Anda di halaman 1dari 41

FARMAKOLOGI DASAR

“PENGARUH DOSIS TERHADAP EFEK FARMAKOLOGI”

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Farmakologi


Toksikologi 1 Jurusan Farmasi Fakultas Olahraga Dan Kesehatan

Oleh :

Anzaly Farni Amalia Khantohe 821319067

Muhamad Yahya Muchtar 821319062

Riska Paneo 821319045

Riska Ananda Yusuf 821319050

Sa
Sart
rtin
inaa Noho
Noho 82131
82131902
9022
2

Siska Hantu 821319057

ASISTEN: YULIANA IDRAK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI D-III

2020
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pu
Puji
ji syuk
syukur
ur ka
kami
mi pa
panj
njat
atka
kan
n ke
keha
hadi
dira
ratt Tuha
Tuhan
n Yang
Yang Ma
Maha
ha Es
Esa,
a, Al
Alla
lah
h
Subhana
Subhanahu
hu Wata’a
Wata’alaa
laa,, karena
karena atas
atas berkat
berkat rahmat
rahmat-Ny
-Nyala
alah
h kami
kami dapat
dapat membua
membuatt
lapora
laporan
n Prakti
Praktikum
kum Farmak
Farmakolo
ologi
gi dan Toksiko
Toksikolog
logii tentan
tentang
g “PENGA
“PENGARUH
RUH RUTE
RUTE
PEMBERIAN TERHADAP EFEK FARMAKOLOGI” . Sebelumnya kami sangat
berterima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen serta para Asisten Penanggung jawab
praktikum yang telah memberikan kami arahan dan bimbingan mengenai praktikum
Farmakologi
Farmakologi dasar. Kiranya laporan ini kami buat agar supaya dapat digunakan dan
bisa berfungsi untuk studi karya ilmiahdi kemudian hari. Maka pada akhirnya kami
mengucapkan terima kasih atas perhatian dan atensinya.

Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, 12 Mei 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Manfaat 2
BAB
BAB II TINJA
TINJAUA
UAN
N PUSTA
PUSTAKA
KA 3
2.1 Dasar Teori 3
2.2 Uraian Hewan 6
2.3 Uraian Bahan 7

BAB III METODOLOGI


METODOLOGI PENELITIAN
PENELITIAN 8
3.1 Alat dan Bahan 8
3.2 Cara Kerja 8
BAB IV HASIL DAN
DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN 10
4.1 Hasil 10
4.2 Perhitungan Dosis 10
4.3 Pembahasan 12
BAB V PENUTUP 16
5.1 Kesimpulan 16
5.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PEND AHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh
termasuk menentukan toksisitasnya. Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan
penentu dalam memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya
sangat menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi dan
bioavailabilitas (total obat yangdapat diserap), cepat atau lambatnya obat mulai
bekerja(onset of action), lamanya obat bekerja(duration of action), intensitas kerja
obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yangtepat untuk memberikan
respons tertentu (Katzung, 1989)

Pe
Penel
nelit
itia
ian
n ob
obat
at ya
yang
ng dila
dilakuk
kukan
an oleh
oleh il
ilmu
mu ki
kimi
miaa da
dan
n il
ilmu
mu fa
farm
rmako
akolo
logi
gi
memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan pengobatan dalam
satu abad terakhir (Drews, 2000). Penelitian obat secara fungsional dibagi menjadi
dua tahap yaitu tahap penemuan dan pengembangan obat.Tahap penemuan meliputi
penentuan target terapi baik berupa enzim atau reseptor yang memiliki aktivitas
biologis, dan dilanjutkan dengan proses skrining sehingga diperoleh senyawa yang
memiliki aktivitas biologis baik secara in vitro maupun in vivo. Sedangkan tahap
pengembangan obat meliputi evaluasi keamanan dan efikasi dari senyawa baru
tersebut secara in vivo (Lin & Lu, 1997).
Secara garis besar, penelitian dan pengembangan suatu obat dibagi menjadi
beberapa tahapan, antara lain uji praklinik dan uji klinik. Didalam uji pra-kilinik,
harus dilakukan sintesis dan skrining molekul, serta studi pada hewan percobaan.
Untuk
Untuk menget
mengetahui
ahui efek
efek farmak
farmakolo
ologi,
gi, suatu
suatu sen
senyaw
yawaa yang baru
baru dit
ditemu
emukan
kan (hasil
(hasil
isolasi maupun sintesis) terlebih dahulu diuji dengan serangkaian uji farmakologi
pada hewan, yang disebut sebagai studi pada hewan percobaan. Serangkaian uji
farmak
farmakolo
ologi
gi terseb
tersebut,
ut, antara
antara lain
lain uji farmak
farmakodi
odinam
namika
ika,, uji farmak
farmakoki
okinet
netik,
ik, uji
toksikologi, dan uji farmasetika Uji toksisitas diperlukan untuk menilai keamanan
suatu obat, maupun bahan yang dipakai sebagai suplemen ataupun makanan agar
masyarakat terhindar dari efek yang mungkin merugikan (Donatus, 2001).

Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kesehatan,s
kesehatan,sebagai
ebagai mahasiswa
mahasiswa farmasi sudah seharusnya mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan obat baik dari segi farmasetik, farmakodinamik, farmakokinetik,
dan juga dari segi farmakologidan toksikologinya. Farmakologi sebagai ilmu yang
berbeda dari ilmu lain secara umum pada keterkaitan yang erat dengan ilmu dasar
maupun ilmu klinik
klinik sangat sulit mengerti
mengerti farmakologi
farmakologi tanpa pengetahuan
pengetahuan tentang
tentang
fisiologi
fisiologi tubuh, biokimia,
biokimia, dan ilmu kedokteranklinik
kedokteranklinik.. Jadi,
Jadi, farmakologi
farmakologi adalah ilmu
yang mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan menjembatani ilmu praklinik dan
klinik
klinik.. Farmak
Farmakolo
ologi
gi mempuny
mempunyai
ai keterk
keterkait
aitan
an khusus
khusus dengan
dengan farmas
farmasi,
i, yaitu
yaitu cara
cara
membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat.
1.2 Rumusan Ma
Masalah
1. Apa saja yang dapat mempengaruhi dosis?
2. Bagaimana pengaruh dosis terhadap efek farmakologi?
3. Bagaim
Bagaimana
ana pengaru
pengaruh
h dosis
dosis terhada
terhadap
p efek
efek farmak
farmakolo
ologi
gi berdas
berdasark
arkan
an rute
rute
pemberian?
4. Bagaimana mekanisme fenobarbital yang menyebabkan sleeping time?
1.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi dosis


2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh dosis
do sis terhadap efek farmakologi
3. Mahasi
Mahasiswa
swa dapat
dapat menget
mengetahu
ahuii pengaru
pengaruh
h dosis
dosis ter
terhada
hadap
p efek
efek farmak
farmakolo
ologi
gi
berdasarkan rute pemberian
4. Mahasi
Mahasiswa
swa dapat
dapat menget
mengetahu
ahuii mekani
mekanisme
sme fenobar
fenobarbit
bital
al yang menyeba
menyebabka
bkan
n
sleeping time
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Dalam farmakologi, dasar-dasar kerja obat diuraikan dalam dua fase yaitu fase
farmakokinetik dan fase farmakodinamik. Dalam terapi obat, obat yangmasuk dalam
tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalamiabsorpsi, distribusi, dan
pengikatan untuk sampai ke tempat kerja (reseptor) dan me
meni
nimb
mbul
ulka
kan
n ef
efek
ek ,
kemudian dengan atau tanpa biotransformasi ( metabolisme )lalu di ekskresi kan dari
tubuh. proses tersebut dinyatakan sebagai prosesfarmakokinetik. Farmakodinamik,
menguraikan mengenai interaksi obat denganreseptor obat; fase ini berperan dalam
efek biologik obat pada tubuh(Adnan,2011).

Menurut Katzung Bertram (2001) dosis dan respon pasien berhubungan erat
dengan potensi relative farmakologis dan efikasi maksimal obat dalam kaitannya
dengan efak terapefikya
terapefikyang
ng di harapkan. Adapun respon
respon dosis sangat dipengaruhi
dipengaruhi
oleh:
1. Dosis yang diberikan
2. Penurunan atau kenaikan tekanan darah
3. Kondisi jantung
4. Tingkat metabolisme dan eksresi
Menurutt Sulistina,
Menuru Sulistina, ed IV (1995) hubungan
hubungan dosis obat dan persen responsif
responsif
yaitu untuk menimbulkan efek obat dengan intensitas tertentu pada populasidipelukan
satu kisaran dosis. Jika dibuat distribusi frekuensi dari individu yangresponsif (dalam
10%)) pada kisara
10% kisaran
n dosis
dosis terseb
tersebut
ut (dalam
(dalam log dosis)
dosis) maka
maka akandip
akandipero
eroleh
leh kurba
kurba
distribusi normal.
Menurut Sulistina, ed IV (1995) Hubungan antara dosis obat dengan respon
penderita yaitu sebagai berikut:
1. Potensi Obat
Potensi suatu obat dipengaruhi oleh absorbsi, distribusi, biontransformasi, met
abolisme, ekskresi. Kemampuan bergabungdengan reseptor dan sistem efektor. Atau
ukuran dosis obat yang diperlukanuntuk menghasilkan respons.
2. Efikasi Maksimal
Efek maks obat dinyatakan sebagai efikasi(kemanjuran)maksimal/disebut saja
dengan efikasi. Efikasi tergantung pada kemampuan obat tersebut untukmenimbulkan
efeknya setelah berinteraksi dengan reseptor. Efikasi dapat dibatasitimbulnya efek
ya
yang
ng tida
tidak
k diin
diingi
gink
nkan
an,, se
sehi
hing
ngga
ga do
dosi
siss ha
haru
russ di
diba
bata
tasi
si.. Yang
Yang be
bera
rart
rtii ba
bahw
hwaa
efek maksimal tidak tercapai. Tiap obat mempunyai efikasi yang berbeda.
Untu
Untuk
k meny
menyat
atak
akan
an toks
toksis
isit
itas
as ak
akut
ut se
sesu
suat
atu
u obat
obat,, umum
umumny
nyaa di
dipa
paka
kaii
ukuranLD50 (medium lethal dose 50)yaitu suatu dosis yang dapat membunuh 50%

da
dari
rise
seke
kelo
lomp
mpokok bina
binata
tang
ng pe
perc
rcob
obaa
aan.
n. Demi
Demiki
kian
an ju
juga
ga seseba
baga
gaii uk
ukur
uran
an do
dosi
siss
efek
efekti
tif(
f(do
dosi
siss te
tera
rapi
pi)) ya
yang
ng umum
umum digu
diguna
naka
kan
n se
seba
baga
gaii uk
ukur
uran
an ia
iala
lah
h ED 50
(median
medianeffect
effective
ive dose), yaitu
yaitu dosis
dosis yang
yang memb
member
erik
ikan
an ef
efek
ek te
tert
rtent
entu
u pa
pada
da 50%
da
dari
rise
seke
kelo
lomp
mpok
ok bina
binata
tang
ng pe
perc
rcob
obaa
aan.
n. LD50
LD50 di
dite
tent
ntuka
ukan
n de
denga
ngan
n memb
member
erik
ikan
an
obatdalam dosis yang bervariasi (bertingkat) kepada sekelompok
binatang pecobaan.LD50 ditentukan dengan memberikan obat dalam dosis yang
bervariasi(bertingkat) kepada sekelompok binatang percobaan. Setiap binatang
dibe
diberi
rika
kand
ndos
osis
is tung
tungga
gal.
l. Se
Sete
tela
lah
h ja
jang
ngka
ka wakt
waktu
u te
tert
rten
entu
tu (mis
(misal
alny
nyaa 24 ja
jam)
m)
sebagianbinatangpercobaan ada yang mati,
mati, dan persentase ini diterakan dalam
dalam grafik
yang menyatakan hubungan dosis (pada absis) dan persentasi binatang yang mati
(pada ordinat) (James Olson, 2000)
Indeks terapeutik adalah suatu ukuran keamanan obat karena nilai yamg besar
menunjukkan bahwa terdapat suatu batas yang luas / lebar di antara dosis-dosis yang
efekti
efektiff dan dosis
dosis yang foksik
foksik.. Indeks
Indeks ter
terapeu
apeutik
tik dit
ditent
entino
inova
va denganm
denganmengu
engukur
kur
frekuensi
frekuensi respon yang diinginkan dan respo
respon
n toksik
toksik pada berbagaidosi
berbagaidosiss obat.Indeks
obat.Indeks
terapeutik suatu obat adalah rasio dari dosis yang menghasilkantolensitas dengan
dosis yang menghasilkan suatu respon yang efektif ( MaryJ.Mycek, 2001)
Ef
Efek
ek su
suat
atu
u se
seny
nyaw
awaa ob
obat
at te
terg
rgant
antun
ung
g pa
pada
da ju
juml
mlah
ah pe
pemb
mber
eria
ian
n do
dosi
sisn
snya
ya..
Jika
Jikados
dosis
is ya
yang
ng dibe
diberi
ri diba
dibawa
wah
h titi
titik
k amban
ambang
g (s
(sub
ubli
limi
mins
nsal
al dosis
dosis),
), maka
maka ti
tidak
dak
akandidapatkan efek. Respon tergantung pada efek alami yang diukur. Kenaikan
do
dosi
sism
smun
ungk
gkin
in ak
akan
an meni
mening
ngka
katk
tkan
an ef
efek
ek pa
pada
da in
inte
tens
nsit
itas
as te
ters
rseb
ebut
ut.. Se
Sepe
pert
rtii
obatantipir
obatantipiretik
etik atau hipotensi
hipotensi dapat ditentukan
ditentukan tingkat
tingkat penggunaannya
penggunaannya dalam arti
bahwaluas ( range) temperature badan dan tekanan darah dapat diditenukur.Hubungan
dosis efek mungkin berbeda-beda tergantung pada sensitivitas indivduyang sedang
menggunakan
menggunakan obat tersebut.
tersebut. Hubungan
Hubungan frekuensi
frekuensi dosis
dosis dihasilkan
dihasilkandari
dari perbedaan
perbedaan
sensit
sensitifi
ifitas
tas pada indivi
individu
du sebagai
sebagai suatu
suatu rumusa
rumusan
n yang
yang ditunj
ditunjukan
ukan pada
pada suatu
suatu log
distribus
distribusii normal.
normal. Jika frekuensi
frekuensi kumulatif
kumulatif (total
(total jjumlah
umlah binatangyang
binatangyang memberikan
memberikan
respon
respon pada dosis pemberian)
pemberian) diplotkan
diplotkan dalam logaritma
logaritma makaakan
makaakan menjadi
menjadi bentuk

kurva sigmoi
kurva sigmoid.
d. Pembeng
Pembengkok
kokan
an titik
titik pada
pada kurva
kurva berada
berada padakea
padakeadaan
daan dosis
dosis satu-
satu-
separu
separuh
h kelomp
kelompok
ok dosis
dosis yang
yang sudah
sudah member
memberika
ikan
n respon.
respon.Ran
Range
ge dosis
dosis melipu
meliputi
ti
hubungan dosis-frekuensi memcerminkan variasisensitivitas pada individi terhadap
suatu obat.
Eval
Evalua
uasi
si hubung
hubungan
an do
dosi
siss ef
efek
ek di da
dala
lam
m se
seke
kelo
lomp
mpok
ok su
suby
byek
ek manu
manusi
siaa
dapatditemu
dapatditemukan
kan karena terdapat perbedaan
perbedaan sensitivi
sensitivitas
tas pada individu-ind
individu-individu
ividu yang
berbeda untuk menenukan variasi biologis, pengukuran telah membawa pada suatu
sampell yang representa
sampe representative
tive dan didapatkan
didapatkan rata-ratan
rata-ratanya.
ya. Ini akanmemungki
akanmemungkinkan
nkan
dosis terapi akan menjadi sesuai pada kebanyakan pasien(Lullmann, 2000).
Fenobarbital, asam 5,5-fenil-etil barbiturate merupakan senyawa yang meniru kerja GABA.
Fenobarnital
Fenobarnital merupakan senyawa organik pertama
pertama yang digunakan dalam
pengobatan antikonvulsi.Kerjanya membatasi penjalaran aktivitas bangkitan dan
menaik
menaikkan
kan ambang
ambang rangsa
rangsang.
ng. Efek
Efek utama
utama barbit
barbitura
urate
te ial
ialah
ah depresi
depresi SSP. Semua
Semua
tingkat depresi dapat dicapai mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anesthesia,
koma sampai dengan kematian. Efek hipnotik fenobarbital dapat dicapaidalam waktu
20-60 menit dengan dosis hipnotik (Ganiswara et al, 2007).
Pengaruh pemberian dosis yang bervariasi, dari hewan percobaan dapat dilihat
denganpemberian luminal yang mana tingkat hipnotik yang ditimbulkan yaitu reaktif,
gerak lambat, dan tidurbergantung pada banyaknya dosis yang diberikan.
2.2 Uraian He
Hewan
2.2.1 Mencit (Mus musculus) (Syafri, M. 2010)
Sistem taksonomi mencit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Gambar 2.2.1
Genus : Mus
Mus musculus
Spesies : Mus musculus
2.
2.2.
2.2
2 Morf
Morfol
olog
ogii Menc
Mencit
it
Menc
Mencit
it la
labo
bora
rato
tori
rium
um meru
merupa
paka
kan
n turu
turuna
nan
n da
dari
ri menc
mencit
it li
liar
ar ya
yang
ng te
tela
lah
h
mengal
mengalami
ami pembia
pembiakan
kan secara
secara selekt
selektif.
if. Mencit
Mencit di kelomp
kelompokka
okkan
n ke dalam
dalam kindam
kindam
animalia, phylum chordate. Hewan ini termaksud hewan yang bertulang belakang dan
menyusui sehingga dimasukkan ke dalam subphylum vertebrate
vertebrate dan kelas mamalia.
mamalia.
Se
Sela
lain
in itu
itu he
hewa
wan
n ini
ini juga
juga memi
memili
liki
ki kebia
kebiasa
saan
an menge
mengeru
rutt (o
(ord
rdo
o ro
rode
dent
ntia
ia),
), da
dan
n
merupakan family muridae, dengan nama genus mus sertamemiliki nama spesies mus
musculus L (Priyambodo,2003).
Mencit secara biologis memiliki cirri umum,yaitu berupa rambut berwarna
putih atau keabu-abu dengan warna perut sedikit lebih pucat. Mencit merupakan
hewan
hewan noctur
nocturnal
nal yang
yang sering
sering melaku
melakukan
kan aktivi
aktivitas
tasnya
nya pada malam
malam hari.
hari. Peril
Perilaku
aku
menc
mencit
it dipen
dipenga
garu
ruhi
hi oleh
oleh be
bebe
bera
rapa
pa fa
fact
ctor
or,, di antar
antaran
anya
ya fa
fact
ctor
or in
inte
tern
rnal
al se
sepe
pert
rtii
makanan, minuman, dan lingkungan disekitarnya (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998)
Mencit
Mencit memilik
memilikii berat
berat bedan yang bervarias
bervariasi.
i. Berat badan
badan ketika
ketika lahir
lahir
berkisar antara 2-4 gram, berat badan mencit dewasa berkisar antara 20-40 gram

untuk mencit jantan dan 25-40 gram untuk mencit betina dewasa. Sebagai hewan
pengerat mencit memiliki gigi seri yang kuat dan terbuka. Susunan gigi mencit adalah
indicisivus ½, caninus 0/0, premolar 0/0, dan molar 3/3 (setijono,1985).
Mencit dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun dan dapat jugas mencapai umur
3 tahun. Lama bunting 19-21 haris
harisedangka
edangkan
n umur untuk siap dikawinkan
dikawinkan 8 minggu.
minggu.
Perwakinan mencit terjadi pada saat mencit betina mengalami estrus. Satu induk
dapat menghasilkan 6-15 ekor anak.(smith dan mangkoewidjojo, 1988)
2.3 Uraian Bahan
2.3.1
2.3.1 Etanol
Etanol (DIRG
(DIRGEN
EN POM,
POM, 1979)
1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
Rumus molekul : C2H6O

Berat molekul : 46,07 g/mol


Rumus struktur :

Pemerian
Pemerian : caira
cairan
n tak berwarna,
berwarna, jerni
jernih,
h, mudah menguap,mudah
menguap,mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan warna biru yang tidak berasap
Kelarutan : sangat mudah larut dalam udara, kloroform P, dan
eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari api.
Kegunaan : zat tambahan
2.3.2
2.3.2 Fenobar
Fenobarbit
bital
al (DIR
(DIRGEN
GEN POM,
POM, 1979)
1979)
Nama resmi : PHENOBARBITALIUM
Nama lain : Fenobarbital
Rumus molekul : C12H12N2O3
Berat molekul : 232,235 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian
Pemerian : hablur atau serbuk
serbuk hablur,
hablur, putih,
putih, tidak berbau,
berbau, rasa
pahit
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%)
P, dalam eter P, dalam larutan alkali hidroksida, dan
dalam larutan alkali karbonat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : menganastesi hewan coba
Khasiat : hipnotikum, sedative
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Dalam proses pelaksanaan praktikum ini, kami menggununakan beberapa alat
yaitu
yaitu Spuit injeksiiSyringe
Spuit injeks , sspui
puitt untu
untuk oralSyringe,timbangan analitik digitalKern, labu
k oral
takarPyrex, gelas bekerPyrex, ErlenmeyerPyrex, pengaduk, pipet volume dan bahan yaitu
etanol dan fenobarbital.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Cara Kerja Pemberian
Pemberian Secara
Secara Oral Pada Mencit
Mencit 22 g
1. Disiapk
pkaan al
alat b
baahan da
dan he
hewan uj
uji
2. Di
Dibe
berrikan
ikan fenob
enobar
arbi
bittal se
seba
bany
nyak
ak 10 mg

3. Dibe
Diberi
rika
kan
n fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al melal
melalui
ui mulu
mulutt de
deng
ngan
an cara
cara mene
menemp
mpel
elka
kan
n sond
sondee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian memasukkannya hingga ke esofagus
4. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu ter
terja
jadi
diny
nyaa ssllee
eepi
ping
ng time
ime
5. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu ter
terja
jadi
diny
nyaa res
respo
pon
n bal
baliik
3.2.2
3.2.2 Cara
Cara kerja
kerja Pemberi
Pemberian
an Secara
Secara Oral
Oral Pada
Pada Mencit
Mencit 23 g
1. Disiapk
pkaan al
alat b
baahan da
dan he
hewan uj
uji
2. Diberikan fe
fenobarbital 2
20
0 mg
mg
3. Dibe
Diberi
rika
kan
n fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al melal
melalui
ui mulu
mulutt de
deng
ngan
an cara
cara mene
menemp
mpel
elka
kan
n sond
sondee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian memasukkannya hingga ke esofagus
4. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu tter
erja
jadi
diny
nyaa sl
slee
eepi
ping
ng time
ime
5. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu ter
terja
jadi
diny
nyaa res
respo
pon
n bal
baliik
3.2.3
3.2.3 Cara
Cara kerja
kerja Pemberi
Pemberian
an Secara
Secara Oral
Oral Pada
Pada Mencit
Mencit 27 g
1. Disiapk
pkaan al
alat b
baahan da
dan he
hewan uj
uji
2. Diberikan fe
fenobarbital 3
30
0 mg
mg
3. Dibe
Diberi
rika
kan
n fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al melal
melalui
ui mulu
mulutt de
deng
ngan
an cara
cara mene
menemp
mpel
elka
kan
n sond
sondee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian memasukkannya hingga ke esofagus
4. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu tter
erja
jadi
diny
nyaa sl
slee
eepi
ping
ng time
ime

5. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu ter
terja
jadi
diny
nyaa res
respo
pon
n bal
baliik
3.2.4
3.2.4 Cara
Cara kerja
kerja Pemberi
Pemberian
an Secara
Secara Oral
Oral Pada
Pada Mencit
Mencit 25 g
1. Disiapk
pkaan al
alat b
baahan da
dan he
hewan uj
uji
2. Diberikan fe
fenobarbital 4
40
0 mg
mg
3. Dibe
Diberi
rika
kan
n fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al melal
melalui
ui mulu
mulutt de
deng
ngan
an cara
cara mene
menemp
mpel
elka
kan
n sond
sondee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian memasukkannya hingga ke esofagus
4. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu tter
erja
jadi
diny
nyaa sl
slee
eepi
ping
ng time
ime
5. Di
Dihi
hittung
ung wak
wakttu ter
terja
jadi
diny
nyaa res
respo
pon
n bal
baliik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Waktu
Dosis Obat BB Jam
Rute Sleeping Reflek Balik
Fenobarbital Mencit Pemberian
Time Badan
(Onset) (Durasi)
P.O 10 mg 28 10.00 10.20 11.23
P.O 20 mg 27,5 10.03 10.18 11.26
P.O 30 mg 29 10.08 10.25 11.45
P.O 40 mg 25 10.10 10.30 09.00

4.2 Perhitungan Do
Dosis
4.2.1 Perhitungan
Perhitungan Dosis Fenobarbital
Fenobarbital pada MencitP.O
MencitP.O
Dosis lazim untuk manusia = 30 mg
Konversi bentuk mencit BB 20 g = 30 mg x 0,0026
= 0,078 mg
Untuk mencit berat 28 g = 28 g / 20 g x 0,078 mg
= 0,1092 mg
Dosis ini diberikan dalam volume = 1 ml
Dibuat larutan persediaan = 100 ml

Jumlah pentobarbiton yg ditimbang = 100 ml / 1 ml x 0,1092 mg


= 10,92 mg
% fenobarbital = 0,01092 g / 100 ml x 100 %
= 0,0001092 %
Jika akan digunakan tablet Fenobarbital, maka ditimbang :
Berat 1 tablet = 10 mg / tab
Berat serbuk = 10,92 mg / 10 mg x 30 mg
= 32,76 mg
4.2.2 Perhitungan
Perhitungan Dosis Fenobarbital
Fenobarbital pada Mencit
Mencit P.O
P.O
Dosis lazim untuk manusia = 30 mg
Konversi bentuk mencit BB 20 g = 30 mg x 0,0026
= 0,078 mg
Untuk mencit berat 27,5 g = 27,5 g / 20 g x 0,078 mg
= 0,10725 mg
Dosis ini diberikan dalam volume = 1 ml
Dibuat larutan persediaan = 100 ml
Jumlah pentobarbiton yg ditimbang = 100 ml / 1 ml x 0,10725 mg
= 10,725 mg
% fenobarbital = 0,010725g / 100 ml x 100 %
= 0,000107257 %

Jika akan digunakan tablet Fenobarbital, maka ditimbang :


Berat 1 tablet = 20 mg / tab
Berat serbuk = 7,25 mg / 20 mg x 30 mg
= 10,875 mg
4.2.3 Perhitungan Dosis Fenobarbital pada Mencit P.O
Dosis lazim untuk manusia = 30 mg
Konversi bentuk mencit BB 20 g = 30 mg x 0,0026
= 0,078
Untuk mencit berat 29 g = 29 g / 20 g x 0,078 mg
= 0,1131 mg
Dosis ini diberikan dalam volume = 1 ml
Dibuat larutan persediaan = 100 ml
Jumlah pentobarbiton yg ditimbang = 100 ml / 1 ml x 0,1131 mg
= 11,31 mg
% fenobarbital = 0,01131 g / 100 ml x 100 %
= 0,01131 %
Jika akan digunakan tablet Fenobarbital, maka ditimbang :

Berat 1 tablet = 30 mg / tab


Berat serbuk = 11,31 mg / 30 mg x 30 mg
= 11,31 mg
4.2.4 Perhitungan Dosis Fenobarbital pada Mencit P.O
Dosis lazim untuk manusia = 30 mg
Konversi bentuk mencit BB 20 g = 30 mg x 0,0026
= 0,078 mg
Untuk mencit berat 25 g = 25 g / 20 g x 0,078 mg
= 0,0975 mg
Dosis ini diberikan dalam volume = 1 ml
Dibuat larutan persediaan = 100 ml
Jumlah pentobarbiton yg ditimbang = 100 ml / 1 ml x 0,0975 mg

= 9,75 mg
% fenobarbital = 0,00975 g / 100 ml x 100 %
= 0,00975 %
Jika akan digunakan tablet Fenobarbital, maka ditimbang :
Berat 1 tablet = 40 mg / tab
Berat serbuk = 9,75 mg / 40 mg x 30 mg
= 7,3125 mg
4.3 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kami membahas mengenai pengaruh dosis terhadap
efek farmakologinya maka oleh karena itu dalam praktikum ini kami membandingkan
tentang berapa jumlah dari pemberian anestesinya dengan perbandingan berat badan
serta durasi waktu yang dimiliki oleh seekor mencit ketika pingsan hingga bangun
kembali.

Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika


dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit,
dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal
bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011).
Dan anestesi yang kami lakukan adalah anestesi melalui oral, namun setahu
kami anestesi melalui oral memiliki kekurangan yakni efek obat akan berkurang pada
dikare
dikarenaka
nakaan
an telah
telah mengal
mengalami
ami absorb
absorbsi
si terleb
terlebih
ih dahulu,
dahulu, pada
pada bagian
bagian pencern
pencernaan
aan
sehingga hal ini memicu berkurangnya dosis pada wilayah kerja (reseptor) yang ada
di dalam tubuh (Hendra Stevani, 2016)

Dosis dapat berpengaruh terhadap efek farmakologi, karena hanya dosis yang
tepat yang akan menyebabkan efek farmakologi dan memberikan efek terapi. Namun
apabila dosis yang digunakan tidak tepat dia dapat bersifat toksik dan yang bisa
merugikan dan jika dosis kurang maka kemungkinan efek farmakologi tidak akan
terjad
terjadi.
i. Maka
Maka dari
dari itu pengaru
pengaruh
h dosis
dosis sangat
sangat pentin
penting
g dalam
dalam mempeng
mempengaru
aruhi
hi efek
efek
farmakologi.
Faktor
Faktor yang biasa mempen
mempengar
garuhi
uhi Dosis'
Dosis' zat kimia
kimia atau
atau biolog
biologis
is apa pun
(bahan aktif) memiliki beberapa faktor yang sangat penting untuk
efektivitasnya. Yang pertama adalah konsentrasi , yaitu, berapa banyak agen yang
diber
diberik
ikan
an se
sekal
kalig
igus
us.. Fakto
Faktorr la
lain
in ad
adal
alah
ah la
lama
many
nyaa pa
papa
para
ran.
n. Bebe
Bebera
rapa
pa ob
obat
at at
atau
au
suplemen memiliki fitur pelepasan lambat di mana bagian obat dimetabolisme pada
waktu yang berbeda, yang mengubah dampak bahan aktif terhadap tubuh. Beberapa
zat dimaksudkan untuk dikonsumsi dalam dosis kecil selama periode waktu yang
lama untuk mempertahankan tingkat yang konstan dalam tubuh, sementara yang lain

dimaksudkan untuk memiliki dampak yang besar sekali dan dikeluarkan dari tubuh
setelah pekerjaannya selesai. Ini sepenuhnya tergantung pada fungsi obat.
Dosis obat resep biasanya didasarkan pada berat badan. Obat-obatan diberikan
dengan dosis yang direkomendasikan dalam miligram atau mikrogram per kilogram
berat badan, dan yang digunakan bersamaan dengan berat badan pasien untuk
menentukan dosis yang aman. Dalam skenario dosis tunggal, berat badan pasien dan
dosis yang direkomendasikan
direkomendasikan obat per kilogram digunakan untuk menentukan dosis
satu
satu kal
kalii ya
yang
ng am
aman.
an. Da
Dala
lam
m ob
obat
at-o
-oba
bata
tan
n di ma
mana
na be
beber
berap
apaa do
dosi
siss pen
pengo
gobat
batan
an
diperlukan dalam sehari, dokter harus memperhitungkan informasi mengenai jumlah
total obat yang aman digunakan dalam satu hari, dan bagaimana itu harus dipecah
menjadi interval untuk pengobatan yang paling efektif untuk pasien.
Mekanisme kerja fenobarbital adalah dengan menekan neuron abnormal secara
selektif, menghambat penyebaran dan rangsangan depolarisasi dengan cara menyekat
kanal Ca2+, memperlama pembukaan kanal Cldan menyekat respon eksikatorik yang
diinduksi oleh glutamat (Porter & Meldrum, 2002).
Cepat atau lambatnya obat berefek ditentukan oleh rute pemberian obat yang
digunakan, karena setiap rute mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Namun pada praktikum kali ini kami menggunakan rute PO.
Pemberian obat secara per oral pada mayoritas hewan coba memberikan waktu
onset yang paling lambat karena harus melalui saluran cerna dan lambat diabsorpsi

oleh tubuh serta harus mengalami fase distribusi, metabolisme dan ekskresi sebelum
menimb
menimbulk
ulkan
an efek.
efek. Walaupu
Walaupun
n memang
memang ada data
data yang member
memberikan
ikan hasil
hasil bahwa
bahwa
rutePO
rutePO memberikan
memberikan onset yang cepat, hal tersebut dapat dikarenakan
dikarenakan dosis ketamin
yang diberikan secara peroral tidak seluruhnya masuk ke dalam rongga mulut dengan
kanula.
Pa
Pada
da prak
prakti
tiku
kum
m ka
kali
li ini,
ini, ka
kami
mi mela
melakuk
kukan
an perco
percobaa
baan
n untuk
untuk meng
menget
etah
ahui
ui
pengaruh dosis terhadap efek obat serta melihat variasi biologis terhadap efek obat
tersebut. Untuk mengetahui pengaruh pemberian obat terhadap efek obat, maka obat
diberi
diberikan
kan kepada
kepada hewan
hewan percoba
percobaan,
an, disini
disini kami
kami menggun
menggunakan
akan hewan
hewan coba
coba coba
coba
berupa mencit rute P.O untuk memberikan obat kepada mencit. Dilakukan
perbandingan efek obat terhadap hewan coba berdasarkan jenis kelamin (jantan dan
betina) dan membandingkan efek obat secara keseluruhan antara masing-masing
mencit untuk mengetahui pengaruh variasi biologik terhadap efek obat.
Pada percobaan pertama
pertama kami menggunakan
menggunakan mencit dengan berat badan 22
diberikan 10 mg fenobarbital dengan cara per oral yang kemudian kami amati bahwa
ob
obat
at mula
mulaii be
bere
refe
fek
k se
sete
tela
lah
h 20 meni
menitt dari
dari wakt
waktu
u di
dibe
beri
rika
kan
n fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al da
dan
n
berlangsung selama 1 jam 3 menit.
Pada mencit ke dua dengan berat badan 27,5 diberikan 20 mg fenobarbital
dengan cara per oral yang kemudian kami amati bahwa obat mulai berefek setelah 15
menit dari waktu diberikan fenobarbital
fenobarbital dan berlangsung selama 1 jam menit 8.
Pada mencit
mencit ketiga
ketiga dengan
dengan berat
berat badan
badan 29 diberi
diberikan
kan 30 mg fenobar
fenobarbit
bital
al
dengan cara per oral yang kemudian kami amati bahwa obat mulai berefek setelah 17
menit dari waktu diberikan fenobarbital dan berlangsung selama 1 jam 20 menit.
Nah pada mencit ke empat dengan berat badan 25 kami melakukan hal seperti
pada mencit 1, 2, dan 3, mencit dengan berat badan 25 diberikan fenobarbital
sebanyak 40 mg dan mulai berefek setelah 20 menit dan onset berlangsung selama 1
jam 30 menit.
Berdasarkan data yang kita dapatkan dari hasil penelitian kami, kami melihat

bahwa diantara 4 mencit degan masing-masing dosis yang berbeda yang paling
efektif
efektif adalah mencit
mencit dengan berat badan 25 dan dosis 40 mg dibandingan
dibandingan dengan
mecit yang lain, lama sleeping time/onset mencit tersebut mencapai 1 jam 30 menit,
yang artinya bahwa obat yang diberikan menyebabkan efek sleeping time dalam
jangka waktu yang lebih lama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, variasi
biologi mempengaruhi pemberian dosis obat, rute pemberian yang dilakukan pada
praktikum kali ini meliputi per oral.
Pada mencit pertama (berat badan 28 g) obat berefek setelah 20 menit dari
waktu diberikan
diberikan fenobarbit
fenobarbital
al dan berlangsung
berlangsung selama 1 jam 3 menit.
menit. Pada mencit
kedua (berat badan 27,5 g) obat mulai berefek setelah 15 menit dari waktu diberikan
fenobarbital dan berlangsung
berlangsung selama 1jam 8 menit.
menit. Pada mencit ketiga
ketiga (berat badan
29 g) obat mulai berefek setelah 17 menit dari waktu diberikan fenobarb
fenobarbital
ital dan

berlangsung selama 1jam 20 menit. Sedangkan pada mencit keempat (berat badan 25
g) obat berefek setelah 20 menit dan onset berlangsung selama 1 jam 30 menit.
Pemberian obat yang sama dengan cara yang sama dan dengan dosis yang
berbeda dapat memberikan respon yang bervariasi untuk tiap individu pada populasi
yang sama. Peristiwa ini disebut variasi individu terhadap obat.
5.2 Saran
5.2.1
5.2.1 Sa
Sara
ran
n Unt
Untuk
uk Ju
Juru
rusa
san
n
Diharapkan
Diharapkan agar dapat melengkapi
melengkapi fasilita
fasilitass berupa alat-alat
alat-alat dan bahan –
bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
5.2.2
5.2.2 Sa
Sara
ran
n Unt
Untuk
uk Asis
Asiste
ten
n
Diharapkan kepada asisten tetap mempertahankan sifatnya yang ramah kepada
praktikan agar terjalin hubungan yang harmonis
5.2.3
5.2.3 Sa
Sara
ran
n Untu
Untuk
k Prak
Prakti
tika
kan
n
Diharapkan praktikan dapat dapat menghargai asisten dan bertanggung jawab
atas tugas yang diberikan serta menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu
dan berperan aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan.2011.Farmakol
Adnan.2011.Farmakologi.Te
ogi.Tersedi
rsediaa di http://kes
http://kesmasuns
masunsoed.blo
oed.blogspot
gspot.com/2
.com/2011/02/
011/02/
pengantar-farmakologi.html [diakses tanggal 20 Maret 2011]

Dirj
Dirjen
en POM. 1976. Farmakope Indonesia, Edisi Ke-III. Jak
POM. 1976. Jakart
arta.
a. Depart
Departeme
emen
n
Kesehatan RI

Dirj
Dirjen
en POM.
POM. 19 95.. Farmakope Indonesia, Edisi Ke-IV. Jak
1995 Jakart
arta.
a. Depart
Departeme
emen
n
Kesehatan RI

Gani
Ganisswarn
warna,
a, S., 1995.. Farmakologi dan Terapi, edis
S., 1995 edisii IV.
IV. Jakar
akartta : Bagi
Bagian
an
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gani
Ganisswarn
warna, 2007.. Ob
a, S, 2007 Obat
at Oton
Otonom
om dala
dalam
m FaFarm
rmak
akol
olog
ogii dan
dan Te
Tera
rapi
pi ed
ed.. 5 ,
Departemen
Departemen Farmakologi
Farmakologi dan Terapeutik
Terapeutik Fakultas
Fakultas Kedokteran
Kedokteran Universita
Universitass
Sumatera Utara : Sumatera Utara

Heiser
Heiserman
man,, D.L. (2011) :Factors Which Influence Drug Dosage Effects. USA :
D.L. (2011)
SweetHavenPublishing Services.
Hendra stevani, 2016. Praktikum Farmakologi. Jln Kemayoran baru Jakarta selatan

Katz
Katzun
ung, 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik, diterj
g, B. G. 1989. diterjema
emahkan
hkan oleh
oleh Staf
Staf
Peng
Pengaj
ajar
ar LaLabo
bora
rato
tori
rium
um Fa
Farm
rmak
akol
olog
ogi.
i. Ja
Jaka
kart
rtaa : FaFaku
kult
ltas
as Kedo
Kedokt
kter
eran
an
Universitas Sriwijaya, EGC.

Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi pertama. Salemba Medika.
Jakarta. 2001. 4. Badan POM RI.Informatorium Obat Nasional Indonesia.

Lullmann, Heinz
nz,, dk
dkkk., (2000), CO
200 COLOLOR
R ATATLA
LASS OF PH PHAR
ARMA
MACO
COLO
LOGY
GY,
Second Edition, Thieme Stuttgart: New York, Halaman
Halaman 52.

Mycek, J, Mery, dkk, 2000.Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2 . Jakarta : Widya


Medika

Olson,
Olson, James, 2000.Belajar Mudah Farmakologi,Jak
James, 2000. ,Jakar
arta
ta : EGC
EGC Pe
Pene
nerb
rbit
it Buku
Buku
Kedokteran

Porter, R.J., Meldrum, B.S., 2002. Antiseizure Drugs. In: Katzung, B.G., Basic and
Clinical Pharmacology Ed. 8th. New York : McGrawhill Co.Inc.,p.

Sabiston, David C, 2011. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC. hlm. 322–47.
Syafri, M., (2010), bersahabat dengan hewan coba, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Diagram Alir

a. Cara
Cara Pem
Pember
berian Seca
Secarra Or
Oral Pada
Pada Menc
Menciit 28
28 g
Hewan Uji

Disiapkan alat bahan dan hewan uji coba

Diberikan fenobarbital sebanyak 10 mg

Di
Diber
berik
ikan
an fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al mela
melalu
luii mulu
mulutt
de
denga
ngann ca
cara
ra mene
menemp
mpelelka
kan
n so
sond
ndee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian

memasukkannya hingga ke esofagus

Dihitung waktu terjadinya sleeping time

Dihitung waktu terjadinya respon balik

Hasil
b. Cara Pemberian Secara Oral Pada Mencit 27,5 g
Hewan Uji

Disiapkan alat bahan dan hewan uji coba

Diberikan fenobarbital sebanyak 20 mg

Di
Diber
berik
ikan
an fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al mela
melalu
luii mulu
mulutt
de
denga
ngann ca
cara
ra mene
menemp
mpelelka
kan
n so
sond
ndee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian
memasukkannya hingga ke esofagus

Dihitung waktu terjadinya sleeping time

Dihitung waktu terjadinya respon balik

Hasil
c. Cara
Cara Pem
Pember
berian Seca
Secarra Or
Oral Pada
Pada Menc
Menciit 29
29 g
Hewan Uji

Disiapkan alat bahan dan hewan uji coba

Diberikan fenobarbital sebanyak 30 mg

Di
Diber
berik
ikan
an fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al mela
melalu
luii mulu
mulutt
de
denga
ngann ca
cara
ra mene
menemp
mpelelka
kan
n so
sond
ndee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian
memasukkannya hingga ke esofagus

Dihitung waktu terjadinya sleeping time

Dihitung waktu terjadinya respon balik

Hasil
d. Cara
Cara Pem
Pember
berian Seca
Secarra Or
Oral Pada
Pada Menc
Menciit 25
25 g
Hewan Uji

Disiapkan alat bahan dan hewan uji coba

Diberikan fenobarbital sebanyak 40 mg

Di
Diber
berik
ikan
an fe
feno
noba
barb
rbit
ital
al mela
melalu
luii mulu
mulutt
de
denga
ngann ca
cara
ra mene
menemp
mpelelka
kan
n so
sond
ndee or
oral
al
pada langit-langit mulut mencit kemudian
memasukkannya hingga ke esofagus

Dihitung waktu terjadinya sleeping time

Dihitung waktu terjadinya respon balik

Hasil

Anda mungkin juga menyukai