Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI KE III

IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK TUMBUHAN

Disusun oleh :
Sa’diyah Triyanti (20.71.022483)
Farmasi B

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
BAB I

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud uji
mikroskopik
2. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui sel dan jaringan yang terlihat
dalam uji mikroskopik
3. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan preparat dari
tumbuhan

1.2 DASAR TEORI

Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang secara
turun temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisional. Pengobatan
tradisional dengan tanaman obat diharapkan dapat dimanfaatkan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Pengembangan obat tradisional diusahakan
agar dapat sejalan dengan pengobatan modern. Menteri kesehatan Republik
Indonesia mendukung pengembangan obat tradisional, yaitu fitofarmaka, yang
berarti diperlukan adanya pengendalian mutu simplisisa yang akan digunakan
untuk bahan baku obat atau sediaan galenik. Salah satu cara mengendalikan mutu
simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia. Standarisasi simplisia
mempunyai pengertian bahwa simplisia yang digunakan untuk obat sebagai bahan
baku harus memenuhi persyaratan tertentu. Parameter mutu simplisia meliputi
susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar
sari larut dan kadar sari larut etanol. Untuk uji kebenaran bahan dilakukan uji
makroskopik (Febriani, dkk., 2015).
Dalam rangka identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu dengan melakukan determinasi, pemeriksaan makroskopi, dan
mikroskopi. Disamping itu juga dapat dilakukan pemeriksaan kandungan
senyawanya baik golongan senyawa seperti glikosida, alkaloid, saponin, protein,
karbohidrat, maupun senyawa identitasnya. Bahan yang telah diidentifikasi/
dideterminasi selanjutnya dibersihkan dari kotoran dengan air mengalir,
ditiriskan dan dibuat penampang melintang, diberi kloralhidrat, dipanaskan dan
diperiksa di bawah mikroskop. Bahan yang sudah bersih selanjutnya diiris tipis
dengan ketebalan 3-6 mm, dikeringkan dengan oven pada suhu 40-50 °C hingga
kadar air sekitar 10% (Mulyani, dkk., 2013).
Sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama, akan membentuk jaringan
tumbuhan. Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi dan struktur yang sama.
Tumbuhan dapat tumbuh dengan tinggi karena adanya aktivitas jaringan yang sel-
selnya terus membelah. Oleh karena itu, jaringan pada tumbuhan dibedakan
menjadi dua berdasarkan aktivitas pembelahannya. Jaringan tersebut adalah
jaringan meristem (embrionik) atau jaringan muda dan jaringan dewasa (Dr.
Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Epidermis adalah lapisan paling luar pada alat-alat tumbuhan seperti akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Bentuk, ukuran dan susunan sel epidermis
berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan dan organnya, tetapi semuanya
menunjukkan tanda sama yaitu rapat satu sama lain membentuk bangunan padat
tanpa ruang antar sel. Ada beberapa bentuk khusus (derivate) epidermis.
Diantaranya adalah stoma yang berarti lubang. Diantara sel- sel epidermis terdapat
celah (porus) kecil yang diapit oleh dua sel berbentuk khusus yang berbeda
dengan sel epidermis lainnya. Kedua sel berbentuk khusus itu disebut sel penutup
(guard cellls). Kedua sel penutup bersama- sama celah /lubangnya disebut stoma.
Sel epidermis yang berdekatan dengan sel penutup ini (jumlahnya bisa dua sel
atau lebih) disebut sel tetangga , Rambut-rambut yang tumbuh dari epidermis
hampir semua organ tumbuhan. Bentuk dan fungsinya bermacam-macam.
Berdasarkan susunan selnya dibedakan atas trikoma uniseluler, yang terdiri satu
sel, bisa bercabang dan tidak bercabang dan trikoma multiseluler, yang terdiri dari
banyak sel, bisa satu deretan atau beberapa lapisan sel. Selain stomata dan
trikomata, ada pula bentuk epidermis khusus yang lain. Pada epidermis batang
Graminae, misalnya tebu dan bambu, epidermis diatas tulang daun, ada yang
berbentuk panjang dan ada yang berbentuk pendek. Sel pendek mengandung
Kristal silica dan suberin, karena itu disebut sebagai sel silica dan sel gabus yang
berpasangan. Pada tumbuhan dari familia Moraceae, Urticaceae dan
Cucurbitaceae ditemukan bentuk khusus pada epidermis daunnnya yaitu litokis.
Bentuk selnya lebih besar daripada sel epidermis normal, mengalami penebalan
ke sebelah atas kearah lumen sel (Trisiswanti,2020).
Jaringan meristem dapat diartikan sebagai sekumpulan sel dengan bentuk
dan fungsi yang sama serta memiliki sifat meristematik. Sel-sel meristematik
tersebut aktif membelah sehingga menghasilkan sel-sel anakan yang banyak.
Sebagian sel-sel anakan tersebut ada yang tetap mempertahankan diri sebagai
meristem sementara sel-sel anakan yang lain akan mengalami diferensiasi
(perubahan bentuk dan fungsi). Sel-sel yang mengalami diferensiasi tersebut
secara bertahap akan kehilangan sifat embrionik dari jaringan meristem menuju
kedewasaan. Jaringan tersebut dinamakan jaringan dewasa atau jaringan
permanen (Dr. Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Sifat-sifat jaringan meristem adalah sebagai berikut:
 Terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
 Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel di antara sel-sel meristem.
 Bentuk sel bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
 Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih dari
satu inti sel.
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling banyak mengalami
modifikasi bentuk dan fungsi. Fungsi jaringan parenkim bermacam-macam
misalnya untuk menyimpan cadangan makanan, menyimpan air, menyimpan
udara, fotosintesis, dan sebagainya. Menurut fungsinya, jaringan parenkim
dibedakan menjadi:
 Parenkim fotosintesis, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim
bunga karang (jaringan spons).
 Parenkim penyimpan bahan makanan.
 Parenkim penyimpan air.
 Parenkim penyimpan udara.
 Parenkim transportasi.
 Jaringan Penyokong (Dr. Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang dinding sel primernya
mengalami penebalan. Penebalan ini lebih banyak terjadi di sudut sel. Jaringan
kolenkim tersusun oleh sel-sel yang hidup, bentuk selnya sedikit memanjang.
Jaringan kolenkim terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Kolenkim dapat
dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah. Pada akar yang
terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim. Pada sebagian besar
tumbuhan monokotil tidak dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk
sejak tumbuhan masih muda. Jaringan kolenkim berperan penting sebagai
jaringan penguat, terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (Dr. Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dinding sekunder yang
tebal. Umumnya jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-
selnya menjadi kuat dan keras. Umumnya sklerenkim tidak mengandung
protoplas. Jaringan sklerenkim terdiri atas sklereid dan serabut sklerenkim (fiber).
Skereid memiliki bentuk yang bermacam-macam. Bentuk tersebut menunjukkan
fungsinya. Serabut sklerenkim (fiber) memiliki panjang antara 20 mm–250 mm.
Serabut tersebut biasanya terdapat dalam bentuk untaian atau anyaman (Dr.
Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Jaringan pengangkut juga disebut berkas vaskular. Sebagaimana namanya
yaitu vaskular (pembuluh), jaringan ini berwujud saluran/pipa. Jaringan
pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada
dua macam jaringan yaitu xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh
lapis/pembuluh kulit kayu (Dr. Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Xilem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas dua tipe sel, yaitu
trakeid dan unsur pembuluh (vessel element). Keduanya memiliki dinding sel
yang mengandung lignin. Trakeid merupakan sel yang panjang dan tipis dengan
ujung yang runcing. Unsur pembuluh adalah sel yang lebar dan pendek dengan
ujung tidak terlalu runcing. Xilem tersusun dari parenkim dan serabut, serta
trakeid, dan komponen pembuluh (trakea). Xilem berfungsi untuk menyalurkan
air dan unsur hara dari akar ke daun (Dr. Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Floem (pembuluh tapis) merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut
lalu menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Floem tersusun atas pembuluh tapis, sel pengiring, serabut floem, dan
parenkim floem. Pembuluh tapis tersusun atas sel-sel yang berbentuk tabung
dengan ujung berlubang. Adapun sel pengiring adalah sel-sel berbentuk tabung
yang lebih besar daripada sel-sel pada pembuluh tapis. Sel pengiring berfungsi
memberi makanan dan mengatur aktivitas pembuluh tapis. Serabut floem
memiliki bentuk yang panjang yang ujung-ujungnya saling berimpit. Serabut
floem memiliki dinding yang tebal sebagai penguat jaringan floem. Parenkim
floem berfungsi menyimpan zat-zat (Dr. Ramlawati, M.Si. dkk, 2017).
Jati Belanda (Guazuma ulmiflia Lamk) diketahui memiliki berbagai
macam khasiat antara lain menurunkan kadar kolestrol dan berat badan,
mengobati gangguan pencernaan hingga sebagai terapi kencing manis (diabetes
melitus). Daun Jati Belanda diketahui memiliki kandungan kimia seperti tanin,
alkoloid, flavonoid, sterol, saponin, glukosa, asam fenol, dan kalsium oksalat.
Daun Jati Belanda memiliki efek antiadipogenesis yang menghambat oksidasi
lemak terutama pada dinding pembuluh darah serta menghambat pembentukkan
kolestrol (Ryan J Permana,Cherry Azaria.,& Rosnaeni, 2016).
Klasifikasi dari jati belanda adalah sebagai berikut :
1) Kerajaan : Plantae
2) Division : Magnoliophyta
3) Kelas : magnoliopsida
4) Ordo : Malvales
5) Family : stercuiliaceae
6) Genus : Guazuma
7) Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk (Dasuki, 1991).
Kayu manis dalam bahasa Jawa disebut “kayu manis jangan” yang
dalam bahasa latin disebut Cinnamomi zeylanicum. Kulit kayu manis atau
Cinnamomi cortex di manfaatkan sebagai rempah. Kulit kayu manis
mempunyai komposisi kimia yang sangat bermanfaat seperti minyak asiri.
Minyak atsiri dapat dijadikan obat penyakit disentri, penyembuh reumatik dan
darah tinggi manfaat lain adalah memiliki efek untuk mengeluarkan angin dan
membangkitkan selera (Yusarman, 2016).
Adapun klasifikasi dari kulit kayu manis adalah sebagai berikut :

1) Kingdom : plantae
2) Divisi : Magnoliophyta
3) Kelas : Magnoliopsida
4) Ordo : Lurales
5) Famili : Lauraceae
6) Genus : Cinnamomum
7) Spesies : Cinnamomum Verum (Yusarman, 2016).
Kapulaga local Amomum compactum Soland. ex Maton. Merupakan
tanaman rempah asli Indonesia yang banyak dimanfaatkan dan memiliki
khasiat melegakan tenggorokan,bau mulut, mengobati perut kembung dan
radang tenggorokan. Kapulaga sebagai tanaman obat tradisional yang
memiliki sifat antibakkteri. Kapulaga termasuk family : Zingiberaceae. (Dede
Sekundar, dkk.,2015).
BAB II

2.1 ALAT DAN BAHAN


2.1.1 ALAT
No. Nama Alat Jumlah Ukuran
1. Kaca objek 1 Kecil
2. Mikroskop 1 30 cm
3. Bunsen 1 150 mL
4. Penjepit 1 18 cm
5. Korek api 1 Kecil
6. Spatula 3 15 cm

2.1.2 BAHAN
No. Nama Bahan Jumlah Keperluan
1. Kholorohidrat Seperlunya
2. Simplisia Guazumae Folium Seperlunya
3. Simplisia Cinnamomi Cortex Seperlunya
4. Cardamomi Fructus Seperlunya
2.2 CARA KERJA PRAKTIKUM

Disiapkan alat dan bahan

Dinyalakan spiritus dengan korek api

Diambil seperlunya simplisia dengan menggunakan spatula dan


diletakkan pada oobjek glass

Dijepit kaca objek dengan penjepit kemudian ditetesi klorohidrat


menggunakan pipet tetes

Dipanaskan kaca objek dengan Bunsen kemudian ditetesi dengan


klorohidrat dan dipanaskan kembali

Ditetesi lagi dengan klorohidrat selanjutnya tutup objek kaca dengan


cover slip

Diamati preparat dengan menggunakan mikroskop dan catat hasil


pengamatan
BAB III
HASIL PENGAMATAN

No. Hasil Mikroskopik Sel/ jaringan yang Penjelasan


terlihat
1. 1. Trikoma Trikoma (tunggal
trikoma) yang terlihat
pada daun jati belanda
merupakan :

-Rambut daun jati


belanda

-Trikoma berupa sebuah


sel sederhana
2. Dinding sel -terlihat adanya bagian
kepala dan bercabang
seperti bintang
Guazumae Folium
(Guazuma ulmifolia) Selanjutnya nampak
dinding sel dari daun jati
belanda.

2. 1. Serabut Terlihat serabut


skelerenkim sklerenkim dari kulit
kayu manis, yang mana :

-Skelerenkim
merupakan jaringan
penguat dinding
sekunder

Cinnamomi Cortex -Jaringan sklerenkim


yang terlihat disini
(Cinnamomum burmannii)
adalah serabut
skelerenkim (fiber)

-Dengan bentuk seperti


untaian atau anyaman

3. 1. Skelereid Pada buah kapulaga


terlihat jaringan
skelereid, yang :

-Terdapat di dalam buah

-Skelereid dapat
dijumpai dalam bentuk
tunggal atau kelompok
kecil

-Bentuknya seperti
Cardamomi Fructus lingkaran berlekuk
(Amomum Compactum)
4. 1. Stomata dengan sel Stomata yang berarti
penutup jamak, disini terlihat
stomata dengan sel
penutup berbentuk
ginjal, fungsi stomata :

-Sebagai pengatur
penguapan

-Pengatur masuknya
CO2 dan keluarnya O2
Stomata
5. 1. Trikoma multiseluler Ada beberapa macam
bentuk trikoma
multiseluler, dimana :

-Memiliki cabang
seperti pohon

-Ada yang memanjang


dan ada yang mendatar
Trikoma
6. 1. Trikoma bercabang Trikoma pada gambar
merupakan trikoma
bercabang, karena :

-Memiliki multisel

-Bentuknya seperti
bintang

-Termasuk trikoma non-


glandural

Trikoma
BAB IV

4.1 PEMBAHASAN
Dari pengamatan serbuk simplisia yang telah dilakukan dengan
menggunakan alat bantu mikroskop atau bisa disebut uji mikroskopik dapat
dilihat sel dan jaringan dari tumbuhan yang kita praktikumkan yakni
Guazumae ulmifolia, Cinnamomum burmannil, dan Amomum compactum.
Jaringan yang terlihat di hasil mikroskopi pada tanaman Guazumae
Folium ( Guazuma ulmifolia) atau serbuk simplisia daun jati belanda adalah
trikomata (tunggal trikoma) merupakan deprivat epidermis, trikoma ini
terdapat di daun oleh karena itu sering disebut rambut daun. Trikoma yang
didapatkan berdasarkan hasil pengamatan merupakan trikoma multi sel
dimana terdapat rambut bercabang, bersel banyak dengan bentuknya yang
seperti bintang.
Jaringan yang terlihat di hasil mikroskopi pada tanaman Cinnamomi
Cortex (Cinnamomum burmannii ) atau serbuk simplisia kulit kayu manis
adalah serabut serat sklerenkimnya yang merupakan jaringan peneguh utama
pada tumbuhan. Jaringan skelerenim terbagi dua ada skelereid dan fiber
(serat), tetapi pada hasil pengamatan ini yang didapat yaitu fiber. Serat-serat
skelrenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisah-pisah atau dalam
bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem.
Jaringan yang terlihat di hasil mikroskopi pada tanaman Cardamomi
Fructus (Amomum compactum ) atau kapulaga adalah sklereid. Skelereid
merupakan bagian dari skelerenkim sel ini terdapat pada bagian tumbuhan
antara lain di dalam korteks,floem,buah, dan biji. Dinding skelereid tersusun
atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras.
Stomata berarti jamak merupakan celah pada epidermis organ
tumbuhan yang berwarna hijau, terutama terdapat pada helaian daun
permukaan sebelah bawah, yang dibatasi oleh dua sel penutup yang biasanya
bentuknya berlainan dengan sel epidermis di sekitarnya, didalam sel penutup
terdapat kloroplas yang berfungsi dalam proses fotosintesis. Stomata
dikelilingi oleh 2 sampai 5 buah sel epedermis yang disebut sel tetangga. Ada
2 jenis stomata yang pertama stomata dengan sel penutup bentuk ginjal yang
kedua stomata dengan sel penutup bentuk halter. Pada tabel pengamatan
terlihat merupakan stomata dengan sel penutup bentuk ginjal.
Trikoma ada beberapa macam bentuk namun trikoma dibagi menjadi
dua yakni : (1) Trikoma Glandural dan (2) Trikoma non-glandural. Pada hasil
pengamatan yang didapat merupakan trikoma non-glandural yang mana
trikoma non-glandural yang tidak memiliki sel kelenjar terdapat 4 pembagian
: (1) Trikoma bersel satu atau bersel banyak dan tidak berbentuk pipih, (2)
Trikoma sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan tanpa tangkai
pada daun durian, (3) Rambut bercabang, bersel banyak. Bentuknya dapat
seperti bintang, (4) Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis
dalam bidang lurus permukaan. Pada hasil pengamatan yang didapat hanya
ada yang berbentuk bintang dan ada yang bercabang tetapi tidak berbentuk
pipih.
4.2 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa uji mikroskopik yaitu pengujian dengan alat mikroskop
yang bahan objeknya ditaruh diatas kaca preparat yang derajat perbesarannya
disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu
simplisia bertujuan untuk mengetahui sel dan jaringan yang terdapat pada
simplisia. Hasil identifikasi secara mikroskopik pada tumbuhan yang
digunakan yaitu trikomata dan dinding sel pada Guazumae Folium ( Guazuma
ulmifolia), serabut serat sklerenkim pada Cinnamomi Cortex (Cinnamomum
burmannii ), dan sklereid pada Cardamomi Fructus (Amomum compactum ).
Preparat dari tumbuhan merupakan awetan yang dibuat dari objek
tumbuhan. Pembuatan preparat awetan dapat dilakukan dengan teknik
pembuatan secara mikroskopis atau disebut mikroteknik.

4.3 SARAN
Adapun saran untuk praktikum ini sebaiknya dalam pengambilan
serbuk dari simplisia diusahakan diambil seperlunya jangan terlalu berlebihan
agar ketika mengamati sel dan jaringan dengan mikroskopik lebih mudah dan
efesien.
DAFTAR PUSTAKA

Dede Sekundar, S. E. (2015). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum


compactum Sol. Ex Maton) (Vol. 17). Jakarta: Program Studi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dr. Ramlawati, M.Si., D. S. (2017). Sel, Jaringan, dan Reproduksi Pada Tumbuhan.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Pendidikan.

Dr. Siti Sunariyati, M.Si, D. D. (2017). Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Palangka
Raya: Universitas Palangkaraya Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Biologi.

Febriani D., D. d. (2015). Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anonna
Muricata Linn) (Vol. 2). Jurnal Prosiding Penelitian UNISBA.

Ryan J. Permana, C. R. (2016). The Effect of Jati Belanda Leaves (Guazuma ulmifolia Lamk.)
Ethanol Extract on Microscopic Features of Atherosclerotic Animal Model's Aorta
(Vol. 1). Bandung: Journal of Medicine and Health.

Trisiswanti, S. (2020). Efektivitas Teknik Clearing Daun untuk Pengamatan Karakteristik


Mikromarfologi (Vol. 2). Surabaya: Indonesian Journal Of Laboratory.

Vini Fakhriyani Ulfah, Y. (2016). Review Jurnal : Aktivitas Tanaman Jati Belanda (Guazuma
ulmifolia Lam.) Sebagai Antihiperlipidemia (Vol. 17). Jatinangor, Jawa Barat:
Farmaka Suplemen.

Yusarman. (2016). Mengenal Kayu Manis. Banten: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian .
LAMPIRAN
POST TEST !!!

Anda mungkin juga menyukai