Oleh:
KELOMPOK II (DUA)
No. Nama Mahasiswa NIM
Kelas :A
Program Studi : D3 Farmasi
Fakultas : Olahraga dan Kesehatan
Kelompok II
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR...................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...................................................................................................1
1.3 Manfaat Percobaan.................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................2
2.1 Dasar Teori.............................................................................................................2
2.2 Pengertian molaritas dan pembuatan larutan..........................................................2
2.3 Uraian Bahan ……………..………………………………………………………4
BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja..........................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................7
4.1 Hasil Pengamatan.....................................................................................................7
4.2 Pembahasan..............................................................................................................8
BAB V PENUTUP...........................................................................................................9
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
5.2 Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum kimia di laboratorium merupakan suatu aktivitas yang membantu
praktikan tidak hanya meningkatkan pemahaman konseptual dan kognitif mereka, tapi
juga membentuk keterampilan teknik seperti manipulasi, penelitian, pengumpulan data,
proses dan analisis data, interpretasi penelitian, pemecahan masalah, kerja tim, desain
percobaan, keterampilan berkomunikasi dan lainnya (Limniou, 2007). Asisten lab dan
praktikan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri menggunakan bahan dan alat di
laboratorium untuk tujuan memahami konsep (Sitepu, 2004).
Jika dalam proses pembelajaran kimia hanya didominasi oleh teori tanpa adanya
praktek maka sangat mungkin tingkat pemahaman siswa pada materi tersebut menjadi
kurang optimal. Oleh karena itu, ilmu kimia sebagai proses dan praktek harus didukung
secara sinergis oleh beragam metode, maka pembelajaran yang mendukung kedua aspek
ini harus seimbang. Namun demikian kendala bagi peserta didik saat melakukan
percobaan di laboratorium, mereka minim akan pengalaman dan pengetahuan, terhadap
konsep laboratorium mulai dari menggunakan alat-alat laboratorium.
Laboratorium adalah tempat untuk dilakukannya kegiatan praktikum, riset
(penelitian) serta sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran (Hamdani, 2008),
laboratorium memiliki fungsi utama yaitu untuk melaksanakan eksperimen, kerja
laboratorium, praktikum, dan pelaksanaan didaktik pendidikan sains (Soendjojo, 1985).
Kata larutan (solusi) sering dijumpai. Larutan merupakan campuranhomogen
antar dua atau lebih zat yang berbeda jenis. Ada dua komponen utamaterbentuknya
larutan, yaitu zat terlarut (larutan), dan pelarut (pelarut). Fasalarutan dapat berupa fasa
gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifatkedua komponen pembentukan larutan.
Apabila fase larutan dan fase zat-zatpembentukannya sama, zat yang berada dalam
jumlah terbanyak pada umumnyadisebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat
terlarutnya (Mulyono,2006).
Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarutdengan jumlah total zat dalam larutan atau perbandingan jumlah zat
terlarutdengan jumlah zat pelarut. Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai
jumlahsolusi yang ada dalam sejumlah solusi atau pelarut. Dinyatakan dalambeberapa
cara antara lain molarita, molalitas, normalitas, dll. Molaritas yaitujumlah mol larutan
dalam 1 liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol larutan per1000 gram pelarut
sedangkan normalitas adalah jumlah gram ekuivalen solutdalam 1 liter larutan,
dll.Dalam ilmu kimia, larutan sangat penting karena hampir semua reaksiterjadi dalam
larutan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari solusiyang dihasilkan maka
perlu dilakukan standarisasi, karena dalam pembuatansolusi dengan konsentrasi tertentu
sering dihasilkan konsentrasi yang tidaktepat dengan yang Anda inginkan. Setelah
dilakukannya standarisasi selanjutnyabiasanya digunakan dalam analisis proses kimia
dengan metode titrasi asamdan basa.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Mahasiswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
1.2.2 Mahasiswa dapat memahami dan menentukan konsenrasi larutan
1.2.3 Mahasiswa terampil dalam menggunakan peralatan untuk membuat larutan.
1.3 Manfaat Percobaan
1.3.1 Agar mahasiswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi yang benar
1.3.2 Agar mahasiswa dapat memahami dan menentukan konsentrasi larutan
1.3.3 Agar mahasiswa terampil dalam menggunakan peralatan untuk membuat larutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat yang berbeda
jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan
solven (pelarut). Fasa larutan dapat berupa gas, cair, atau padat bergantung pada sifat
kedua komponen pembentuk polusi. Apabila fasa lingkungan dan fasa zat-zat
pembentuknya sama, zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak pada umumnya disebut
pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarut-nya (Mulyono,2006).Salah satu faktor
yang mempengaruhi kelarutan suhu yaitu. Semakin suhu reaksi yang tinggi, hasil yang
dihasilkan juga semakin bertambah waktu reaksi yang sama, karena gerakan molekul-
molekul pereaksi semakin meningkat besar. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya
tumbukan antara molekul-molekul pereaksi yang berlanjut dengan reaksi kimia juga
besar (Harjanti,2008).
Kelarutan merupakan banyaknya larutan yang dapat dilarutkan pada pelarut
tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut dengan solut dancairan
yang melarutkan disebut dengan solven, yang secara bersama-sama membentuk suatu
solusi. Proses melarutkan disebut dengan pelarut (solvasi)atau hidrasi jika pelarut yang
digunakan adalah air (Satyajit dan Lutfun,2009).
Larutan yang mempunyai konsentrasi molar yang diketahui, dapat denganmudah
digunakan untuk reaksi-reaksi yang melibatkan prosedur kuantitaif.Kuantitas zat terlarut
dalam suatu volume larutan itu, di mana volume itudiukur dengan teliti, dapat diketahui
dengan tepat dari hubungan dasar berikut ini.Mol = liter x konsentrasi molar atau mmol
= mL x konsentrasi molar.
Perhitungan-perhitungan stoikiometri yang melibatkan solusi yang diketahui
normalitasnya bahkan lebih sederhana lagi. Dengan resolusi bobot ekuivalen, dua solusi
akan bereaksi satu sama lain dengan tepat bilakeduanya mengandung gram ekuivalen
yang sama yaitu, jika V1 x N1 = V2 x N2.
2.2 Pengerian Molaritas dan Pembuatan Larutan
2.2.1 Molaritas
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi larutan,selain
molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlahmol zat yang
terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan satuannya
adalah mol/liter (James E. Brady)rumus yang digunakan untuk mencari molaritas
n
larutan adalah: M =
v
Molaritas menyatakan banyaknya mol solute yang terdapat dalam 1 liter atau
1000 mL larutan
2.2.2 Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan dan pengenceran adalah salah satu kegiatan dasar yang
dilakukan dilaboratorium. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan
di dalam laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan
dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
larutan adalah sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Pelarut
yang sering digunakan dalam melarutkan zat adalah air. Dalam buku Kimia Dasar
(2018) karya Hardjono Sastrohamidjojo, larutan merupakan campuran homogen dari
dua jenis zat atau lebih.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yangterdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi.Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan
yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan
larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Faktor
yang mempengaruhi kelarutansuatu zat antara lain adalah tekanan, sifat zat, suhu, dan
luas permukaan.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu yang harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan, berapa
volume atau massa larutan yang akan dibuat.
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum
dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :
M1 . V1 = M2 . V2
ket:
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute
dibanding solvent.
b. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Aquadest (Dirjen POM, 2010)
Nama Resmi : Air Suling
Nama latin : Aqua destilata
Struktur Kimia : H2O
Rumus struktur :
3.2.1 Alat
Gelas Kimia/ Gelas Beker, Batang pengaduk,corong, Spatula, pipet tetes,labu
takar,neraca analitik.
3.2.2 Bahan
Nacl, Aquades, Alkohol
M1 X V1 = M2 X V2
50
V1 =
0 ,7
= 71,42 ml
gr
M= xv
Mr
gr
0,1= x 100 m(0 , 1l)
58 ,5
gr
0,1= x(0 ,1 l)
58 ,5
4.2 Pembahasan
Larutan adalah sebagai suatu campuran homogen yang terdiri dari duaatau
lebih zat penyusunnya. Komponen zat penyusun tersebut terdiri dari zat
pelarut dan zat terlarut. Pembuatan larutan didefinisikan sebagai suatu aktivitas
atau prosesmen campurkan dua zat atau lebih hingga tercampur secara homogen.
Satuan yang digunakan dalam menentukan konsentrasi dibagi
menjadimolaritas, molalitas, fraksi mol, persen, ppm, dan ppb. Molaritas merupakan
suatu bilangan yang menyatakan nilai konsentrasi suatu larutan yang dibuat persatuan
volume pelarut yang digunakan.
Molalitas adalah konsentrasi jumlah zat terlarutdalam satuan berat. Tidak
seperti molaritas, molalitas tidak bergantung pada perubahan suhu. Molalitas
dinyatakan dengan jumlah mol zat terlarut dalam 1000gram zat pelarut. fraksi mol
adalah pernyataan konsentrasi suatu larutan yangmenyatakan perbandingan jumlah
mol zat terlarut terhadap jumlah mol totalkomponen larutan (jumlah mol pelarut
+ jumlah mol zat terlarut). Persen massaadalah massa zat terlarut dalam 100 g larutan.
Persen massa ditentukan dengan100% dikali massa terlarut dibagi dengan
seluruh massa larutan. Satuankonsentrasi ppm (parts per million, "bagian per
sejuta") serta ppb (parts perbillion, "bagian per milyar") adalah satuan-satuan yang
dipakai sebagai satuannirdimensi yang berasal dari pecahan yang sangat kecil,
misalnya konsentrasilarutan atau kelimpahan partikel yang sangat kecil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan tentang molaritas dan pembuatan
larutan:
1. Cara membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dengan larutan yang ada
2. Cara memahami dan menentukan konsenrasi larutan
3. Cara terampil dalam menggunakan peralatan untuk membuat larutan.
5.2 Saran
Skoog, Douglas A., F. James Holler, and Timothy A. Nieman. Principles of Instrumental
Analysis. Cengage Learning, 2017.
Harris, Daniel C. Quantitative Chemical Analysis. W.H. Freeman, 2015.