Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS BIOLOGI

(menganalisis sifat meristematis jaringan dan kaitannya degan kultur jaringan)

ARSHELINA RENATA ADISWARA


XI MIPA 6
5

SMA NEGERI 3 PONOROGO


Jalan Laks Yos Sudarso Gang, III/1, Kec. Ponorogo,
Kab. Ponorogo, Jawa Timur

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan disebut juga tissue culture. Secara bahasa, kultur berarti budi daya.
Sementara itu, jaringan dapat dimaknai dengan sekelompok sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama.
Kultur jaringan dapat dimaknai sebagai pembudidayaan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang utuh dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Bukan hanya itu
saja, kualitas bibit baru juga dapat menjadi lebih unggul dibanding induknya.
Secara lebih umum, kultur jaringan berarti serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk
membuat bagian tanaman dari tumbuh menjadi tanaman utuh dalam keadaan in
vitro (dalam gelas).
Dengan pengertian yang demikian, tentu dapat disimpulkan jika teknik ini merupakan teknik
yang memberikan banyak manfaat. Tidak heran apabila banyak pihak yang menggunakan
teknik ini untuk mencapai tujuan tertentu.

Manfaat Kultur Jaringan


Teknik kultur jaringan banyak dilakukan karena memberi segudang manfaat. Berikut
manfaat yang dapat diperoleh dari teknik kultur jaringan
 Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah yang begitu banyak. Selain itu,
penggandaan tanaman menggunakan kultur jaringan hanya memerlukan waktu yang
relatif singkat.
 Tanaman yang dihasilkan akan memiliki kesamaan secara fisiologis dan morfologis
dengan induknya.
 Tanaman baru yang didapatkan melalui kultur jaringan akan lebih unggul.
Keunggulan bibit ini terutama pada kesehatan dan mutu.
 Kultur jaringan dapat dipakai untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah yang tidak
terbatas.
 Bibit yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan akan terbebas dari hama dan
penyakit.
 Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan tanaman baru.
Anda pun dapat melakukan hal lain yang dapat bermanfaat.
 Pengadaan bibit dengan teknik kultur jaringan tidak bergantung pada musim
tertentu. Anda bisa melakukannya kapan saja.
 Pengangkutan bibit yang dihasilkan dari teknik yang satu ini relatif lebih mudah.
Selain itu, biayanya pun lebih murah.
 Kecepatan tumbuh dari bibit yang dihasilkan oleh teknik kultur jaringan akan
menjadi lebih cepat dibandingkan penggandaan menggunakan teknik konvensional.
 Buah yang dihasilkan akan mempunyai keseragaman ukuran. Tidak hanya
ukurannya, rasa yang dihasilkan pun akan tetap sama.
 Warna buah yang dihasilkan pun akan lebih menarik. Selain itu, buah akan memiliki
sifat lain yang tentu lebih menguntungkan.
Tujuan Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan dilakukan tentu karena berbagai alasan. Pasti ada tujuan di balik
penggandaan tanaman menggunakan teknik ini. Berikut merupakan beberapa tujuan dari
teknik kultur jaringan;
1. Memperoleh Bibit Tanaman Baru yang Lebih Baik
Memang salah satu manfaat dari teknik kultur jaringan adalah untuk memperoleh bibit baru
yang lebih unggul. Oleh karena itu, banyak pelaku teknik kultur jaringan yang melakukan
teknik ini dengan tujuan tersebut.
Sifat unggul dari tanaman asli dapat diturunkan ke tanaman yang baru dan mempunyai
kualitas yang lebih baik. Hal ini karena dalam proses pembiakannya, lingkungan tumbuh
benar-benar dikontrol.
Langkah pengontrolan inilah yang membuat tanaman baru menjadi bebas dari penyakit dan
mempunyai kualitas pertumbuhan yang baik.
2. Membuat Tanaman Baru yang Bebas dari Penyakit
Tanaman yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan akan bebas dari penyakit. Ini terjadi
lantaran teknik ini dilakukan dalam kondisi aseptik.
Dalam setiap tahapnya, teknik ini menekankan agar tidak terjadi kontaminasi, baik dari awal
persiapan hingga ditumbuhkan pada lingkungan secara in vivo. Dengan demikian, risiko
terserang patogen penyebab penyakit pun dapat diminimalisasi.
3. Memperbanyak Tanaman Untuk Keperluan Ekonomi
Prinsip yang digunakan dalam teknik kultur jaringan adalah menggunakan sedikit bahan
untuk memproduksi bibit tanaman yang sebanyak mungkin.
Artinya, penggunaan bahan dalam teknik ini memang hanya sedikit, yaitu hanya berupa
bagian kecil dari tanaman. Dengan demikian, satu tanaman saja akan dapat menghasilkan
individu baru dalam jumlah yang banyak.
Teknik ini sangat menguntungkan dan juga komersial. Artinya, teknik ini dapat menghasilkan
makan dalam jumlah banyak dengan penggunaan waktu yang cukup efektif.

Teknik Kultur Jaringan


Ada tujuh macam teknik kultur jaringan. Berikut adalah beberapa teknik dalam melakukan
kultur jaringan.
1. Kultur Meristem
Meristem sering digunakan sebagai penyebut untuk ujung tunas dari tunas apikal atau
lateral. Meristem sendiri sebenarnya merupakan apikal dome dengan primordia daun
terkecil, yang mana biasanya mempunyai diameter kurang dari 2 mm.
2. Kultur Kalus
Kultur kalus merupakan kultur yang diambil dari bagian eksplan yang sudah membentuk
kalus. Dalam teknik yang satu ini, produksi kalus biasanya dihindari karena dapat
menimbulkan variasi.
Kadang-kadang, eksplan justru menghasilkan kalus dan bukan tunas baru, khususnya jika
diberikan hormon dengan konsentrasi tinggi pada media.
3. Kultur Suspensi Sel
Kultur ini merupakan hasil dari kultur kalus, yang mana kalus biasanya didefinisikan untuk
kumpulan sel-sel yang belum berdiferensiasi. Ini akan disebut sebagai kultur suspensi jika
dipisahkan dalam kultur cair.
Kultur suspensi sel ini dapat bermanfaat untuk memproduksi suatu zat langsung dari sel
tanpa membentuk tanaman lengkap baru.
4. Kultur Protoplas
Kultur protoplas merupakan langkah lanjutan dari kultur suspensi sel, yang mana dinding
dari sel-sel yang disuspensikan dihilangkan menggunakan enzim. Ini bertujuan untuk
mencerna selulosa sehingga didapatkan protoplasma.
Protoplasma sendiri merupakan isi sel yang dikelilingi oleh membran semipermeabel.
Dengan penghilangan dinding sel, materi asing pun dapat dimasukkan. Ini termasuk materi
genetik dasar DNA dan RNA.
5. Kultur Anther dan Pollen
Produksi kalus dan embrio dari kultur anther dan pollen ini sudah berhasil dilakukan pada
berbagai macam spesies. Anter diambil dari bunga yang masih kuncup.
Yang menarik pada kultur ini adalah produksi embrio haploid, yaitu embrio yang hanya
memiliki satu set dari pasangan kromosom normal. Ini dihasilkan dari jaringan gametofitik
dari anther.
Jumlah kromosom pun dapat digandakan lagi dengan memberi bahan kimia seperti kolkisin.
Dengan demikian, tanaman yang dihasilkan pun akan memiliki pasangan kromosom identik,
homozigot.
6. Kultur Endosperm
Kultur ini dilakukan dengan harapan akan menghasilkan tanaman triploid. Langkah pertama
yang harus dilakukan pada teknik ini adalah dengan menginduksi endosperm agar terbentuk
kalus.
Setelah itu, usahakan agar terjadi diferensiasi, yaitu memacu terjadinya tunas dan akar.
7. Kultur Embrio
Kultur dari embrio yang belum tua, yang diambil dari biji, mempunyai dua macam aplikasi.
Pertama, yaitu inkompatibilitas pada beberapa spesies atau kultivar yang timbul selepas
pembentukan embrio dapat menyebabkan aborsi embrio.
Embrio yang seperti ini tentu dapat diselamatkan. Caranya adalah dengan mengkulturkan
embrio yang belum cukup tua dan menumbuhkannya pada media kultur yang tepat atau
sesuai.

Media Kultur Jaringan


Media yang digunakan dalam kultur jaringan biasanya ada dua. Berikut jenis-jenis media
dalam kultur jaringan.
1. Media Padat
Media padat yang dimaksud merupakan media yang terdiri atas semua komponen kimia
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan dipadatkan menggunakan zat pemadat. Zat ini dapat
berupa agar-agar batangan, bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng khusus.
Penggunaan agar-agar kemasan kertas sebagai medium kultur jaringan perlu penghitungan
teliti agar medium tidak terlalu padat atau lembek. Jumlah yang digunakan biasanya 8-10
gram per liter.
Media yang terlalu padat akan membuat akar sulit untuk tumbuh. Sementara media yang
terlalu lembek akan membuat eksplan tenggelam sehingga akan membusuk dan
mengundang bakteri dan jamur.
Metode padat ini dapat digunakan untuk kloning, menumbuhkan protoplas pasca-isolasi,
menumbuhkan planlet dari protokormus setelah dipindahkan dari suspensi sel, serta untuk
menumbuhkan planlet dari protoplas yang telah difusikan.
Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan kalus dan dengan metode diferensiasi
setelah itu, kalus dapat tumbuh menjadi planlet.
2. Media Cair
Jenis media ini sama halnya dengan media padat. Bedanya, tidak dilakukan penambahan zat
padat pada media ini. Metode ini dinilai kurang praktis sebab untuk menumbuhkan kalus
secara langsung dari eksplan akan sangat sulit.
Keberhasilan metode ini pun sangat kecil dan kadang hanya bekerja pada tanaman tertentu
saja. Oleh karena itulah metode ini lebih menekankan pada suspensi sel untuk
menumbuhkan protokormus.
Selain menumbuhkan protokormus, media ini juga dipakai untuk memperbanyak kalus
dengan jalan berulang kali melakukan sup kultur

Pertanyaan
1. Jelaskan sifat-sifat jaringan maristematis yaitu sifat pluripotensi, totipotensi, dan
polipotensi!

1. Pluripotensi : Kemampuan dan potensi untuk bervariasi dan berdiferensiasi menjadi


tiga lapisan. Ini adalah endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Contoh penerapannya
adalah pada pertumbuhan cabang buatan pohon kamboja dan pohon jeruk.
2. Totipotensi : Kemampuan setiap sel tumbuhan untuk membentuk individu baru yang
sempurna. Contoh penerapannya adalah Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang
teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel
empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel.
Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.

3. Polipotensi : Peristiwa dimana sel mengalami diferensiasi membentuk sel-sel tertentu


misalnya kambium. Selain membentuk kambium baru juga mampu membentuk floem
sekunder dan xylem sekunder.Contoh penerapannya adalah pada pembentukan sel
gabus kayu buatan pada pohon pepaya.

2. Apa pengertian dari kultur jaringan tumbuhan

Kultur jaringan tumbuhan adalah tehnik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman untuk memperoleh individu baru.
3. Apakah kaitan sifat-sifat meristematis jaringan dengan dasar kultur jaringan

Sel dengan sifat tersebut bisa digunakan untuk menghasilkan anakan seragam dalam jumlah
yang banyak dan cepat. Sel induk adalah sel bawaan yang ditemukan di setiap organisme
hidup organisme multisel khususnya. Organisme ini harus mampu menjalani tahap
reproduksi seksual dan tahap berbeda seperti mitosis untuk tujuan pemisah sel. sel-sel ini
harus mampu memperbanyak diri dalam sel induk lebih banyak. Ada dua jenis yang luas dari
sel-sel induk. Ini adalah sel induk embrionik dan sel induk dewasa.

4. Bagaimana tahapan dalam tehnik kultur jarigan tumbuhan?


1.Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril
2. Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang
di gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan
juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan
dari kultur jaringan yang dilakukan. Media tumbuh dapat dibedakan menjadi media padat
dan media cair. Media padat umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat
bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Untuk lebih memahami pembuatan media tanam, jalankan dan perhatikan video berikut:
3. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Eksplan dapat
berasal dari : daun, tunas, cabang, batang, akar, embrio, kotiledon, hipokotil, epikotil
4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar
serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang
terkontaminasi akan menunjukan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan oleh
jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit
karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara
luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap
sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemeliharaan bibit generatif.

5. Sebutkan contoh dari kultur jaringan tumbuhan


a. Wortel

b. Pohon pisang
c. kelapa sawit
d. bunga anggrek

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai