Anda di halaman 1dari 5

Nama : Linda Lestari

NIM : E1A019054
Kelas : A/III
Mata Kuliah : Budidaya Tanaman
KULTUR JARINGAN TANAMAN (KULTUR IN VITRO)
TUGAS MANDIRI :
PETUNJUK
A. Pelajari dengan baik file yang diberikan.
B. Bekerjalah dengan baik dan focus sesuai dengan permintaan tugas.
C. Kumpulkan melalui ketua tingkat Hari Minggu 14 November 2020 (pkl 22.00) . Ketua
tingkat email ke : lzulkifli@yahoo.com
TUGAS :
1. Harus kerja mandiri agar mendapatkan hikmah dalam belajar untuk bekal selanjutnya (tidak
boleh mengcopy paste punya temannya). Tuhan Yang Maha Kuasa Maha Mengetahui apa
yang kita lakukan.
2. Buatlah ringkasan maksimum 3 halaman berdasarkan bahan bacaan (1 spasi)
3. Buat PETA KONSEP nya
4. Lanjutkan dengan membuat masing-masing 5 pertanyaan Multiple Choice / pilihan ganda
(dengan 5 option : A, B, C, D, dan E pada setiap pertanyaan). Jangan lupa sertakan kunci
jawabannya.
JAWAB
1. Baik pak
2. Kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman secara vegetative menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Prinsip utama dari teknik kultur
jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman , kemudian
menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh/hormone
secara aseptik dalam wadah tertutup yang tembus cahaya , pada suhu tertentu sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan
dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Teori dasar dari kultur in vitro adalah sifat totipotensi sel oleh Schawann dan Scheleiden
(1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu setiap sel tanaman
yang hidup dilengkapi dengan informasi genetic dan perangkat fisiologis yang lengkap
sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh jika kondisinya sesuai.
Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh
bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup (Smith,2006). Oleh karena itu, semua
organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan
induknya.
Manfaat dan keuntungan perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan yaitu dapat
melestarikan sifat tanaman induk, menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan
induknya, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang
singkat, dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus, dapat dijadikan sarana untuk
melestarikan plasma nutfah, pelaksanaannya tidak tergantung musim, tidak membutuhkan
tempat yang luas, kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin, bibit yang dihasilkan seragam,
dan dapat digunakan untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang
telah direkayasa dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga menjadi tanaman baru
secara lengkap. Sedangkan Kelemahan kultur jaringan adalah diperlukan biaya awal yang
relatif tinggi, hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu, karena memerlukan
keahlian khusus, dan bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatisasi, karena
terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan terdiri
atas :
1. Pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan. Eksplan adalah bagian dari
tanaman yang digunakan sebagai bahan induksi/inisiasi/inokulasi yang merupakan
tahapan awal dari kultur jaringan. Tanaman yang dipilih sebagai sumber eksplan harus
jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit.
Tanaman indukan sumber eksplan harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di
rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh
baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
Berdasarkan asalnya eksplan dapat dibedakan menjadi kultur sel, kultur meristem, kultur
protoplas, proliferasi, dan induksi tunas.
2. Inisiasi Kultur. Tahap ini merupakan pembuatan kultur dari eksplan yang bebas
mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru dalam kultur yang aseptik, yaitu bebas
dari mikroorganisme. Dalam tahap ini diharapkan eksplan yang dikulturkan akan
menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya pemilihan
bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat, untuk perbanyakan (multiplikasi) pada
kultur tahap selanjutnya.
3. Sterilisasi. Segala kegiatan dalam kultur jaringan yang dilakukan di tempat yang steril,
yaitu di laminar flow dengan menggunakan alat-alat yang juga steril. Juga dilakukan
terhadap peralatan menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan
yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul. Bertujuan untuk menggandakan propagul atau
bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam
keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya.
Perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas
cabang dan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman
secara adventif, baik secara langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu.
5. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar. Merupakan tahap pembentukan
akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat
dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Tunas-tunas yang dihasilkan
pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media
untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin.
Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas
secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup
panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat
dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan.
Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media
pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Keberhasilan
tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
6. Aklimatisasi. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro hasil kultur jaringan dipindahkan
ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca, rumah plastik, atau screen house (rumah
kaca kedap serangga). Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro
di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga
planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan, Prosedur
pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat
diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.
Teknik-Teknik Kultur Jaringan

 Kultur Organ : Kultur semua bagian  Kultur Pucuk: Shoot tip, tujuannya untuk
tanaman, untuk perbanyakan secara perbanyakan vegetatif tanaman, hasil
cepat, kloning, bebas penyakit akan sama dengan induknya.
 Kultur Akar: kultur jaringan tanaman  Kultur Kalus: bertujuan memperoleh
menggunakan eksplan jaringan akar. kalus dari eksplan yang ditanam.
 Kultur Meristem: kultur jaringan Kalus : suatu kumpulan sel amorphous
tanaman menggunakan eksplan jaringan yang terjadi dari sel-sel jaringan awal
meristematik, pucuk terminal atau yang membelah terus menerus. Kalus
meristem tunas aksiler. dapat terbentuk pada kondisi stress
MANFAAT KULTUR JARINGAN
1. Secara Umum
1) Perbanyakan klon secara cepat 6) Pemeliharaan pada lingkungan
2) Membentuk keragaman genetik terkendali
somaklonal 7) Pelestarian plasma nutfah
3) Mendapatkan tanaman bebas 8) Produksi tanaman sepanjang
patogen tahun
4) Seleksi tanaman (kimia atau fisik) 9) Perbanyakan tanaman yang sulit
5) Stok tanaman mikro diperbanyak secara vegetatif
2. Pemuliaan In Vitro
1) Produksi tanaman haploid dan 3) Seleksi Keragaman alami di alam
doublehaploid kultur
2) Hibridisasi somatik melalui fusi 4) Mutagenesis in vitro
protoplas 5) Pemuliaan Molekuler
3. Mikropropagasi
Pemanfaatan kultur jaringan dalam perbanyakan tanaman, dimulai dari pengkulturan
bagian tanaman yang sangat kecil (eksplan) secara aseptik di dalam tabung kultur atau
wadah yang serupa . Tahapan :
1) Pemilihan bahan tanaman yang 4) Pemanjangan pucuk
sesuai 5) Pembentukan akar
2) Kultur Aseptik 6) Aklimatisasi
3) Penggandaan pucuk
Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif (pisang, singkong, ubi jalar, kentang, mangga)
maupun tanaman yang secara alamiah tidak dapat diperbanyak secara vegetatif (kedelai,
kacang hijau, tomat) dapat dimultiplikasi cepat dengan teknik kultur jaringan. Selain itu dapat
digunakan menghasilkan bibit yang bebas virus. Proses produksi bibit harus memenuhi syarat
tidak terjadi perubahan genetik pada planlet hasil regenerasi. Biasanya digunakan jaringan
yang meristematik.
Teknologi tanaman transgenik berkembang krn :
1. Transfer genetik dapat dilakukan tidak terbatas hanya pada organismeorganisme dengan
spesies atau genus yang sama, tetapi dapat dilakukan antar organisme dengan famili bahkan
kingdom yang berbeda
2. Transfer gen lebih terarah, hanya gen target saja yang dimasukkan/ disisipkan pada genome
tanaman, terpilih. Pada persilangan tradisional, transfer gen melibatkan serangkaian gen
baik gen target ataupun non target.
3. Produksi tanaman unggul lebih efisien dalam hal waktu dan tempat. transgenik singkat, lab
dan lahan terbatas persilangan tradisional lama, lahan luas
PRINSIP BIOTEKNOLOGI (REKAYASA GENETIKA) TANAMAN. Rekayasa genetika
tanaman melibatkan serangkaian proses Teknologi DNA Rekombinan (TDR) sbb:
1. Isolasi dan pengklonan gen target 3. Introduksi DNA rekombinan pada sel
2. Modifikasi klon: - penambahan tanaman
beberapa segmen DNA untuk inisiasi 4. Seleksi sel/jaringan transforman
dan peningkatan ekspresi gen - 5. Regenerasi sel/jaringan menjadi
Penambahan penanda seleksi tanaman utuh (modifikasi teknologi
(selectable markers) kultur jaringan)
3. Peta Konsep

Teknik-Teknik Kultur
Jaringan

Kultur Jaringan

Prinsip Bioteknologi Manfaat Kultur


(Rekayasa Genetika)
Tanaman Jaringan

4. Membuat soal pilihan ganda


1) Pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan
baru dalam kultur yang aseptik, yaitu bebas dari mikroorganisme merupakan tahapan
apa?
a. Inisiasi Kultur
b. Sterilisasi
c. Multipikasi
d. Pemanjangan tunas
e. Aklimatisasi
2) Apa manfaat kultur jaringan secara umum?
a. Pemilihan bahan tanaman yang sesuai
b. Kultur Aseptik
c. Stok tanaman mikro
d. Pemanjangan pucuk
e. Pembentukan akar
3) Apa prinsip bioteknologi (rekayasa genetika) tanaman ?
a. Transfer gen
b. Produksi tanaman
c. Aklimatisasi
d. Pemanjangan tunas
e. Seleksi sel/jaringan transforman
4) Dibawah ini yang merupakan tanaman yang diperbanyak secara vegetative, kecuali
a. pisang
b. kedelai
c. singkong
d. ubi jalar
e. kentang
5) Dibawah ini yang yang paling tepat tentang kultur pucuk adalah
a. Kultur yang bertujuan memperoleh kalus dari eksplan yang ditanam.
b. Kultur semua bagian tanaman, untuk perbanyakan secara cepat, kloning, bebas
penyakit
c. Kultur jaringan tanaman menggunakan eksplan jaringan meristematik, pucuk terminal
atau meristem tunas aksiler.
d. kultur jaringan tanaman menggunakan eksplan jaringan akar.
e. Kultur yang tujuannya untuk perbanyakan vegetatif tanaman, hasil akan sama
dengan induknya.

Anda mungkin juga menyukai