Oleh :
Golongan E / Kelompok 5
1. Iman Rusfiantok Alimafu’ad (181510701001)
2. Linda Yuliani (181510701004)
3. Widi Kusuma Wardhani (181510701007)
4. Muria Adhitama ( 181510601080)
i
BAB 1. PENDAHULUAN
1
(jari jari empulur), dan kambium interfasis yang merupakan pembentuk jari jari
empulur.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan memiliki 3 daerah (
zona), yakni daerah pembelahan (daerah meristematik), daerah pemanjangan, dan
daerah diferensiasi. Daerah meristematik merupakan daerah yang terletak paling
ujung dan tempat melakukan pembelahan sel. Sel – sel pada daerah meristematik
memiliki ciri yaitu inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif melakukan
pembelahan diri. Daerah pemanjangan mengalami pemanjangan sel dan berada di
belakang daerah pembelahan. Daerah diferensiasi mempunyai sel – sel yang
berdinding tebal dan beberapa lainnya mengalami diferensiasi menjadi epidermis,
korteks, dan empulur serta terletak di bawah daerah pemanjangan. Epidermis
adalah selapis sel yang dindingnya tipis, berkutikula, dan tersusun rapat pada akar,
sedangkan korteks adalah susunan sel parenkim yang berdinding tipis dan
tersusun longgar.
Kacang tanah ( Arachis hypogeae L.) dan kacang kapri merupakan
tanaman polong – polongan dan mengalami perkecambahan pada awal
pertumbuhannya. Kacang tanah mengalami pertumbuhan meristematik pada
pucuk, sedangkan kacang kapri mengalami pertumbuhan meristematik pada
akarnya.
1.2 Tujuan
Supaya mahasiswa memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik
pada tumbuhan dan bagian – bagian tajuk dan akar yang mengalami pertumbuhan
meristematik dominan.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
primer. Meristem akar terbentuk disebabkan oleh sel-sel yang membelah dan
menjadi teratur (Mai et. al., 2014)
Meristem lateral pertumbuhan sekunder yang dipengaruhi oleh aktivitas
kambium sehingga pertumbuhan bertambah besar ukurannya. Meristem interkalar
disebut juga sebagai meristem antara meristem primer dan meristem sekunder
karena pembelahan sel berbentuk sejajar dan sel-sel muda menjadikan ruas makin
bertambah panjang. Perbedaan tinggi tanaman disebabkan oleh aktifnya
pembelahan meristem mempengaruhi kemampuan menyerap hara pada setiap
tanaman (Rahmah dkk, 2014).
Pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan yang diakibat oleh
aktivitas jaringan meristem kambium vaskular (Cambell, 2008). Pertumbuhan
sekunder menyebabkan adanya lingkar batang yang bisa disebut sebagai umur
batang. Pertumbuhan primer identik dengan tumbuh ke atas atau kebawah
sedangkan pertumbuhan sekunder identik dengan pertumbuhan yang bertambah
besar atau melebar.
Pertumbuhan sekunder sel yang aktif membelah terdapat pada kambium
yang terletak diantara xilem dan floem (Rahman et al., 2016). Pembelahan yang
terjadi yaitu pembelahan sel yang terdapat di sekitar xilem mengarah ke dalam
dan pembelahan sel yang terdapat di sekitar floem mengarah ke luar. Dalam
pembentukan xilem dan floem sering terjadi ketidakseimbangan, hal ini
menyebabkan jaringan epidermis rusak. Tumbuhan mengatasi hal ini dengan
membentuk kambium gabus atau felogen yang akan membentuk felem keluar dan
feloderm kedalam sama halnya dengan tugas xilem dan floem. Felem merupakan
sel-sel mati, sedangkan feloderm korteks sekunder.
4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Kecambah kacang tanah
2. Aquadest
3. Benang
Pertumbuhan Pucuk
3.2.3 Alat
1. Tinta cina / ballpoint
2. Penggaris
3.2.4 Bahan
1. Bibit kacang panjang yang dikecambahkan dalam polybag / bak pengecambah
5
3.3 Pelaksanaan Praktikum
3.3.1 Pertumbuhan Akar
1. Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam
beaker glass dengan kertas filter basah / lembab.
2. Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
3. Memilih 7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar
lebih dari 1 cm.
4. Memberi tanda kecil (titik) pada 5 biji kecambah dengan tinta cina sebanyak
10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Memberi tanda
pada kecambah yang lain dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai
kontrol.
5. Meletakkan kecambah – kecambah tersebut pada object glass dengan diikat.
Mengusahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkan
ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat yang
gelap.
6. Melakukan pengamatan akhir
6
3. Panjang hypokotil (cm)
4. Panjang radikula (cm)
Pengukuran panjang kecambah dilakukan menggunakan penggaris dari
pangkal kecambah hingga ujung daun kecambah.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Panjang Interval
Jenis Tanaman penandaan Pengukuran
Kel UI
(dengan Dokumentasi)
1 2 3 4 5 6
1. Kacang tanah
Kacang tanah
U1 - - - - - -
8
Kacang kapri (tidak tumbuh)
U2 - - - - - -
2. Kacang tanah
U2 - - - - - -
U1 - - - - - -
9
Kacang kapri (tidak tumbuh)
U2 - - - - - -
U1 - - - - - -
U2 - - - - - -
U1 - - - - - -
10
Kacang kapri (tidak tumbuh)
U2 - - - - - -
U1 - - - - - -
U2 - - - - - -
U1 - - - - - -
11
Kacang kapri (tidak tumbuh)
U2 - - - - - -
5. Kacang kapri
Kacang kapri
U2 - - - - - -
U1 - - - - - -
12
Kacang tanah (tidak tumbuh)
U2 - - - - - -
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan tanaman dapat dipercepat dengan zat pengatur tanaman
(ZPT). Zat pengatur tanaman bukan merupakan nutrisi melainkan senyawa
organik yang dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman
secara meristematik dibagi menjadi 3 bagian atau zona. Ketiga zona tersebut
adalah zona pembelahan ini terjadi pada pucuk akar dan daun, pada zona ini
terjadi pembelahan sel. Pembelahan sel inilah yang menyebabkan pertambahan
panjang. Kedua adalah zona pemanjangan, sel yang membelah bertambah ukuran
sehingga menyebabkan pertambahan volume. Bagian terakhir yaitu zona
diferensiasi,yaitu sel yang terdapat pada zona ini mengalami diferensiasi sehingga
menyebabkan pematangan pada bagian tanaman seperti menjadi epidermis,
korteks dan empulur.
Menurut Ramadani, dkk (2015), tanaman kacang tanah merupakan salah
satu jenis tanman pangan. Pertumbuhan tanaman kacang tanah diawali dengan
proses perkecambahan. Kacang tanah yang sudah berkecambah dilakukan
penandaan untuk mengetahui bagian-bagian dari kecambah tersebut. Unsur utama
yang mempengaruhi perkecambahan karena adanya air. Ketika kekurangan air,
benih tanaman kacang akan mati. Hormon dalam tanaman juga berpengaruh
dalam pertumbuhan seperti hormon auksin yang mempercepat tinggi tanaman dan
hormon giberelin juga membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
13
Giberelin dapat memacu pembelahan dan pemanjangan sel yang ada pada
tanaman tersebut. Pemupukan juga merupakan alternatif untuk meningkatkan
unsure hara bagi tanaman serta memperbaiki kondisi tanah yang sudah banyak
tercemar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada dua jenis tanaman yng berbeda yakni
kacang tanah dan kacang kapri, dapat diperoleh informasi data mengenai
pertumbuhan meristematik pucuk dan akar yang telah diukur. Kacang tanah milik
kelompok 1 mengalami pertumbuhan pada ulangan 1 yakni sebesar 3 mm, 2 mm,
dan 5mm pada setiap interval. Kacang tanah milik kelompok 2 mengalami
pertumbuhan yakni sebesar 16 mm, 4 mm, dan 3 mm pada setiap interval,
sedangakan kacang tanah milik kelompok lainnya tidak mengalami pertumbuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak tumbuhnya kacang tanah antara
lain penyiraman yang dilakukan kurang maksimal sehingga membuat media
tanam dan biji kekurangan air, terdapatnya jamur yang mempengaruhi
pertumbuhan biji kacang tanah sehingga tanaman mati, dan kurang sterilnya
peralatan yang digunakan selama proses praktikum.
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman kacang kapri rata-rata tidak
mengalami pertumbuhan atau mati. Hal ini dikarenakan beberepa faktor. Faktor
yang mempengaruhi adalah kurangnya asupan air sehingga tanaman kacang kapri
mengalami kekeringan dan mati. Suhu dan kondisi lingkungan juga
mempengaruhi pertumbuhan kacang kapri, sehingga air adalah kebutuhan utama
bagi tanaman dari mulai perkecambahan hingga tanaman tersebut dewasa.
Tanaman yang ditanam oleh beberapa kelompok sebenarnya hidup atau tumbuh,
namun pada H+3 waktu penandaan tidak dilakukan penandaan sehingga data yang
didapat tidak efisien. Kacang tanah dan kacang kapri mengalami pembelahan sel
di jaringan meristem dan zona pemanjangan.
14
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pertumbuhan meristem pucuk lebih cepat daripada pertumbuhan meristem
akar. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman memiliki 3 daerah (zona)
yaitu daerah pembelahan sel (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah
diferensiasi.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan mengetahui cara kerja pada acara pertumbuhan
meristematik pucuk dan akar agar mendapatkan data yang sesuai. Perawatan pada
tanaman sudah dilakukan dengan baik pada kecambah kacang kapri, sedangkan
pada kacang tanah perawatan yang dilakukan masih kurang karena terlihat pada
biji kacang tanah banyak yang tidak tumbuh bahkan berjamur.Acara praktikum
selanjutnya diharapkan praktikan lebih teliti dan memahami acara yang akan
dilakukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Mai, D. C., et. al. 2014. Genes controlling root development in rice. Rice. Vol. 7
:30.
Rahmah A., M. Izzati., S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan
Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L. Var. Saccharata). Buletin Anatomi
dan Fisiologi. 1(22) : 65-71
Sassi, M. and Vernoux, T. 2013. Auxin and self-organization at the shoot apical
meristem. Experimental Botany, Vol. 64, No. 9,
16
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
17
Gambar 6 dan 7. Pertumbuhan meristematik akar pada kacang tanah U1 dan U2
18
Gambar 10 dan 11. Pertumbuhan meristematik pucuk pada kacang kapri
19
LITERATUR
20
Rahman, M. H., et al. 2016. Relationship between the earlywood-to-latewood
transition and changes in levels of stored starch around the cambium in
locally heated stems of the evergreen conifer Chamaecyparis pisifera. Trees.
30:1619–1631.
Mai, D. C., et. al. 2014. Genes controlling root development in rice. Rice. Vol. 7 :
30.
21
Sassi, M. and Vernoux, T. 2013. Auxin and self-organization at the shoot apical
meristem. Experimental Botany, Vol. 64, No. 9,
22
Bria, E. J. 2018.Analisis Struktur Anatomi Batang Anyelir (Dianthus
caryophyllus L.) dan Kontribusinya Terhadap Sistematik Ordo
Caryophyllales. Saintek Lahan Kering, Vol. 1 (1): 8 – 9.
Rahmah A., M. Izzati., S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan
Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L. Var. Saccharata). Buletin Anatomi
dan Fisiologi. 1(22) : 65-71
23
Cambell, N. A. and Reece, J. B. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi 8. Terjemahan oleh
Damaring Tyas Wulandari,S. Si. Jakarta : Erlangga.
24