Pada tahap pertama, kita harus menentukan jenis, spesies, dan tanaman yang dipilih harus
dalam keadaan sehat dan bebas dari hama maupun penyakit. Setelah pemilihan tanaman selesai
tanama yang dipilih akan dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus untuk rumah kaca atau
greenhouse, hal ini diperlukan agar eksplan yang dikulturkan sehat dan dapat tumbuh dengan baik
serta bebas dari sumber kontaminasi pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
2. Inisiasi Kultur
Tujuan dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur dari eksplan yang
bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru. Dalam tahap ini kita harus mengusahakan
kultur aseptik atau aksenik. Aseptik artinya bebas dari organisme, sedangkan aksenik artinya
bebas dari orgaanisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan
yang sedang dikultur akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan
dilakukan pemilihan bagina tanaman yang tumbuh kuat, untuk perbanyakan(multiplikasi) pada
kultur selanjutnya.
3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga sterail. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada
peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang
diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga
sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat
dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler
atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara langsung
maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam
media harus terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan yang
dibutuhkan secara tepat (Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan untuk merangsang
pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau
thidiadzuron (TDZ).
6. Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap aklimatisasi planlet
merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara masal.
Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah
kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut
aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran
dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah,
atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan.
Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat
diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.