Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan cara dan teknik pembuatan serta cara penyimpanan.
penyaluran obat. Jadi, secara garis besarnya farmasi ini merupakan ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan obat-obatan. Nah, adapun
untuk ruang lingkupnya sendiri itu meliputi hal-hal yang berhubungan atau ada
kaitannya dengan obat, salah satunya seperti mempelajari struktur dari pada
tumbuhan. Hal itu karena, dalam farmasi pastinya kita akan memanfaatkan
sumber daya alam dan bahan lain untuk pengobatan. Adapun ilmu yang
mempelajari mengenai tumbuhan ini sering di kenal dengan Morfologi
Tumbuhan.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan
bentuk tumbuhan mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan bagian-
bagian kecil lainnya. Ilmu morfologi tumbuhan mengamati dan mempelajari
karakteristik dari setiap jenis tumbuhan, seperti ukuran, pertumbuhan, warna,
tekstur, dan bentuk dari bagian-bagian tumbuhan tersebut. Hal ini berguna bagi
para ilmuwan, petani, ahli botani, dan peneliti lainnya untuk memahami ciri-
ciri setiap jenis tumbuhan dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam
pengembangan pembenihan, pemuliaan tumbuhan, dan teknologi pertanian
lainnya.
Jaringan tumbuhan adalah kelompok sel yang memiliki fungsi dan
struktur yang serupa serta bekerja sama dalam melakukan tugas-tugas tertentu
pada tumbuhan. Ada empat jenis jaringan tumbuhan yaitu jaringan epidermis,
jaringan sekresi, jaringan pengangkut dan jaringan dasar. Jaringan epidermis
terletak di luar tumbuhan dan melindungi tumbuhan dari kerusakan fisik dan
gangguan lingkungan, sedangkan jaringan sekresi menghasilkan cairan yang
dapat digunakan untuk melindungi tumbuhan dari serangga atau hewan lain.
Jaringan pengangkut bertanggung jawab dalam transportasi air, mineral, dan
zat organik dari satu bagian tumbuhan ke bagian lainnya dan jaringan dasar
adalah

1
dasar dari semua jaringan tumbuhan dan memberikan struktur dan dukungan
pada tumbuhan. Jaringan tumbuhan sangat penting dalam fungsi dan
pertumbuhan tumbuhan.
Sel tumbuhan adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari
tumbuhan yang menjalankan berbagai fungsi penting dalam kehidupan
tumbuhan, seperti sintesis makanan, penyimpanan energi, pertumbuhan,
reproduksi, dan transportasi nutrisi. Secara umum, sel tumbuhan memiliki
dinding sel yang terdiri dari selulosa yang kuat dan fleksibel serta sitoplasma
yang berisi berbagai organel seperti nukleus, mitokondria, kloroplas, dan lain-
lain. Sel tumbuhan juga memiliki vakuola, yang merupakan ruang berisi
larutan antara membran sel dan sitoplasma, berfungsi untuk menyimpan air dan
garam mineral, serta membantu mempertahankan tekanan osmosis turgor pada
tumbuhan. Kloroplas pada sel tumbuhan juga sangat penting karena
melaksanakan fotosintesis, yaitu proses konversi cahaya matahari menjadi
energi kimia yang digunakan oleh tumbuhan untuk membuat makanan.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami praktikan melaksanakan praktikum
yang berjudul "Jaringan meristem dan jaringan pengangkut".
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk jaringan meristem dan jaringan pengangkut ?
2. Bagaimana struktur susunan dan tipe jaringan meristem dan jaringan
pengangkut ?
1.2 Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk jaringan meristem dan jaringan
pengangkut ?
2. Mahasiswa dapat menentukan struktur susunan dan tipe jaringan meristem
dan jaringan pengangkut ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Pengertian Jaringan
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang
mempunyai kemampuan titopotensial yang berbeda dengan jaringan hewan,
jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan jika
organisme tumbuhan ini dapat memperbanyak diri dengan negativ menginat
kemampuan tubuh tumuhan terdiri dari sel-sel (Nurhayati , 2012).
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai
bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri atas
jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa. Sistem jaringan dasar
mensistesis senyawa organik yang mendukung pabrik dan menyediakan
penyimoanan untuk tanaman hal ini beberapa kolenkim dan sel sklerenkim
(Avivi, 2004).
Terbentuknya jaringan tumbuhan karena terjadinya pembelahan dari sel-
sel, dimana didalam sel-sel tersebut memiliki hubungan yang erat antara sel satu
dengan sel yang lainnya. Selanjutnya pembentukan jaringan-jaringan juga
memiliki hubungannya yang erat pula dengan pembentukan berbagai alat pada
tumbuhan (akar, batang, daun, bunga dan buah) (Silmi, 2012).
2.1.2 Fungsi jaringan
Jaringan tumbuhan memiliki berbagai fungsi penting dalam mendukung
kehidupan tumbuhan. Jaringan tumbuhan dapat merespon rangsangan dari
lingkungan, baik rangsangan eksternal maupun internal, dan menghasilkan
tanggapan yang sesuai. Jaringan sensitif seperti jaringan epidermis dan jaringan
pelindung berperan dalam melindungi tumbuhan dari kerusakan fisik atau
serangan hewan, sedangkan jaringan mesofil dan jaringan pengangkut berperan
dalam mengoptimalkan fototropisme, gravitropisme, dan gerak nictinastik pada
tumbuhan.
Jaringan tumbuhan berperan dalam mengatur pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Jaringan pembelahan meristematis seperti meristem

3
apikal menjamin pertumbuhan tumbuhan, sementara jaringan pembelahan lateral

4
merangsang pertumbuhan cabang dan daun. Jaringan pengangkut juga
membantu mengatur pembentukan bunga dan biji dalam tumbuhan.
Jaringan tumbuhan bertanggung jawab dalam menjalankan kinerja
metabolik tumbuhan. Jaringan pengangkut memindahkan nutrisi dan air dari akar
ke seluruh bagian tumbuhan dan membantu mengangkut produk fotosintesis dari
daun ke bagian lain tumbuhan. Jaringan mesofil bertanggung jawab dalam
produksi makanan melalui fotosintesis dan jaringan parenkim bertugas dalam
menyimpan nutrisi dan air. Dengan bekerja yang dilakukan jaringan tumbuhan
secara efisien dan efektif, tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
serta mampu bertahan hidup secara optimal.
2.1.3 Bagian-Bagian Jaringan
a. Jaringan Mersitem
Jaringan meristem adalah jaringan muda sekelompok sel-sel
tumbuhanaktif membelah. Sel-sel meristem akan menghasilkan sel baru yang
sebagian dari hasil pembelahan akan tetap berada di dalam meristem, hal ini
disebut sebagai sel permulaan atau inisial. Sedangkan dari sel-sel baru,
digantikan kedudukannya oleh sel meristem yang disebut dengan derivatif atau
turunan Pada jaringan ini terjadi sel-sel baru (aktif membelah).(Parubak, 2013).
Menurut Ramdhini, (2021), Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis berdasarkan asal pembentukan dan letaknya. Berdasarkan asal
pembentukannya, jaringan meristem dibedakan menjadi 3 jenis, yakni
promeristem, meristem primer dan meristem sekunder, sedangkan berdasarkan
letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 jenis, yakni meristem apikal,
meristem interkalar atau aksilar dan meristem meristem lateral yaitu :
1. Promeristem
Jaringan promeristem atau disebut juga sebagai jaringan primordial
merupakan jaringan muda yang terletak di ujung akar maupun batang dan
terbentuk sejak fase embrio (radikula, kotiledon dan kaulikulus).(Ferguson,
2010).

5
2. Meristem Primer
Jaringan meristem primer merupakan jaringan meristem pada tumbuhan
dewasa hasil deferensiasi promeristem. Meristem primer banyak terdapat pada
titik tumbuh apikal baik ujung batang (pucuk) maupun ujung akar. Bagi
tumbuhan, meristem primer berperan penting dalam pertumbuhan primer yang
memacu perpanjangan batang dan akar secara vertikal.(Reece, 2010).
3. Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder merupakan jaringan meristem dewasa yang
sekunder banyak ditemukan pada bagian batang dan akar kelompok tumbuhan
gymnospermae dan angisopermae (dikotil). (Schweingruber et al.,2018)
Jenis Meristem Berdasarkan Letaknya
1. Meristem apikal
Merupakan jaringan yang terletak pada titik tumbuh mg batang dan ujung
akar). Pembelahan sel-sel pada jaringan meristem apikal merupakan bagian
utama dari pertumbuhan primer pada tumbuhan, yakni pambahan yang
menyebabkan batang bertambah tinggi dan akur bertanah wang menembus ke
dalam tanah. (Randhini, 2021)
2. Meristem interkalar (aksilar)
Disebut juga sebagai jaringan mamara. Hal tersebut dikarenakan jaringan
meristen interkalar terletak majaringum dewasa yang sudah terdeferensiasi dan
runs-rus batang (nodus). meristem interkalar membelah bentuk deretan sel
sejajar sumbu jaringan hingga disebut sebagai meristem rasok. (Schweingruber
2018).
3. Meristem Lateral
Disebut juga sebagai meristem samping pakan jaringan yang terletak
memanjang sejajar dengan permukaan organ baik maupun batang.
b. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan
floem. Xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut
dan parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida yang berfungsi
mengangkut mineral dan air dari akar sampai daun, sedangkan floem berfungsi

6
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ yang lain yaitu batang,
akar, atau umbi yaitu batang, akar, atau umbi. Floem terdiri dari buluh tapis,
pembuluh tapis, sel pengiring dan parenkim floem (Kilawati, 2014).

Gambar 2.1 Jaringan Pengangkut Xilem dan Floem (Adiwijaya,


2005)
a. Xilem
Menurut Reymond (2009), xilem merupakan jaringan kompleks karena
terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak
hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor
dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai
jaringan penguat, serta sel-sel parenkin yang hidup dan berfungsi dalam
berbagai kegiatan metabolisme.
1). Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air
beserta zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak
mengandung protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai
macam-macam noktah.
2). Serat Xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang
biasanya berlignin.Ada dua macam serta pada tumbuhan, yakni serta trakeid
dan serat libriform. Serta libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan
dinding selnya lebih tebal dibanding serta trakeid.Dijumpai adanya noktah
sederhana Dijumpai adanya noktah sederhana pada serar librifo pada serar
libriform, sedangkan serat trakeid memiliki noktah iki noktah terlindung.

7
3). Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup.
Dijumpai pada xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem skunder
dijumpai dua macam parenkim. Yaitu parenkim kayu dan parenkim jari-jari
empulur. (Adiwijaya, 2005)
b. Floem
Floem merupakan jaringan pengankut yang berfungsi mengangkut dan
mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tumbuhan lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang
bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel
pengiring,sel albumim (pada Gymnospermae), serat-serat floem dan parenkim
floem. (Adiwijaya, 2005)
1) Unsur-unsur tapis
Ciri khas dari unsur tapis dalah hanya daerah tapis dindingnya tipis dan
inti hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang
termodifikasi dan tampak sebagai daerahcekung di dinding yang berpori-pori.
2). Sel albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim
buluh yang mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-
sel tapis pada tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin mempunyai
fungsi tapis pengiring.
2) Serat-Serat Floem
Pada floem primer, serat terdapat pada bagian bagian jaringan jaringan
sebelah sebelah luar yang awalnya awalnya berkelompok berkelompok
membentuk membentuk suatu klaster klaster atau masa kemudian dalam
perkembangannya akan menjadi homogen. Sedang pada floem sekunder letak
serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat hidup maupun mati.
Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempatpenyimpanan cadangan
3) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di
bagian buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat

8
penyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya.
2.1 Uraian Tanaman
2.1.1 Batang Miana (Coleus scutellarioides caulis)
a. Klasifikasi Tanaman Menurut (Heyne, 1987)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales Gambar 2.1
Famili : Lamiaceaa Batang Miana
Genus : Coleus (Coleus
Spesies : Coleus scuttellarioides L scutellarioides caulis)
b. Morfologi Tanaman
Termasuk tanaman semusim berbatang lunak dengan bentuk percabangan
monopodial. Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk bulat telur. Gjung
dau meruncing dengan tepian rata dan pangkal yang tumpul. Pertulangannya
menyirip dengan panjang 7-11 cm, lebar 5-7 cm, panjang tangkai +3 cm dan
berwarna ungu. (Heyne, 2000).
c. Manfaat
Tanaman miana selain dikenal sebagai tanaman hias yang punya
tampilan mengkilat serta cantik punya banyak manfaat untuk kesehatan tubuh
kita. Tanaman miana ini memiliki kandungan minyak atsiri pada bagian daun
dan batangnya. Selain itu juga mengandung fenol, tannin, lemak, phytosterol,
kalsium oksalat, dan lain sebagainya. Kandungan-kandungan inilah yang bisa
membuat tanaman ini kaya akan manfaat. Manfaat dari tanaman hias ini juga
disebutkan dalam sebuah jurnal yang berjudul Potential of Miana. Beberapa
manfaat dari tanaman ini di antaranya adalah bisa mengatasi wasir, membantu
mengobati bisul, menurunkan demam dan menyembuhkan panas dalam,
meringankan gejala batuk, mengatasi gangguan menstruasi, mengobati Radikal
melalui proses diabetes, mengobati sakit perut dan mencegah radikal bebas.
(Raven, 2010)

9
d. Khasiat
Batang miana memiliki beberapa khasiat, yaitu dapat meningkatkan daya
tahan tubuh, mengobati infeksi saluran pernafasan dan batuk, menurunkan
kadar gula darah, menurunkan tekanan darah,dan mengobati radang sendi.
(Purwaningsih, 2021).
2.1.2 Batang Kayu Putih (Melaleuca lecadendra canlis)
a. Klasifikasi Tanaman menurut
(Anita,2018) Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Mytraceae Gambar 2.2
Famili : Mytales Batang Kayu Putih
Genus : Malaleuca (Melaleuca
Spesies : Malaleuca Leucadendra lecadendra canlis)
b. Morfologi Tanaman
Kayu putih sebagai pohon dengan tinggi ± 30 m. Di wilayah Australia,
kayu putih dapat mencapai tinggi lebih dari 40 m dan diameter batang 1,2 m.
Batang kayu putih berwarna abu-abu sampai putih seperti kertas, dengan pucuk
pohon berwarna agak keperakan. Sementara itu, daun kayu putih berwarna
hijau, tidak mengkilap, tepi daun rata, umumnya panjang daun antara 5-10 cm
dan lebar 1-4 cm serta daunnya berbulu.
Pada tiap helaian daun terdapat 5-7 tulang daun dengan panjang 3-11
mm. Perbungaan tanaman kayu putih berbentuk bulir dan banyak terdapat pada
ujung ranting maupun ketiak daunnya. Bunga pohon kayu putih bersifat
biseksual, serta kelopak dan mahkota bunganya kecil. Buah kayu putih
berbentuk kapsul dan bertipe dehiscent, yaitu mempunyai kulit buah yang 6
kering dan akan terbuka ketika mencapai kemasakan untuk melepaskan biji-biji
yang ada di dalamnya (Kartikawati, 2014). Tanaman kayu putih merupakan
jenis tanaman dengan habitus pohon, yang mencapai tinggi 10 m.

10
Batang berkayu, berbentuk bulat, kulit batang mudah mengelupas, serta
warna batang kuning kecokelatan. Sementara itu, daun kayu putih merupakan
daun tunggal, berbentuk lanset (lancip). ujung dan pangkal daun meruncing,
tepi daun rata, permukaan daun berbulu, pertulangan daun sejajar serta warna
daun hijau. Tanaman kayu putih memiliki bunga majemuk, berbentuk bulir
dengan panjang 7-8 cm, mahkota bunga terdiri helai, dan memiliki bunga
berwarna putih (Deviana, 2010).
c. Manfaat
Menurut Permenhut No. 35 tahun 2007, tanaman kayu putih merupakan
salah satu tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari golongan minyak
atsiri. HHBK merupakan hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta
produk turunannya dan budidaya yang berasal dari hutan kecuali kayu. Di
Indonesia, tanaman kayu putih telah banyak dimanfaatkan. Minyak atsiri
sebagai produk dari tanaman kayu putih banyak dimanfaatkan dalam obat-
obatan karena mengandung senyawa pokok berupa 1,8 sincol yang tinggi.
d. Khasiat
Menurut Dr. Iskandar Zulkarnain (2014), batang kayu putih memiliki
kandungan minyak atsiri yang dapat membantu mengurangi rasa sakit,
peradangan, dan demam. Selain itu, minyak atsiri yang terkandung di dalamnya
juga memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
2.1.3 Akar Jagung (Zea mays radix)
a. Klasifikasi Tanaman menurut (Ramdhini,
2021) Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Gambar 2.3
Ordo : Graminales
Akar Jagung
Famili :Graminaceae
(Zea mays
Genus : Zea
radix)
Spesies : Zea mays L

11
b. Morfologi Tanaman
Tanaman jagung berakar serabut dan memiliki sistem perakaran yang
terdiri dari tiga bagian yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar penyangga
atau kait. Akar seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada saat akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Saat plumula muncul ke permukaan
tanah pertumbuhan akar seminal akan melambat dan akan berhenti
pertumbuhan akar seminal pada saat tanaman berumur 10-18 hari setelah
berkecambah. Akar adventif adalah akar yang tumbuh keatas secara berurutan
dari tiap buku antara 7- 10 buku yang berasal perkembangan dari buku di ujung
mesokotil.
Akar adventif akan berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan hara Akar penyangga atau kait
adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah, akar penyangga berperan untuk menjaga agar tetap tegak dan mengatasi
rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan ait Faktor yang
mempengaruhi perkembangan akar jagung berdasar kedalaman dan
penyebarannya adalah varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah,
keadaan air tanah dan pemupukan (Reece. 2010).
b. Manfaat
Akar jagung memiliki manfaat yang sangat bagus untuk tubuh. Pada
jagung jali (Coix lacrima) akarnya dapat memperlancar saluran kencing dan
penyakit beri- beri. Tak hanya itu akarnya juga dapat menyembuhkan penyakit
kuning (liver).
d. Khasiat
Akar jagung memiliki beberapa khasiat diantaranya sebagai antioksidan,
mengurangi kolestrol, meningkatkan daya tahan tubuh, menngurang gejala
diabetes, dan membersihkan darah.

12
2.1.4 Akar Kacang Tanah (Arachis hypogaea radix)
a. Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah (Tjitrosoepomo, 2005)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Loguminales
Gambar 2.4
Famili : Papilonaceae Akar Kacang Tanah
Genus : Arachis (Arachis hypogaea
radix)
Spesies : Arachis hypogaea L.
b. Morfologi Tanaman
Kacang tanah merupakan tanaman tegak atau menjalar dan memiliki
rambut yang jarang. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke
dalam tanah hingga kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh
akar cabang dan diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai
penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta
mineral dari dalam tanah. Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan
berbulu halus, ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang
rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman ini berdaun
majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun
agak panjang. Bunga kacang tanah tersusun kelamin jantan dan betina terdapat
dalam satu bunga (Reece, 2010).
c. Manfaat
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons
Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama penyakit kencing
manis dapat membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung Omega 3
yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak
tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3, 17
gram Omega 9.

13
d. Khasiat
Menurut Razak (2016), khasiat dari akar kacang tanah adalah dapat
mengobati batuk dan pilek, meningkatkan kesehatan jantung, mencegah
diabetes, menyembuhkan luka, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2.1 Uraian Bahan
2.1.1 Alkohol 70% (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Berat Molekul : 46,07 g/mol
Rumus Molekul : C2 H6 O
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P


dan dalam eter P
Pemerian : Cairan tidak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas rasa panas, mudah
terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak
sedap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Terhindar
dari cahaya.
Khasiat : Membunuh organisme yang terdapat pada alat

14
2.1.1 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUADESTILATA
Nama Lain : Aquades, Air suling
Nama Kimia : Dihidrogen Oksida
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Pemerian : Cairan tidak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak. bau khas rasa yang tidak
sedap.panas, mudah terbakar dan memberikan
nyala biru.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Agar micro glass dapat menempel dengan kaca
preparat sehingga sampel tidak bergeser saat
diamati.
Khasiat : Sebagai pelarut saat melarutkan, sebagai penjelas
warna pada indikator. Dalam suatu pembuatan
media, maka peran aquades di sini sangat
diperlukan untuk bisa melarutkan bahan yang
nantinya juga akan digunakan. Aquades juga
menjadi sumber air yang nantinya akan digunakan
oleh mikroorganisme.

15
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum jaringan meristem dan jaringan pengangkut dilaksanakan pada
hari Selasa, 27 oktober 2023, pada pukul 16.00 sampai dengan pukul 18.00 wi.
Bertempat di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga
dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu Cover glass, Mikroskop,
Object glass, Silet/cutter.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu Akar Jagung (Radix Zea
mays), Akar Kacang Tanah (Radix Arachis hypogeaea), Alkohol 70%,
Aquadest, Batang Kayu Putih (Caulis Melaleuca leicadendra), Batang Miana
(Caulis Coleus scitellarioides),dan Tisu.
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Percobaan Akar Jagung (Zea mays radix)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan akar jagung yang akan digunakan dengan mengunakan
alkohol 70%
3. Diris setipis mungkin secara melintang bagiam akar jagung
4. Diletakan diatas kaca preparat kemudian ditetesi dengan cloral hydrat
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop
3.2.2 Percobaan Akar Kacang Tanah (Arachis hypogaea radix)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan akar kacang tanah yang akan digunakan dengan
menggunakan alkohol 70%

16
3. Diiris setipis mungkin secara melintang akar kacang tanah
4. Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan cloral hydrat
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop
3.2.3 Percobaan Batang Kayu Putih (Melaleuca leucadendra caulis)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan batang kayu putih yang akan digunakan dengan
menggunakan alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin dengan irisan melintang batang kayu putih
yang sudah dibersihkan tadi
4. Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan cloral hydrat
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat
3.2.4 Percobaan Batang Miana (Coleus scutellarioides caulis)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan batang miana yang akan digunakan dengan
menggunakan alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin dengan irisan melintang batang miana yang
sudah dibersihkan tadi
4. Diletakkan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan cloral hydrat
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kua

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No. Nama Gambar Hasil Gambar literatur Keterangan


Sampel
1 Akar jagung
(Zea mays a. jaringan
radix) meristem

a
F. Lekman (2021)
Perbesaran 4x

a. jaringan
meristem

a
Perbesaran 10x F. Lekman (2021)

a. jaringan
meristem

a
Perbesaran 40x F. Lekman (2021)

a. jaringan
meristem

a
Perbesaran 100x F. Lekman (2021)

18
2. Akarkacang
tanah a. jaringan
(Arachis meristem
hypogaea
radix)

a
Perbesaran 4x Silahi (2019)

a. jaringan
meristem

a
Perbesaran 10x Silahi (2019)

a. jaringan
meristem

a
Perbesaran 40x Silahi (2019)

a. jaringan
meristem

a
Perbesaran 100x Silahi (2019)

19
3. Batang a. jaringan
kayu putih pengangkut
(Melaleuca
laucaendra
culis)

a
Perbesaran 4x Anna (2020)

a. jaringan
pengangkut

a
Perbesar 10x Anna (2020)

a. Jaringan
pengangkut

a
Perbesaran 40x Anna (2020)

a. jaringan
pengangkut

Perbesaran 100x a

Anna (2020)

20
4. Batang miana
(Coleus
scuteliariodes a. jaringan
caulis) pengangkut

Perbesaran 4x Saifullah (2011)


a

a. jaringan
pengangkut

Perbesaran 10x Saifullah (2011)


a

a. jaringan
pengangkut

Perbesaran 40x Saifullah (2011)

a. jaringan
pengangkut

Perbesaran 100x Saifullah (2011)

4.1 Pembahasan
Pada tumbuhan kita mengenal adanya jaringan penting yaitu jaringan
meristem dan jaringan pengangkut. Menurut Hartanto (2021), jaringan
meristem adalah kumpulan dari sel yang tetap dalam fase pembelahan.
Adapun jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah

21
diri secara mitosis. Jaringan pengangkut adalah suatu jaringan yang
merupakan salah satu dari tiga kelompok jaringan dewasa (permanen) yang
dimiliki oleh tumbuhan hijau yang berpembuluh (Tracheophyta).
Jaringan ini juga disebut sebagai pembuluh dan mempunyai fungsi utama
sebagai saluran utama transportasi berbagai zat hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dalam proses vital pada tumbuhan. Berdasarkan arah dari aliran
nutrisi pada tumbuhan, jaringan pengangkut dibagi menjadi 2 kelompok umum,
yaitu xilem (pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis). Menurut Silmi
(2012), xilem adalah jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan
nutrisi yang diserap akar ke seluruh bagian tumbuhan, Sedangkan floem, pada
tumbuhan berpembuluh fungsinya mengangkut zat organik hasil fotosintesis
(makanan) seperti gula dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Pratikum kali ini yaitu jaringan meristem dan jaringan pengangkut. Pada
pratikum ini diamati berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak jaringan
meristem dan jaringan pengangkut pada bagian tanaman. Untuk percobaan
pengamatan kali ini, digunakan sampel batang miana (Coleus scutellarioides
culis), batang kayu putih (Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea
mays radix) dan akar kacang tanah (Arachis hypogea radix).
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Cover glass, kaca preparat,
mikroskop. pipet tetes, dan Silet. Sebelum melakukan praktikum pertama
membersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%. Menurut Novitasari
(2013), pembersihan menggunakan alkohol 70% dapat membersihkan dan
menghilangkan kuman dan bakteri juga digunakan sebagai antiseptik.
Pada sampel miana putih (Coleus scutellarioides caulis) , batang kayu
(Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea mays radix) dan akar kacang
tah (Arachis hypogaea radix), akan diamati jaringan meristem dan jaringan
pengangkut yang terlihat yaitu dengan cara sampel diiris setipis mungkin
secara melintang.

22
Menurut Setyo (2010), tujuan sampel diiris tipis agar dapat terlihat jelas
sel-sel yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Sampel yang telah diiris tipis,
kemudian diletakkan diatas kaca objek dan ditetesi dengan aquadest
menggunakan pipet. Pada praktikum kali ini menggunakan aquadest karena
menurut Hedrisasrawan (2014), penambahan aquadest untuk mendapatkan hasil
yang bersih tanpa ada bakteri yang menempel pada sampel sehingga
mempermudah pengamatan dari bawah mikroskop, lalu ditutupi dengan cover
glass. Setelah itu letakkan preparat dibawah mikroskop dan amati. Setelah
diamati terlihat adanya jaringan pengangkut pada preparat.
Pada hasil pengamatan sampel batang miana (Coleus scutellarioides
caulis), batang kayu putih (Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea mays
radix) dan akar kacang tanah (Arachis hypogaea radix) ditemukan adanya
jaringan pengangkut berupa xilem dan floem, sama halnya pada hasil
pengamatan menurut Devina (2010) yang memperoleh xilem, floem pada sampel
batang kayu putih.
Menurut Vivina (2021), pada tumbuhan memiliki jaringan pembuluh
berupa xilem dan floem yang memiliki fungsi yang berbeda, dimana xilem
adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan zat hara lainnya
dari tanah ke daun, xilem terdiri dari trakeid, unsur trakeal, serat xilem, dan
parenkim xilem. Sedangkan floem berfungsi mengangkut zat organik hasil
fotosintesis (makanan) seperti gala dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Adapun floem terdiri atas serat el pendamping, tabung saringan, dan parenkim
floem. Pada hasil pengamatan didapatkan bahwa pada batang sampel yang
diamati terdapat xilem.
Menurut Riana (2011), xilem terdapat di dalam silinder batang kayu atau
lebih tepatnya, letak xilem pala tumbuhan berada di bagian tengah vaskular pada
akar, batang dan daun.
Sedangkan pada akar sampel yang diamati dapat terlihat floem. Floem
berada disisi luar vaskular pada akar, batang, daun, buah, dan biji. Adapun
kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu pada saat mengiris
sampel. Dalam praktikum ini, mungkin terjadi kesalahan dalam mengiris sampel
yang begitu tebal sehingga sampel sulit diamati pada mikroskop. kemungkinan
23
kesalahan yang lain yaitu pada saat pengamatan terjadi kesalahan dalam melihat
hasil yang diperoleh.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil percobaan dapat di tarik kesimpulan bahwa jaringan
meristem dibedakan berdasarkan letak dan juga asalnya. Berdasarkan asalnya
jaringan meristem ini terbagi menjadi tiga yaitu promeristem, primer, dan
sekunder. Sedangkan berdasarkan letaknya jaringan meristem diabagi mejadi tiga
pula yaitu meristem apeks, lateral, dan interkalar. Adapun untuk jaringan
pengangkut dibedakan menjadi xilem dan floem.
2. Jaringan meristem ini memiliki fungsi sebagai jaringan embrionik untuk
membentuk sel-sel baru. Sedangkan jaringan pengangkut berfungsi untuk
mengangkut air dan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Adapun
untuk jaringan xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari
akar menuju seluruh bagian tumbuhan, dan jaringan floem berfungsi untuk
mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh organ tumbuhan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Saran untuk jurusan agar lebih menunjang kegiatan praktikum yang ada
di jurusan Farmasi agar lebih maksimal.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium agar dapat memberikan dukungan dalam hal
kelengkapan alat-alat laboratorium supaya praktikum dapat berjalan dengan
lebih maksimal.
5.2.3 Saran Untuk Asisten
Saran untuk asisten agar lebih memperhatikan praktikan pada saat
praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat penggunaan alat laboratorium.

24
25
DAFTAR PUSTAKA

Adiwijaya, 2005. Nilem dan floem pada tanaman obat. Jakarta. Presa Indo

Anisstu Z. dan Marina Silalahi. 2018. Etnofarmakologi Tumbuhan Miana


(Cole
scutellariodes (L) Benth) Pada Masyarakat Halmahera Barat. Maluku Utara.
Jurnal Pro-Life.

Anita Dewi Arisanti, Andi Fatmawati. 2018. Potensi Flavonoid Ekstrak Down
Miana (Coleus atropurpereus) Sebagai Senyawa Anti Mycobacterium
tuberculosis Strain H37ry Dan Mdr Dengan Microscopy Observation
Drug Susceptibility (Mods). Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan..

Amita. 2019. Jurnal pengamatan sel tumbuhan.


Jakarta

Avivi. 2004. Sel kolenkim tumbuhan berbiji. Jakarta

Devina. 2010. Hasil pengamatan struktur sel tumbuhan. Jakarta

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Ferguson. 2010. Promeristem tumbuhan berbiji. Jakarta. Press

George J. 2005. "Schaum's Outlines Biologi. Edisi Kedua". Jakarta: Erlangga


Hartanto. 2021. Jaringan Meristem tumbuhan. Jakarta. EDU Press

Hedrisasrawan. 2014. Praktikum Morfologi. Surabaya. Universitas Padjadjaran

Heyne, K. 2000. Tumbuhan Berguna Indonesia. Terjemahan: Badan


Lithang
Kehutanan Jakarta. Jilid II dan III. Cetakan kesatu. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Iwan. 2017. Penggunaan zat tambahan. Jakarta

Noviansari, 2013. Modul Morfologi. Bandung. Institusi


pertanian

Nurhayati. 2012. Jaringan tumbuhan monokotil. Jakarta

24
Kilawati, N. K., Rimbawanto, A., Susanto, M., Baskorowali, L. & Prasyonu .2014.
Budidaya Dan Prospek Pengembangan Kayu Putih cant). Bogor: IPB Press.

Krishnamurthy et al., 2015. PLANT BIOLOGY AND BIOTECHNOLOGY.


Springer India. (Melaleuca

Parubak, A. (2013). Senyawa Flavonoid yang bersifat Antibakteri dari Akway


(Drinys Becariana. Gibbs). Chem. Prog. 6(1). Hal. 34-37, , India

Ramdhini, 2021. Meristem apical tumbuhan berbiji. Jakarta

Reece (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring Tyas


Wulandari. Jakarta: Erlangga

Reevi (2008). Promeristem tumbuhan berbiji. Jakarta. Press

Raven, P. H., and Johnson, G. B. 2010. Biology. 6th ed. McGraw-Hill Company,
Inc. New York.

Reymond. 2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipients, USA, RPS.

Ridwan, Y; Darusman, L. K; Satrija, F: Handaryni, E. 2005. Kandungan Kimia


berbagai Ekstrak Daun Miana (Coleus blumei Benth) dan Efek
Anthelmintiknya terhadap Cacing Pita pada Ayam Vol 11 (2)

Rimbawanto, A., Susanto, M. 2004. Pemuliaan Melaleuca cajuputi subspeajuputi


untuk Pengembangan Industri Minyak Kayu Putih Indonesia. Prosiding
Ekspose Hasil Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Hal.83-92,Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dun
Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta.

Rochani, Siti. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Bogor: Azka Press.

Rukmana, 2005. Budidaya bawang daun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta, 85 hal

Santoso HB. 2018. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. Jilid III. Rachman E, Siarudin
M, editors. Forda Press.

Schwengruber et al., 2018. "Plant Root-Mikrobe Communication In Shopping


Root Microbiomes". Journal Plant Mol Boil.

Setjo. 2013, Praktikum morfologi tumbuhan. Surakarta

Silmi. 2012. Xilem dan floem sebagai zat pengangkut. Jakarta. Kompas Press

25
Tedrisasrawan. 2014. Praktikum Morfologi. Surabaya. Universitas Padjadjaran

Teyne, K. 2000. Tumbuhan Berguna Indonesia. Terjemahan: Badan Lithang


Kehutanan Jakarta. Jilid II dan III. Cetakan kesatu. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya

Tidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Uilawati, N. K., Rimbawanto, A., Susanto, M., Baskorowali, L. & Prasyonu .2014.
Budidaya Dan Prospek Pengembangan Kayu Putih cant). Bogor: IPB Press.

Urishnamurthy et al., 2015. PLANT BIOLOGY AND BIOTECHNOLOGY.


Springer India. (Melaleuca

Urubak, A. (2013). Senyawa Flavonoid yang bersifat Antibakteri dari Akway


(Drinys Becariana. Gibbs). Chem. Prog. 6(1). Hal. 34-37, , India

Uramdhini, 2021. Meristem apical tumbuhan berbiji. Jakarta

Urce (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring Tyas


Wulandari. Jakarta: Erlangga

26

Anda mungkin juga menyukai