikro’ mengacu pada ujung tunas (shoot-tip cultures), Kultur embrio
bahan tanam awal yang digunakan yaitu eksplan (Embrio cultures), Kultur dan fusi protoplas
yang berukuran kecil (micro=kecil), bahkan (Protoplast cultures and fussion), Kultur
dapat mencapai ≤ 1 mm pada kultur meristem. mikrospora (microspore cultures), Kultur Kalus
1Kultur Jaringan dimanfaatkan untuk dan Kultur Suspensi (Callus Cultures and
beberapa tujuan, diantaranya : Suspension cultures), Kultur Biji (Seed Cultures).
1. Sebagai rekayasa geentika/ transfromasi Kultur organ adalah jenis kultur
genetik. jaringan yang melibatkan isolasi organ untuk
Transformasi genetik / rekayasa genetika pertumbuhan in vitro. In vitro disini maksudnya
dalam transfer gen dapat dilakukan dengan adalah pengujian yang terjadi di luar tubuh
teknik kultur jaringan secara in vitro. makhluk hidup. Pada kultur ini, organ tanaman
Menumbuhkan target transformasi berupa apa saja dapat digunakan sebagai ekspaln untuk
‘kalus’, ‘protocorm like bodies’ maupun ‘tunas in proses kultur. Seperti pucuk, akar, daun dan
vitro’ untuk menjadi kandidat plantlet transgenik, bunga.
membutuhkan keahlian kultur jaringan. Metode kultur organ ini
2. Memperbanyak GM (Genetically Modifi ed) digunakan untuk melestarikan
Tanaman dikenla sebagai tanaman sruktur dan fungsi organ tersebut
transf=genik yang memiliki karakter agronomi agar menyerupai dan
dengan spesifik yang sesuai. Perbanyakn mempertahankan karakterisrik
dilakukan secara vegetative sehingga anakannya yang dimilikinya.
dapat sesaui dengan indukannya. Setelah itu, terjadi
3. Perbanyakan tanaman hibrid yang memiliki pertumbuhan baru namun organ
sifat-sifat unggul tersebut tetap mempertahankan
Tanaman hibrid adalah hasil persilangan ciri fisiologisnya. Dengan begitu
antara dua tanaman yang masing-masing organ membantu memberikan
membawa karakter berbeda, sehingga hasil informasi tentang pola
DOI :
Jurnal Agrica Ektensia
Info Artikel Received: Vol. No. Tahun .....
Revised : ISSN:
Accepted : E-ISSN:
DOI :
Jurnal Agrica Ektensia
Info Artikel Received: Vol. No. Tahun .....
Revised : ISSN:
Accepted : E-ISSN:
diikuti oleh IBA,IAA, 2,4-D dan auksin lainnya berhasil telah diamati dengan menggunakan
digunakan untuk induksi pembentukan akar. kambium vaskular, organ penyimpanan, perisikel
akar, endosperma, kotiledon, mesofil daun, dan
2. Kultur Akar jaringan provaskular. Juga, pilihan eksplan
tergantung pada tujuan kultur.jadi lebih baik
memilih eksplan terbaik dulu sebelum kultur
Kultur akar dapat didefinisikan sebagai dilakukan.
kultur ujung radikal yang dipotong dari benih 2. Strerilisasi Sumber Bahan
yang berkecambah secara aseptik dalam media Sterilisasi permukaan eksplan merupakan
cair di mana benih tersebut diinduksi untuk langkah penting yng harus diperhatikan. Eksplan
tumbuh secara mandiri di bawah kondisi yang yang dikumpulkan dari sumber luar dapat
terkendali. dipenuhi dengan spora atau sel mikroba lainnya.
Prinsip kultur akar :Kultur akar dapat Dan, jika eksplan tidak disterilkan dengan benar
berhasil dimulai dari ujung radikula yang sebelum dikultur, hal itu akan menyebabkan
dipotong dari benih yang berkecambah secara kontaminasi di semua kultur dan menyebabkan
aseptik. Tanaman in vivo yang utuh tidak cocok hilangnya kultur yang parah. Juga, jika ada
untuk isolasi ujung akar yang utuh karena akar jaringan yang rusak atau mati, bersihkan
tanaman terkubur dalam-dalam di dalam tanah. seluruhnya sebelum mengkulturkan eksplan pada
Sekali lagi, ujung akar dari bibit muda sangat media kultur.
sensitif terhadap sterilan beracun. Jadi lebih baik 3. Persiapan Ekplant
untuk menghindari sterilisasi permukaan ujung Ukuran dan bentuk eksplan merupakan
akar muda untuk pembentukan kultur akar. faktor penting dalam kultur organ. Jika ukuran
Kultur ujung akar umumnya dipelihara eksplan tidak optimal, dapat menyebabkan
dalam media cair yang bergerak. Dalam budaya, kegagalan induksi kalus dan hilangnya kultur.
ujung akar diinduksi untuk tumbuh seperti sistem Para pembudidaya umumnya lebih menyukai
akar tanaman utuh. Klon dari akar yang dipotong penggunaan eksplan berukuran besar untuk
juga dapat dibuat dari kultur akar tunggal dengan mendapatkan kultur yang layak.
memotong berulang kali dan memindahkan ujung 4. Media Kultur
akar utama atau ujung lateral ke media segar di Jenis dan komposisi media kultur adalah
setiap subkultur pada interval waktu tertentu. beberapa faktor penting yang mempengaruhi
Pertumbuhan akar yang dipotong dapat kultur organ. Kultur lebih dipengaruhi oleh
dinyatakan dalam berat segar dan kering, tingkat hormon tanaman—baik endogen maupun
pertambahan panjang sumbu utama, jumlah eksogen—dalam medium. Kalus atau kultur
lateral yang muncul dan panjang total lateral per organ umumnya ditanam pada media padat tetapi
kultur. terkadang media cair juga lebih disukai.
Inisiasi Klon: terkadang menggunakan media cair mengacu
Bahan akar yang berasal dari satu ujung pada kondisi ketika tanaman tidak dapat tumbuh
akar dapat digandakan dan dipertahankan dalam di media padat. Hal ini dapat terjadi karena
kultur berkelanjutan. Kultur akar yang seragam distribusi nutrisi yang tidak merata, pertukaran
secara genetik disebut sebagai klon dari akar gas yang tidak tepat, dan akumulasi produk
yang terisolasi. limbah beracun yang dapat berkembang antara
Pentingnya Kultur Akar Dalam Kaitannya kalus dan media.
dengan Informasi Dasar: 5. Subculturing
(1) Kultur akar telah meningkatkan pengetahuan Kultur harus dipindahkan ke media segar
kita tentang metabolisme karbohidrat, peran ion setelah beberapa waktu. Menyimpan kultur pada
mineral, vitamin, dll. dalam pertumbuhan akar. satu media untuk waktu yang lebih lama
(2) Kultur akar telah memberikan informasi dasar menyebabkan penumpukan limbah, kehabisan
mengenai ketergantungan akar pada tunas untuk nutrisi dari media, dan kekeringan media. Jadi,
hormon pertumbuhan. direkomendasikan bahwa kultur harus
(3) Klon akar cocok untuk mempelajari pengaruh disubkultur setiap 4-6 minggu saat diinkubasi
berbagai senyawa terhadap pertumbuhan akar. pada suhu 25°C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kultur akar
1. Sumber Bahan
Sumber bahan harus dipilih dengan benar. KESIMPULAN
Akan Lebih baik jika tanaman bebas
penyakit.sebeumnya Kultur in vitro yang
DOI :
Jurnal Agrica Ektensia
Info Artikel Received: Vol. No. Tahun .....
Revised : ISSN:
Accepted : E-ISSN:
DAFTAR PUSTAKA
DOI :