Anda di halaman 1dari 5

Nama : Apriyandi Kagendra Fatah

Kelas : XI MIPA 2

Literasi Kultur Jaringan


A) Prinsip Kultur Jaringan
 Secara singkat kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.  Prinsip utama dari teknik kultur jaringan
adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media
buatan yang dilakukan di tempat steril.
B) Metode Kultur Jaringan
Metode perbanyakan tanaman dan penyilangan tanaman secara in vitro (kultur jaringan)
dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui
pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui
tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam
pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan
masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang
tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun,
ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu
jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan
fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan
batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
Adapun Teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut :

1. Kultur Meristem
Meristem sering digunakan sebagai penyebut untuk ujung tunas dari tunas apikal atau lateral.
Meristem sendiri sebenarnya merupakan apikal dome dengan primordia daun terkecil, walau
mana biasanya mempunyai diameter kurang dari 2 mm.

2. Kultur Kalus
Kultur kalus merupakan kultur yang diambil dari bagian eksplan yang sudah membentuk
kalus. Dalam teknik yang satu ini, produksi kalus biasanya dihindari karena dapat
menimbulkan variasi. Kadang-kadang, eksplan justru menghasilkan kalus dan bukan tunas
baru, khususnya jika diberikan hormon dengan konsentrasi tinggi pada media.

3. Kultur Suspensi Sel


Kultur ini merupakan hasil dari kultur kalus, yang mana kalus biasanya didefinisikan untuk
kumpulan sel-sel yang belum berdiferensiasi. Ini akan disebut sebagai kultur suspensi jika
dipisahkan dalam kultur cair. Kultur suspensi sel ini dapat bermanfaat untuk memproduksi
suatu zat langsung dari sel tanpa membentuk tanaman lengkap baru.
4. Kultur Protoplas
Kultur protoplas merupakan langkah lanjutan dari kultur suspensi sel, yang mana dinding
dari sel-sel yang disuspensikan dihilangkan menggunakan enzim. Ini bertujuan untuk
mencerna selulosa sehingga didapatkan protoplasma. Protoplasma sendiri merupakan isi sel
yang dikelilingi oleh membran semipermeabel. Dengan penghilangan dinding sel, materi
asing pun dapat dimasukkan. Ini termasuk materi genetik dasar DNA dan RNA.
5. Kultur Anther dan Pollen
Produksi kalus dan embrio dari kultur anther dan pollen ini sudah berhasil dilakukan pada
berbagai macam spesies. Anter diambil dari bunga yang masih kuncup. Yang menarik pada
kultur ini adalah produksi embrio haploid, yaitu embrio yang hanya memiliki satu set dari
pasangan kromosom normal. Ini dihasilkan dari jaringan gametofitik dari anther. Jumlah
kromosom pun dapat digandakan lagi dengan memberi bahan kimia seperti kolkisin. Dengan
demikian, tanaman yang dihasilkan pun akan memiliki pasangan kromosom identik,
homozigot.
6. Kultur Endosperm
Kultur ini dilakukan dengan harapan akan menghasilkan tanaman triploid. Langkah pertama
yang harus dilakukan pada teknik ini adalah dengan menginduksi endosperm agar terbentuk
kalus. Setelah itu, usahakan agar terjadi diferensiasi, yaitu memacu terjadinya tunas dan
akar.
7. Kultur Embrio
Kultur dari embrio yang belum tua, yang diambil dari biji, mempunyai dua macam aplikasi.
Pertama, yaitu inkompatibilitas pada beberapa spesies atau kultivar yang timbul selepas
pembentukan embrio dapat menyebabkan aborsi embrio. Embrio yang seperti ini tentu dapat
diselamatkan. Caranya adalah dengan mengkulturkan embrio yang belum cukup tua dan
menumbuhkannya pada media kultur yang tepat atau sesuai.

C) Jenis Tanaman yang berhasil menggunakan Teknik kultur jaringan


Salah satu jenis tanaman berjenis kebutuhan papan yang berhasil menggunakan kultur jaringan
adalah Pisang. Salah satu jenis tanaman bertipe kebutuhan pangan yang berhasil menggunakan
kultur jaringan adalah Pohon pisang, pisang banyak digunakan untuk berbagai keperluan
 Pisang kepok adalah salah satu kultivar pisang yang banyak ditemukan di wilayah Nusantara.  Di
antara jenis pisang kepok antara lain: kepok kuning, kepok putih dan kepok tanpa jantung (Kepok
Tanjung). Masyarakat umumnya memanfaatkan pisang kepok sebagai bahan baku berbagai
panganan.  Selain itu, pisang kepok juga banyak dikonsumsi karena bermanfaat bagi kesehatan,
misalnya untuk pengobatan penyakit maag, masalah pencernaan, diabetes, serta untuk membentuk
program diet yang baik.
Saat ini, ketersedian pisang kepok di pasaran terkendala karena keterbatasan pasokan dari petani.
Lebih lanjut, memburuknya serangan berbagai penyakit tanaman pisang, yaitu bercak darah dan
layu bakteri telah banyak memusnahkan rumpun pisang kepok, terutama kepok kuning dan kepok
putih.
Di lain pihak, penanaman pisang baru membutuhkan waktu untuk menghasilkan panen. Salah satu
faktor yang penting dalam pengembangan pisang adalah ketersediaan bibit yang sehat, seragam dan
dalam jumlah yang memadai. Dengan adanya serangan penyakit pada tanaman pisang kepok, maka
ketersediaan benih pisang sehat adalah hal yang amat krusial. Salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk memperoleh benih pisang sehat dalam jumlah yang banyak adalah dengan metode kultur
jaringan. Selama ini, produksi benih pisang kepok mengalami kendala dengan rendahnya tingkat
multiplikasi planlet dan tingginya persentase browning yang menyebabkan kematian eksplan pada
fase inisiasi. Selain itu, untuk memperoleh benih pisang siap tanam biasanya dibutuhkan hingga 10
kali subkultur, sehingga membutuhkan waktu dan sumber daya yang banyak.
Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika mencoba memperbanyak
pisang kepok (Kepok Kuning dan Kepok Tanjung) dengan menggunakan eksplan bonggol.
Penggunaan media MS (Murashige–Skoog) modifikasi dengan zat pengatur tumbuh tertentu
ternyata mempu mengurangi jumlah subkultur menjadi 30% (hanya 3 kali) untuk menginduksi
plantlet pisang yang vigor dengan tingkat multiplikasi tunas yang relatif tinggil dan mengurangi
kejadian browning.
Beberapa kelebihan dari penggunaan cara kultur jaringan dibandingkan dengan cara konvensional
adalah faktor perbanyakan tinggi, tidak tergantung pada musim karena lingkungan tumbuh in vitro
terkendali, bahan tumbhan yang digunakan sedikit sehingga tidak merusak pohon induk, tumbhan
yang dihasilkan bebas dari penyakit meskipun dari induk yang mengandung patogen internal, tidak
membutuhkan tempat yang sangat luas untuk menghasilkan tumbhan dalam jumlah banyak.
Sedangkan masalah yang banyak dihadapi dalam mengaplikasikan cara kultur jaringan, khususnya
di Indonesia adalah modal investasi awal yang cukup besar dan sumber daya manusia yang
menguasai dan terampil dalam bidang kultur jaringan tumbhan masih terbatas.
D) Gambar / Foto (Kultur Jaringan Pisang)

E) Manfaat Kultur Jaringan


Adapun manfaat-manfaat dari kultur jaringan yaitu :
1. Perbanyak Klon secara tepat
Pada prinsipnya, dengan menggunakan tekni kultur jaringan setiap sel dapat diinduksi untuk beregenerasi
menjadi individu tanaman lengkap dengan sifat genetik yang identik satu sama lain. Dalam waktu singkat
dapat dihasilkan individu tanaman dalam jumlah yang besar.

2. Kondisi Aseptik
Kultur jaringan tanaman mampu menyediakan bahan tanaman yang bebas patogen dalam jumlah
yang besar. Melalui kultur meristem, dapat diregenerasikan tanaman yang bebas virus.
3. Produksi tanaman sepanjang tahun
Teknik kultur jaringan tidak tergantung pada musim  sehingga melalui teknik ini, terbuka peluang
untuk memperbanyak tanaman di sepanjang tahun.
4. Pelestarian Plasma Nuftah
Kebutuhan akan ruang yang kecil dan mudahnya menciptakan kondisi yang sesuai menjadikan
kultur jaringan sebagai suatu cara yang praktis untuk menyimpan bahan tanaman dari genotip
terpilih bak tanaman pertanian maupun tanaman langka yang terancam punah.
5. Perbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif konvensional
Melalui teknik kultur jaringan dapat dilakukan manipulasi terhadap lingkungan kultur (perlakuan
hormon, cahaya, suhu) atau dengan menggunakan bahan eksplan yang memiliki daya meristematik
tinggi. Hal ini terutama dilakukan terhadap jenis tanaman yang sangat sulit diperbanyak secara
vegetatif konvensional.

F) Daftar Pustaka
Wikipedia. 2012. “Metode Kultur Jaringan”
https://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan
[Online] 4 September 2020

Balitbu.litbang.pertanian. 2016. “Kultur Jaringan pisang”


http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-46/930-perbanyakan-
pisang-kepok-melalui-kultur-jaringan
[Online] 4 September 2020

Alibaba. 2019. “Foto pisang”


https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Findonesian.alibaba.com%2Fproduct-
detail%2Ftissue-culture-banana-
50030398257.html&psig=AOvVaw3TM3147_1vH3FpXVqDJWVb&ust=1599529790351000&sou
rce=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLD3vYD31esCFQAAAAAdAAAAABAO
[Online] 5 September 2020

CV Mutiaratani Agrisarana. 2020. “foto kultur jaringan pisang”


https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fmutiaratani.com%2Ftoko%2Fbibit-
tanaman-buah-unggul%2Fbibit-pisang-kultur-jaringan
%2F&psig=AOvVaw3TM3147_1vH3FpXVqDJWVb&ust=1599529790351000&source=images&
cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLD3vYD31esCFQAAAAAdAAAAABAT
[Online] 5 september 2020

Ghufrona, 2011. “Manfaat Kultur Jaringan”


http://ghinaghufrona.blogspot.com/2011/08/manfaat-kultur-jaringan.html
[Online] 5 September 2020

Anda mungkin juga menyukai