a) Meristem Apikal
- Meristem apikal atau meristem ujung adalah meristem yang
terdapat pada ujung batang dan ujung akar tanaman
(Aryulina et al., 2009).
- Meristem apikal menyebabkan pemanjangan pada akar dan
batang tumbuhan.
- Proses pemanjangan ini menghasilkan tunas apikal (tunas
ujung) yang akan berkembang menjadi bunga, cabang
samping, dan daun.
- Pertumbuhan yang diawali oleh meristem apikal disebut
pertumbuhan primer dan semua jaringan yang terbentuk dari
meristem apikal disebut jaringan primer
b) Meristem Interkalar
1. Kambium pembuluh
Meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan
pembuluh (xylem dan floem) sekunder. Bentuk selnya seperti pipa
atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang atau
akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di
daerah lateral akar dan batang. Ciri-ciri sel nya agak berbeda
dengan ciri sel meristem apeks. Dari segi morfologi dapat
dibedakan menjadi 2 tipe sel kambium, yaitu :
a. Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing,
letak memanjang sejajar dengan sumbu, fungsinya
membentuk jaringan pembuluh sekunder. Xylem dan floem
sekunder. Berukuran 140-462 μm pada dikotil dan 700-4500
μm pada pinus
b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun
kearah radial membentuk jari-jari empulur.
Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :
2. Kambium Gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang
menghasilkan periderm. Periderm merupakan jaringan pelindung
yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis
pada batang dan akar yang menebal karena pertumbuhan
sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu
meristem yang menghasilkan periderm, felem (gabus) yaitu
jaringan pelindung yang dibentuk kearah luar oleh felogen dan
feloderm yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk oleh felogen
ke arah dalam.
Proses ini perlu melewati tahap “trial and error” karena konsentrasi
sterilan perlu disesuaikan. Hal ini diperlukan karena apabila
konsentrasi terlalu tinggi sel-sel tanaman akan mati namun
apabila terlalu rendah mikroorganisme yang tidak diinginkan akan
masih bertahan hidup di permukaan eksplan.
Perbanyakan propagul
Propagul adalah bentukan baru hasil morfogenesis yang terbentuk
dari jaringan eksplan yang ditanam. Propagul bisa berupa kalus,
tunas, ataupun embrio somatik. Perbanyakan tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan subkultur ke medium baru.
Pengakaran
Tahap ini adalah tahap dimana tunas yang telah tumbuh
dipindahkan ke media induksi agar terbentuk plantlet. Induksi ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu in-vitro dan eks-vitro.
Induksi in-vitro dilakukan di dalam laboratorium menggunakan
media kultur yang ditambahkan oleh ZPT. Induksi eks-vitro dapat
dilakukan dengan cara mentransplan tunas-tunas ke media semi
steril di luar laboratorium. Pangkal tunas ini biasanya dicelupkan
ke dalam larutan auksin sehingga dapat merangsang
pertumbuhan akar sebelum akhirnya ditanamkan ke media semi
steril.
Aklimatisasi
Aklimitasi dilakukan agar tanaman muda diberi kesempatan untuk
beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Tanpa
melakukan ini tanaman baru ini akan mengalami stress berlebihan
dan kemudian mati ataupun layu. Aklimitasi dapat dilakukan
dengan cara pemberian perlakuan-perlakuan seperti:
Meristem
Aryulina, D., Choirul M., Syalfinaf M., Endang W. W. 2009. Biologi 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Bimantara, D.S., Maghfoer, M.D., Barunawati, N., Yenni, Y. And Siregar, A.S., 2018.
Multiplikasi Kultur Meristem Stroberi Kultivar Earlibrite Dengan Penambahan
Konsentrasi Hormon Bap Dan Kinetin. Jurnal Produksi Tanaman, 6(3).
Karjadi, A. K., & Buchory, A. (2007). Pengaruh NAA dan BAP terhadap
pertumbuhan jaringan meristem bawang putih pada media B5. Jurnal
Hortikultura, 17(3) : 217-223
Kimball JW. 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Tumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Purba, S. 2017. Pengaruh Bap Dan Iaa Pada Perbanyakan Tunas Krisan (Chrysanthemum
Morifolium R.) Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Kohesi. Vol. 1(1)
Shofiyani, A. 2011. Upaya Pengembangan Tanaman Pisang Mas (Musa Paradisiaca L) Bebas
Patogen Melalui Metode Kultur Meristem. Agritech, Vol. Xiii No. 1: 46 – 66