Anda di halaman 1dari 11

CPMK 1.

Mampu menunjukkan rasa cinta tanah air dan tanggung jawab yang tinggi dalam mengkaji
bidang kemaritiman.

SubCPMK 1. Mampu menguraikan pengertian dan konsep serta sejarah perkembangan kemaritiman
melalui kajian literatur dari berbagai sumber yang valid secara mandiri dan terukur dengan penuh
cinta tanah air dan tanggung jawab.

PENGERTIAN, KONSEP, DAN SEJARAH PERKEMBANGAN MARITIM

Pengertian dan Konsep Kemaritiman

Maritim adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan laut dan pesisir. Maritim mencakup
berbagai aspek, seperti transportasi, perdagangan, pertahanan, dan lingkungan laut. Konsep ini
mengacu pada negara yang memiliki wilayah yang luas di sekitar laut dan memiliki kepentingan
strategis dalam hal maritim. Indonesia merupakan contoh negara maritim karena merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia dengan potensi maritim yang besar[1].

Poros Maritim Dunia adalah konsep yang menggambarkan pentingnya laut dan pesisir sebagai
pusat kegiatan ekonomi dan politik dunia. Indonesia memiliki posisi strategis sebagai poros maritim
dunia karena terletak di antara dua samudera dan dua benua [2]. Konsep poros maritim dunia
bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui
pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan
maritim, serta memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi
Indonesia[3].

Pada masa lalu, maritim digunakan untuk perdagangan, penjelajahan, dan penaklukan. Saat ini,
maritim menjadi kunci penting dalam perdagangan global dan keamanan dunia [4]. Sejarah maritim
dapat menjadi wahana untuk membangkitkan kesadaran mengenai proses-proses historis yang telah
mengantarkan terbentuknya apa yang kemudian disebut sebagai negara Indonesia. Sejarah maritim
juga dapat menjadi medium sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai budaya bahari sebagai landasan
untuk membangun negara bahari di masa yang akan datang.

Dalam sejarah maritim dunia, Indonesia memiliki peran yang signifikan sebagai negara maritim
dengan potensi besar dalam bidang maritim. Melalui pengembangan potensi maritim, penegakan
kedaulatan wilayah laut, dan upaya rehabilitasi lingkungan, Indonesia dapat terus berperan sebagai
poros maritim dunia yang kuat dan berpengaruh. Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang
maritim, seperti sumber daya laut, perikanan, pariwisata, dan transportasi laut. Pengembangan
potensi maritim ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia dan juga
dalam konteks perdagangan global. Dalam menjaga kepentingan maritimnya, Indonesia aktif dalam
melindungi dan mengawasi wilayah perairan, serta melaksanakan patroli laut untuk menjaga
keamanan dan kestabilan maritim[5].

Indonesia memiliki potensi besar sebagai poros maritim dunia, namun untuk mewujudkannya
diperlukan kebijakan dan strategi pembangunan yang jelas. Perlu pula meningkatkan kesiapan dalam
berbagai aspek, seperti infrastruktur, sumber daya manusia, dan keamanan laut. Dalam rangka
meningkatkan kesiapan tersebut, Indonesia telah mengambil berbagai langkah, seperti
pembangunan pelabuhan, peningkatan kapasitas SDM, dan kerjasama internasional [1]. Konsep ini
mencakup penguatan sektor ekonomi kelautan, pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi
lingkungan dan konservasi biodiversitas, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia kelautan agar mampu menghasilkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi tinggi dan
inklusif secara berkelanjutan, serta berkontribusi secara signifikan bagi terwujudnya Indonesia
sebagai poros maritim dunia. Sebagai negara maritim, Indonesia juga memiliki tanggung jawab
dalam rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversitas di laut. Upaya ini penting untuk
menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati yang kaya di perairan Indonesia.

Dalam rangka melanjutkan pengembangan kemaritiman di Indonesia perlu dilakukan regenerasi


dan pewarisan konsep budaya maritim. Oleh karena itu perlu pula dilakukan Penguatan Budaya dan
Literasi Maritim, yaitu suatu Konsep yang mencakup upaya untuk memperkuat budaya dan literasi
maritim di Indonesia, termasuk cara pandang, cara hidup bahari, adaptasi, penggalian potensi, dan
pemanfaatan sumber daya maritim. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, penelitian,
pelatihan, dan pengambilan kebijakan yang berbasis maritim.

Dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pemerintah Indonesia telah
mengambil langkah-langkah seperti penegakan kedaulatan wilayah laut, revitalisasi sektor ekonomi
kelautan, pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi
biodiversitas, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kelautan [5]. Presiden
Joko Widodo juga mencanangkan lima pilar utama dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai
poros maritim dunia, yaitu maritim sebagai identitas, maritim sebagai kekuatan, maritim sebagai
keamanan, maritim sebagai kesejahteraan, dan maritim sebagai diplomasi [6]. Berikut adalah
beberapa infrastruktur maritim yang dibangun Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai poros
maritim dunia:

1. Tol Laut
Indonesia telah membangun jaringan tol laut yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan
strategis di seluruh wilayah Indonesia. Tol laut ini memfasilitasi transportasi barang dan
peningkatan konektivitas antar-pulau, sehingga mempercepat distribusi barang dan
meningkatkan efisiensi logistik[7][8].
2. Pelabuhan Laut
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan pelabuhan laut modern dan strategis di berbagai
wilayah, termasuk pelabuhan deep seaport. Pelabuhan ini dirancang untuk menampung kapal-
kapal besar dan memfasilitasi perdagangan internasional serta meningkatkan aksesibilitas
maritim[8][9].
3. Industri Perkapalan
Indonesia telah mendorong pengembangan industri perkapalan sebagai bagian dari upaya
memperkuat posisinya sebagai poros maritim dunia. Dalam hal ini, pemerintah mendukung
pengembangan industri perkapalan, termasuk pembangunan kapal, perbaikan kapal, dan
pengembangan teknologi maritim[10].
4. Konektivitas Maritim
Indonesia juga berfokus pada pengembangan konektivitas maritim, termasuk pengembangan
jaringan pelayaran dan peningkatan aksesibilitas antar-pulau. Hal ini bertujuan untuk
memperkuat konektivitas maritim di dalam negeri dan meningkatkan konektivitas dengan
negara-negara lain[7][8].
5. Pariwisata Maritim
Pemerintah Indonesia juga memperhatikan pengembangan pariwisata maritim sebagai bagian
dari upaya memperkuat posisinya sebagai poros maritim dunia. Indonesia memiliki potensi
wisata bahari yang kaya, seperti pantai, pulau-pulau tropis, dan terumbu karang.
Pengembangan pariwisata maritim dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan kontribusi
sektor pariwisata terhadap perekonomian[9].

Dengan membangun infrastruktur maritim seperti tol laut, pelabuhan laut, industri perkapalan,
konektivitas maritim, dan pariwisata maritim, Indonesia berupaya memperkuat posisinya sebagai
poros maritim dunia. Infrastruktur ini memberikan dukungan yang penting bagi pengembangan
ekonomi maritim, perdagangan internasional, dan konektivitas antar-pulau di Indonesia.

Sejarah Perkembangan Maritim

Prasejarah Maritim Nusantara

Prasejarah Nusantara merujuk pada periode sejarah yang sangat panjang di kepulauan
Indonesia sebelum berdirinya Republik Indonesia. Pada masa lalu, Nusantara menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah dan menjadi tempat bertemunya berbagai budaya. Nusantara terletak
di wilayah tropis, yang berarti wilayah ini mengalami suhu laut yang hangat dan menerima sinar
matahari dengan intensitas tinggi secara terus menerus sepanjang tahun. Lokasi geografis ini
mendorong perkembangan ekosistem yang beragam, mendukung beragam kehidupan tumbuhan
dan hewan. Demikian pula, terumbu karang di kawasan ini terkenal dengan keanekaragaman
hayatinya yang tinggi. Kekayaan alam yang terdapat di darat dan di laut sangat mempengaruhi
budaya awal penduduk asli, yang sebagian besar bergantung pada laut untuk penghidupan mereka
dan memiliki teknologi dan pemahaman mendalam tentang navigasi dasar, yang kemudian
memungkinkan penyebaran mereka sampai Madagaskar di pantai timur Afrika dan pulau-pulau di
wilayah Pasifik[11].

Migrasi manusia modern (Homo sapiens) ke wilayah Nusantara diperkirakan terjadi antara
70.000 hingga 60.000 tahun yang lalu. Komunitas awal yang berfenotip Austrolomelanesoid ini
akhirnya menjadi nenek moyang berbagai suku asli di Semenanjung Malaya (Semang), Filipina
(Negrito), Aborigin Australia, Papua, dan Melanesia. Mereka awalnya memasuki wilayah Paparan
Sunda dan kemudian bergerak ke arah timur. Komunitas-komunitas awal ini merupakan bagian dari
kebudayaan Paleolitikum, yang mengandalkan cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan,
tanpa melakukan budidaya tanaman atau peternakan[11].

Pada sekitar tahun 3000-2500 SM, kelompok manusia yang kemudian oleh para ilmuwan
disebut sebagai Bangsa Austronesia mulai berlayar dari pedalaman Cina selatan, menyeberangi
lautan ke pulau Taiwan, kemudian ke Filipina, dan mencapai kepulauan Nusantara dan ke timur ke
Pasifik dan ke barat sampai Madagaskar[2] (Gambar 1). Bangsa Austronesia ini merupakan nenek
moyang suku-suku yang ada di wilayah Nusantara. Mereka membawa bahasa Austronesia dan
membentuk kebudayaan yang menjadi akar peradaban Nusantara. Bahasa Austronesia menjadi
bahasa yang dominan di wilayah Nusantara [12]. Bahasa ini menjadi akar dari bahasa-bahasa daerah di
Indonesia, seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Melayu. Beberapa
kebudayaan yang berasal dari Austronesia antara lain seni ukir, seni tenun, dan seni musik [13].
Mereka memiliki keahlian dalam pelayaran, perdagangan, pembuatan kapal, navigasi, dan bahkan
astronomi yang memungkinkan mereka menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain di Asia.
Mereka memiliki pengetahuan tentang pertanian dan sistem pemerintahan yang sederhana dan
dipimpin oleh raja-raja kecil[11].

Gambar 1. Kronologi persebaran Bangsa Austronesia[14]

Peninggalan masa prasejarah Nusantara dapat ditemukan melalui temuan-temuan arkeologi


seperti lukisan di dinding gua, situs purbakala, dan artefak seperti nekara dan benda perunggu [12][15].
Situs-situs seperti Situs Batujaya di Jawa Barat dan Situs Gunung Padang di Jawa Barat merupakan
contoh peninggalan prasejarah yang penting.

Sejarah Kerajaan Maritim di Indonesia

Sejarah maritim Indonesia mencakup kerajaan-kerajaan Nusantara pada masa lampau yang
memiliki kekuatan maritim dan berperan penting dalam perdagangan dan penjelajahan [16]. Kerajaan-
kerajaan Nusantara pada masa lampau memiliki pengaruh besar dalam perkembangan maritim
dunia, sedangkan Indonesia pada masa kini memiliki potensi besar dalam bidang maritim dan
berperan penting sebagai poros maritim dunia.

Berikut adalah beberapa kerajaan-kerajaan Nusantara yang memiliki peran penting dalam
sejarah maritim dunia:

1. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-7
hingga ke-13. Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang kuat dan berperan penting dalam
perdagangan dan penjelajahan di wilayah Asia Tenggara [17][18]. Sriwijaya memiliki letak strategis
di tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina, sehingga mampu menguasai lalu
lintas pelayaran dan perdagangan. Kerajaan ini memiliki armada kuat dan mampu menjamin
keamanan jalur-jalur pelayaran di wilayahnya[19].
2. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan maritim yang kuat pada abad ke-13 hingga ke-16.
Kerajaan ini berhasil mengembangkan teknologi maritim, seperti kapal dan navigasi, yang
memungkinkan para pelaut Majapahit untuk menjelajahi laut dengan percaya diri [17][20].
Majapahit memiliki kekuatan maritim yang besar dan menguasai wilayah maritim yang luas.
Kerajaan ini memiliki armada laut yang kuat dan berperan penting dalam perdagangan dan
penjelajahan maritim[16].
3. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan maritim di Kalimantan Timur, Indonesia.
Kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara dan
Tiongkok[18].
4. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-4 di Jawa Barat, Indonesia. Kerajaan ini
memiliki pelabuhan yang strategis di muara Sungai Citarum dan berperan penting dalam
perdagangan maritim[18].
5. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 di Aceh, Indonesia. Kerajaan ini merupakan
pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di wilayah maritim Asia Tenggara[18].
6. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku, Indonesia. Kedua kerajaan ini memiliki peran
penting dalam perdagangan rempah-rempah dan menjadi pusat pertemuan budaya dan
perdagangan di wilayah maritim Asia Tenggara[18].
7. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo, didirikan pada abad ke-16, adalah sebuah kerajaan bercorak Islam
terbesar di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini memiliki armada kapal dagang yang besar dan
menguasai jalur perdagangan internasional[21][22]. Dengan armada kapal dagang yang besar dan
keahlian dalam pembuatan kapal dan senjata, Kerajaan Gowa-Tallo menjadi kesultanan maritim
yang memiliki pengaruh besar di wilayah Indonesia Timur.

Kerajaan-kerajaan Nusantara ini memiliki peran penting dalam sejarah maritim dunia karena
kekuatan maritim mereka, pengaruh perdagangan, dan penyebaran budaya di wilayah maritim Asia
Tenggara. Kerajaan-kerajaan Nusantara pada masa lampau membangun kekuatan maritimnya
melalui beberapa cara, antara lain: menguasai jalur perdagangan, mengembangkan teknologi
maritim, dan mengembangkan budaya maritim.

Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan kerajaan-kerajaan Nusantara yang pada masa
keemasannya menjadi adidaya karena karakter maritimnya yang kuat. Mereka berhasil menguasai
jalur perdagangan dan lalu lintas pelayaran di wilayah Asia Tenggara [16][18][23]. Kerajaan-kerajaan
Nusantara pada masa lampau juga mengembangkan budaya maritim yang kuat, seperti keahlian
berlayar, pengetahuan tentang arus laut, dan penggunaan bahan-bahan lokal untuk membangun
kapal yang memungkinkan para pelaut Majapahit untuk menjelajahi laut dengan percaya diri. Hal ini
membantu memperkuat kekuatan maritim mereka dan memperluas jangkauan perdagangan [18][24].

Dengan membangun kekuatan maritim melalui cara-cara tersebut, kerajaan-kerajaan Nusantara


pada masa lampau berhasil memperkuat posisi mereka sebagai adidaya di wilayah Asia Tenggara.
Kejayaan maritim kerajaan-kerajaan Nusantara pada masa lampau memiliki pengaruh yang besar
terhadap perkembangan maritim Indonesia pada masa kini. Kejayaan maritim kerajaan-kerajaan
Nusantara membantu membangun identitas Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan
berpengaruh. Identitas ini mempengaruhi kebijakan politik dan strategi nasional Indonesia dalam
memanfaatkan potensi maritimnya untuk meningkatkan perekonomian dan keamanan nasional [24][25].
Kejayaan maritim kerajaan-kerajaan Nusantara membantu membangun ekonomi maritim Indonesia
dan memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia yang memiliki potensi ekonomi
maritim dan kelautan yang besar dan beragam, seperti sumber daya laut, perikanan, pariwisata, dan
transportasi laut[26][1].

Sejarah Kerajaan-kerjaan Maritim di Teluk Tomini

Teluk Tomini terletak di antara daratan Sulawesi dan Kepulauan Maluku, letaknya yang
strategis, akses ke alur pelayaran internasional, pelabuhan-pelabuhan penting, dan perlindungan
alami yang dimilikinya, menjadikannya sebagai salah satu jalur perdagangan yang penting antara
wilayah Asia Tenggara dan Samudera Pasifik [27][28]. Teluk Tomini juga memiliki pengaruh dalam
perdagangan rempah-rempah antara kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pedagang asing [29]. Teluk
ini menjadi tempat bertemunya kerajaan-kerajaan di kawasan Teluk Tomini, menjadi akses maritim
ini untuk menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara dan wilayah
sekitarnya seperti Ternate dan Buton, dan menjadi jalur masuknya pedagang dari Tiongkok dan
Jazirah Arab[30].

Keberadaan Teluk Tomini sebagai perairan yang strategis memungkinkan kerajaan-kerajaan di


sekitarnya untuk memiliki akses yang lebih mudah dalam melakukan perdagangan. Teluk Tomini
menjadi jalur perdagangan penting yang menghubungkan kerajaan-kerajaan di pesisir pantai dan
pulau-pulau di sekitarnya dengan kerajaan-kerajaan di wilayah lain di Nusantara [29]. Teluk Tomini
kaya akan sumber daya alam, seperti ikan, hasil laut, dan rempah-rempah. Kekayaan alam ini
menjadi daya tarik bagi kerajaan-kerajaan maritim di sekitarnya untuk menjalankan kegiatan
perdagangan dan memperoleh keuntungan ekonomi dan memberikan kontribusi signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di daerah sekitarnya[30]. Para pedagang dari kerajaan-kerajaan seperti
Majapahit, Bugis, dan Mandar dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan lebih mudah di
kawasan Teluk Tomini. Hal ini memperkuat kekuatan pertahanan dan keamanan maritim kerajaan-
kerajaan tersebut dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Teluk Tomini juga memberikan
perlindungan alami. Keberadaan teluk yang dalam dan terlindung membantu melindungi pelabuhan-
pelabuhan dan armada maritim dari serangan musuh[29].

Kerajaan-kerajaan di sekitar Teluk Tomini:

1. Kerajaan Gorontalo
Kerajaan Gorontalo merupakan salah satu kerajaan yang berperan penting dalam sejarah
maritim di Teluk Tomini. Kerajaan ini memiliki wilayah kedaulatan yang berbatasan dengan
Kerajaan Limboto, Kerajaan Suwawa, dan Kerajaan Bolango. Pengaruh kekuasaan Kerajaan
Gorontalo meluas hingga ke wilayah perairan Teluk Tomini dan memiliki peran yang signifikan
dalam perdagangan di Teluk Tomini. Kegiatan perdagangan dan pelayaran telah menjadi bagian
penting dalam sejarah maritim Gorontalo. Teluk Gorontalo, yang terletak di dalam Teluk Tomini,
menjadi pusat perdagangan dan jalur pelayaran yang ramai dan menjadi faktor utama yang
menjadikan Gorontalo sebagai daerah transito jalur pelayaran dan perdagangan di Teluk
Tomini[31]. Melalui kontak dengan pedagang dan pelaut dari berbagai daerah, agama Islam
tersebar di Gorontalo dan menjadi agama yang dominan di wilayah tersebut. Kegiatan maritim
memfasilitasi pertukaran budaya dan agama antara kerajaan-kerajaan di Gorontalo dengan
kerajaan-kerajaan lain di Nusantara[32].
Melalui jalur pelayaran dan perdagangan maritim, kerajaan-kerajaan di Gorontalo dapat
menjalin hubungan politik dengan kerajaan-kerajaan lain. Hal ini memperkuat posisi politik dan
kekuasaan kerajaan-kerajaan tersebut. Kegiatan maritim juga mempengaruhi pertahanan dan
keamanan. Dalam menghadapi ancaman dari luar, kerajaan-kerajaan tersebut membangun
armada maritim dan memperkuat pertahanan di wilayah pesisir. Kegiatan maritim menjadi
faktor penting dalam menjaga keamanan wilayah [16]. Dengan kegiatan maritim yang aktif,
Gorontalo menjadi pusat perdagangan, pengaruh politik, penyebaran agama, dan pertahanan
yang kuat. Kerajaan-kerajaan kecil yang pernah berdiri di Gorontalo meliputi: Kerajaan
Hunginaa, Kerajaan Lupoyo, Kerajaan Bilinggata, dan Kerajaan Wuwabu. Kerajaan-kerajaan ini
membentuk Kerajaan Gorontalo yang memiliki pengaruh yang besar dan meluas di beberapa
wilayah di Teluk Tomini. Kerajaan Gorontalo juga dikenal karena mengenal kedudukan Raja
Perempuan atau Ratu sebagai pemimpin kerajaan, menunjukkan kesetaraan kedudukan antara
laki-laki dan perempuan dalam lingkungan kerajaan[32].
2. Kerajaan Limboto
Kerajaan Limboto adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Gorontalo.
Kerajaan Limboto didirikan pada tahun 1330, lebih awal dibandingkan dengan Kesultanan
Gorontalo[33]. Wilayah kekuasaan Kerajaan Limboto meliputi sebagian wilayah Kota Gorontalo
dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Gorontalo saat ini [34]. Kerajaan Limboto memiliki
pengaruh yang signifikan dalam perdagangan di Teluk Tomini. Teluk Tomini merupakan jalur
pelayaran dan perdagangan yang strategis, dan Kerajaan Limboto memanfaatkannya untuk
menjalankan kegiatan perdagangan[18] dan memberikan kontribusi besar terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran Kerajaan Limboto [33]. Kerajaan Limboto juga dikenal
sebagai pusat kebudayaan di wilayah Gorontalo.
Dengan wilayah kekuasaan yang luas, kegiatan perdagangan yang aktif, pusat kebudayaan
yang kaya, dan peninggalan sejarah yang berharga, Kerajaan Limboto memainkan peran penting
dalam sejarah Gorontalo. Kegiatan perdagangan di Teluk Tomini memberikan kontribusi besar
terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran Kerajaan Limboto. Pusat kebudayaan dan
peninggalan sejarah yang kaya juga menjadi warisan berharga bagi masyarakat Gorontalo dan
Indonesia. Kerajaan Limboto juga berperan sebagai pusat kebudayaan di Gorontalo. Kerajaan ini
memiliki tradisi dan budaya yang kaya, seperti seni tari, musik, dan sastra. Pusat kebudayaan ini
memberikan identitas dan kekayaan budaya bagi masyarakat Gorontalo[31].
3. Kerajaan Suwawa
Menurut catatan sejarah, kerajaan ini sudah ada sejak abad ke-14. Kerajaan Suwawa
dibentuk oleh seorang raja yang bernama La Patau. Raja La Patau memimpin kerajaan ini
selama 25 tahun dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Mooduto, raja Suwawa
yang pertama kali memeluk agama Islam, memimpin kerajaan ini pada abad ke-16. Meskipun
demikian, agama Islam tidak menggantikan agama animisme yang sudah ada sebelumnya.
Kedua agama ini hidup berdampingan dan saling mempengaruhi [35]. Agama Islam memainkan
peran penting dalam perkembangan Kesultanan Suwawa. Nama Suwawa berasal dari kata
"Towawa'a" yang berarti persatuan dan kerukunan. Bangsa Pidodotiya dan Witohiya, dua
kelompok penduduk yang berbeda, hidup berdampingan dan saling berafiliasi. Persatuan dan
kerukunan menjadi budaya yang tertanam dan mengakar di Kerajaan Suwawa [36]. Bangsa
Pidodotiya merupakan kelompok penduduk yang menetap di Bangio (komunitas Suwawa saat
ini), sedangkan Bangsa Witohiya adalah kelompok penduduk yang melakukan pengembaraan
dan kemudian berafiliasi menjadi masyarakat di daerah Limboto dan Gorontalo[37][38].
4. Kerajaan Bolango
Kerajaan Bolango didirikan pada abad ke-16 oleh seorang raja yang bernama Ibrahim
Duawulu. Asal mula terbentuknya Kerajaan Bolango berkaitan dengan perpindahan penduduk
dari wilayah Bone ke wilayah Bolango. Pusat pemerintahan Kerajaan Bolango terletak di desa
Bolango, kecamatan Bolango, kabupaten Bone Bolango saat ini. Kerajaan Bolango memiliki
pengaruh politik yang signifikan di wilayah Gorontalo. Kekuasaan dan pengaruh Kerajaan
Bolango meluas hingga ke wilayah perairan Teluk Tomini, yang mempengaruhi hubungan politik
dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya seperti Kerajaan Limboto dan Kerajaan Gorontalo [39]
[40]
.
5. Kerajaan Moutong
Kerajaan Moutong merupakan kerajaan yang berada di Teluk Tomini pada abad ke-16 hingga
ke-19. Pusat pemerintahan Kerajaan Moutong terletak di wilayah Kabupaten Parigi Moutong,
Sulawesi Tengah pada zaman sekarang ini [41][42]. Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang
kuat dan berperan penting dalam perdagangan dan penjelajahan di wilayah Teluk Tomini.
Kerajaan Moutong juga memiliki hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di sekitar Teluk
Tomini. Kekuasaan dan pengaruh Kerajaan Moutong meluas hingga ke wilayah perairan Teluk
Tomini, yang mempengaruhi hubungan politik dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya[20][42].
6. Kerajaan Parigi
Kerajaan Parigi adalah sebuah kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1515, dan raja
pertama yang memerintah adalah Makagero yang di lantik oleh Francisco Lesa, seorang
gubernur dari Portugis yang berkuasa di sebagian wilayah Sulawesi Tengah pada masa itu.
Wilayah kerajaan ini umumnya terdiri dari empat wilayah; yaitu Lantibu, Masigi, Toboli, dan
Dolago. Spanyol mengadakan hubungan perdagangan dengan Kerajaan Parigi pada awal abad
ke-17 hingga tahun 1663 setelah kedatangan VOC[43].
7. Kerajaan Banggai
Kerajaan Banggai adalah sebuah kerajaan yang terletak di bagian semenanjung timur pulau
Sulawesi, Indonesia pada abad ke-16 hingga ke-19. Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang
kuat dan berperan penting dalam perdagangan dan penjelajahan di wilayah Teluk Tomini.
Kerajaan Banggai juga memiliki hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di sekitar [35].
Kerajaan Banggai didirikan pada tahun 1600 oleh Frins Mondapar yang dinobatkan oleh Sultan
Ternate[44]. Pusat pemerintahan Kerajaan Banggai berada di Pulau Banggai [45]. Kerajaan Banggai
dikenal sebagai salah satu kerajaan penghasil besi di kepulauan bagian timur Sulawesi [46].
Produksi besi menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting dalam wilayah kekuasaan
Kerajaan Banggai.
Pulau Banggai menjadi pusat kekuasaan dan aktivitas politik, ekonomi, dan sosial Kerajaan
Banggai. Islam datang dan berkembang sebagai salah satu agama kerajaan, serta berperan
dalam perjuangan melawan penjajahan[44]. Kerajaan Banggai memiliki wilayah kekuasaan yang
meliputi Pulau Banggai dan sekitarnya hingga daerah Bungku [45]. Kerajaan ini memiliki pengaruh
politik yang signifikan di wilayah Sulawesi Tengah[47]. Kerajaan Banggai menganut sistem
pemerintahan demokratis dengan seorang raja sebagai kepala Negara [44][48]. Struktur
pemerintahannya didasarkan pada prinsip demokrasi di mana keputusan-keputusan penting
diambil melalui musyawarah dan konsensus yang diwujudkan dalam sebuah lembaga yang
membantu jalannya pemerintahan, yaitu Babasaloan[49].
DAFTAR PUSTAKA

[1] Dillenia A., Hasanah N.N, Mubarok Z, Rusmana, Siry H.Y, Ilham, Arsana I. M. A, & Amri A.A.
2019. Sejarah dan Politik Maritim Indonesia, in S. Widjaja dan Kadarusman (eds), Seri Buku
Besar Maritim Indonesia. Amafrad Press. Jakarta. http://bbmi.polikpsorong.ac.id
[2] Swantara: Majalah Triwulan Lemhanas RI. 2014. No 11 Tahun III Desember 2014.
https://www.lemhannas.go.id/images/Publikasi_Humas/Swantara/Swantara_11_Desember_20
14.pdf
[3] Forum Rektor Indonesia. 2015. Naskah Akademis.
https://fri2016.uny.ac.id/sites/fri2016.uny.ac.id/files/2.%20NASKAH%20AKADEMIS.pdf
[4] Utomo, B.B. (ed.). 2017. Kemaritiman Nusantara. ed.1.; cet. 1—Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia. https://repositori.kemdikbud.go.id/7834/1/kemaritiman.pdf
[5] Ismail H.A. dan Kartika E. 2019. Peran Kemaritiman Indonesia Di Mata Dunia. Jurnal Saintek
Maritim 20 (1), September 2019.
https://jurnal.unimar-amni.ac.id/index.php/JSTM/article/download/222/147147197
[6] Kominfo. 2016. Menuju Poros Maritim Dunia.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-maritim-dunia/0/kerja_nyata
[7] Putra, A.B. 2022. Mewujudkan Indonesia Menjadi Poros Maritim Di Dunia. Universitas
Muhammadiyah Gresik. https://umg.ac.id/opini/mewujudkan-indonesia-menjadi-poros-
maritim-di-dunia
[8] Jannah, R. 2020. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. KMIP. FAPERTA. UGM
https://kmip.faperta.ugm.ac.id/indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia/
[9] Indonesia Baik. 2019. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.
https://indonesiabaik.id/motion_grafis/indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia
[10] Siaran Pers. 2022. Industri Perkapalan Wujudkan RI Jadi Poros Maritim Dunia. Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia. https://kemenperin.go.id/artikel/23597/Industri-Perkapalan-
Wujudkan-RI-Jadi-Poros-Maritim-Dunia
[11] Wikipedia. 2023. Sejarah Nusantara. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara
[12] Simanjuntak T. 2015. Progres Penelitian Austronesia di Nusantara. AMERTA, Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Arkeologi Vol. 33 No. 1, Juni 2015 : 1-76
https://jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/amerta/article/view/211/135
[13] Munandar A.A. 2012. Kebudayaan Austronesia sebagai Akar Peradaban Nusantara: Ornamen
pada Nekara dan Artefak Perunggu Lainnya. MAJALAH ARKEOLOGI INDONESIA
https://hurahura.wordpress.com/2012/12/27/kebudayaan-austronesia-sebagai-akar-
peradaban-nusantara-ornamen-pada-nekara-dan-artefak-perunggu-lainnya/
[14] Wikipedia. 2022. Chronological dispersal of Austronesian people across the Pacific.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Chronological_dispersal_of_Austronesian_people_acros
s_the_Pacific.svg
[15] Putri R.H. 2019. Awal Kedatangan Manusia ke Nusantara. HISTORIA: 16 Okt 2019
https://historia.id/sains/articles/awal-kedatangan-manusia-ke-nusantara-v22Ra
[16] Ningsih W.L. 2022. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim.
Kompas.com - 29/07/2022.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/29/110000779/kejayaan-kerajaan-sriwijaya-
dan-majapahit-sebagai-negara-maritim?page=all.
[17] IKAHIMSI. 2011. Sejarah Teluk Tomini dalam Menyusuri Jejak Sejarah Pesisir Indonesia. JURNAL
IKAHIMSI Edisi 1 Nomor 2 Juli – Desember 2011. https://anyflip.com/lphbc/rkms/basic
[18] Sinurat S.M.P. 2016. Berikut Catatan tentang Kejayaan Maritim Kerajaan Nusantara.
MaritimNews Mar 29th, 2016. http://maritimnews.com/2016/03/berikut-catatan-tentang-
kejayaan-maritim-kerajaan-nusantara/
[19] PANN Maritim Juli 22, 2022. Kerajaan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim di Indonesia.
https://pannmaritim.com/kerajaan-sriwijaya-sebagai-kerajaan-maritim-di-indonesia/
[20] Haliadi, Mahid S., Syawal I. 2015. Sejarah Pejuang Parigi Moutong. Penerbit Ombak, Yogyakarta.
https://repository.untad.ac.id/7141/1/Sejarah%20Pejuang%20Parigi%20Moutong
%20CETAK.pdf
[21] Muslimin I.R. 2020. Pemanfataan Wilayah Maritim Yang Dilakukan Oleh Kerajaan Gowa- Tallo
(Makalah: Universitas Hasanuddin)
https://www.academia.edu/43125798/PEMANFATAAN_WILAYAH_MARITIM_YANG_DILAKUKA
N_OLEH_KERAJAAN_GOWA
[22] Rahmat S. 2022. Kemaritiman Gowa-Tallo. Roboguru.
https://roboguru.ruangguru.com/forum/kemaritiman-gowa-tallo-dari-perniagaan-laut-
kesultanan-kembar-gowa-tallo-atau-makassar_FRM-ICHC0XCM
[23] Wutsqaa U. 2020. Negara Maritim dalam Persepektif Sejarah. Penerbitan Kampus Identitas,
Universitas Hasanuddin. September 24, 2020. https://identitasunhas.com/negara-maritim-
dalam-persepektif-sejarah/
[24] Yusuf C. 2023. Kekuatan Maritim Kerajaan Majapahit dan Jalur Perdagangannya. Edumaster.
https://edumasterprivat.com/kekuatan-maritim-kerajaan-majapahit/amp/
[25] Syafi’I I. 2017. Sejarah Lokal Adalah Sejarah Maritim (Nasional) Indonesia? SEJARAH DAN
BUDAYA, Tahun Kesebelas, Nomor 1, Juni 2017. Hal: 23 – 36.
https://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/download/9124/4415
[26] Yuliati. 2014. Kejayaan Indonesia sebagai Negara Maritim (Jalesveva Jayamahe). Jurnal
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 2, Agustus 2014. Hal: 129 – 134.
http://journal.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/5523/2178
[27] Prinada, Y. 2020. Sejarah & Daftar Kerajaan-kerajaan Maritim Islam di Indonesia. tirto.id - 4 Des
2020. https://tirto.id/sejarah-daftar-kerajaan-kerajaan-maritim-islam-di-indonesia-f7Kx
[28] Kharti I.S.V. 2023. Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Indonesia. Ruangguru: May 17, 2023.
https://www.ruangguru.com/blog/kerajaan-kerajaan-maritim-islam-di-nusantara
[29] Kapata Arkeologi. 2017. Banggai Dalam Pelayaran Dan Perdagangan Abad Ke-19 Di Kawasan
Timur Sulawesi. KapataArkeologi.
https://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/kapata/article/view/465/384
[30] https://gorontaloprov.go.id/tentang-gorontalo/
[31] https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-1-1-87201-231413018-bab1-11072017020013.pdf
[32] Wikipedia. 2023. Kesultanan Gorontalo. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gorontalo
[33] Wikipedia. 2023. Kesultanan Limboto. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Limboto
[34] Wikipedia. 2023. Limboto, Gorontalo. https://id.wikipedia.org/wiki/Limboto,_Gorontalo
[35] Wikipedia. 2023. Kerajaan Suwawa. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Suwawa
[36] Syam, M. 2019. Mengintip Persatuan dan Kerukunan Masyarakat di “Kerajaan” Suwawa. Dunia
Media Satu. DM1.CO.ID. https://dm1.co.id/mengintip-persatuan-dan-kerukunan-masyarakat-di-
kerajaan-suwawa/
[37] Ensiklopedia Dunia. 2023. Kerajaan Suwawa.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kerajaan_Suwawa
[38] Redaksi Tribun Gorontalo. 2023. Sudah Tahu? Induk Kerajaan Gorontalo ada di Suwawa
https://gorontalo.tribunnews.com/2023/06/07/sudah-tahu-induk-kerajaan-gorontalo-ada-di-
suwawa?page=all
[39] ProfilBaru.com. 2023. Kesultanan Bolango. https://profilbaru.com/Kesultanan_Bolango
[40] Desmita, R. 2015. Kerajaan Bolango Pada Masa Ibrahim Duawulu periode 1752-1772. Skripsi.
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/231411091/kerajaan-bolango-pada-masa-ibrahim-
duawulu-periode-1752-1772.html
[41] Ismail, L. 2017. Pelayaran Tradisional Gorontalo Abad XIX. Skripsi. Pendidikan Sejarah, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/231411068/pelayaran-tradisional-gorontalo-abad-
xix.html
[42] Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia. 2023. Sejarah kerajaan Tomini.
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/tomini-kerajaan-prov-sulawesi-tengah-
kab-parigi-moutong/
[43] Wikipedia. 2023. Kerajaan Parigi. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Parigi
[44] Madina S. 2012. Sejarah Kesultanan Banggai. Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. http://repository.iainpalu.ac.id/1406/1/SEJARAH
%20KESULTANAN%20BANGGAI.pdf
[45] Website Resmi Kabupaten Banggai. 2023. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Banggai.
https://beranda.banggaikab.go.id/sejarah/
[46] Kerajaan Tojo dan Suku Bare’e. 2019. Kerajaan Banggai Adalah Banggai Yang Disebut Dalam
Kitab Nagara Kartagama Yang Ditulis Tahun 1364.
https://indonesiasejarahbangsa.wordpress.com/2019/12/15/kerajaan-ternate-menjajah-
kerajaan-banggai-sampai-tahun-1908/
[47] Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan. Sejarah Kerajaan Banggai.
https://banggaikep.go.id/portal/sejarah-kabupaten/sejarah-kerajaan-banggai/
[48] https://kecbanggai.web.id/sejarah
[49] Peran Lembaga Adat Banggai dalam Pembangunan Daerah. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Gorontalo. https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-1-87201-231409006-
bab1-01082016082551.pdf

Anda mungkin juga menyukai