Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta
mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukung pertumbuhan
pada tumbuhan. Jaringan tumbuhan terbentuk karena berlangsungnya pembelahan dari sel-sel,
yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara
yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan- jaringan tersebut sangat
erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat  pada tumbuhan, akar, batang, daun,
bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu
proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan
membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006: 71). Menurut Joko Waluyo (2006: 71), jaringan
meristem adalah sel sel muda yang selau membelah. Jaringan meristem terdiri atas jaringan
embrional, yaitu jaringan yang terdapat pada lembaga tetapi tidak mengalami diferensiasi atau
mengadakan pembagian tugas. Jaringan meristem terdapat pada ujung akar, ujung batnag, dan
kambium. Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan ada tiga macam yaitu meristem apikal,
meristem lateral dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan di ujung
akar. Meristem interkalar terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di  pangkal luas batang
rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus. Fungsi utama
sel sel meristematik adalah mitosis. Bnetuk selnya tipis dan  berdinding tipis dan tanpa vakuola.
Jaringan meristem terletak pada ujung kar dan  batang. Mitosis pada jaringan meristem
enghasilkan sel sel baru untuk pertumbuhan tanamannya. Sel sel yang terbentuk melalui proses
mitosis tersebut akan berdiferensiasi membentuk beberapa tipe jaringan (Kimball, 2003: 113).
 Disamping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang didasarkan pada
asal-usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang  berkembang secara langsung
dari sel bersifat embrio dan gtetap bersifat embrio. Meristem sekunder adalah jaringaan yang
berkembang dari jaringan dewasa yang masih tetap dapat berdiferensiasi (Mulyani, 2006:84).
Menurut Joko Waluyo (2006: 77), jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang
meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang hingga daun. Epidermis biasanya hanya
terdiri ataas selaput sel yang pipih dan rapat. Pada epidermis berfungsi sebagai pelindung
jaringan didalamnya serta sebagai tempat  pertukaran zat. Jaringan epidermis dapat juga
berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan
spina. Epidermis seperti halnya kulit pada tubuh kita, merupakan komponen perlindungan
pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme organisme patogenik. Tebal epidermis
merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan, bahkan sebelum
patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan (Agrios, 1996). Ketebalan dan kekuatan dinding
bagian luar sel sel epidermis merupakan faktor  penting dalam ketahanan beberapa jenis
tumbuhan terhadap patogen tertentu (Aliah, 2015: 36).
Jaringan penguat merupakan jaringan mekanik yang berfungsi memperkokoh tubuh
tumbuhan. Jaringan penguat tersusun atas dua jaringan penyususn jaringan  penguat, yaitu
jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan  jaringan yang berdinding
tebal dan secara khusu dikembangkan di sudut sudut sel. Jaringan kolenkim berfungsi memberi
tunjangan mekanis bagi tumbuhan. Biasanya terdapat pada tubuh tumbuhan yang tumbuh secraa
cepat dan perlu diperkuat. Misalnya  batang tumbuhan, tangkai daun, tangkai daun bunga, dan
ibu tulang daun (Kimball, 2003: 113).
Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding sekunder yang tebal. Fungsi
jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat dan biasanya juga sebagai
pelindung. Sel sklerenki dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan sklereid. Serabut
sklerenkim berbentuk panjang, ramping, berujung runcing dan  berdinding tipis yang bersifat
elastis. Sifat elastis ini berguna bagi tumbuhan untuk kembali pada posisi semula ketika
tumbuhan tersebut bergerak atau tertiup angin. Sklereid merupaan sel yang lebih pendek
dibandingkan serabut sklerenkim yang  berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari hewan
herbivora.
Sklereid terdapat pada daun, batang, buah dan biji (Waluyo, 2006: 81). Jaringan pengangkut
pada tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. xilem merpakan jaringan campuran yang terssun
atas beberapa tipe sel diantaranya ialah  pembuluh xilem dan trakeid xilem. Pembuluh xylem
berdinding tebal dan memiliki  pola berkas berkas spiral. Bila sudah berkembang semuanya
pembuluh xylem akan melart dan protoplasmanya mati. Sedangkan trakeid xylemtidak memiliki
berkas spiral dan ujung ujungnya meruncing. Ujung ujungnya ini berfungsi sebagai pentup dan
saling berhubungan dengan noktah noktah. Fungsi jaringan xylem adalah untuk mengalirkan air
dan mineral dari akar ke daun (Kimball, 2003: 113). Floem merupakan jaringan yang kompleks.
Floem berfungsi membawa makanan berupa zat organik dari suatu bagian yang lain pada
tumbuhan. Floem tersusun atas bulu tapis berupa elemen pipa yang mempunyai lapisan yang rata
ujungnya dan sel  pengiring (Waluyo, 2006: 81). Daun merupakan organ pokok pada tubuh
tumbuhan. Pada umumnya  berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat
utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang
berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya
(Papuangan, 2014: 287).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1. Apa saja organ-organ yang ada pada tumbuhan ?


2. Apa saja jaringan penyusun organ pada tumbuhan ?
C. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui dan memahami organ-organ utama pada tumbuhan
2. Mengetahui dan memahami jaringan-jaringan penyusun organ tumbuhan beserta ciri-ciri
strukturnya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Seperti layaknya makhluk hidup yang lain, tumbuhan dan hewan pun
memiliki organ-organ penyusun tubuh. Pada proses pembelahan, pembesaran
dand i f e r e n s i a s i , sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan
j a r i n g a n membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem
organ d a n m e n j a d i t u b u h t u m b u h a n d a n h e w a n b e r s e l b a n y a k ( m u l t i s e l u l e r )
(Amin,1994).
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik)
d a n  jaringan dewasa (permanen). Jaringan muda atau jaringan meristem memiliki ciri-ciri
yaitu terdiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis, kaya akan  plasma,
vakuola-vakuola yang kecil, memiliki bentuk yang isodiametris danterletak di ujung akar, batang
dan tunas. Sedangkan jaringan dewasa memiliki ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami
pembelahan, vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit ( P a r l a n , 1 9 9 5 ) .
Cabang ilmu  biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi sedangkan c a b a n g
i l m u b i o l o g i y a n g m e m p e l a j a r i j a r i n g a n d a l a m h u b u n g a n n y a d e n g a n  penyakit
adalah histopatologi. (Wahyu,2008).
Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan
c a r a  perkembangannya (Brotowidjoyo,1989)
Macam-macam jaringan, yaitu :
1. Jaringan pelindung (jaringan epidermis)
Jaringan pelindung merupakan jaringan yang menutupi permukaan organ
tubuh tumbuhan. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang ada disebelah
dalamnya, selain itu jaringan epidermis juga mengalami differensiasi membentuk  bulu akar
pada akar yang berfungsi sebagai jalan masuk larutan atau zat-zat dalam tanah menuju
jaringan pengangkut pada akar. Pada jaringan ini tidak terdapat klorofil kecuali pada
daerah sekitar stomata.
2. Jaringan dasar 
Jaringan dasar tersusun atas sel-sel parenkim yang
m e m b e n t u k s u a t u  jaringan yang sederhana pada tumbuhan yang menempati tempat
disebelah dalam jaringan epidermis. Jaringan parenkin terdiri atas sel-sel hidup, letak selnya
renggang sehingga terdapat rongga antar interseluler. Rongga ini memungkinkan untuk
memperlancar pertukaran gas. Jaringan parenkim yang terdiri atas jaringan tiang dan
jaringan spon berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesi s dan tempat
menyimpan cadangan makanan.

3. Jaringan penunjang (sklerenkim dan kolenkim)


Jaringan penunjang terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan
dindingd a r i lignin dan selolusa sehingga menjadi kuat. Berfungsi
m e n y o k o n g a t a u memperkokoh tubuh tumbuhan.
4. Jaringan pengangkut (floem dan xylem)
Jaringan pengangkut ini terdiri atas sel-sel berstruktur deret
m e m a n j a n g membentuk buluh atau saluran yang berfungsi sebagai alat pengangkut.
Jaringan pengangkut xilem berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara dari akar menuju d a u n
dan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
s e l u r u h tubuh tumbuhan (Pratiwi,2000).
BAB III
METODOLOGI

A. Pelaksanaan
Dilaksanakan di dalam laboratorium Biologi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
 Mikroskop
 Kaca objek
2. Bahan
 Tanaman Monokotil
 Pohon jagung
 Pohon Pisang
 Padi
 Jahe
 Tanaman Dikotil
 Pohon cabai
 Pohon tomat
 Pohon manga
 Ubi kayu
C. Cara Kerja
1. Preparat daun
 Siapkan alat dan bahan
 Letakkan preparat penampang melintang daun di bawah mikroskop
 Lalu amati di bawah mikroskop dari perbesaran dari lemah ke kuat
2. Preparat batang
 Siapkan alat dan bahan
 Letakkan preparat penampang melintang daun di bawah mikroskop
 Lalu amati di bawah mikroskop dari perbesaran dari lemah ke kuat
3. Preparat akar
 Siapkan alat dan bahan
 Letakkan preparat penampang melintang daun di bawah mikroskop
 Lalu amati di bawah mikroskop dari perbesaran dari lemah ke kuat
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang di dapat dari praktikum yang telah dilakukan di peroleh dari
gambar sebagai berikut :

B. Pembahasan
1. Struktur Akar

Secara umum Jaringan yang dapat dilihat baik dikotil maupun monokotil yaitu :

 Epidermis

Sel berbentuk persegi atau pipih memanjang tersusun atas selapis sel-sel rapat,

tidak memiliki ruang antarsel, dinding-dinding selnya tidak rata. Dinding sel di

sebelah luar lebih tebal daripada sebelah dalam.

-      Korteks

Korteks akar menempati sebagian besar akar. Terdiri beberapa lapis, sel di

dalam korteks terdapat ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar. Di dalam

korteks terdapat jaringan parenkim,kolenkim, dan skelerenkim.

-     Endodermis

Lapisan sel ini terlihat seperti lingkaran yang memisahkan korteks dan stele.

Dinding selnya tebal.


-    Stele

Terdiri dari berbagai macam jaringan :

o Persikel/Perikambium

Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari

pertumbuhan persikel ke arah luar.

- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis

Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari.

Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.

- Empulur

Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari

jaringan parenkim.

C. PERBEDAANNYA

D. Kalau jaringan penyusun yang menyusun akar dikotil dan monokotil sama saja yaitu

epidermis di bagian terluar, korteks yang tersusun oleh sel-sel parenkim, kolenkim dan

skelerenkim. Tapi, dari segi bentuk dan letak jaringan akar tumbuhan dikotil sedikit

berbeda dengan monokotil. Yaitu pada lapisan stele. Pada akar dikotil di dalam perisikel

terdapat cambium yang membatasi antara pembuluh xylem dan floem. Sel-sel cambium

membentuk gambar bintang yang di dalamnya terdapat floem dan di tengahnya empulur.

Di luar gambar bintang terdapat xylem. Ukuran xylem maupun floem lebih besar

dibanding sel-sel di sekitarnya. Sedangkan pada akar monokotil tidak terdapat cambium

susunan berkas pengangkutnya berselang seling floem lalu xylem. Dan ditengah-

tengahnya terdapat empulur.

E. STRUKTUR BATANG
F. Secara umum jaringan penyusun batang baik dikotil dan monokotil yang dapat

dilihat :

G. -          Epidermis

H. Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi

epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami

pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk

dari kambium gabus.

I. -          Korteks

J. Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat

dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas

jaringan parenkim.

K. -          Stele

L. Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau

perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan

floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan

selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga

berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat

mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter

batang.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal

sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia

cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas

pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran

Tahun.

M. PERBEDAANYA

Batang dikotil Batang monokotil


Disebelah dalam epidermis terdapat Disebelah dalam epidermis terdapat
korteks dan stele meristem dasar yang pembagiannya
belum begitu jelas
Berkas pembuluh terletak di bagian Berkas pembuluh tersebar pada meristem
dalam perisikel, memiliki kambium dasar, dilindungi sarung berkas
pengangkut, tidak memiliki kambium
N. Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan

stele.Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang. Pada

epidermis terdapat stoma dan beragam tipe trikoma. Dinding luar menebal dan

mengalami kutinisasi. Sel-sel epidermis rapat dan tidak memiliki ruang antara sel.

Epidermis berperan dalam mencegah transpirasi dan melindungi jaringan dalam dari

kerusakan mekanis dan penyakit.

O. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks

dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan

daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis, dan parenkim di

sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas

vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan

floem.

P. Pada bagian tengah batang dikotil tersusun atas jaringan parenkim yang memiliki ruang

antar sel dan disebut empulur.


Q. Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele.

Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler

terutama yang membedakan batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar,

termasuk juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan

empulur.

R. Berkas vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami

penebalan sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas

pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim.

S. Pada batang terlihat perbedaan yang sangat mencolok baik susunan bentuk maupun letak.

Pada batang dikotil terlihat dengan jelas bagian epidermis, batas korteks dan stele serta

terdapat kambium. Dan xylem terletak disebelah dalam kambium dan floem sebelah luar

cambium (kolateral terbuka).Sedangkan pada batang monokotil batas korteks dan stele

tidak dapat dilihat dengan jelas serta tidak memiliki cambium. Karena ukuran sel-selnya

hampir sama dan susunan xylem berdampingan dengan floem (berselang-seling) dengan

letaknya tersebar di dalam korteks (kolateral tertutup).

T. STRUKTUR DAUN

U. Secara umum Jaringan penyusun daun yang dapat dilihat :

V. -          Epidermis

W. Jaringan epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis

atas dan epidermis bawah terdiri atas selapis sel, hanya pada epidermis bawah terdapat

stomata, yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Permukaan epidermis sering

dilapisi oleh kultikula atau rambut halus (pilus), untuk melindungi daun dari serangga
pemangsa, spora jamur atau tetesan air hujan.jadi epidermis berfungsi untuk melindungi

jaringan di bawahnya.  

X. -          Mesofil

Y. Mesofil merupakan jaringan pada daun Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang

tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakandaun Dicotyledoneae,

mesofil terdiferensiasi menjadiparenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim

spons(jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknyamemanjang, mengandung

banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur,bercabang,

mengandung lebih sedikit kloroplas, dantersusun renggang.

Z.  Jaringan Palisade atau jaringan tiang, adalah jaringan yang berfungsi sebagai tempat

fotosintesis. oleh karena itu, bagian ini banyak mengandung kloroplas.

 Jaringan spons atau jaringan bunga karang. Jaringan ini terdiri dari sel yang

berlapis-lapis, terdapat rongga-rongga udara, sedikit mengandung kloroplas, dan

berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.

AA. -          Berkas pengangkut

BB. Berkas pembuluh angkut, yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan

floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman

yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).

Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh.

CC. PERBEDAANNYA

DD. Pada tumbuhan dikotil, di bawah epidermis terdapat sel-sel parenkim, sel-sel

parenkim tersebut membentuk jaringan parenkim palisade dan jaringan spons. Jarinan

parenkim palisade merupakan jaringan parenkim pada daun yang mempunyai banyak
kloroplas, sehinnga pada jaringan ini terjadi proses fotosintesis. Selnya berbentuk

memanjang atau lonjong dan tersusun rapat. Jaringan spon juga terdapat kloroplas namun

jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan kloroplas dalam parenkim palisade. Di

dalam jaringan spons atau bunga karang terdapat pembuluh pengangkut. Bentuknya tidak

teratur dan susunannya agak renggang terdapat ruang antarsel. Pada tumbuhan monokotil,

tidak terdapat jaringan parenkim palisade. Yang ada hanya jaringan bunga karang. Tetapi

saya tidak dapat melihat dengan jelas jaringan bunga karang tersebut saya hanya melihat

titik-titik halus. Seperti halnya tumbuhan dikotil, di dalam jaringan bunga karang terdapat

pembuluh pengangkut. Berkas pengangkut dapat dilihat dengan jelas bentuknya bulat-

bulat dan ukuran floem lebih kecil dibanding xilem.

EE.

FF.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Organ –organ yang ada pada tumbuhan yaitu, akar, batang, dan daun
2. Jaringan organ penyusun pada tumbuhan yaitu, akar dikotil dan monokotil
B. Saran
Sebaiknya dalam mengamati preparat lebih teliti agar laporan lebih akurat, kemudian
dalam praktikum agar lebih berhati-hati menggunakan alat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Aliah, Nurul., dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan

Jamur (Mycosphaerella Musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada

Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT . 3(1): 36


Amin, 1994. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan . Karunika : Jakarta.

Brotowidjoyo, 1989. Zoologi Dasar . Erlangga : Jakarta.

Hamka, dkk, 2006. Biologi Umum. UNM : Makassar

Kimball, John W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Papuangan, N., dkk. 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di

Ternate. Jurnal Bioedukasi. 3(1): 287

Parlan, V. F, 1995. Panduan Belajar Biologi. Yudistira : Jakarta.

Pratiwi,A.D, 2000. Penuntun Biologi. Erlangga : Jakarta

Waluyo, Joko. 2006.  Biologi Dasar . Jember: Universitas Jember Press

Anda mungkin juga menyukai