Anda di halaman 1dari 16

KULTUR JARINGAN

Dosen pengampu: DINI FITRIA


Di Susun Oleh
 Muhammad rizki syahputra
 Astuti rinawati padang
 Herlina wati pohan
 Inayah syahputri sukamto
 Lisa mawarda
 Sri wahyuni
 Refil nirda wati
Sub Materi
01 Pengertian Kulutr jaringan

02 Sejarah dan perkembangan Kultur jaringan

03 Sejarah dan perkembangan kultur jaringan

04 Manfaat kultur jaringan

05 Tujuan kultur jaringan

06 Tipe kultur jaringan

07 Tahapan dalam kultur jaringan

08 Kelebihan dan kerugian kultur jaringan


01 Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan bila diartikan ke dalam bahasa Jerman disebut Gewebe
kultur atau tissue culture(Inggris) atau weefsel kweek atau weefsel
cultuur (Belanda). Kultur jaringan adalah suatu metode untuk
mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel,
sekelompoksel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam
kondisi aseptik. Sehingga bagian-bagiantersebut dapat memperbanyak
diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

 Landasan kultur jaringan didasarkan


atas tiga kemampuan dasar dari
tanaman, yaitu:

1. Totipotensi
2. Rediferensiasi
3. Kompetensi
02 Sejarah dan perkembangan kultur jaringan
Prinsip dasar kultur jaringan berpegangan pada teori sel dari
Schwan dan Schleiden pada tahun1834. Teori sel atau yang
lebih dikenal dengan teori totipotensi menyatakan bahwa
setiap seltanaman hidup mempunyai informasi genetik dan
perangkat fisiologis yang lengkap untuk dapattumbuh dan
berkembang menjadi tanaman utuh jika kondisinya sesuai.
Sel-sel tersebut merupakankesatuan biologis terkecil yang
mempunyai kemampuan untuk mengadakan
berbagai aktivitashidup, seperti: metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan dan beregenerasi.
Tahun Tokoh/Peneliti Kontribusi
    Orang pertama yang mengkulturkan

1902 C.Haberlant sel tanaman secara in vitro pada medium buatan


  WJ Robbins dan W. Kultur akar dalam jangka pendek
1922 Kotte
(kultur organ)
1934   P R White Demonstrasi kultur akar tomat
  Pengkulturan kalus pertama dan dalam jangka waktu
  relatif lama menggunakan eksplan dari jaringan
 
R J Gautheret dan P empulur pada wortel
1939 Nobecourt
    Kultur kalus dari jaringan tumor pada tembakau hibrid
    hasil persilangan antar spesies of Nicotina glaucum X
N.longsdorffi
1939 P R White  
   
Penemuan penggunaan air kelapa untuk kultur
1941 J Van Overbeek
embrio pada wortel.
    Penelitian pada crown gall dan pembentukan tumor
  pada tanaman dan menumbuhkan jaringan tanaman
P R White dan A C
yang bebas tumor.
1942 Braun
03 Manfaat kultur jaringan
  manfaat dari kultur jaringan tumbuhan:
Berikut
 
 Mendapatkan tumbuhan baru dalam jumlah banyak dalam waktu relatif singkat dengan
sifatsama dengan induknya.
 Mendapatkan tumbuhan baru yang bersifat unggul dalam waktu relatif singkat.
 Efisien tempat dan waktu.
 Tidak tergantung musim, dapat diperbanyak secara continue.
 Untuk skala besar biaya lebih murah.
 Cocok untuk tanaman yang sulit bergenerasi
 Merupakan sarana meningkatkan kualitas tanaman misalnya jenis tanaman tertentu
terserangvirus maka dengan kultur jaringan dapat dihasilkan tanaman bebas virus
 Peluang untuk menghasilkan bahan biokatif/metabolit sekunder tanpa menanam di luar atau
dilapang. Dalam kultur jaringan yang menjadi penghambat biasa virus, bakteri dan jamur yang
dapatmenyebabkan tidak berhasilnya kultur jaringan
 Menciptakan tanaman baru yang toleran terhadap stress garam. Saat ini, lahan-lahan di
pinggirpantai yang semula tidak dapat ditanami, sudah dapat diusahakan kembali dengan
menggunakanvarietas-varietas baru hasil kultur jaringan yang tahan garam
04
04 Tujuan Kultur Jaringan

a. Mikropropagasi
(perbanyakan tanaman b. Pebaikan Tanaman c. Produksi Tanaman
secara mikro) yang Bebas Penyakit

e. Produksi Senyawa
Metabolit Sekunder
d. Transformasi
Genetik
05 Tipe kultur jaringan

Kultur meristem merupakan sistem organogenesis secara langsung,


sehingga memungkinkan diperoleh anakan yang secara genetis lebih
1.Kultur stabil jika dibandingkan melalui fase kalus. Produksi tanaman bebas
meristem virus dengan kondisi genetis yang stabil melalui kultur meristem telah
(meristem dilakukan oleh perusahaan hortikultura yang besar untuk tanaman
cultures)
kentang, tebu, pisang dan apel.
 

2.Kultur
Kultur ujung tunas menggunakan eksplan bakal tunas apikal atau ujung
tunas aksilar, berukuran 3-20 mm, menyertakan beberapa primordia tunas
daun dan jaringan pembuluh. Eksplan bakal tunas aksilar dapat (shoot-tip
berupa ‘nodal segment’ (irisan buku) karena pada irisan buku (buku cultures)
merupakan bekas tempat daun tumbuh) terdapat bakal tunas aksilar
 
3.Kultur
embrio Yang dimaksud dengan kultur embrio adalah mengkulturkan embrio
(Embrio zigotik secara in vitro. Embrio zigotik adalah hasil fertilisasi antara
cultures) sel telur dengan inti sel sperma yang terjadi pada proses fertilisasi
ganda tanaman angiospermae.
 

Istilah protoplas mengacu pada sel tanaman tanpa dinding sel atau isi sel yang 4. Kultur dan
terbungkus hanya oleh membran plasma. Protoplas dari sebuah sel dapat fusi protoplas
dipisahkan dari dinding selnya secara enzimatik maupun secara mekanik. (Protoplast
Protoplas yang sudah terpisah dari dinding selnya ini dapat diregenerasikan cultures and
menjadi tanaman secara utuh. fussion)

 
5. Kultur Mikrospora merupakan sel kelamin (gamet) jantan pada
mikrospora tanaman angiospermae dan dapat dijumpai pada bunga
(microspore tanaman yang masih kuncup. Mikrospora dapat dikatakan
cultures) sebagai immature pollen (polen yang belum masak fisiologis).

Istilah protoplas mengacu pada sel tanaman tanpa dinding sel atau isi sel yang 6. Kultur Kalus
terbungkus hanya oleh membran plasma. Protoplas dari sebuah sel dapat dan Kultur
dipisahkan dari dinding selnya secara enzimatik maupun secara mekanik. Suspensi (Callus
Cultures and
Protoplas yang sudah terpisah dari dinding selnya ini dapat diregenerasikan
Suspension
menjadi tanaman secara utuh. cultures)

 
06 Tahapan dalam kultur jaringan
 
1. Isolasi Bahan Tanam (Eksplan)
Isolasi bahan tanam dimulai dari pemilihan dan
pemeliharaan tanaman induk. Tanaman induk yang
dipilih harus sehat, bebas penyakit dan memiliki
pertumbuhan yang baik. Hal ini diperlukan agar bahan
eksplan yang digunakan dalam kultur jaringan tidak
menjadi sumber kontaminan sehingga kondisi aseptik
kultur tetap terjaga.

2. Sterilisasi Eksplan

Dicuci bersi Bahan tanam yang dipilih (misalnya daun tanaman stroberi)
diambil dari tanaman induk, kemudian dipotong menjadi lebih kecil dengan
jalan menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan. Selanjutnya h
dengan detergen (disikat dengan sikat gigi yang lembut) dibawah air kran
yang mengalir. Selanjutnya bahan tanam direndam dengan fungisida
(konsentrasi 2 gram per liter) selama 10 menit sambil digoyang.
Setelah itu dibilas dengan air steril tiga kali kemudian dimasukkan
dalam laminar.
3. Penanaman eksplan

Eksplan yang sudah steril selanjutnya dipotong menjadi bagian


yang lebih kecil, misalnya menjadi pangkal dan ujung daun,
selanjutnya ditanam pada media steril yang sudah disiapkan.
Media tanam yang digunakan mengandung ZPT tertentu
tergantung dari tujuan kultur. Jika yang diinginkan adalah
pembentukan kalus, maka bahan eksplan ditanam pada
media induksi kalus, misalnya media dengan 2,4-D.

4. Perbanyakan (Proliferasi) Propagul

Propagul adalah bentukan baru hasil morfogenesis yang terbentuk dari


jaringan eksplan yang ditanam. Propagul dapat berupa kalus, tunas atau
embrio somatik. Proliferasi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
subkultur ke medium baru, dapat berupa medium induksi kalus untuk
perbanyakan kalus dan medium induksi tunas untuk perbanyakan tunas.
Proliferasi embrio somatik dilakukan dengan subkultur pada media tanpa
hormon setelah sebelumnya diinisiasi pembentukannya dengan 2,4-D.
5. Pengakaran

Tahap pengakaran adalah tahap dimana tunas-tunas


yang sudah tumbuh dipindahkan ke media induksi akar
agar terbentuk plantlet. Pengakaran dapat dilakukan
secara in-vitro (di laboratorium) atau eks- vitro (di luar
laboratorium).

6. Aklimatisasi dan Pemindahan Tanaman ke Lapang

Tanaman hasil kultur jaringan tidak dapat ditanam langsung di


lapang, namun memerlukan proses adaptasi bertahap terhadap
lingkungan barunya yang disebut dengan aklimatisasi. Hal ini
diperlukan karena kondisi tanaman hasil kultur jaringan berbeda
dengan tanaman normal di lapang.
07 kelebihan dan kerugian kultur
jaringan

 Kelebihan Kekurangan
1. Tidak ada keragaman genetik pada tanaman
1. Menghasilkan tanaman anakan yang anakan.
serupa persis dengan tanaman induk. 2. Tidak dapat menghasilkan varietas baru
2. Menghasilkan tanaman anakan dengan 3. Akar tanaman dari metode seperti pencangkokan
lebih cepat. lebih lemah
3. Menghasilkan tanaman langka yang susah 4. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi
tumbuh dari benih untuk bangunan (laboratoriumkhusus), peralatan
4. Dapat mengendalikan kualitas yang dan perlengkapan.
dihasilkan 5. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk
mengerjakan perbanyakankultur jaringan agar
dapat memperoleh hasil yg memuaskan
 
 

 
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​,


including icons by Flaticon​, infographics & images by ​Freepik

Anda mungkin juga menyukai