Anda di halaman 1dari 27

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri masing-masing. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan bukan hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga menentukan fungsi masingmasing bagian-bagian tumbuhan, dan selanjutnya berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Tomat (Solanum lycopersicum) sudah tidak asing lagi bagi masyaraka tkarena sebagai tanaman sayuran. Tomat memegang peranan yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Buah tomat saat ini, merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan yang serius. Sehingga dengan adanya cabang ilmu tumbuhan tersebut kita dapat memahami bentuk dan susunan tubuh tumbuhan tomat (Solanum lycopersicum), dan juga menentukan fungsi masing-masing bagian-bagian tumbuhan khususnya tomat (Solanum lycopersicum), dan selanjutnya kita dapat mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh tumbuhan tomat (Solanum lycopersicum).

1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

2. Melihat morfologi tanaman tomat (Solanum lycopersicum). 3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum). 4. Mempelajari budidaya tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

1.3 Manfaat Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna bagi semua orang, adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi penulis Memberi gambaran yang jelas dan nyata mengenai pertumbuhan dan perkembangan lycopersicum). Dapat menganalisis morfologi tanaman tomat (Solanum lycopersicum) berdasarkan pertumbuhan dan perkembangannya. Menanamkan rasa pentingnya menjaga mutu lingkungan hidup. tanaman, khususnya tanaman tomat (Solanum

2. Manfaat bagi mahasiswa Sebagai bahan perkuliahan morfologi tumbuhan dan mata kuliah lain yang berkaitan dengan pembahasan pada makalah ini. Sebagai sarana pengetahuan mengenai budidaya tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

3. Bagi Masyarakat Sebagai sarana pengetahuan mengenai budidaya tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

1.4 Waktu dan Tempat Jangka waktu penelitian adalah kurang lebih 2 bulan, tepatnya dimulai dari tanggal 21 Februari 2012 dan berakhir pada tanggal Mei 2012. Lokasi dalam

melakukan penelitian yaitu di Green House Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNJ.

1.5 Sistematika Penulisan Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian di lapangan dimulai dengan pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, waktu dan tempat penelitian dan sistematika penulisan. Bab berikutnya penulis akan melengkapi dengan tinjauan pustaka sebagai dasar pembahasan masalah yang dibahas pada karya tulis ini. Pada bab ketiga penulis akan menjelaskan tekhnik pengumpulan data yang digunakannya saat penelitian. Pada bab empat berisi uraian pembahasan tentang masalah yang diangkat pada makalah ini. Bab kelima merupakan bab penutup dalam makalah ini. Pada bagian ini penulis menyimpulkan uraian dan memberikan saran mengenai perkembangan dan pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan adalah :

Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi)

Irreversibel (tidak kembali ke asal) dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif

A. Pertumbuhan Primer 1. Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem primer. 2. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio. 3. Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi. 4. Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu: a. Jaringan meristem apikal Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan primer.

b. Jaringan meristem lateral Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan. B. Pertumbuhan Sekunder 1. Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae. 2. Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi: a. Kambium gabus (felogen) Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm. b. Kambium fasis (vasikuler) Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderetderet menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jarijari empulur. Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar. c. Kambium interfasis (intervasikuler) Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu

menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan

berdifferensiasi. (Kimball, 1992: 411)

Pertumbuhan Terminal Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif

tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan. a. Daerah pembelahan (daerah meristematik) Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya selsel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri. b. Daerah pemanjangan Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik. c. Daerah diferensiasi Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).

2. Perkembangan adalah:

Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).

Sel-sel berdiferensiasi. Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks.

Proses ini berlangsung secara kualitatif. Irreversible

2.1.2 Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan Tahap Awal Pertumbuhan 1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. 2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. 3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung. Perkecambahan 1. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). 2. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. 3. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:

a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal) Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh kacang hijau. b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan A. Faktor Internal 1. Faktor Genetik Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan didukung lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula. 2. Hormon Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon tumbuhan ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan disebut fitohormon. Fitohormon tersebut, yaitu:

1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat) Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivatderivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa). Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya. Fungsi auksin, yaitu: 1. Merangsang perpanjangan sel. 2. Merangsang pembentukan bunga dan buah. 3. Merangsang pemanjangan titik tumbuh. 4. Mempengaruhi pembengkokan batang. 5. Merangsang pembentukan akar lateral. 6. Merangsang terjadinya proses diferensiasi. 2. Gibberellin Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926. Fungsi gibberellin, yaitu: 1. Merangsang pembelahan sel kambium. 2. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya. 3. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi). 4. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)

3. Sitokinin Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain. Fungsi sitokinin yaitu: 1. Merangsang proses pembelahan sel. 2. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah. 3. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. 4. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi. 5. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens). 4. Gas Etilen Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas. Fungsi gas etilen, yaitu: 1. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang. 2. Mendukung pematangan buah. 3. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun. 4. Mendukung proses pembungaan. 5. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang. 6. Menstimulasi perkecambahan. 7. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar. 5. Asam Absisat (ABA) Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu:

10

1. Menghambat perkecambahan biji 2. Mempengaruhi pembungaan tanaman. 3. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian. 4. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. 6. Kalin Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.

Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas: 1. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar. 2. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang. 3. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun. 4. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga. 7. Asam Traumalin Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. B. Faktor Lingkungan (Eksternal) Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor lingkungan, misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan. a. Nutrisi Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).

11

Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut

defisiensi. Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat. b. Air Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materimateri dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati. Fungsi air antara lain: 1. Untuk fotosintesis. 2. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis 3. Membantu proses perkecambahan biji. 4. Menjaga (mempertahankan kelembapan). 5. Untuk transpirasi. 6. Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel. 7. Menghilangkan asam absisi. 8. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme. c. Cahaya Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembang sempurna dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap

12

ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat. d. Suhu Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15C hingga 30C) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum ( 10C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30C hingga 38C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh. e. Kelembaban Kelembaban ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar. 2.2 Tomat (Solanum lycopersicum). 2.2.1 Akar Tomat Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman hingga 60-70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsure hara dari dalam tanah. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah di bagian atas sangat

13

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat yang dihasilkan. 2.2.2 Daun Tanaman Tomat Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun yang menyirip besar terdapat sirip kecil, dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinatus). Umumnya, daun tomat tumbuh didekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau dan berbulu. Daun tomat merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 daun. Diantara daun yang berukurabn besar bias any tumbuh 1 sampai 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. 2.2.3 Batang Tanaman Tomat Batang tanaman tomat berbentuk bulat dan membengkak pada buku-buku bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah, dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali namun harus dibantu dengan beberapa ikatan. Bercabang banyak hingga secara keseluruhan berbentuk perdu. 2.2.4 Bunga Tanaman Tomat Bunga tanaman tomat berwarna kuning, berukuran kecil yang diameternya dan tersusun dalam suatu rumpun yang berjumlah 5-10 bunga perrumpun atau tergantung pada varietasnya. Perianthumnya terdiri dari 5 sepal dan 5 petal. Pada serbuk sari bunga terdapat kantung yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya monoceous. Meskipun demikian tidak menutup kemungkingan akan terjadinya penyerbukan silang. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik ataun kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama.

14

2.2.5 Buah Tomat (Solanum lycopersicum) Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan berbulu dan relative keras, setelah tua berwarna merah muda, merah atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relative lunak. Bentuk buah tomat beragam, lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi. Adfa yang hanya 2 seperti pada buah tomat cheri dan tomat roma atau lebih dari 2 seperti tomat marmade yang beruang 8. Pada buah masih terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak buah. Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan atau coklat muda. Panjangnya 3-5 mm. Dan lebarnya 2-4 mm. Biji saling melekat, diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji perbuah. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari.

15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metodologi Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah dengan survey literatur dan observasi lapangan. Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Teknik Pengamatan Langsung Pada teknik ini, penulis secara rutin memantau perkembangan tanaman tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

2. Studi Pustaka Pada metode ini penulis membaca buku-buku, artikel, dan literatur yang berhubungan dengan karya ilmiah atau tekhnik penulisan karya ilmiah yang berkaitan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, khususnya tanaman tanaman tomat (Solanum lycopersicum).

3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang kami gunakan dalam penelitian ini, yaitu alat dokumentasi (kamera), lembar pengamatan, alat tulis, kalkulator, meteran jahit, dan poly bag kecil dan besar Bahan yang kami gunakan yaitu bibit tanaman tomat (Solanum lycopersicum), tanah sebagai media tanaman.

16

3.3 Cara Kerja

1. Penyemaian Bibit Menyiapkan media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan pupuk organik pada 5 poly bag kecil Menaburkan beberapa bibit pada setiap poly bag Menyiram tanaman Menyimpannya di dalam green house

2. Penanaman Setelah bibit tumbuh menjadi tanaman yang memiliki daun sejati, tanaman dipindah pada poly bag yang berukuran lebih besar Masing-masing poly bag ditanam dengan 2 tanaman Menyiram tanaman

3. Pengamatan Rutin Melakukan perawatan rutin berupa penambahan media tanam serta penyiraman Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman Melakukan pengukuran pada tanaman meliputi pengukuran tinggi dan jumlah daun Mencatat semua data

17

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

1. Tabel Pertumbuhan Minggu Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1.5 4.8 8 8.5 9.5 18 24 38 41 49 54 60 Tinggi Individu (cm) 2 1.1 4.5 7.5 7.7 8 20 32 50 63 75 82 94 3 1.3 5 7.7 8.3 9 17 28 40 44 48 54 69 4 1.6 6.8 8.1 8.9 10 18 29 43 51 56 60 70 5 1 Tangkai Daun daun kecambah 3 daun/tangkai 3 daun/tangkai 3 daun/tangkai 3 daun/tangkai 5 daun/tangkai 5 daun/tangkai 7 daun/tangkai 9 daun/tangkai 9 daun/tangkai 11 daun/tangkai 11 daun/ tangkai Berbunga (2) Pemindahan semai Berbunga 20 april (1) Berbuah (1) Penyemaian Banyak Daun Keterangan

6.9 2 tangkai 7 3 tangkai 7.3 4 tangkai 8.1 4 tangkai 15 5 tangkai 22 5 tangkai 32 37 42 48 51 6 tangkai 6 tangkai 7 tangkai 7 tangkai 7 tangkai

18

2. Grafik Pertumbuhan Daun

Pertumbuhan Daun
12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Series1

3. Grafik Pertumbuhan Tangkai Daun

Pertumbuhan Tangkai Daun


7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Series1

19

4. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Pertumbuhan Tinggi Tanaman


100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5

4.2 Pembahasan Pertama, kami melakukan penyemaian di dalam 5 buah poly bag yang pada setiap poly bag disemai lebih dari satu bibit tomat. Namun selama masa perkecambahan hanya beberapa bibit tomat saja yang mampu berkecambah, sedangkan beberapa bibit lainnya tidak berkecambah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya kompetisi antar bibit untuk mendapatkan nutrisi dari dalam tanah, kondisi bibit yang kurang berkualitas, dan kondisi media tanam yang kurang memadai. Tipe perkecambahan pada tomat yaitu epigeal. Kotiledon pada tomat saat berkecambah terangkat ke atas permukaan tanah dan muncul 2 daun kecambah. Seiring pertumbuhannya, tumbuh daun sejati. Saat tanaman telah memiliki daun sejati, tanaman tersebut dipindah ke polybag yang lebih besar agar pertumbuhan tanaman dapat lebih maksimal dengan nutrisi yang diberikan pada media tanam yang lebih banyak kuantitasnya.

20

Pertumbuhan tanaman tomat pada setiap pot berbeda. Awalnya tanaman tomat yang kami tanam daunnya tidak tumbuh subur dan menguning. Hal itu disebabkan karena media tanam yang digunakan tidak terlalu baik kualitasnya dan nutrisi yang ada pada media tanam sudah mulai berkurang. Tanah yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman tomat dapa tmenggangu pertumbuhan tomat. Tanah yang tidak mengandung cukup unsur hara yang diperlukan tomat menyebabkan tomat kekurangan mineral yang dibutuhkan. Maka, untuk membuat tanaman tomat kembali subur, kami memindahkan tanaman tomat itu dan menambahkan media tanam yang kualitasnya lebih baik. Tanaman tomat akan lebih tumbuh subur jika mendapatkan sinar matahari yang cukup, karena tanaman tomat merupakan tanaman yang menyukai cahaya. Pada awal penanaman kami menaruh tanaman tomat tersebut di tempat yang kurang mendapatkan sinar matahari sehingga tanaman tomat tersebut

pertumbuhannya menjadi kurang maksimal dan daunnya menjadi kuning pucat. Perubahan warna daun dikarenakan minimnya intensitas cahaya yang diterima daun, sehingga daun tidak dapat memproduksi klorofil untuk melakukan proses fotosintesis. Kemudian kami memindahkan tanaman tomat tersebut di tempat yang mendapatkan sinar matahari lebih banyak. Hal ini berdampak terhadap pertumbuhan tanaman yang menjadi lebih subur dan daunnya menghijau. Namun, apabila cahaya yang didapatkan terlalu berlebihan, maka pertumbuhannya menjadi tidak baik. Penyiraman yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman dan pemberian air yang hanya sekiranya dapat mengganggu pertumbuhan tomat. Tomat tidak dapat hidup jika tanah banyak mengandung air. Bila pemberian air berlebihan, akar tanaman tomat tidak dapat bernapas sehingga akar akan menjadi busuk dan akhirnya tanaman itu akan mati. Pada beberapa kali pengamatan kami menemukan adanya jamur yang tumbuh di sekitar tanaman tomat. Jamur tersebut diduga berasal dari media tanam yang mengandung spora jamur. Karena media tanam yang senantiasa basah maka

21

jamur tersebut dapat tumbuh dan jika dibiarkan maka akan menghambat pertumbuhan dari tanaman tomat. Untuk mencegah hal tersebut kami melakukan pencabutan terhadap jamur yang tumbuh. Namun, karena memang habitat jamur adalah di tempat yang lembab, maka walaupun sudah dilakukan pencabutan, jamur tersebut tetap tumbuh. Selain jamur ada faktor lain yang menjadi penghambat tumbuhnya tanaman tomat seperti munculnya kutu daun pada batang dan daun tomat. Kutu daun tersebut menjadi hama pada pertumbuhan tanaman tomat sehingga daun tomat menjadi tidak berkembang dan keriting serta tidak menghasilkan bunga.

22

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan Tanaman tomat meupakan tanaman tropis karena tanaman ini menyukai cahaya matahari untuk keberlangsungan hidupnya. Ciri-ciri umum dari tanaman ini yaitu memiliki akar tunggang yang berwarna keputih-putihan, memiliki batang yang berbentuk bulat dan berambut, daunnya bipinnatus dan berambut, serta memiliki aroma yang khas dari daunnya Penanaman tomat yang kami lakukan sudah cukup memuaskan. Hal tersebut dikarenakan dalam jangka waktu 3 bulan tanaman sudah dapat menghasilkan buah. Walaupun dalam masa pertumbuhannya terjadi beberapa kendala khususnya faktor eksternal, seperti : cahaya, air, media tanaman, dan hama. Berdasarkan grafik pertumbuhan tanaman tomat, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman tomat ini cukup baik, ditandai dengan grafik yang terus meningkat dari minggu pertama hingga minggu ketiga belas, mulai dari grafik pertumbuhan daun, pertumbuhan tangkai daun, serta pertumbuhan tinggi tanaman hingga tanaman tomat itu berbuah.

5.2 Saran 1. Pilihlah bibit yang unggul 2. Perhatikan kualitas media tanam 3. Perhatikan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan, seperti, cahaya dan air. 4. Lakukan perawatan secara rutin

23

DAFTAR PUSTAKA
Plantus. 2008. Tanaman Tomat. From :

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/09/tanaman-tomat/, 15 Mei 2012 Saragih, C winda. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Solanum lycopersicum) Terhadap Pemberian Pupuk Phospat dan Berbagai Bahan Organik. From:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22308/4/Chapter%20II.pdf,
15 Mei 2012

Litbang Kementan. 2011. Tekhnis Budidaya Tanaman Tomat. From : http://www.penyuluhpertanian.com/teknik-budidaya-tanaman-tomat, 16 Mei 2012

24

LAMPIRAN
1. Pertumbuhan Tomat

2. Akar Tanaman Tomat

25

3. Batang Tanaman Tomat

4. Daun Tanaman Tomat

5. Bunga Tomat

26

6. Buah Tomat

7. Hama Tomat

27

Anda mungkin juga menyukai