Anda di halaman 1dari 3

Alley Cropping (Tanaman Lorong)

Definisi: Salah satu sistem agroforestry dengan cara menanam tanaman pangan
ditanam diantara lorong yang dibentuk oleh tanaman pagar berdasarkan
garis kontur.
Alley cropping menjadi salah satu teknik konservasi tanah dan air secara vegetatif
karena dapat dinilai efektif menurunkan laju erosi melalui perakaran tanaman
pagar dan mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off).
(Ariani dan Umi, 2018).

Penerapan Alley Croping


 Penerapan Alley Croping biasanya dilakukan dengan menanam tanaman
pagar seperti tanaman leguminosa secara berbaris dan tanaman pokok yang
berupa tanaman semusim (pangan atau hortikultura yang bernilai ekonomis
tinggi) diantara tanaman pagar secara beralur.
 Tanaman pagar ditanam secara berbaris mengikuti garis kontur lahan dan
dipangkas secara berkala terutama bila tanaman pagar mulai menaungi
tanaman pokok (tanaman semusim).
 Beberapa jenis tanaman pagar yang dapat ditanam seperti Caliandra
callothyrsus, Gliricidia sepium, Leucaena leucocephala.
(Mulyono, 2010).

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penerapan Alley Croping


 Adapun persyaratan tanaman pagar yaitu:
1. Cepat tumbuh dan bertunas kembali sehingga menghasilkan banyak
hijauan,
2. Tidak bersifat alelopatik (mengeluarkan zat racun) terhadap tanaman
pokok,
3. Memiliki perakaran vertikal yang dalam sehingga mampu menahan erosi
tanah,
4. Tingkat persaingan terhadap unsur hara dan air dengan tanaman pokok
relatif rendah,
5. Mampu memfiksasi nitogen dari udara dapat meningkatkan kandungan N
di dalam tanah.
(Mulyono, 2010).
 Jarak tanam antara barisan tanaman pagar ditentukan oleh kemiringan lahan.
Jarak antar baris tanaman pagar 3-8 m (tidak lebih dari 10 m) yang bertujuan
agar bahan organik yang dihasilkan cukup banyak jumlahnya.
(BBSDLP, 2007).

 Penanaman tanaman pagar ditanam sepanjang garis kontur lahan dan semakin
miring kontur lahan makan semakin rapat jarak antar barisnya.
 Tanaman pagar dipangkas secara berkala dengan tinggi tanaman sekitar 1,5 -
2 m (terutama bila tanaman pagar mulai menaungi tanaman pokok) dengan
menyisakan 0,5 m dan bahan hijauannya dapat digunakan sebagai mulsa atau
pakan ternak.
(BBSDLP, 2007).
 Tanaman pokok (semusim) yang dapat ditanami dengan cara alley cropping
pada lahan kering diantaranya yaitu jagung, ubi kayu, sawi, terung ungu, dan
tanaman semusim lainnya yang bernilai ekonomis tinggi.
(Henuk et al, 2018)

Keuntungan dan Kerugian Penerapan Alley Cropping


Keuntungan penerapan Alley Cropping diantaranya yaitu:
 Efektivitas pengendalian erosi dan aliran permukaan (run off),
 Perbaikan kualitas tanah,
 Pengendalian kehilangan hara,
 Menghasilkan biomas dan pakan ternak,
 Mampu meningkatkan produktivitas tanaman,
 Mampu mengefisiesikan biaya pada saat budidaya tanaman.
Kelemahan penerapan Alley Cropping diantaranya yaitu:
 Pengurangan luas areal tanam pada lahan,
 Terjadinya persaingan hara dan cahaya antara tanaman pagar dan tanaman
pokok (semusim),
 Terjadinya efek alelopati tanaman pagar terhadap tanaman pokok
(semusim),
 Perlunya pengetahuan serta keterampilan yang memadai dalam penerapan
serta pengambilan kebijakan terkait sistem tanam alley cropping.
(Ariani dan Umi, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, R., Umi, H. 2018. Sistem Alley Cropping : Analisis SWOT dan Strategi
Implementasinya di Lahan Kering DAS Hulu. Jurnal Sumberdaya Lahan
12(1): 13-31.
BBSDLP. 2007. Petunjuk Teknis Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. p. 8.
Henuk, J. B. D., Agnes, V. S., Petronella, S. N. Pemataan dan Pemanfaatan Lahan
di Sekitar Embung di Desa Kuanheum Kecamatan Amabi Oefeto
Kabupaten Kupang Dengan Penerapan Teknologi Budidaya Loronng
Untuk Budidaya Pertanian Terpadu. Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Ke V.
Mulyono, D. Pengembangan Pertanian Budidaya Lorong (alley croping) untuk
Konservasi Lahan Kritis di Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk,
Jawa Barat. Jurnal Teknologi Lingkungan 11(2): 289-291.

Anda mungkin juga menyukai